Awal menikah, Irwan adalah suami yang sangat perhatian dan rela berkorban untuk keluarga kecil kami. Kegigihan mas Irwan membuat aku merasa menjadi wanita yang paling beruntung dipersunting dirinya.
Sampai akhirnya,bencana itu datang menerpa. Saat kakak ku yang bernama Ina datang meminta pertolongan dan perlindungan dari suaminya yang katanya telah menyakiti dirinya. Aku sebagai seorang adik merasa terpanggil untuk melindungi sang kakak apalagi kami sama - sama perempuan yang ikut merasakan penderitaan.
Keanehan demi keanehan mulai bermunculan,saat suamiku mas Irwan memberikan perhatian yang menurutku sangat berlebihan. Perhatian yang tidak semestinya ia berikan kecuali kepada diriku sebagai istrinya.
Perlahan namun pasti rasa tidak suka mulai menghantui diriku. Aku merasa tidak nyaman melihat kedekatan antara suamiku dan kakak Ina. Mas Irwan bisa tertawa lepas saat bersama kak Ina,sementara dengan diriku terkesan cuek dan dingin.
Sering aku pergoki mereka berbicara berdua sesekali diselingi canda tawa. Setiap aku tanya mereka seakan bungkam.
"Kelihatannya ada yang lagi bahagia nih?" tanya Wanda saat melihat suami dan kakaknya tertawa lepas di ruang tamu.
"Eh kamu,Wanda. Mas kira kamu belum pulang?" Irwan menjawab dengan gugup. Begitu juga kak Ina yang tiba - tiba berubah masam raut mukanya.
"Lagi ngobrolin apa? kayanya asik." kekeh Wanda.
"Ini kak Ina lagi cerita jaman kami sekolah dulu." ujar Irwan tersenyum ke kak Ina namun buru - buru dialihkan pandangannya kearah lain.
"Ooh." Ujar Wanda singkat.
"Wanda,Irwan. Kakak ngantuk mau tidur dulu." pamit kak Ina meninggalkan aku dan mas Irwan. Kulihat mas Irwan terus memandang kepergian kak Ina seakan tak rela ia berlalu.
"Udah malam,ayo kita juga tidur mas!" ajakku yang sontak membuat mas Irwan tersentak.
Mas Irwan berjalan mengikuti aku menuju kamar,tak ada obrolan sama sekali sampai kami naik ranjang dan tertidur pulas memasuki dunia mimpi masing - masing.
Perhatian mas Irwan hampir sepenuhnya untuk kak Ina,setiap aku tegur pasti mas Irwan beralasan kasian kak Ina sedang membutuhkan seseorang untuk menguatkan disaat ia terpuruk.
"Mas aku perhatikan sepertinya mas terlalu memanjakan kak Ina. Apa kata orang melihat kedekatan kalian yang tidak wajar." Protes Wanda.
"Ga usah dengerin kata orang,mas kan ga ngapa ngapain.vMas tau batasannya kok. Kasian Ina sedang terpuruk,kalau bukan kita yang menguakan siapa lagi." ujar Irwan dengan penilaiannya sendiri.
"Tapi mas...." belum selesai Wanda berbicara sudah dipotong langsung oleh Irwan.
"Sudahlah,ga usah dengar kata orang." Irwan mengibaskan tangannya.
"Harusnya aku yang menghibur kak Ina bukan kamu mas. Aku ini adiknya sementara kamu cuma ipar. Ingat mas cuma ipar." Wanda menekankan kata ipar pada kata - kata.
Irwan nampak tidak suka apa yang barusan istrinya ucapkan. Nampak raut marah dari wajahnya. Wanda yang sudah terlanjur sakit hati ,tidak memperdulikan tatapan nyalang suaminya. Wanda sudah jengah akan prilaku suaminya.
Itulah yang membuatku mengambil keputusan yang sebenarnya terasa berat. Tapi aku sudah tidak kuat dan akhirnya menyerah. Mungkin ini keputusan yang terbaik yang bisa aku lakukan.
Sekeras apapun ushaku mempertahankan hubungan yang sudah tidak sehat,jika aku sendiri yang berjuang tentu tidak akan ada hasilnya. Buat apa memperjuangkan jika yang mau diperjuangkan sudah tidak peduli,menyerah lebih baik dari pada bertahan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 238 Episodes
Comments
Maz Andy'ne Yulixah
Pergi lebih baik ya Wanda..
2024-06-06
0
S
ngapain kamu masih ngerasa utk memperjuangkan.memperjuangkan apa? Meski kamu tahu suami dan kakak kamu selingkuh tapi gak tahu kan klo tiap hari main jungkat jungkit?
2024-05-22
0
cinta semu
pemikiran waras memang menghempaskan penghianat...g usah ragu ....toh mereka g punya malu😁😜
2024-02-13
1