AL 8

" Mudah-mudahan saja mereka berdua bisa jadian, dan aku jamin Kak Prayogi pasti akan memberikan aku sebuah hadiah." ucapnya dengan percaya diri.

Kini Bana berjalan menuju arah taman, dan tiba-tiba saja ia bertabrakan dengan seorang mahasiswi. Mahasiswi itu sedang membawa buku yang sangat banyak, dari buku yang dipegangnya tampak jelas kalau mahasiswi itu adalah mahasiswi fakultas hukum. Karena mahasiswi itu membawa kitab KUHP, yang mana selalu dibawa oleh anak fakultas hukum.

" Maaf aku tidak sengaja." ucap Bana dengan membantu merapikan buku-buku.

" Aku juga tidak terlalu hati-hati." jawabnya dengan tersenyum.

" Perkenalkan nama aku Bana, Aku mahasiswa kedokteran." ucapnya dengan tersenyum dan mengeluarkan tangannya.

" Halo Bana, aku Hersi dan aku adalah mahasiswi hukum." ucapnya dengan menjabat tangan Bana.

" Senang bisa berkenalan dengan kamu hersi, Kamu sedang apa berkeliaran di sekitar sini?" tanya Bana yang heran.

" Aku sedang mencari kakakku, kebetulan dia bilang kami mau ketemu di cafe dekat fakultas kedokteran." jawabnya.

" Kakak kamu anak fakultas kedokteran?" tanyanya yang penasaran.

" Tentu saja tidak, kakakku anak fakultas teknik. Kebetulan dia lagi bertemu dengan pacarnya, dan pacarnya itu adalah anak fakultas kedokteran." jelasnya dan mana pun mengerti.

" Kebetulan sekali kalau begitu ya, kalau kamu nggak keberatan bagaimana kalau kita cari tempat duduk di sana." ucap Bana dengan menunjuk cafe tadi.

" Boleh aja sih, kebetulan aku juga malas harus menjadi obat nyamuk mereka." jawab Hersi dan mereka pun langsung masuk menuju cafe.

Kini Mereka pun mencari tempat duduk yang kosong, dan akhirnya mereka mendapatkan tempat duduk yang bisa melihat ke arah pandangan tempat Prayogi dan juga tempat kakak dari Hersi.

" Bagaimana kalau kita di sini saja, kebetulan aku juga bisa melihat kakakku dari sini." ucap Hersi dengan menunjuk meja kakaknya.

" Tentu tidak masalah, ternyata kamu adiknya Tabarik." ucapnya.

" Kamu kenal dengan kakakku?" tanyanya yang terkejut.

" Tentu saja aku kenal sama kakak kamu, kebetulan pacar Kakak kamu itu Si Wina. Dia itu teman sekelas aku, dan satu kelas kami juga sudah kenal sama Tabarik." jelasnya dan Hersi pun mengangguk.

" Oh jadi begitu ceritanya, pantas aja kamu mengenal kak Tabarik. menurut kamu Kak Wina itu gimana?" tanyanya.

" Menurut aku Wina itu baik, dia juga pintar. karena itu banyak sih orang yang jatuh hati sama dia." jawabnya.

" Kalau begitu kamu juga suka sama Wina?" tanyanya yang penasaran.

" Aku hanya bilang dia cantik, tapi bukan berarti kalau aku suka sama dia." jawabnya dan Hersi pun tersenyum.

" Oh jadi begitu, Aku kira kamu juga naksir sama Wina." ucapnya.

" Hahaha, Nggak mungkin lah aku nakir sama Wina. Lagian Si Wina juga udah punya pacar, kita itu jadi orang juga harus tahu diri." ucapnya dengan tertawa lepas dan membuat Hersi terteguh.

" Jadi kalau misalnya Si Wina itu belum punya pacar, baru kamu akan memiliki rasa suka sama dia?" tanyanya kembali seperti menginterogasi.

" Kenapa Aku merasa seperti diinterogasi ya." ucapnya dan hersi pun menjadi diam.

" Aku tidak akan pernah menyukai Wina, karena sejak awal Wina memang bukan tipeku. dan mau sampai kapanpun, aku juga tidak akan pernah jatuh hati sama dia. karena orang yang aku sukai..." tambahnya yang terhenti.

" Ada di depan mata..." gumamnya tapi masih bisa didengar.

" Ternyata dia juga menyimpan hati sama aku." batinnya dengan tersenyum.

" Ya udah kita pesan makanan dulu ya, kamu pasti sudah sangat lapar bukan." ucap Bana kemudian mereka pun memesan makanan.

Kini pelayan pun datang menghampiri keduanya, Mereka pun segera memesan makanan dan minuman. Setelah mencatat pesanan dari keduanya, pelayan itu pun segera kembali ke belakang untuk membuat pesanan mereka. Keduanya pun tampak berbincang, dan tidak berapa lama pesanan mereka pun telah tiba.

Keduanya pun mulai menyantap makanan sambil mengobrol, dan tiba-tiba saja arah pandangan tertuju ke arah keduanya. Kini Tabarik pun hadir kemeja mereka, iya sangat penasaran bagaimana sang adik bisa kenal dengan Bana.

" Kalian berdua saling kenal?" tanya Tabarik.

" Kebetulan tadi nggak sengaja tabrakan Kak." jawab Hersi.

" Oh ternyata begitu, tetapi tampaknya kalian sudah sangat akrab ya. Oh iya Bana, aku minta tolong anterin Adikku pulang ya. Kebetulan aku masih ada urusan sama Wina, aku nggak tega lihat adikku naik ojek. Aku takut kalau adikku ini sampai diapa-apain sama mang ojeknya, tahulah zaman sekarang kan berbahaya." ucapnya dan Hersi pun terkejut.

" Kak..." ucapnya dengan menatap ke arah sang kakak.

" Kamu tenang aja dek, Bana ini adalah orang yang baik. Kakak juga udah lama kenal sama dia, Kakak jamin kamu nggak akan kenapa-kenapa sama dia." ucapnya kemudian langsung pergi meninggalkan keduanya.

" Ya elah Kakak aku, Maaf ya jadi harus ngerepotin." ucapnya yang canggung.

" Nggak apa-apa kali, aku udah terbiasa sama sikap dia yang kayak gitu." jawabnya dan membuat Hersi bingung.

" Nggak usah bingung, dia juga udah sering gabung sama tim kami untuk jalan-jalan. Jadi sikit banyaknya kami juga udah saling mengerti, kamu tenang aja aku akan antar kamu sampai dengan rumah." ucapnya dan Hersi hanya mengangguk saja.

" Jadi kalau begitu Kamu sangat dekat ya dengan kakakku, Ya udah deh kalau gitu aku pulangnya sama kamu aja. Karena sepertinya ketika aku bersama dengan kakakku, aku akan menjadi obat nyamuk lagi Dan lagi. Terkadang aku berpikir dia itu kakakku atau bukan sih, seharusnya seorang kakak itu menjaga adiknya. Tapi dia sekarang lagi menjaga pacarnya daripada adiknya, terkadang aku berpikir juga bagaimana kalau dia suatu hari sudah menikah." ucapnya.

" Aku tahu apa yang sedang ada dalam pikiranmu saat ini, pastinya kamu berpikir kalau kakakmu akan melupakan dirimu bukan. Aku kasih tahu satu hal sama kamu, sampai kapanpun kakakmu tidak akan pernah melupakanmu. Ya memang hanya saja dia tidak bisa memberikan waktunya sepenuhnya untukmu, karena waktunya juga akan diberikan oleh sang pacar. Dan ketika dia sudah menikah nanti, dia juga harus memberikan waktunya kepada istri dan juga anaknya." jelas Bana.

" Tetapi aku sangat ingin menghabiskan waktu dengannya, akankah hal itu akan terjadi?" tanyanya dengan menatap kepergian sang kakak.

" Hal itu masih bisa terjadi, hanya saja kita harus lebih mengerti Kalau dia juga harus membagi waktu kepada keluarganya. Sampai kapanpun seorang adik pasti akan tetap menjadi kesayangan kakaknya, hanya saja perlahan mungkin posisinya akan digeser oleh anaknya. Tetapi bukan berarti dia akan melupakan adiknya, karena adiknya adalah boneka kecil kesayangannya yang selalu dia unyel-unyel sejak dia masih kecil." jelas Bana dan Hersi pun mengangguk.

" Yang kamu katakan memang benar, tetapi untuk saat ini aku masih belum bisa menerima itu semua. Aku merasa kakakku sudah mulai tidak peduli kepadaku lagi, dan hal itu sudah aku rasakan sejak ia menjalin hubungan dengan pacarnya itu." ucapnya.

" Aku tidak bisa menentang apa yang telah kamu anggap, Aku hanya bisa memberi pengertian sedikit kepadamu. Dan bila kamu mempercayainya atau tidak, semua keputusan ada di tangan. Setidaknya aku hanya akan memberi pencerahan sedikit kepadamu, untuk Kamu menerimanya atau tidak Itu tergantung kepada kamu." jelas Bana.

" Terima kasih karena telah mencoba untuk meyakinkanku, Aku akan mencoba untuk menerimanya. Walaupun memang ini sebenarnya sangat sulit untuk diriku, tetapi aku akan mencoba untuk menerimanya. Terima kasih karena telah berusaha untuk membuka pandanganku, dan aku rasa memang sangat baik untuk berkomunikasi kepada dirimu." ucapnya dengan tersenyum.

" Aku yang akan sangat berterima kasih kepadamu Hersi, entah kenapa pikiranku bisa terbuka ketika bertemu denganmu. Padahal selama ini aku belum pernah merasakan hal yang seperti ini, dan bisa dikatakan selama ini aku juga tidak pernah ada niatan untuk meyakinkan orang lain tentang suatu hal. Biasanya untuk menentukan jalan hidupku sendiri saja aku sudah sangat sulit, tetapi entah kenapa hari ini aku justru memberikan nasehat kepadamu." jelasnya dan keduanya pun tersenyum.

" Jujur saja aku masih tidak percaya dengan apa yang kamu katakan barusan Bana, karena menurutku kamu sudah bisa meyakinkan hatiku untuk mengerti tentang posisi kakakku. Dan aku rasa kamu bukanlah orang yang terlalu sulit untuk mengambil keputusan, aku mengira kamu adalah orang yang tegas dan bisa mengambil keputusan yang terbaik dalam hidupmu. Tetapi Apa yang kamu katakan barusan kepadaku hal itu sangatlah bertolak belakang dengan apa yang ku yakini, dan aku yakin kamu juga pasti telah mendapat pencerahan dari seseorang sehingga kamu bisa berpikir mengenai hal ini." ucapnya.

" Yang kamu katakan memang sangat benar, aku telah mendapatkan pengertian dari seseorang yang menurutku sangat spesial. Dia selalu saja bisa membuat hatiku tenang, dan dia selalu saja bisa mengerti apa yang sedang aku rasakan. dia bukanlah orang lain, tetapi dia adalah kakakku. Dia adalah orang yang sangat pintar dalam dunia pendidikan pekerjaannya, tetapi dia sangat bimbang kalau berkaitan dengan seorang wanita." jelasnya.

" Biar aku tebak, pastinya kamu yang mencarikan pendamping untuk kakakmu itu bukan?" tanyanya dan Bana pun mengangguk.

" Yang kamu katakan memang benar, selama ini aku selalu saja melihat kakakku sibuk dengan pekerjaannya. Dan karena itu aku berniat untuk mengenalkan dia dengan seorang wanita, dan sebenarnya saat ini ia sedang berkencan dengan seorang wanita yang telah ku kenalkan itu." ucapnya dan membuat wanita itu menjadi penasaran dengan sang sosok Kakak dari Bana.

" Itu kakakku yang ada di sana, dia aku kenalkan dengan kakak seniorku yang bernama Feva. Nama kakakku itu adalah..." ucapnya yang tiba-tiba saja dihentikan.

" Kak Prayogi." ucapnya dan membuat Bana terkejut.

" Kamu kenal dengan kakakku itu?" tanyanya untuk memastikan.

" Tentu saja aku mengenalnya, dan bahkan Aku bukan hanya mengenal Kak Prayogi saja. Aku sudah lama mengenal mereka berdua, dulu sempat ada tragedi yang terjadi di antara keduanya. Dan setelah tragedi itu terjadi, Kak Feva pergi menghilang. Kami semua berusaha membantu Kak Prayogi untuk mencari Kak Feva, tetapi takdir tidak kunjung mempertemukan keduanya. Dan hari ini kamu berhasil mempertemukan dua pasang kekasih itu, kekasih yang sebenarnya saling mencintai tetapi mereka selalu menyimpannya dalam diam." jelasnya dan Bana pun terkejut.

" Jadi Mereka berdua adalah pasangan di masa lalu, kalau begitu nama seorang wanita yang selalu ada di dalam dompetnya adalah nama Kak Feva." ucapnya yang mencoba untuk percaya.

" Bisa dikatakan seperti itu, karena sebenarnya mereka berdua adalah pasangan kekasih yang selalu mencari satu sama lain. Dan kamu memang adalah seorang adik yang sangat berbakti, karena kamu bisa mempertemukan seseorang yang selama ini mencintai dalam diam." ucapnya.

" Kalau begitu dalam waktu dekat kemungkinan mereka akan melanjutkan hubungan tahap berikutnya?" tanyanya Bana dan Hersi pun mengangguk.

" Mungkin saja apa yang kamu katakan itu adalah kebenaran, dan sekarang kita hanya perlu menunggu waktu untuk mereka melanjut ke tahap berikutnya. Kalau memang kamu tidak keberatan, bolehkah aku membantumu untuk menyatukan keduanya?" tanyanya dan Bana pun mengangguk.

" Tentu saja aku tidak merasa keberatan Kalau kamu memang berniat untuk membantuku untuk menyatukan mereka, tetapi apakah kamu yakin untuk selalu bertemu dengan diriku setiap harinya. Aku tahu kamu tidak merasa nyaman ketika dekat denganku, dan hal itu dapat terlihat dari sorot matamu ketika memandangku." ucapnya yang memang bisa menyadari sorot mata dari Hersi.

" Maafkan aku karena kamu merasa tidak nyaman dengan tatapanku, tetapi sebenarnya aku menatapmu seperti itu bukan karena aku tidak suka kepada dirimu. Aku hanya merasa tidak senang karena kakakku menitipkan aku kepadamu, karena sebenarnya kita baru saja mengenal. Dan aku masih belum yakin kalau aku bersama denganmu, aku merasa takut dengan semua ini." jelasnya.

" Kamu tidak perlu merasa takut kepada aku, aku tidak ada niat jahat kepada dirimu. Dan aku memang sudah lama mengenal kakakmu, Oleh karena itu dia merasa nyaman ketika menitipkan kamu kepada aku. Dan aku yakin dia tidak akan mungkin menitipkan mu kepada orang yang menurutnya tidak bisa menjaga dirimu, karena itu dia menitipkan kamu kepada aku karena dia memang sudah mengenalku." tebaknya.

" Yang kamu katakan memang kemungkinan adalah benar, karena ini adalah kali pertama ia menitipkan aku kepada temannya. Biasanya dia pastinya akan meminta aku pulang dengan taksi, walaupun pada saat itu ia sedang berkumpul dengan para teman-temannya." ucapnya dan membuat Bana tersenyum dengan penuturan wanita itu.

" Berarti Aku adalah orang pertama yang bisa meluluhkan hati Tabarik, semoga saja hubungan kita akan berlanjut ke tahap berikutnya." batin Bana.

" Kamu sedang memikirkan apa?" tanyanya.

" Aku sedang tidak memikirkan hal yang penting, aku hanya tiba-tiba saja kepikiran dengan tugas kuliahku." ucapnya.

" Ternyata kamu memikirkan mengenai tugas kuliahmu, kalau begitu bolehkah kamu mengantarku pulang. Jujur saja aku sudah merasa tidak nyaman, entah mengapa sejak tadi banyak pandangan mata yang tertuju ke arah kita." ucapnya dan Bana pun langsung menyadarkan pandangannya ke arah sekitar.

Alangkah terkejutnya Bana ketika mengetahui kalau banyak mata yang tertuju kepada mereka, sungguh ia tidak menyadari kalau sejak tadi ia sudah menjadi pusat perhatian. Ia pun langsung menatap sinis ke arah orang-orang yang melihat ke arahnya, dalam sekejap pandangan para orang-orang itu pun beralih. Dan perlahan Hersi pun merasa senang, karena pandangan tajam yang tertuju kepadanya mulai meredup.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!