Siang menjelang. Matahari bersinar gagah menyinari bumi dengan cahaya yang terang benderang. Hawa panas terasa ketika menyentuh kulit. Tak ada awan yang mampu menghalangi.
Sementara Wanda yang tengah dalam perjalanan menuju kantor Pak Ali sang pengacara ,sesekali mengelap peluh yang mulai bercucuran tersengat hawa panas matahari.
Dengan roda dua kesayangan Wanda membelah jalanan ibu kota yang tidak pernah sepi kendaraan yang lalu lalang baik roda dua maupun roda empat. Bukanya tak mau naik roda empat,tapi lebih enak dan tidak terjebak macet tentunya kalau memakai roda dua. Ditengah kepadatan si roda dua bisa menyalip sana sini mencari celah jalan agar cepat sampai.
Sekitar dua puluh menit perjalanan,akhirnya kendaraan roda dua yang membawa Wanda memasuki gedung tinggi menjulang. Wanda memarkir motornya dan bergegas menuju lantai dimana Pak Ali sudah menunggu kedatangannya.
"Siang pak Ali,maaf saya sedikit terlambat." ujar Wanda saat bertemu pak Ali diruang kantornya.
"Ga apa - apa bu Wanda,baru juga lima menit. Saya juga baru nyampe kok." kekeh pak Ali berbasa basi."Ayo silahkan duduk bu Wanda.
Wanda kemudian duduk dihadapan pak Ali. Dengan hati yang berdebar - debar.
Pak Ali mengambil sesuatu dari lemari besinya. Ia mengeluarkan sebuah map yang lumayan tebal dan menyerahkan kepada Wanda. Wanda menerima map tersebut saking penasaranya ia langsung membuka map tersebut.
Dengan senyum yang mengembang Wanda mengangguk - ngangguk melihat lembar demi lembar berkas yang ada ditanganya.
"Gimana bu Wanda?" tanya pak Ali memandang lekat wajah Wanda.
"Bagus,pak. Saya sangat puas dengan hasil kerja bapak. Semuanya sesuai dengan rencana saya. Selanjutnya bapak tinggal urus perceraian saya dengan suami saya secepatnya." ujar Wanda yang masih tersenyum karna merasa puas dengan rencana pertamanya berjalan lancar.
"Ibu sudah bawa berkas - berkas yang kemaren saya sebutkan." tanya pak Ali.
"Tentu pak,ini sudah saya siapkan didalam sini semuanya." Wanda menyerahkan sebuah map yang berisi berkas - berkas untuk mengurus perceraiannya.
"Untuk urusan perceraian nanti ibu Wanda tidak didampingi oleh saya."ujar pak Ali.
"Loh kok bukan bapak,lalu siapa?" tanya Wanda binggung.
"Nanti bu Wanda akan didampingi oleh orang kepercayaan saya. Tenang saja bu kinerja ia sudah tidak perlu dipertanyakan.Nanti saya kenalkan dengan ibu Wanda."jelas pak Ali. Pak Ali menelpon seseorang dan tak lama orang itu masuk menghampiri mereka.
"Siang,pak. Ada yang bisa saya bantu?" tanya laki - laki yang dilihat usianya kurang lebih sama dengan Wanda.
Wanda menoleh kearah laki - laki itu dan laki - laki itu juga menoleh ke arahnya.
"Wanda...kamu Wandakan?" ujar laki - laki yang berdiri disamping dirinya.
"Kamu siapa ya ,maaf saya lupa?" kekeh Wanda sedikit malu.
"Kamu sudah lupa sama aku. Aku yoga ketua osis waktu SMA dulu. Yang cintanya selalu kamu tolak." kekeh Yoga.
"Ooh ya aku baru ingat,kak Yoga yang selalu memberikan aku coklat itukan?" ujar Wanda tersenyum manis mengingat masa lalu.
"Jadi kalian sudah saling mengenal,syukurlah kalau begitu jadi saya tidak perlu memperkenalkan kalian berdua. Nah kalian berdua sudah bisa membahas berkas - berkas ini. Pak Ali menyerahkan berkas itu kedatangan Yoga.
Yoga menerima berkas itu dan membacanya sekilas."Kamu sudah berumah tangga Wanda . Tapi kok..?" Yoga tidak jadi melanjutkan kata - katanya.
"Bercerai." Wanda berkata seakan mewakili jawaban dari pertanyaan dari Yoga yang tidak sempat ia utarakan. Sesaat keduanya saling berpandangan,tiba - tiba rasa canggung menerpa keduanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 238 Episodes
Comments
Maz Andy'ne Yulixah
Langsung dapat Jodoh si Wanda😅😅
2024-06-06
0
Endang Supriati
foto copy asli taruh di bank, yg foto copy bawa kerumah tunjukkan ke suami.
2024-04-24
1
Endang Supriati
klu cuma asset, irwan msh bisa beli lg klu msh kerja.
2024-04-09
1