Chapter 14 - Meninggalkan Desanya Menuju Kota Pentra

Di tengah percakapan itu, tanpa di perintah tiba-tiba saja Nisa memijat lengan Ibunya, sambil berkata dengan suara mendayu, merayu-rayu dengan ekspresi manja sambil menggerakkan ekor dan telinganya serta membulatkan mata imutnya, "Ibu~uu ... ! Aku pindah ke Akademi yang ada di Kota Pentra bersama kakak aja ya! ... Miow, aku mau ikut kakak, nggak mau di Akademi yang ada desa ini! Miow."

Karina membalas lembut setelah menggelengkan kepalanya dengan pelan, "Tidak boleh Nisa~~aa ...! kamu itu masih kecil, kamu belum bisa mandiri, nanti kamu nangis kalau nggak ada Ibu, di sana terlalu jauh, di Desa kita aja."

"Kecil apanya bu?? Aku ini kan udah besar lo Miow, umurku kan udah 12 tahun, aku udah Kelas 7 Pentra. ... lihat ni ..! Miow, aku udah tinggi," ucap Nisa yang nampak telah berdiri, lalu menunjukkan tinggi badannya sambil memegang kepala dengan kedua tangan.

"Besar apanya? Kamu itu tubuhnya aja yang udah tumbuh, tapi dalem-nya masih anak kecil Nisaaaa~ ... padahal masih ngompol di kasur," celetuk Kenzo sambil cengengesan.

Mendengar itu membuat Nisa langsung berekspresi malu-malu dan mengeluarkan bercak kemerahan di pipinya. "iii~iih Ayah jangan malu-maluin Nisa dong, Miow, kan gak sering, lagian itu juga kan gak sengaja, yang salah itu cuacanya kenapa dingin sekali ... Miow Jadi yang salah bukan Nisa, Miow."

Setalah mengatakan itu Nisa langsung mengigit lengan Ayahnya yang sedang duduk tak jauh atau hanya bersebelahan darinya, sambil mengeluarkan suara gerangan garang seperti seekor harimau "Agrrrrrrr, Miowgrrrrr."

Sementara Ayahnya hanya berpura-pura merasakan sakit sambil tertawa, "Hhhhhhh aduh-aduh ... iya-iya-iya, Ayah minta maaf ..!!"

Setelah melepaskan gigitannya, Nisa langsung mengambil telapak tangan Ayahnya yang satunya lagi untuk mengelap air liur dari bekas gigitan yang ada di lengan Ayahnya itu sendiri, lalu setelahnya ia kembali berekspresi jutek merenggut, mendengus dan memalingkan pandangan ke samping sambil melipat kedua tangannya di dada.

Apa yang di lihat semua orang di sana membuat mereka semua menampakan beragam ekspresi tawa. Karina tertawa sambil menutup mulut, Sina, Kenzo, dan Datta tertawa terbahak-bahak, sementara Soni tidak seperti yang lainya, dia agak cuek atau hanya tersenyum sedikit dan melirik diam-diam.

Melihat semua nya tertawa membuat Nisa merasa canggung, dan pada akhirnya ia juga ikut-ikutan cengengesan pelan yang di buat-buat sambil menggaruk kepal bagian belakangnya yang tidak gatal.

Di benak Sina ia membenarkan ucapan Ayah angkatnya itu, benar Nisa itu umurnya saja yang bertambah akan tetapi dalamnya masih sangat kekanak-kanakan, seperti apa yang dilihatnya saat ini.

"Ibu~~ ...? menjadi Prajurit Pentra kan udah cita-cita Nisa dari kecil, Miow, cita-cita Nisa gak akan tercapai, kalau Akademi Pentra nya jelek dan nggak enak kayak yang di desa ini, Miow, jadi Pokoknya Nisa mau pindah titik nggak pakai koma, Miow," celetuk Nisa setelah semuanya berhenti tertawa.

"Sebenarnya sih boleh-boleh saja kalau Nisa mau ikut, lagian di sana juga ada asrama wanitanya kok," ucap Datta setelah selesai menyesap kopinya.

"Wihhh ... Bagus Paman. Walau kita baru kenal Miow, tapi Paman yang paling ngerti, Miow...." Nisa memberikan senyuman unjuk gigi ke paman Datta sambil memberikan satu jempolnya ke atas, lalu setelahnya ia kembali merayu kedua orang tua nya dengan manja dan menampakan lagi kerlingan bola matanya yang memelas selayaknya seekor kucing yang sangat imut sembari menggerakan ekor dan telinganya, "Ayolah Buu ... boleh yaa Miow ...! Ayah ...! boleh kan? ... Bolelah bole Miow ...."

Karina tidak terpengaruh dengan bujuk rayuan anak perempuan nya itu, ia justru membalas anaknya dengan sikap tegas namun tidaklah marah, "Tidak boleh ...! pokoknya tidak boleh, kalau Ibu bilang tidak boleh ya tidak boleh, jangan membantah Nisa, Sekolah di Akademi wajib Pentra yang ada di desa aja!"

Mendengar kalimat yang tidak di harapkan nya membuat Nisa terdiam, ia menundukkan kepalanya, serta menurunkan kuping dan ekor nya dengan murung lalu berdiri dan langsung berlari menuju kamarnya sambil meneteskan air mata.

Sina yang melihat kejadian itu langsung mengejar adik perempuannya itu lalu berhenti di depan pintu kamar adiknya yang telah tertutup, bahkan terdengar suara kuncian.

"Nisa ....! Buka pintunya ...!" seruan Sina sambil memegang kenop pintu kamar tersebut. "Lah kok nangis ?? kami pasti pulang kok saat libur sekolah, ayo buka pintunya Nisa!"

Nisa yang sedang berbaring tengkurap di atas kasur menutup wajahnya yang menangis di bantal guling, lalu tak lama itu ia menjawab Sina dengan kesal dan sesegukan, "Kakak jahat Miow ... Kalian berdua jahat ... nanti siapa lagi yang bantuin Nisa kalau diganggu di Akademi yang ada di sini, Miow?"

Sina membalas sambil masih memegang kenop pintu, "Nisa kan sudah kuat, sudah hebat seni bela diri Pentra ... Bahkan kamu sudah mahir menggunakan En-gib, tidak seperti kakak."

Tak lama dari ucapan Sina yang telah berhenti, Nisa pun akhirnya membukakan pintu kamarnya, ia berdiri di depan pintu kamar yang terbuka itu dengan ekspresi yang masih bersedih dan sedikit memalingkan pandangannya menyerong.

Melihat adik perempuannya masih saja cemberut, membuat Sina langsung mengelus kepala adiknya sambil mengulas senyum lembut. "Nisaa! jangan cengeng lagi ya ...! Kakak yakin mereka tidak akan mengganggu mu lagi kok, justru mereka akan melindungi mu, karena Kak Soni sudah mengancam bahkan berteman dengan mereka."

"Benarlkah? Miow," Nisa bertanya memastikan sambil melirik kakak Soni nya yang masih bersandar di dinding kamar luar itu.

Soni mengiyakan ucapan Nisa sambil menatap dinding, dan mengulas senyum sinis saat mengingat momen ia yang saat itu sedang memberi pelajaran ke anak-anak nakal yang suka menjahili Nisa, "Hmm ... tidak mungkin mereka macam-macam lagi, kakak sudah memberi mereka pelajaran yang sangat berharga hm."

"Tapi Kakak janji ya! Miow, tiap libur pulang kesini!?" Nisa bergantian menatap kedua kakaknya.

Sina membalas dengan semangat, "Tentu saja, itu pasti, kami Janji ...- Nisa! juga jadilah anak yang baik ya, jangan nakal ...! jangan bikin ayah dan ibu kesal dan marah-marah oke!"

"Oke, janji Miow," Nisa menjawab sambil mengangguk pelan dan menggerakkan kuping dan ekornya.

****

Setelah Sina dan Soni selesai menyiapkan semua keperluan barang bawaannya yang telah di masukkan di ransel, akhirnya mereka berdua pun segera pergi bersama Pamannya.

"Ayah, ibu, Nisa ...! Kami pamit pergi ...!" Sina kembali mengucapkan sapaan selamat tinggal ketika ia bersama Soni dan Paman Datta telah berjalan menjauhi rumahnya.

"Dadah ...! Kakak ...! hati-hati di jalan, jangan lupa kalau pulang bawah oleh-oleh nya ya! Miow," Sahut Nisa sambil melambaikan tangannya.

"Iya-iya kami pasti ingat kok." Sina membalas sambil melambaikan tangannya juga.

Beberapa menit kemudian atau tidak lama dari ketiga orang itu pergi, Nisa yang sedang merenung di dalam kamar kakaknya tiba-tiba menemukan sebuah foto di atas kasur tidur kakaknya itu.

Apa yang di lihatnya membuatnya syok terkejut menutup mulut, lalu langsung pergi keruangan tengah menemui Ayah dan ibunya.

"Ibu ...! kakak meninggalkan ini, Miow, apa maksudnya ini Bu - yah ...!! Kenapa di sini ada tulisan 'foto ayah dan ibunya kak Sina dan Soni sekeluarga ...' ?? Miow, Jadi bener apa kata temen-temen ku di sekolah waktu itu, kalau sebenarnya kak Sina dan Soni itu bukanlah kakak kandungku, Miow."

"Tunggu dulu Nisa ibu bisa jelaskan!" Karina membujuk Nisa.

Nisa yang tidak mendengarkan lebih jauh langsung pergi ke kamarnya sambil menangis dan kembali mengunci pintunya, "Ternyata kalian semua selama ini bohong, Miow, ternyata mereka berdua bukan kakak kandungku, Miow. ... Ibu-Ayah jahat Kenapa kalian rahasiakan ini dari Nisa, Miow?"

Karina menjawab sambil memegang pintu kamar, "Maafkan kami, Nisa! ... bukannya kami nggak mau kasih tahu kamu, kami pikir cuma belum waktunya aja nak." Lalu ia menyahuti Suaminya, "Yah ..! gimana ini?"

"Tunggu dia tenang dulu!!" Kenzo menjawab sambil memegang pundak Karina.

...****************...

...To Be Continue...

Episodes
1 Chapter 1. - Kematian Bukan Akhir Dari Segalanya
2 Chapter. 2 - Hidup Kembali Di tanggal 05-05-3005
3 Chapter 3 - Universe(Alam Semesta) lain yang berbeda, Tahun 3005
4 Chapter 4 - Akademi Wajib Pentra & Enggib
5 Chapter 5 - Kelam
6 Chapter 6 • Makhluk Misterius
7 Chapter 7 • Ancaman dari Ras Manusias Goblin
8 Chapter 8 - Pertarungan part 1
9 Chapter 9 - Pertarungan part 2
10 Chapter 10 - Di Rasuki Siluman
11 Chapter 11 - Di Rumah Orang Tua angkat
12 Chapter 12 - Malam Tahun Baru
13 Chapter 13 - Kedatangan Pria flash Blue
14 Chapter 14 - Meninggalkan Desanya Menuju Kota Pentra
15 Chapter 15 - Kebohongan
16 Chapter 16 - Teori Jurus Teleportasi Milik Datta
17 Chapter 17 - Jalan Kaki bentuk dari Latihan
18 Chapter 18 - Kemampuan Yang Mulai Bangkit
19 Chapter 19 - Perasaan Aneh terhadap Adik Angkat
20 Chapter 20 - Kota Pentra Tampak Sangat Futuristik
21 Chapter 21 - Setiba di Tempat Tujuan
22 Chapter 22 - Kelas 7D dan 10D
23 Chapter 23 - Perkara Mencari Bangku
24 Chapter 24 - Perkenalan Murid Pindahan
25 Chapter 25 - Istilah Kata Sempurna di Dunia Barunya Sina
26 Chapter 26 - Perbedaan dasar Penciptaan 3 Makhluk
27 Chapter 27 - Kantin Akademi Wajib Pentra
28 Chapter 28 - Kerusuhan Teman Lama
29 Chapter 29 - Keanehan Pada diri Sina
30 Chapter 30 - Raja (Alderus) dan Kaisar Pentra (Eldarus)
31 Chapter 31 - Gelisah
32 Chapter 32 - Persiapan Magang (Latihan Misi Pertama) Murid Pentra
33 Chapter 33 - Mesin Pemindaian Pintar (MPP)
34 Chapter 34 - Status Kemampuan Murid Akademi Wajib Pentra Kelas
35 Chapter 35 - Status Kemampuan Murid Akademi Wajib Pentra Kelas 10D - Part 1
36 Chapter 36 - Status Kemampuan Murid Akademi Wajib Pentra Kelas 10D - Part 2
37 Chapter 37 - Keputusan Yang menegangkan
38 Chapter 38 - Keanehan Tubuh Sina
39 Chapter 39 - Firasat Buruk
40 Chapter 40 - Markas Khusus Pasukan Macan Biru (Pasukan Bintang 6 Perunggu)
41 Chapter 41 - Flashback Kemunculan Monster dari dalam Portal Misterius
42 Chapter 42 - Kota Mati (Kota Perak)
43 Chapter 43 - Pasukan Kelas Standar (Bintang Perunggu)
Episodes

Updated 43 Episodes

1
Chapter 1. - Kematian Bukan Akhir Dari Segalanya
2
Chapter. 2 - Hidup Kembali Di tanggal 05-05-3005
3
Chapter 3 - Universe(Alam Semesta) lain yang berbeda, Tahun 3005
4
Chapter 4 - Akademi Wajib Pentra & Enggib
5
Chapter 5 - Kelam
6
Chapter 6 • Makhluk Misterius
7
Chapter 7 • Ancaman dari Ras Manusias Goblin
8
Chapter 8 - Pertarungan part 1
9
Chapter 9 - Pertarungan part 2
10
Chapter 10 - Di Rasuki Siluman
11
Chapter 11 - Di Rumah Orang Tua angkat
12
Chapter 12 - Malam Tahun Baru
13
Chapter 13 - Kedatangan Pria flash Blue
14
Chapter 14 - Meninggalkan Desanya Menuju Kota Pentra
15
Chapter 15 - Kebohongan
16
Chapter 16 - Teori Jurus Teleportasi Milik Datta
17
Chapter 17 - Jalan Kaki bentuk dari Latihan
18
Chapter 18 - Kemampuan Yang Mulai Bangkit
19
Chapter 19 - Perasaan Aneh terhadap Adik Angkat
20
Chapter 20 - Kota Pentra Tampak Sangat Futuristik
21
Chapter 21 - Setiba di Tempat Tujuan
22
Chapter 22 - Kelas 7D dan 10D
23
Chapter 23 - Perkara Mencari Bangku
24
Chapter 24 - Perkenalan Murid Pindahan
25
Chapter 25 - Istilah Kata Sempurna di Dunia Barunya Sina
26
Chapter 26 - Perbedaan dasar Penciptaan 3 Makhluk
27
Chapter 27 - Kantin Akademi Wajib Pentra
28
Chapter 28 - Kerusuhan Teman Lama
29
Chapter 29 - Keanehan Pada diri Sina
30
Chapter 30 - Raja (Alderus) dan Kaisar Pentra (Eldarus)
31
Chapter 31 - Gelisah
32
Chapter 32 - Persiapan Magang (Latihan Misi Pertama) Murid Pentra
33
Chapter 33 - Mesin Pemindaian Pintar (MPP)
34
Chapter 34 - Status Kemampuan Murid Akademi Wajib Pentra Kelas
35
Chapter 35 - Status Kemampuan Murid Akademi Wajib Pentra Kelas 10D - Part 1
36
Chapter 36 - Status Kemampuan Murid Akademi Wajib Pentra Kelas 10D - Part 2
37
Chapter 37 - Keputusan Yang menegangkan
38
Chapter 38 - Keanehan Tubuh Sina
39
Chapter 39 - Firasat Buruk
40
Chapter 40 - Markas Khusus Pasukan Macan Biru (Pasukan Bintang 6 Perunggu)
41
Chapter 41 - Flashback Kemunculan Monster dari dalam Portal Misterius
42
Chapter 42 - Kota Mati (Kota Perak)
43
Chapter 43 - Pasukan Kelas Standar (Bintang Perunggu)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!