Keraguan Melangkah.

"Sudah sore begini kau masih ingin mengajak burung itu bermain?" tegur Odesa pada adiknya itu.

Memiliki paras yang cantik, tapi tidak dengan hobinya. Entah kenapa adiknya sangat suka sesuatu yang menantang.

Sementara Odette hanya memutar bola matanya malas dan mengacuhkan ucapan kakaknya. Sudah jelas gadis berambut merah itu tahu, dia menghabiskan waktu lama saat keluar untuk menemui Dexter.

Jika bukan sore ini, kapan para Elang miliknya akan bermain di alam bebas? Odette benar-benar jengkel dengan kakaknya.

"Odette, Liam akan datang kemari untuk bertemu denganku." ujar Odesa menghimbau.

"Aku tahu," sahut Odette.

Odesa menghela nafasnya panjang-panjang. Tak disangka menghadapi adiknya ini sangatlah menguras tenaga.

"Lalu kau masih berpura-pura nggak paham apa maksudku, Odette?"

"Iya Kak, aku tahu." balas Odette lagi seadanya. Sampai membuat Odesa mengusap dadanya sabar berkali-kali.

"Jawablah dengan benar... Nggak ada yang ingin mendengar ucapanmu yang seperti itu." geramnya.

Odette berdecak pelan, sungguh Odesa ini tak akan menyerah jika dia benar-benar belum memberinya jawaban pasti.

"Kak, aku tahu maksudmu. Aku nggak akan pergi ke hutan sekarang, lagipula sudah hampir malam bukan?"

"Aku akan tetap disini. Kau habiskan waktu saja berdua dengan Liam nanti, aku tetap tinggal agar Ayah tak keluar mencarimu." ucap Odette panjang lebar memberitahukan apa yang kakaknya itu ingin dengar.

"Aku mengalah, aku hanya akan bersama dengan Liam seperti ini. Odette, menikahlah dengan Dexter agar Ayah membatalkan pertunangannya."

"Memang aku akan menikah dengannya,"

Bukan, kali ini Odette tidak menjawab ucapan kakaknya. Melainkan itu Dexter yang datang menghampiri bersama dengan Liam disampingnya.

Odette sampai mendengus kesal karena pria itu selalu saja muncul belakangan ini. Padahal niat hati ingin menenangkan pikiran.

"Dexter, bukankah tadi aku bilang pulang ke istana dan istirahat?!" timpal Odette geram.

Tak habis pikir dengan pria itu. Odette sangat membenci Dexter yang selalu datang tiba-tiba seperti ini.

Gadis ini hanya perlu ruang untuk menjernihkan pikirannya. Mengambil keputusan untuk menikah dengan pria yang bahkan baru ditemui beberapa kali bukanlah hal yang mudah untuk Odette.

"Ayolah Odette, aku hanya ikut Liam menemui pacarnya."

"Sama halnya denganmu, Kak Liam juga butuh aku agar Ibu nggak curiga padanya." balas Dexter.

Mendengar pernyataan Dexter yang cukup masuk akal menurutnya, Odette memutuskan untuk mengabaikan saja pria itu.

Tidak salah juga ucapannya. Liam dan Odesa saling membutuhkan perlindungan untuk hubungan keduanya. Tak ada salahnya juga bersatu seperti ini.

Barulah mereka duduk bersama pada kursi taman istana. Tak terkecuali gadis berambut pirang itu, dia masih sibuk dengan para burung Elang miliknya.

Dexter sampai tak berkedip memperhatikan Odette yang sangat cantik jika wajahnya serius seperti itu. Ingin sekali rasanya mencium seluruh sudut wajah gadis yang dicintainya.

"Dexter, nanti malam rencanamu bagaimana?" lerai Odesa membuyarkan lamunan pria itu.

Walaupun sedikit tak senang diganggu saat tengah memandang Odette, dengan berat hati Dexter harus meladeni ucapan kedua orang ini.

"Aku sudah mempersiapkan setiap sudut ruang, jangan sampai ada senjata rahasia. Untuk penjelasan hubungan kami... Sepertinya Odette yang lebih paham." balasnya.

"Dasar, hal begini saja masih kau bebankan pada seorang gadis." cibir Liam menimpali.

Dexter menatap tajam pada Liam. Jelas kakaknya itu tahu betul apa maksud dari ucapannya, tapi masih saja berpura-pura polos dan mencibir dirinya.

Pencitraan heh? Dasar Liam ini... Kami tahu betul Odette nggak suka dipaksa. Jadi aku sengaja memberikan bagian itu pada Odette.

Pfft,,

Liam tak kuasa menahan tawanya lagi saat melihat raut wajah Dexter yang sangat tertekan begitu.

Padahal niat hati hanya ingin jahil saja, tak disangka adiknya ini begitu tersiksa.

"Baiklah Dik, aku nggak akan menjahilimu lagi." ujar Liam seraya mengibaskan lengannya.

"Apa kalian masih lama? Aku sungguh bosan dan ingin kembali ke kamar." timpal Odette datang dengan wajah lelahnya.

Tentu itu menarik perhatian Dexter. Odette terlihat sangat pucat, seperti vampir yang kekurangan darah.

"Kau sengaja memasang wajah melas atau memang sedang kurang sehat?" tanya Liam mengamati wajah Odette dengan seksama.

Odette sampai menatap malas pria itu. Mentang-mentang lulusan pengajaran psikologis, seenaknya saja menebak suasana hati orang.

Tak ingin mendengar begitu banyak pertanyaan lagi, Odette memutuskan untuk meninggalkan taman dan mereka bertiga demi kenyamanan hatinya.

"Odette! Kenapa kau nggak menoleh? Kakak memanggilmu," pekik Odesa.

"Odette, diam beberapa menit lagi dan biarkan aku berpisah dengan Odesa!" Liam pun tak ingin kalah, dia ikut menimpali Odesa yang terus berteriak memanggil nama gadis pirang itu.

Gadis itu berjalan terus tanpa mendengarkan ucapan Liam dan Odesa yang terus memanggil namanya.

Tak peduli jika kakaknya akan marah karena masih ingin berlama-lama dengan Liam. Odette hanya ingin istirahat karena terlalu lelah.

Apa untuk tidur saja aku memerlukan izin orang-orang? Tidak, ini tubuhku. Jika aku lelah, aku bisa istirahat sesukaku.

Brak!

Pintu di banting kasar begitu saja olehnya. Tak peduli seberapa kencangnya suara yang ditimbulkan.

Odette hanya ingin berhadapan dengan ranjang besar miliknya.

"Huh..." keluh gadis itu usai terbaring pada ranjang.

Aku tahu mereka pasti kecewa. Tapi nggak bisakah mereka memahamiku? Aku sangat lelah seharian ini dan hampir saja pingsan.

Odette terdiam menatap langit kamarnya dengan tatapan kosong. Tanpa disadari satu tangannya terangkat ke atas seperti ingin menggapai sesuatu.

Seolah ada hal yang tak mudah dia dapatkan. Sangat sulit menggapainya, terlihat namun tak dapat disentuh.

Setelah tersadar dengan apa yang dilakukan, barulah Odette terduduk sambil menggelengkan pelan kepalanya.

"Aku melakukan apa? Seperti orang gila saja," gumamnya.

Lagi saat seperti ini, entah mengapa gadis pirang itu jadi teringat dengan Dexter.

Jika Odette ingat kembali. Hanya Dexter yang tak memanggilnya saat berjalan tergesa-gesa tadi. Pria itu hanya terdiam menatapnya dengan tatapan yang sulit dipahami.

"Dexter..."

"Tadi itu dia kenapa? Apa dia kasihan melihat aku yang nggak berdaya seperti tadi?"

Tak ingin ambil pusing, Odette lebih memilih untuk tidur sebentar sebelum malam hari tiba. Tak baik jika menghadapi para musuh dengan wajah yang pucat bukan?

Tak apa istirahat beberapa jam saja, daripada nggak sama sekali.

...****************...

Akhirnya malam yang paling ditunggu dan dinantikan datang. Malam dimana pesta sekaligus kesempatan yang akan didapatkan oleh Odette dan Dexter.

Pesta ini sangat meriah, beberapa keluarga bangsawan sudah datang dan bergabung dalam jamuan acaranya.

Pesta yang diadakan pada kastil bangsawan tak luput dari perhatian para awak media luar. Bahkan banyak wartawan sudah menyerbu pintu gerbang, sayangnya para penjaga sudah menahan lebih dulu hingga mereka tak dapat masuk.

Para tetua sudah berkumpul dan akan segera memulai penyambutan rencana terbaru. Ini kesempatan yang selalu ayahnya Odette gunakan untuk mengadakan pernikahan.

Maka dari itu, malam ini kesempatan itu akan menjadi milik Odette dan Dexter.

"Astaga, aku nggak melihat pria itu..." gumam Odette tampak resah.

Dia sudah rapih dengan gaun indahnya, bahkan rambut pirang emas miliknya di sanggul sangat anggun oleh penata rias istana.

Datang lebih awal untuk mencari keberadaan Dexter, sayang sekali pria itu belum menampakan dirinya.

"Apa dia marah karena aku cuek sore tadi?" lagi-lagi Odette bergumam sendiri meneka kemungkinan yang terjadi.

"Nona Odette salah perkiraan," ujar seseorang datang dari belakang.

Pria itu menghampiri Odette yang terdiam menatapnya. barulah Odette tersadar ketika mendapat sentuhan jari pria itu pada hidungnya.

"Aku pikir kau nggak datang." ujarnya.

Dexter tersenyum padanya, "Mana mungkin aku melewatkan kesempatan untuk menikah dengan Odette?"

"Gadisku banyak sekali penggemarnya, bahkan Tuan muda Barata mengejar cintanya bukan?" goda Dexter mencibir kejadian pagi tadi.

Odette hanya memutar bola matanya malas. Tak disangka Dexter mengungkit masalah itu.

"Apa kau cemburu, Tuan?" balas Odette mengejek.

Dexter menarik Odette kedalam pelukannya, "Hal begitu saja masih bertanya? Pria mana yang tersenyum melihat gadisnya berduaan dengan pria lain,"

"Kalau memang ada, percayalah Odette, orang itu bukan aku." ujarnya.

Odette berusaha melepas pelukan Dexter. barulah dia berbalik badan dan hendak pergi, namun berhenti sebentar menatap datar pria dihadapannya.

"Jangan terlalu berpikir jauh. Jika aku menikah denganmu, aku jelas menghormati perasaanmu dan pernikahan kita." himbaunya serius.

"Dexter, dengarkan aku. Walaupun aku nggak mencintaimu bukan berarti aku akan berkhianat."

Odette pergi meninggalkan Dexter yang masih terdiam tanpa membalas ucapannya.

"Aku percaya kau nggak akan berkhianat. Hanya saja..."

"Sampai kapan kau selalu bilang nggak mencintaiku? Apa aku benar-benar nggak layak atas cintamu, Odette?"

sakit sekali hatinya jika mendengar ucapan Odette yang seperti itu. Apa perlu mengatakan hal begitu setiap kali bicara padanya? Odette benar-benar tak memikirkan perasaan Dexter.

Jika malam ini aku berhasil mendapat restu untuk pernikahan kita, bukan berarti aku bisa mendapat cintamu 'kan, Odette?

Dexter tersenyum pahit melihat punggung gadis yang semakin menjauh dari pandangannya.

Dari langkahnya terlihat seperti tak ada keraguan. Rupanya Odette sungguh tak menganggap serius suatu pernikahan.

Pasti yang gadis itu pikirkan hanya bagaimana caranya agar pertunangan ayahnya dibatalkan. Bukan bagaimana selanjutnya melanjutkan hidup setelah menikah dengan Dexter.

"Sakit sekali... Odette, kau sungguh hebat. nggak kusangka Braman segitu tegasnya memperingati aku saat itu, ternyata karena memang sikap dan tekadmu begitu angkuh."

Terpopuler

Comments

Anthea

Anthea

Keren abisss! Ga sabar nunggu cerita selanjutnya.

2023-12-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!