Alia Atika Ahsan
" Yeh, akhirnya kita lulus." ucap Devi dengan kegirangan.
" Alhamdulillah." ucap Alia dengan tersenyum.
" Dian, ini sudah hari kelulusan kita. Kau tidak ingin mengutarakan perasaannya mu sama Alia?" tanya Ayan yang merupakan sahabat Dian.
" Ini memang sudah hari kelulusan kita, tetapi aku masih belum bisa mengutarakannya." jawabnya.
" Mengapa?" tanya Ayan yang penasaran.
" Belum saatnya aku bersama dengannya, insya Allah jika kami memang berjodoh. Pastinya kami akan dipertemukan kembali, dengan cara apapun itu." jelas Dian.
" Yang kau katakan memang benar Dian, tetapi kita masih belum tahu apakah kau dan Alia akan bertemu kembali atau tidak. Bukannya aku ingin mengatakan hal yang buruk, tetapi bisa saja Alia bertemu dengan orang lain." ucap Ayan memperingati.
" Sudahlah Ayan, aku percaya dengan takdir yang sudah dituliskan untuk diriku. Jika memang aku dan Alia berjodoh, insya Allah kami akan dipertemukan kembali. Tetapi jika memang aku dan Alia tidak berjodoh, maka aku akan menerimanya. Dan mungkin di luar sana masih ada orang yang diciptakan untuk diriku, dan mungkin dia lebih baik dari Alia. Begitu juga dengan Alia, di luar sana pastinya ada orang yang diciptakan untuk dirinya dan pemuda itu lebih baik dari diriku." jelasnya.
" Kau adalah orang yang baik, aku tidak bisa membantu banyak untuk dirimu. Aku hanya bisa membantumu lewat doa, semoga saja apa yang kau katakan memang adalah kebenarannya. Dan semoga saja kau dan Alia akan dipertemukan kembali, dan akan langsung menuju jenjang yang lebih serius dari kata pacaran." ucap Ayan.
" Amin." ucap keduanya serentak.
Mereka semua pun segera pulang dengan membawa surat pernyataan lulus, Alia sungguh sangat bahagia karena ia lulus dengan peringkat 10 besar. Alia bukanlah anak yang termasuk pintar, tetapi ia adalah anak yang tidak mudah menyerah dan selalu berusaha untuk yang terbaik. Ia selalu berusaha untuk membanggakan kedua orang tuanya, karena baginya ridho kedua orang tuanya adalah ridho dari Allah SWT.
Alia pulang ke rumah dengan wajah yang sangat gembira, saat pertama kali ia sampai di rumah orang pertama yang ia temui adalah Aminya. Di sana Aminya sedang bersama dengan Kakaknya, ia pun langsung menghampiri kedua wanita cantik tersebut.
" Assalamualaikum." ucapnya dengan tersenyum.
" Waalaikumsalam, bagaimana dengan hasilnya?" tanya Ami.
" Alhamdulillah, Alia lulus dengan urutan 10 besar Ami." jawabnya.
" Syukur alhamdulillah, jadi sekarang kamu ingin masuk ke Universitas mana?" tanya Ami kepada Putri bungsunya itu.
" Alia masih belum tahu mau masuk ke Universitas mana Ami." jawabnya dengan jujur.
" Kalau begitu, lebih baik kau segera pergi untuk salat istikharah. Insya Allah, kau akan menemukan jalan yang terbaik untuk dirimu." ucap Feva yang merupakan Kakak Alia.
" Yang kakak katakan memang benar, Alia akan mencoba meminta petunjuk kepada Allah. Agar Alia bisa tahu jurusan apa yang akan Alia ambil, dan juga Universitas mana." ucapnya dengan tersenyum.
" Ya sudah kalau begitu, Kakak tidak akan melarang mu untuk pergi kemanapun yang kau mau. Walaupun sebenarnya Kakak berharap kau akan satu universitas dengan kakak, karena jujur saja Kakak sangat takut jika kau di luar sana sendirian." ucap Feva.
" Begitu juga dengan Ami, Ami juga berharap kalian bisa satu universitas. Bukannya Ami ingin membatasi kehidupanmu Alia, tetapi kehidupan di luar sangatlah berat. Dan Ami tidak ingin kamu merasa tersakiti, jika kamu melanjutkan pendidikan bersama dengan Kakakmu maka kami akan tenang." jelas Ami.
" Alia akan memikirkannya dengan baik-baik Ami, dan insya Allah kalau memang Universitas tempat Kakak menempuh pendidikan adalah yang terbaik. Maka dengan senang hati Alia akan ikut menempuh pendidikan bersama dengan Kakak, Alia akan menemukannya setelah Alia melakukan salat istikharah Ami." jawabnya dan keduanya pun mengangguk.
" Amin..." ucap ketiganya serentak.
...----------------...
" Bagaimana hasilnya Dian?" tanya sama Mama yang penasaran.
" Alhamdulillah hasilnya bagus Umi, dan Dian lulus dalam peringkat ke-5." jelasnya dengan tersenyum.
" Alhamdulillah kalau seperti itu, Umi ikut bahagia dengan keberhasilan mu sayang." ucap Umi jangan tersenyum.
" Tampaknya sedang bahagia ya?" tanya Gempa Adik Dian yang baru saja datang.
" Kebetulan Adik ada di sini, Kakak memang sedang sangat bahagia Dek." jawabnya dengan tersenyum.
" Apanya yang membuat Kakak sangat bahagia?" tanya Gempa yang penasaran.
" Alhamdulillah hari ini Kakak lulus SMA." jawabnya.
" Alhamdulillah kalau begitu Kak, lalu rencananya Kakak mau nyambung ke mana?" tanya Gempa yang penasaran.
" Kakak kamu harus melanjutkan pendidikan di Kairo." ucap Ahmad yang merupakan ayah dari Dian.
" Apakah tidak lebih baik kita tanyakan dulu pada Dian Abi." ucap Umi yang sebenarnya takut kalau putranya akan menolak.
" Dian setuju saja dengan perkataan Abi, Umi. Jadi rencananya kapan dia akan berangkat Abi?" ucap Dian dan membuat yang mendengar pun menjadi kaget.
" Dian yakin dengan keputusan Dian?" tanya Umi yang sebenarnya tidak ingin kalau putranya itu terpaksa.
" Dian yakin dengan keputusan Dian Umi, insya Allah pilihan Abi dan Umi adalah yang terbaik untuk Dian." jawabnya dengan tersenyum.
" Alhamdulillah kalau kamu berpikir seperti itu nak, Abi sangat senang mendengar keputusanmu. Abi harap kau bisa menemukan jalan yang terbaik untuk dirimu di sana, dan ketika pulang nanti kau bisa membantu adik untuk memimpin pesantren." ucap Abi.
" Insya Allah dia akan sanggup membantu Abi, Dian sangat bersyukur terlahir di keluarga ini. Abi dan Umi tidak pernah memaksakan keinginan kepada Dian, dan bahkan Abi dan Umi sudah pernah mengizinkan ujian untuk bersekolah di luar. Padahal seharusnya itu tidak boleh, karena Abi adalah pemimpin sebuah pesantren." ucap Dian yang tanpa sadar berderai air mata.
" Abi dan Umi tidak ingin memaksakan kehendak pada dirimu, karena hal tersebut akan membuatmu merasa terkekang. Dan hal itu yang akan membangkitkan jiwa pemberontak dalam dirimu, karena itu Abi dan Umi memberikan keputusan kepada dirimu. Abi yakin engkau sudah dewasa, dan engkau pasti bisa mengambil keputusan untuk dirimu sendiri." ucap Ahmad.
" Apakah Abi dan Umi juga akan memberikan hak tersebut kepada Gempa?" Tanya Gempa yang tiba-tiba saja angkat suara.
" Kalian berdua memiliki hak untuk memilih masa depan kalian masing-masing, Abi dan Umi hanyalah penuntun untuk jalan kalian. Tetapi yang menjalankannya adalah kalian, karena itu kalian berdua memiliki hak yang sama untuk memilih masa depan kalian." jelas Ahmad kepada Gempa yang saat ini masih duduk di bangku kelas 2 SMP.
" Terima kasih Abi, kami berdua tidak akan menghianati kepercayaan Abi. Dian sangat bersyukur dengan semua ini, dan untuk kamu Gempa. Kakak mohon untuk jaga Abi dan Umi ya, perjalanan dari sini ke Khairul mau makan waktu yang sangat lama. Dan tidak mungkin Kakak akan bolak-balik Indonesia Kairo, karena itu Kakak mohon kepadamu jangan buat Abi dan Umi kecewa." ucap Dian dan gempa pun mengangguk.
" Kakak tenang aja ya, gempa pastinya akan menjadi wanita tercantik kita." ucapnya dan Dian pun tersenyum.
" Abis yang ada senang melihat kedekatan kalian, dan Abi harap kalian akan terus seperti ini sampai kalian tua nanti." Ucap Ahmad yang tanpa sadar berderai air mata.
" Amin..." ucapnya serentak.
" Berbicara tentang pendidikan Dian, kapan kita akan mengirim Dian untuk berangkat ke Kairo Abi?" tanya Umi yang sebenarnya sudah sangat ketakutan.
" Minggu depan, kita akan mengirim Dian minggu depan. Untuk pendaftaran sudah habis urus semuanya, jadi dia hanya tinggal berangkat saja." jelas Ahmad.
" Apakah tidak terlalu cepat Abu, atau kalau tidak untuk pendaftaran berikutnya saja Dian berangkat." ucap Umi.
" Tidak bisa Umi, semuanya sudah selesai Abi urus. Jadi minggu depan dia harus berangkat, kalau untuk masalah ijazahnya itu nanti akan kita kirim melalui paket." jelas Ahmad.
" Sudahlah Umi, Dian tidak masalah. Insya Allah dian bisa hidup mandiri, dan lagian di sana pasti akan banyak orang-orang dari Indonesia juga Umi." ucapnya untuk meyakinkan Uminya.
" Ya sudah kalau begitu, tetapi kau harus jaga kesehatanmu ya sayang. Umi sangat mengkhawatirkan mu, apalagi ini adalah kali pertama kau pergi meninggalkan Umi." ucapnya yang khawatir
" Umi tenang saja ya, pastinya Dian akan menjaga diri Dian dengan sebaik-baiknya." jelasnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
🎀
1 like for you
jangan lupa mampir ya ke novelku ya 🤗
2024-04-26
0
Floricia Li
masya Allah /Whimper/
2024-03-17
1