Siluman terus mengumpat menggunakan lisan Soni, "Bunuh Manusias bunuh bunuh!"
Nisa yang telah berada sangat dekat dengan Sina, ia menyahuti kakaknya itu sambil menangis, "Kakak ...! kau terluka parlah, maafkan Nisa merepotkan kakak, ini semua salah Nisa, maafkan Nisa kak!"
Sina membalas adik angkatnya itu dengan balutan senyuman lembut, "Jangan minta maaf Nisa! .. Nisa tidak merepotkan kok, jangan menangis lagi ya, harusnya Kakak yang minta maaf karena gagal melindungi kalian, maaf ya! ... kakak tidak akan membiarkan kalung kesayanganmu ini diambil orang." Di kalimat terakhirnya itu, Sina sambilan menyentuh Kalung yang berada di lehernya Nisa.
"Pelan-pelan kak," Sahut Nisa saat sedang membantu Sina berdiri.
"Iya-iya," balas Sina yang telah di rangkul dan di bopong Nisa.
"Nisa kakak rasa, Kakak sudah baikan," lanjutnya sambil memegang bekas luka di sekitaran tubuhnya.
"Entah kenapa aku rasa kalung mu itu yang memulihkan ku ... bukan hanya saat ini saja, tapi sering terjadi, kau saja yang tidak sadar Nisa. Ternyata dugaanku benar saat itu, bahkan aku merasa kalung mu ini bisa menetralisir En-gib negatif dari Makhluk seperti siluman," lanjutnya saat sedang mengingat suatu peristiwa. Sementara Nisa hanya melamun bingung.
Sementara itu di waktu bersamaan di sisi Soni, Penjahat yang tidak berdaya nampak jelas telah habis di cabik-cabik Soni tanpa perlawanan, bahkan jurus regenerasi Penjahat itu tidak bekerja di hadapan Soni, lalu Soni langsung membakar Penjahat yang berada di bawah pijakannya dengan semburan api dari dalam mulutnya, sampai membuat bandit itu menjadi debu dan arang yang berhamburan.
"Kak Soni sadarlah! ... ini kami, aku adikmu Nisa, ini kak Sina, kau ingat kan sadarlah kak!" Sahutan Nisa yang cemas ketakutan saat melihat Soni yang tiba-tiba melirik kearah mereka dengan ekspresi yang seolah mau memangsa.
Sina menimpali, "Aku yakin dia pasti bisa melawan siluman itu." lalu ia berteriak ke arah Soni, "Soni ...! kami baik-baik saja, tidak perlu marah lagi, kendalikan dirimu!"
Soni yang merasa telah memiliki setengah kesadarannya bergumam di dalam hati, "Kak Sina, Nisa ...! di mana kalian? kenapa aku tidak bisa menggerakkan tubuhku? sial hentikan Siluman! menyingkir lah dari tubuhku ...! berhentilah Siluman sialan, cukup keluar dari tubuhku Siluman biadab."
Saat Soni berhasil mengambil kesadaran penglihatan matanya seketika ia kembali berkata dengan suara kesusahan, "Kak Sina, Nisa ! apa itu kalian? maafkan Aku!"
Siluman yang masih menguasai separuh kesadaran Soni, ia terus berusaha menghasut Soni agar membunuh Sina dan Nisa juga. "Bunuh Manusias bunuh mereka bunuh," ujarnya dengan suara berat sambil berusaha mendekati Sina.
Soni sekuat tenaga bersusah payah terus berusaha menghentikan tindakan siluman yang ingin menyerang kedua saudaranya, sampai-sampai laju dari pergerakannya yang di kendalikan siluman itu di tahan Soni dengan mencengkram tanah sekuat-kuatnya.
Sina merasa aneh meskipun Siluman itu bersikeras mau membunuhnya akan tetapi kenapa siluman itu sepertinya menghindari atau tidak mau melihat ke arah bagian atasnya Nisa. Sina pikir apa mungkin Dia tidak mau melihat kalungnya Nisa, hal itupun membuat Sina semakin percaya kalau kalung milik Nisa memanglah istimewa yang bisa menetralisir En-gib Negatif.
Lalu Sina menyahuti Nisa, "Nisa kakak pinjam bentar kalungmu! ... aku yakin kalung itu bisa menyadarkannya, aku yakin firasat ku benar kalau kalung mu itu mempunyai kekuatan sihir khusus sihir penetral En-gib Negatif."
Nisa membalas antusias sambil memberikan kalungnya kepada Sina, "Benarkah?? ... baiklah kalau begitu kak, ini!!"
Benar saja apa yang di ucapkan Sina, setalah ia melempar kalungnya mengenai Soni alhasil seketika itu juga, membuat Soni berangsur-angsur kembali sepenuhnya menjadi manusia normal.
Soni yang telah sadar nampak memijat kepalanya sambil bergumam lirih, "Aduh ... Apa yang terjadi denganku, kenapa kepalaku pusing, di mana aku, di mana Penjahat tadi?? kenapa aku bisa kerasukan siluman itu??" Soni mengatakan itu sambil bergantian melirik kedua saudaranya.
Sina berfikir belum saatnya untuk menceritakan kejadian yang sebenarnya kepada Soni, ia lebih memilih untuk menjawab dengan berbohong, "Penjahatnya sudah pergi, tidak usah dipikirkan lagi, yang terpenting kita selamat. Ayo kita pulang, Ibu pasti menunggu kita dan khawatir karena kita terlalu lama," Sina yang nampak kelelahan berbicara sambil duduk mengapar di tanah.
Nisa menyahuti Sina sambil memegang kalungnya, "Tunggu kak! aku pasang dulu kalungku, biarl kami gandeng Kakak sampai Lumah."
"Apa yang terjadi saat aku pingsan, kenapa banditnya pergi begitu saja, apa kau yang mengusirnya kak, kau mengalahkan nya ya?" Soni bertanya bingung sambil sedikit melirik wajah kakaknya yang ia rangkul.
Sina menjawab santai dan lesu saat pandangannya fokus ke depan, "Tunggu sampai di rumah saja penjelasannya, Aku capek bicara."
Nisa yang juga membopong kakak Sina nya, menimpali dengan ceria, "Yang telpenting itu ayo kita pelsiapkan pelayaan malam tahun balu kak ... tatala ..."
"Kami pulang," sapaan Nisa kepada ibunya ketika ia dan kedua kakak laki-lakinya yang baru saja sampai di depan pintu rumah mereka.
Nisa menatap ibunya dengan ekspresi sedih dengan kesan manja di saat ia dan Soni masih merangkul Sina. Sina dan Soni tidak berbicara, Sina hanya tersenyum sedangkan Soni hanya memalingkan ekspresi tidak enakannya menyerong.
"Apa yang terjadi- ...? tanya Soraya yang panik.
"Maafkan Ibu! ini semua salah ibu, siapa yang melakukan ini pada kalian??" lanjutnya.
...******...
Beberapa puluh menit kemudian di dalam rumah mereka, Ketiga Saudara yang telah selesai mandi serta mengganti pakaian, kini terlihat sedang duduk mengapar di ruang tengah sambil menonton Tv model lama bersama dengan Karina yang merupakan ibu kandungnya Nisa atau ibu angkatnya Sina dan Soni.
Nisa juga nampak telah kembali ke wujud semua Ras Manusias Kucing.
Keingintahuan Karina tentang apa yang terjadi kepada ketiga anaknya membuat Sina dengan sangat terpaksa harus bercerita panjang lebar tentang kejadian mereka saat di hadang penjahat, namun Sina tidak menceritakan tentang Soni yang sempat berubah menjadi Siluman buas, karena Sina takut ibu angkatnya itu akan semakin khawatir, atau bahkan mungkin saja Sina berpikir ia dan Soni yang hanya anak angkat akan di buang oleh kedua orang tua angkat mereka itu jika sampai mereka tahu tentang ia dan adiknya yang bisa berubah menjadi Siluman buas.
Jadi untuk itu Sina hanya bisa berbohong, ia mengatakan bahwa penjahat yang tidak terlalu berbahaya itu berhasil mereka usir dengan seni bela diri mereka bertiga. Sementara Nisa hanya diam dan mengikuti sandiwara Kakaknya itu, karena sebelumnya Nisa sudah di sogok Sina dengan ayam goreng miliknya.
Sepanjang ceritanya Sina itu, karina yang mendengarkan membuatnya syok dan dengan reflek menutup mulutnya menggunakan kedua tangannya.
"Maafkan ibu! ini semua salah ibu karena mengizinkan kalian belanja," Ucap Karina yang merasa sangat menyesal dan sekilas bergantian mengusap kedua kelopak matanya yang berair.
Karina tidak lagi terbiasa menyebutkan kata Miow, itu di karenakan dia sudah terlatih dan beradaptasi dengan wujudnya yang tahan lama menyamar menjadi Ras Manusias Murni dan itu juga berkat bantuan kekuatan dari Suaminya (Kenzo)
Tujuannya melakukan itu agar untuk berjaga-jaga menghindari Musuh yang ada konflik dengan Ras nya, karena desa mereka itu masih saja rawan perbedaan Ras seperti rasis dan lain sebagainya, khususnya terhadap Ras Manusias Kucing.
...****************...
...To Be Continue...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments