Jefri dan juga Ayahnya pun segera pergi ke kantor, dan kini ternyata sudah ada Pak Petir yang merupakan rekan kerja dari Robert yang sudah menunggu.
" Maaf karena Pak Petir harus menunggu kami lama." ucap Robert dengan selembut mungkin.
" Tidak masalah Pak, kami juga yang dadakan bilang mau datang pagi ini. Ini pasti anak Pak Robert ya, yang namanya Jefri." ucapnya, dengan melihat ke arah Jefri.
" Halo om, perkenalkan saya Jefri." ujarnya dengan tersenyum dan menjabat tangan Petir.
" Ternyata sesuai dengan apa yang telah dikatakan oleh orang-orang, ternyata si Jefri ini anaknya sangat sopan. Pak Robert pasti sangat bangga memiliki Jefri, sudah tampan baik lagi." ucapnya.
" Om bisa saja menyanjung saya, saya biasa saja kok om." ucapnya merendah.
" Astaga, saya bisa betah di sini karena ada kamu. Oh iya saya sampai lupa, kebetulan hari ini saya datang sama Putri saya." ucapnya dan Laras pun langsung maju.
" Halo perkenalkan nama saya Laras." ucapnya dengan tersenyum.
" Nama yang sangat indah, pasti pacarnya nak Laras ini sangat bahagia. Namanya nak Laras secantik rupanya, Bapak sangat beruntung memiliki Putri seperti nak Laras." ucap Robert yang menyanjung Laras.
" Om Robert terlalu menyanjung saya, jika dibandingkan dengan anak Om, saya tidak ada apa-apanya. Saya hanyalah seorang mahasiswi biasa yang tidak mengerti apa-apa, sangat beda dengan anak Om yang sudah terjun di bidang bisnis." ucapnya.
" Mungkin pada saat ini nak Laras memang belum memiliki keahlian, tetapi saya yakin suatu hari nanti kamu pasti memiliki keahlian yang hebat." ucapnya.
" Maaf mengganggu waktunya Pak, ada proposal yang membutuhkan tanda tangan pak Jefri." ucap seorang karyawan dan mereka pun segera pergi menuju ruangan Jefri.
Kini Mereka pun segera pergi menuju ruangan Robert, dan mereka kembali membahas kerjasama. Dan kini tiba-tiba saja muncul di dalam benak Petir, untuk menjodohkan Laras dengan Jefri.
" Maaf nih sebelumnya Pak Robert, mungkin pembahasan saya kali ini akan sedikit lari dari pembahasan kita yang seharusnya. Tetapi menurut saya, demi kelangsungan kerjasama Kita. Mungkin lebih baik kalau kita menjodohkan kedua anak kita, lagian mereka juga sudah sama-sama dewasa." ucap Petir.
" Yang Bapak katakan benar juga, dengan begitu hubungan kerjasama Kita akan semakin kuat karena didasari dengan hubungan keluarga." ucap Robert dan Petir pun mengangguk.
" Itulah yang saya maksud Pak Robert, kalau menurut Bapak bagaimana?" tanya Petir.
" Kalau saya sih setuju saja Pak, lagian ini semua juga menguntungkan untuk kedua perusahaan kita. Saya yakin Jefri juga pastinya tidak akan menolak, karena ini adalah kesempatan yang bagus. Dan saya lihat tadi Jefri dan Laras juga sangat serasi, dan kalaupun langsung ke jenjang pernikahan saya pun setuju." jelas Robert.
" Laras, sini nak." panggil Petir.
" Ada apa Ayah?" tanyanya dengan nada lembut kemudian langsung menghampiri keduanya.
" Kami berniat menjodohkan mu dengan Jefri, apakah kau setuju?" tanya Petir.
" Aku akan setuju saja dengan keputusan dari Ayah." jawab Laras dengan menunduk.
" Baiklah kalau memang begitu jawabanmu sayang, keputusan sekarang ada di tangan Pak Robert dan juga Jefri." ucapnya dengan menatap ke arah Robert.
" Bapak tenang saja, saya akan segera memberikan jawaban mengenai hal ini. Dan saya yakin Jefri pasti akan setuju, apalagi nak Laras sangat cantik." ucapnya.
" Kalau begitu kami tunggu jawabannya ya pak, berhubung pembahasan kita mengenai kerjasama juga setelah selesai. Saya dan putri saya izin pamit, dan kami akan menanti jawaban dari bapak." ucapnya dengan menjabat tangan Robert kemudian segera pergi meninggalkan ruangan Robert.
Kini Robert pun menghampiri ruangan Jefri, dan ia pun melihat Jefri yang tengah sibuk dengan begitu banyak berkas. Iya pun menghentikan pekerjaan Jefri, dan langsung duduk di hadapannya.
" Jefri..." panggilnya.
" Ada apa ya Papi ke sini?" tanyanya yang penasaran.
" Mudah-mudahan saja tapi tidak membicarakan mengenai perjodohan, jujur saja aku tidak menyukai gadis itu." batin Jefri.
" Menurut kamu Laras bagaimana?" tanyanya yang kini membuat Jefri kebingungan.
" Laras ya Pi, menurut Jefri dia adalah gadis yang cukup cantik." ucapnya.
" Cantik ya, Kalau begitu bagaimana kalau kamu melanjutkan hubungan dengannya." ucapnya.
" Sudah aku duga, pasti Papi akan membicarakan mengenai perjodohan." batinnya.
" Maaf sebelumnya pi, bukannya Jefri ingin menentang perkataan Papi. Hanya saja Jefri tidak akan mungkin bersatu dengan Laras, karena Jefri sudah memiliki kekasih." ucapnya.
" Apa kamu bilang Jefri, tapi tidak pernah melihatmu dekat dengan seorang gadis. Bagaimana bisa tiba-tiba saja kamu mengatakan kalau kamu sudah memiliki kekasih, kamu tidak sedang berbohong dengan Papi bukan." ucapnya dengan tatapan sinis dan suara lantang.
" Aku tidak sedang membohongi Papi, aku memang sudah memiliki pacar tapi. Dia adalah mahasiswi kedokteran di kampusku, dan aku sudah sangat mencintainya Papi." ucapnya.
" Tapi masih tidak percaya dengan apa yang kamu katakan, kalau memang benar kamu sudah memiliki kekasih. Tapi minta kamu bawa dia bertemu dengan Papi, Papi ingin memastikan siapa dia sebenarnya. Keluarga kita bukanlah keluarga orang biasa, tapi tidak ingin kamu dekat dengan orang yang berstatus gembel." ucapnya.
" Tapi tenang saja, dia bukanlah orang yang berstatus gembel. Dia adalah gadis yang sangat cantik, memiliki pendidikan yang juga sangat bagus. Dan dia juga dari keluarga yang terpandang, jadi dia tidak akan mungkin mempermalukan keluarga besar kita." jelas Jefri.
" Papi masih tidak percaya dengan apa yang kamu katakan Jefri, kamu jangan mengikuti jejak Rama. Sebelum dia pergi meninggalkan dunia ini untuk selamanya, dia juga sama sepertimu menentang keinginan Papi." ucapnya.
" Aku tidak sama dengan Kak Rama Papi, jelas-jelas aku juga ingin memiliki kehidupan sendiri. Dan orang yang aku cintai bukanlah orang biasa, walaupun mungkin dia memang tidak memiliki status setinggi Laras." ucapnya.
" Syukurlah kalau kamu menyadari kalau tidak ada yang sebanding dengan Laras, kalau begitu Papi mau kamu melanjutkan perjodohan ini." ucapnya.
" Maafkan aku papi, aku tahu memang tidak ada yang sebanding dengan Laras. Tetapi aku tidak bisa melanjutkan perjodohan yang telah Papi atur, karena sebenarnya aku juga sudah memiliki kekasih." ucapnya dan membuat Robert terkejut.
" Sejak kapan kamu memiliki kekasih, kan Papi sudah bilang kalau Papi tidak ingin memiliki calon menantu yang tidak memiliki status." ucapnya.
" Sudah cukup Papi merendahkan dirinya, Dia adalah seorang mahasiswa kedokteran. Dan aku juga sudah jatuh cinta dengannya sejak pandangan pertama, untuk saat ini saja izinkan aku untuk memilih pendamping hidupku sendiri. Aku sudah lelah Papi atur terus, dan selalu Papi bandingkan dengan Kak Rama." ucapnya kemudian pergi meninggalkan Robert.
" Jefri..." panggil Robert tetapi tidak digubris oleh putranya itu.
Kini Robert merasa kesal, ia pun segera menghubungi sang istri. Karena ia tau hanya istrinya yang bisa membujuk anaknya itu, sebab tidak ada yang lebih mengerti seorang anak selain ibunya sendiri.
Jefri yang sangat kesal kini justru pergi ke rumah Bana, iya pun langsung menyelonong masuk ke dalam kamar Bana. Karena memang itulah kebiasaan ia ketika berada di rumah Bana, dan kedua orang tua banyak juga sudah terbiasa dengan hal tersebut. Sebab keduanya sudah berteman sejak lama, dan tidak jarang Jefri justru menginap di rumah Bana.
Jefri pun membangunkan mana yang kini sedang tertidur, Jefri mengetahui kalau sahabatnya itu baru saja begadang tadi malam. Tetapi tidak ada rasa kasihan yang ia berikan dan justru membangunkan sahabatnya itu, dan orang tuanya juga sudah terbiasa dengan tingkat Jefri yang selalu saja membuat anak mereka kesal. Dan kegiatan itu justru menjadi bunga-bunga dalam kehidupan mereka, karena suara keributan seperti itu jarang terjadi dan hanya terdengar tawa saja di rumah itu.
" Ya ampun Jefri, untuk apa jam segini kamu ada di rumahku. Bukannya biasanya jam segini kamu ada di kantor Papi mu ya?" ucap Bana yang masih setengah sadar.
" Ya memang seharusnya aku masih berada di kantor Papi ku, tetapi aku sudah lelah dengan percakapan yang ada di sana. Asal kamu tahu ya Bana, masa aku mau dijodohkan dengan anak rekan kerja Papi ku." ucapnya dan Bana pun segera bangkit dari tempat tidurnya.
" Yang benar saja, seorang Jefri mau dijodohkan. Lalu Kamu menerimanya atau tidak?" tanya untuk memastikan.
" Tentunya aku menolak dengan tegas, Dan asal kamu tahu ya mana. Wanita itu sangat jauh dari kata cantik, dan bahkan sikapnya sangat menjijikkan bagiku." jelasnya dengan merinding.
" Mendengar dari penjelasanmu, Aku jadi penasaran dengan rupanya." ucapnya.
" Kalau kamu memang sangat penasaran dengan rupanya, lebih baik kamu buka sebuah artikel. Dan kamu cari seorang gadis bernama "Laras Petir."" ucapnya dan Bana pun segera mengerti nama itu.
" Setelah aku perhatikan dengan seksama, sepertinya ia tidak seburuk dengan apa yang kamu katakan tadi. Tetapi kalau dilihat dari cara berpakaiannya, sepertinya dia adalah orang yang cukup centil." ucap Bana dengan memperhatikan foto tersebut.
" Nah sikap centilnya itu yang membuat aku tidak nyaman, dan jujur saja aku lebih tertarik dengan wanita kemarin." jelasnya.
" Sepertinya kamu memang jatuh hati pada pandangan pertama dengan dia ya, dan untungnya aku juga sudah menemukan identitas dia. Dan dia juga bukanlah orang biasa, ibunya merupakan seorang dokter kandungan. Dan ayahnya merupakan dokter ahli bedah, dan seperti yang sudah aku katakan kepada kamu kemarin. Kakaknya adalah mahasiswa kedokteran yang satu leting dengan kita, nama dia adalah Alia." jelas Bana sambil menyerahkan dokumen yang sudah dia cari.
" Tidak kusangka kamu bisa mencarinya dengan secepat ini, Aku kira kamu akan membutuhkan waktu yang sangat lama. Terima kasih ya Bana, dan sekarang waktunya untuk mendekati dia." ucapnya yang antusias.
" Aku rasa itu akan sangat sulit, seperti yang kamu tahu yang sudah tertulis di situ. Kedua orang tuanya adalah orang yang sangat disiplin, dan aku yakin sikap itu juga sudah diturunkan mereka kepada putrinya itu." ucapnya.
" Lalu aku harus bagaimana, aku tidak mungkin menyerah dengan begitu saja. Dia adalah orang pertama yang membuat aku tertarik, dan entah kenapa aku meyakini kalau dia adalah jodohku." ucapnya.
" Tetapi aku tidak meyakini kalau dia adalah jodohmu, karena beberapa hari yang lalu aku juga sudah bertemu dengan seorang wanita yang wajahnya sangat mirip dengan kamu." ucapnya.
" Kamu jangan membuat masalah Bana, aku yakin kalau jodohku itu adalah Alia. Dan sekarang tugas kamu hanya perlu membantu aku agar dekat dengannya, kalau perlu kamu juga harus dekat dengan kakaknya." ucap Jefri dengan tersenyum.
" Dari dulu sikapmu tidak pernah berubah, kau selalu saja menginginkan apapun yang kau katakan. Dan akan sangat sulit bila menolak permintaanmu, dan mau tidak mau aku harus selalu menurutinya. Dan kali ini aku akan tetap membantumu, tetapi kalau untuk mendekati kakaknya aku rasa itu semua tidak mungkin." jelasnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments