arsen yang melihat Luna masih saja diam, berinisiatif menjentikkan jarinya di depan wajah Luna.
Luna yang menyadari dirinya malah melamun akirnya tersadar setelah hentikan hari arsen beberapa kali di depan wajahnya
" are you oke " tanya arsen masih dalam keadaan kawatir
" yes i m ok " jawab luna gugup
" kau yakin" yah aku yakin kak jawab luna lagi
arsen yang melihat Luna baik baik saja lantas berpamitan pada Luna dan Vanesa untuk kembali melanjutkan pertandingan yang sempat tertunda karena insiden yang di alami Luna.
"oke kalau kau baik baik saja aku haru pergi, tapi kalau ada apa apa kau bisa mencari ku. Kau pasti tau kan di mana kelasku " ucap arsen
" yah kak aku tau, aku pasti menghubungimu setelah ini" jawab luna tanpa sadar
" aih maksudku aku akan menghubungimu kalau ada apa apa kak" ucap Luna dengan rasa malu
Setelah percakapan singkat mereka ahirnya arsenio pergi dan Luna minggir sejenak karena sudah di tarik sahabatnya yang tidak punya ahlakk siapa lagi kalau bukan vanes
" lun kau itu bodoh atau apa" celetuk vanes karena merasa sahabatnya itu tidak bisa mamanfaatkan keadaan dengan baik. Padahal saat ini adalah kesempatan yang bagus untuk Luna bisa lebih dekat dengan arsen sang kakak kelas tampan
Luna yang merasa tidak mengerti arah bicara sahabatnya itu hanya bisa mengreyitkan keningnya " maksudmu apa" jawab luna singkat
Vanes yang melihat sabatnya masih saja telmi alias telat mikir langsung tepok jidat. " kau itu bodoh sekali, seharunya kau itu pura pura pingsan atau akting cidera" ucap vanes meluapkan emosi
" untuk apa? " tanya Luna masih dalam mode bingungnya
" aiss kau itu membuatku pusing saja, percumah saja ngomong sama orang telmi' gerutu vanes sambil berlalu
Luna yang masih kebingungan dengan sikap vanes pun ikut berlalu mengikuti sahabatnya itu untuk segera masuk ke kelasnya
" nes Lo tu main tinggal aja, lu gak kasian sama gue yang habis kecelakaan tadi " gerutu Luna pada temannya yang sangat tidak peka
" heleh cumak kejatuhan bola kan, bukan kejatuhan genteng " jawab vanes asal
' sialan Lo, doain gue koit lu ya Sampek nyumpahin kejatuhan genteng " umpat Luna pada sahabatnya itu
" hais, habis lu tu oon banget, harusnya lu mintak tanggung jawab dong SM arsen " ucap vanes
" hahh tanggung jawab? Lu pikir gua hamidun. Sialan lu" umpat Aluna
" hadeh lu tu ya, orang tu kalau ngomong di cerna dulu jangan main jawab asal aja. Nih gua jelasin, lu harusnya mintak tanggung jawab arsen karena udah nglempar bola Sampek kena pala lu itu'" jelas vanes panjang lebar
" trus trus untungnya apa buat gue? Tanya Luna lagi
'' ya untungnya buat elu, lu bisa lebih Deket lagi sama tu lekong " ucap vanes asal
" lekong lekong" lu pikir pujaan hati gua bencongghhh
Hais susah ya ngomong ma elu, serah lu dach gua angkat tangan.
" ye iya iya gitu aja lu ngambek, jangan marah ya nanti gua kasih hadiah " rayu Luna pada sahatnya
'' gak ah gua gak minat, palingan lu mau ngerjain gua lagi. Yang udah udah apes Mulu gua '" ledek vanes pada Luna
setelah perbincangan unfaedah kedua sahabat itu. Bel sekolah pun berbunyi menandakan kegiatan belajar para siswa telah usai.
Luna yang memang sudah sangat lelah memilih untuk langsung pulang ke rumahnya.
" mom aku pulang " teriak gadis cantik yang masih memakai stelan putih abu abu
'' eh anak mommy udah pulang, gimana belajarnya nak" tanya mom Sandra mommy Luna
" baik mom" sahut Luna singkat dengan berlalu dari ruang tamu menuju kamarnya setelah mencium pipi momnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments