"Biarpun Istriku cebol, istriku bantet ku tetap suka."
"Biarpun Istri bogel, jalannya geyal- geyol, ku tetap cinta." senandung Zara bernyanyi sambil membuat kopi.
"Za- Lang itu nyanyian apa? Apakah suami kamu bernyanyi itu? Kamu tidak marah Rian bernyanyi seperti itu?" ucap Lara kepada Zara.
"Rian adalah pangeran berkuda ku, btw, tinggi ku pun hanya 142 cm."ucap Zara kepada Lara.
"Wah, kamu benar-benar cebol Za- Lang." ucap Lara sambil mengelus kepalanya Zara.
"Apakah kamu mau kopi?" ucap Zara kepada Lara.
"Kopi memang enak, tetapi gigi bisa rusak karena kandungan cafein, gigi palsu dan tanam gigi itu lumayan mahal Za-lang, aku lebih menyukai teh dengan kandungan taninnya tidak terlalu merusak gigi, aku buat sendiri saja, makasih Cebolku." ucap Lara kepada Zara.
"Lara, bolehkah aku tanya sesuatu? Mengapa kamu mengutuk anak perempuanku itu hanya tersakiti dengan Pria, padahal kamu bisa mengutuknya bahwa dia akan cacat bagian tubuh atau sindrom down." ucap Zara kepada Lara.
"Zara, sudah cukup kok, aku mengutuk anak perempuanmu dan ketujuh turunan mu itu tidak pernah hidup bahagia dengan Pria."
"Za-Lang, kau tidak tahu betapa menderitanya cacat fisik, apakah kau tahu ketika kau dihamili oleh Rian, aku syok hingga struk ringan sampai mata dan bibirku turun kebawah, agak mencong dan tidak simetris, bukankah itu merupakan cacat fisik?"
"Ketika orangtuaku ingin melakukan perjodohan lagi, otomatis aku kan berfoto yah, lalu dari pihak Pria ingin melakukan perjodohan bertanya mengapa mata dan bibir kanan- kirinya tidak sama alias tidak simetris? Bagaimana jika hal itu menimpa dirimu dan orangtuamu? Sedih banget Za-Lang!
"Makanya walaupun aku penyihir yang mengutuk anakmu, tetapi aku tidak mengutuknya dengan penderitaan ku yang parah, aku selalu memakai kacamata blue-ray untuk menutupi cacat mataku serta aku rajin tersenyum agar cacatku tidak terlihat, aku pun jika berfoto sangat malas, karena cacatku akan kelihatan jelas, Demi Tuhanku Za- Lang lihat saja ini wajahku sudah cacat dan tidak bisa ditutupi." ucap Lara kepada Zara.
*Zara terdiam*
****
Pengusaha bengkel mobil di Sunyoto, Ucup (35), dilaporkan hilang oleh istrinya, Nana Polisi kemudian bergerak. Sepekan kemudian, mayatnya ditemukan terkubur di kolam ikan rumah Lunza di Jalan Bratang Gede, Gubeng.
Untuk mengungkapnya, puluhan petugas kepolisian membongkar sebuah kolam ikan berukuran 2x3 meter di halaman rumah Lunza. Mula-mula, polisi mencongkel keramik kolam berwarna merah. Di bawah keramik, polisi selanjutnya membongkar lapisan semen dan batu bata yang tertata dengan ketebalan 40 cm.
Setelah membongkar batu bata, polisi selanjutnya menemukan lembaran tripleks. Baru di bawah lembaran itu, sosok mayat telanjang terbungkus seprai putih motif bunga ditemukan.
Saat diangkat, kondisi mayat sudah mulai membusuk. Di bagian tengkuk mayat ditemukan luka bacok. Lehernya juga terluka parah karena luka gorok. Bagian telapak tangan juga hilang.
Setelah itu, jari-jari telapak tangan ditemukan di dalam septic tank WC rumah. Penemuan itu setelah polisi melakukan pengurasan terlebih dahulu. Sedangkan telapak tangannya tak ditemukan.
Mengapa Ucup Dibunuh?
Pembunuhan terhadap Ucup dipicu masalah uang Rp 50 juta. Saat itu, Ucup meminta bantuan Lunza untuk mengurus penangguhan penahanan pamannya, Mauludin, di ranah hukum. Pamannya ditahan atas tuduhan sebagai orang yang bertanggung jawab atas bocornya tabung gas pada pertengahan Maret tahun itu. Ucup meminta bantuan Lunza karena selama ini dikenal sebagai makelar kasus.
Lunza menyanggupinya dan mematok harga Rp 50 juta. Ucup setuju dan memberinya uang tersebut. Benar saja, pamannya memang bebas setelah itu. Tapi bebasnya paman Ucup bukan karena diurus Lunza, melainkan masa penahanan pamannya memang telah selesai.
Hal itu membuat Ucup terus mengejar Lunza untuk menagih uangnya kembali. Ditagih uang itu, Lunza selalu berkelit dan menghindari Ucup.
Namun bukan menepati janji, Lunza malah menghabisi Ucup dengan sadis. Setelah Ucup dibunuh, Lunza kemudian meminta bantuan keponakannya Rony untuk menguburnya di kolam ikan. Polisi menyebut Lunza merupakan pelaku tunggal dalam pembunuhan itu. Namun Lunza menyangkalnya. Ia mengaku membunuh Ucup bersama seorang anggota kepolisian wilayah Bojonegoro Ajun Komisaris Satu Ketut Swabawa. Ketut juga disebut-sebut merupakan pacar Lunza.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments