"Zara kamu kenapa sih sedih melulu gara- gara perihal mertua sampe bikin episode cerita banyak kali, emang sesedih itu?" ucap Lara kepada Zara.
"Zara mungkin itu karma yang kamu harus jalani, karena dahulu Bapaknya Rian Degan kan pernah kerumahku sekeluarga sama Rian Degannya juga."
"Bapaknya bilang begini, Ini Rian sama keluarga enggak main-main loh Lara, perkataan kesungguhan Rian sama kamu dan perkataan serta kedatangan kami sekeluarga untuk meminta kamu kepada orangtuamu (khitbah) disaksikan Malaikat, dan laki-laki itu yang bisa dipegang adalah omongannya dan janjinya."
"Aku sangat ingat betul perkataan Bapaknya Rian, makanya waktu dahulu setelah Bapaknya bilang begitu, ada sahabat aku yang deketin aku seperti dosen Arka dan Dokter hewan Radhiyan, tetapi aku mah lurus mengingat perkataan sakral dari Bapaknya Rian terhadapku."
"Setelah itu, kemudian Bapaknya Rian dan Bapakku langsung mencari gedung, Bapakku mencari gedung dan dapat booking-an, langsung di DP loh sama Bapakku, aku udah test beberapa katering sama fitting baju nikah loh ditemani Mama, aku ingat betul perjuangan Papa dan Mama ketika itu karena kan Rian jauh di Pematang Siantar, tidak sempat melakukan seperti itu, Wuh sedihnya kalau diingat-ingat."
"Jalani saja yang sudah menjadi karmamu Zara, karena kamu telah merebut Rian Degan dariku dahulu, itu baru ujian Cinta karena kamu telah menikah, kalau dahulu kamu hamil duluan itu sih Human Eror." ucap Lara kepada Zara.
"Zara, hidup itu enggak selalu enak, aku mungkin melihatmu bahagia dengan Rian? Nah kamu pun melihatku bahagia menjadi single sebelum aku mengenal Inospati."
"Single itu tidak sepenuhnya bahagia, klo ngekos sakit sendiri mana ada yang peduli, harus irit-irit buat bayar kos, jajan dan kebutuhan sehari-hari, persaingan antar temen kerja itu sadis belum gosip karena belum menikah, disangkanya kita wanita perawan tua yang gampang diapa-apain, serem kali, itulah perjuangan ku sebelum mengenal Mas Inospati."
"Inospati sangat baik dan keluarganya pun semua alhamdulillah menyayangiku, Ibunya ketika aku datang bertamu sangat ramah dan ibunya berkata kepadaku dan Mamaku, bahwa beliau menganggap aku sebagai anaknya sendiri, aku dan Mamaku berkaca-kaca saat itu seperti mimpi di siang bolong mendapatkan mertua seperti itu."
"Intinya mah penerimaan diri dan keadaan kita, karena hidup sawang- sinawang, kalau kita tidak bisa berusaha masuk ke dalam lingkungan yang sebenarnya terkotak-kotak itu kita akan terhempas jauh ke antah berantah, jadi mau tidak mau kita harus bisa blusukan di pergaulan manapun juga." ucap Lara kepada Zara.
"Iya Lara, aku tidak tahu jika kejadiannya seperti itu, Rian Degan banyak berbohong kepadaku dan kepadamu." ucap Zara kepada Lara.
"Iya Zara, hati-hati jaga suamimu jangan sampai kepincut wanita lain, kalau perlu kamu jadi wanita siap siaga kepada suami, jangan lupa kalau kamu merasa kalut minta dipeluk sama dia ketika tidur, itu bisa merilekskan hati dan pikiran, kalau dia enggak mau pentung aja kepalanya pake pentungan bakul iwak asin, hahaha." ucap Lara kepada Zara.
"Dahlah enggak usah cengeng, kedamaian hati lebih penting dari netijen dan deterjen, jangan dengerin kata-kata yang tidak perlu didengarkan kecuali memang dari sumber terpercaya, seandainya betul pun kita harus belajar menerima keadaan yang sebenarnya, setiap segala sesuatu ada resiko yang perlu dipertanggung jawabkan, bersabar, tersenyum dan memulai hari lebih baik, hup, hup." ucap Lara kepada Zara menenangkannya yang habis menangis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments