AL 2

Kini setelah shalat istikharah, akhirnya Alia mendapatkan keputusan. Dan ia pun menyampaikan apa yang ia pilih, dan hal itu membuat semuanya kaget.

" Ami..." panggilnya dengan sedikit berteriak.

" Ada apa sayang, jangan teriak-teriak dong. Sepertinya kabar gembira ya?" tanya Ami yang penasaran.

" Alia sudah memutuskan untuk kuliah dimana." jawabnya dan membuat Aminya pemasaran.

" Lalu kau akan melanjutkan kuliah di mana saya?" tanya Ami.

" Alia akan melanjutkan kuliah di kampus Kakak." jawabnya.

" Kau yakin dengan keputusanmu?" tanya Ami.

" Adek sudah yakin dengan kepuasan Adek Mi." jawabnya.

" Kau yakin Dek, lagian di sekitar sini juga masih ada universitas negeri loh. Kakak kemarin hanya bercanda saja, jadi nggak usa di pikirkan apa yang Kakak katakan." jelasnya.

" Adek sudah yakin dengan keputusan Adek, Kak." jelasnya dengan mengangguk.

" Yasudah kalau begitu, tapi untuk masuk ke universitas Kakak juga nggak semudah yang adek bayangkan loh." ucapnya.

" Adek tau soal itu Kak, walaupun kampus Kakak itu kampus swasta. Tetapi kampus Kakak juga salah satu kampus terbaik di kota kita, jadi Adek juga akan mempersiapkan diri dengan baik." ucapnya dengan tersenyum.

" Syukurlah kalau Adek sudah mengetahuinya, kalau begitu semangat ya Dek." ucapnya menyemangati Alia.

" Tentu saja Kak, Adek harus semangat. Karena Adek juga mau seperti Kakak yang bisa membanggakan Abi dan Ami." ucapnya.

" Kau memang adalah adikku Alia, aku yakin ambisimu itu pasti akan tercapai. Kalau begitu semangat belajarnya, Kakak yakin kamu pasti bisa." ucap Feva dengan tersenyum.

...----------------...

Kini Dian sedang mempacking barang-barangnya, karena esok hari ia akan berangkat ke Kairo. Sebenarnya ia sangat sedih harus meninggalkan keluarganya, tetapi ia tidak bisa berkata apa-apa. Anak Ini semua adalah perintah sang Abi, dan dia tidak bisa membantah.

" Bagaimana persiapanmu?" tanya Ahmad.

"Alhamdulillah semuanya lancar Abi." jawab Dian dengan tersenyum.

" Syukur alhamdulillah kalau semuanya lancar, semoga saja perjalananmu akan lancar. Dan ketika engkau sudah sampai di sana segera hubungi Abi dan juga Umi." ucap Ahmad.

" Abi tenang saja, Dian juga akan sering memberi kabar kepada Abi dan juga Umi. Insya Allah dia akan baik-baik saja di sana, dan lagi Dian juga akan berangkat besok Abi bukan hari ini. Jadi Abi tidak perlu khawatir, lebih baik Abi tersenyum dan Dian mohon untuk jaga Umi." ucap Dian dan Ahmad pun hanya mengangguk saja.

" Kak Dian..." ucap Gempa yang kini memasuki kamar.

" Ada apa Gempa?" tanya Dian.

" Kakak beneran akan ninggalin Gempa?" Tanyanya yang sebenarnya tidak ingin pisah.

" Kakak perginya juga nggak akan lama Dek, setelah selesai pendidikan Kakak akan segera kembali ke sini." ucapnya dengan tersenyum.

" Kak Dian janji ya, Kak Dian juga harus mencari pasangan orang sini. Agar Gempa bisa sering main ke rumah Kak Dian nantinya, jadi nggak perlu capek-capek ke luar negeri cuma buat jumpa sama Kak Dian." ucap Gempa.

" Belum juga Kakak mu lulus kuliah, tapi kau sudah memikirkan tentang istrinya." ucap Ahmad.

" Ya kan, itu karena Gempa nggak mau harus pergi keluar negeri hanya untuk bertemu dengan Kak Dian Abi. Karena hal itu sungguh sangat melelahkan Abi." Ucap Gempa.

" Ya sudah, kalau begitu. Abi pergi dulu ya, kalian lanjutkan saja pembicaraan kalian." ucap Ahmad kemudian langsung pergi meninggalkan kamar Dian.

Dian dan Gempa pun saling mengobrol, hingga tidak terasa kini waktu sudah menunjukkan tengah malam. Dan kini mereka pun memutuskan untuk tidak, karena besok pagi Dian akan segera berangkat ke Kairo.

...----------------...

Matahari pagi sudah menyapa, kini kedua pemuda itu pun segera bersiap. Karena Dian akan segera berangkat ke Kairo, kini mereka menuju meja makan untuk sarapan. Tampak Umi yang bersedih karena akan berpisah dengan Putra sulungnya itu.

" Umi kenapa menangis?" tanya Gempa.

" Umi nggak nangis kok." Jawabnya dengan tersenyum palsu.

" Umi nggak usa bohong, umi jangan nangis ya. Walaupun Dian sudah nggak ada di sini, setidaknya masih Gempa Umi." ucap Dian yang langsung memeluk Uminya.

" Tapi tetap saja, kau dan Gempa berbeda sayang. Kalian berdua memiliki tempat masing-masing di hati Umi sayang, jadi walaupun masih ada Gempa di sini. Tetap saja Umi merasa kekurangan sayang." ucapnya.

" Sudahlah Umi, semua ini demi kebaikan. Insyaallah Dian akan kembali dengan membawa ilmu agama yang dapat bermanfaat bagi kita dan juga masyarakat." ucap Abi.

" Yang di bilang sama Abi benar Umi, jadi Umi jangan sedih ya." ucapnya.

" Ya sudah, tapi Umi boleh menyuapi kau untuk yang terakhir kan?" Tanya Umi dan Dian pun mengangguk.

Umi pun langsung mengambil tempat duduk di samping Dian, Abi hanya menggelengkan kepalanya saja melihat istrinya. Tetapi ia menyadari sikap istrinya, ia mengerti kalau istrinya sangat menyayangi Putra mereka. Oleh karena itu, Ahmad tidak melarang apa yang dilakukan oleh istrinya.

Kini tanpa mereka sadari waktu penerbangan Dian tinggal satu jam lagi, dan mereka pun segera bersiap untuk pergi untuk ke bandara. Alhamdulillah mereka pun tiba di bandara dengan tepat waktu, Dian untuk segera pergi menuju tempat menunggu. Dan ia pun meninggalkan kedua orangtuanya dan juga adiknya.

" Dian janji akan pulang dengan membawa ilmu yang bermanfaat, dan perjuangan Abi dan Umi untuk menyekolahkan ku tidak akan sia-sia." batinnya.

Kini pesawat Dian pun lepas landas, dan ia pun terus berdoa dalam perjalanan. Karena itu adalah pertama kalinya ia pergi tanpa kedua orangtuanya.

...----------------...

Tidak terasa kini sudah waktunya tes untuk masuk universitas, Alia pergi bersama dengan Kakaknya. Keduanya sangat semangat, dan kini mereka sudah sudah sampai di depan ruangan tes.

" Adek masuk dulu ya Kak, doain Adek ya Kak." ucapnya dengan tersenyum.

" Iya Kakak doain, sekarang cepat masuk. Kalau terlambat nanti nggak bisa ikut tes." ucapnya.

" Iya Kak." ucapnya kemudian langsung masuk ke dalam ruangan tes.

Alia berusaha mengerjakan semua soal yang di berikan, dan merasa sangat bahagia karena ia bisa mengerjakan semuanya dengan sangat baik. Bahkan orang yang berada di sebelahnya pun kaget, karena Alia dapat mengerjakan soal ujian dengan sangat cepat.

Kini waktu ujian telah selesai, Alia lah orang pertama yang keluar ruangan. Ia pun segera menemui sang Kakak yang sedang menggunakannya.

" Kakak." Ucapnya yang kemudian langsung memeluk Feva.

" Bagaimana ujiannya?" tanya Feva.

" Alhamdulillah ujiannya berjalan dengan lancar, dan Alia juga orang pertama yang berhasil keluar dari ruangan ujian." jelasnya dan Feva pun tersenyum.

" Syukur alhamdulillah kalau seperti itu, kalau begitu sekarang mari kita pulang. Kita tunggu kabar selanjutnya, tetapi jika memang adik tidak lulus. Kakak harap Adik bisa lanjut ke Universitas lain, jangan bersedih dan menyerah." jelasnya untuk menguatkan sang Adik.

" Insya Allah Kak, Alia akan mencoba menerima segalanya. Bila Aliya memang tidak ditakdirkan untuk melanjutkan kuliah di sini, berarti masih ada jalan lain yang bisa lihat tempuh. Dan mungkin di sanalah tempat yang terbaik untuk Alia, dan membuat Alia tidak merasa terbebani." jelasnya dengan tersenyum.

" Syukur alhamdulillah, ternyata kamu masih memiliki pendapat seperti itu. Kakak sangat bersyukur karena memiliki Adik sepertimu, kalau begitu kita sama-sama berdoa. Agar kamu bisa keterima di kampus ini, dan kita bisa selalu bersama kemanapun kita pergi." jelasnya dengan mengelus kepala sang Adik.

" Dia tidak hanya pintar, tetapi ia memiliki pendirian teguh. Di zaman sekarang ini sudah jarang orang yang seperti itu, hal itu membuat aku tertarik kepada dirinya." ucap seorang pemuda.

" Kalau begitu sekarang kita pulang ya, hari juga sudah mulai sore. Abi dan juga Ami pasti sedang menunggu kabar, walaupun hari ini bukanlah hari pengumuman kelulusan. Setidaknya Abi dan juga Ami menunggu, kabar darimu tentang kelancaran ujian mu." jelas Feva.

Keduanya pun segera menuju ke rumah, kini pemuda itu masih terus memperhatikan. Dan ia menjadi penasaran dengan sosok Alia, dan ia bertekad untuk mencari tahu siapa Alia.

" Kau sedang memperhatikan apa?" tanya seseorang yang baru saja tiba.

" Ya ampun Bana, kau mengagetkan aku saja." ucap pemuda itu yang kaget.

" Habisnya kau seperti melamun Jefri, kan aku jadi penasaran." ucapnya ya memang penasaran.

" Aku bukan sedang melamun, aku sedang memperhatikan mereka." Tunjuk Jefri ke arah Feva dan juga Alia.

" Jangan bilang kau penasaran dengan mereka?" tanya Bana.

" Iya benar, kau tau mereka siapa?" tanyanya.

" Kalau yang di kanan aku kenal, dia itu Feva anak jurusan kedokteran." jawabnya.

" Lalu kalau yang di sebelahnya kau kenal juga?" tanyanya untuk memastikan.

" Aku nggak kenal, tapi kemungkinan ia juga anak kedokterannya. Karena mereka berdua pergi secara bersamaan, atau mungkin juga dia Adik Feva. Karena aku juga pernah mendengar kalau Adiknya mau masuk ke sini." jelas Bana.

" Kalau begitu, kemungkinan besar itu adalah Adiknya Feva. Kau mengetahui namanya tidak?" tanyanya.

" Maaf Jefri, aku tidak terlalu dekat dengan Feva. Jadi aku tidak mengetahui nama adiknya." Jawabnya.

" Ya sudah tidak masalah, setidaknya aku sudah mengetahui siapa dia. Dan aku sudah bisa mencari informasi tentang dia, terimakasih Bana." ucapnya kemudian langsung berlari meninggalkan Bana sendirian.

" Jefri, kau ini menyebalkan..." teriaknya karena Jefri meninggalkannya sendirian.

Kini Feva dan Alia sudah sampai di rumah, mereka langsung menemui Aminya. Dan kini Ami mulai mengintrogasi Alia, mulai dari soal-soal hingga proses ujian. Feva hanya diam saja melihat tingkah Aminya itu, karena ia juga pernah merasakannya dan tidak ingin mendapatkan hukuman karena mengganggu.

Feva memutuskan untuk pergi ke kamarnya saja, ia awalnya berniat untuk menghubungi pacarnya. Tetapi niat awalnya tertunda, karena tiba-tiba Abisnya memanggil. Dan ia pun segera turun, untuk menghampiri sumber suara yang memanggilnya.

" Bagiamana tadi proses tesnya?" tanya sang Abi.

" Yang melakukan teskan Alia Abi, jadi yang lebih tua juga Alia. Jadi Feva juga kurang tau." Jawabnya.

" Iya, Abi tau itu. Hanya saja kau pasti sudah mengintrogasi dia selepas keluar tadi kan, dan sekarang ia juga sedang bersama dengan Ami. Jadi lebih baik Abi tanya padamu, karena Abi sangat malas menunggu." jelasnya.

" Baiklah Kakak akan menceritakannya kepada Abi, Alhamdulillah kegiatan Alia berjalan dengan lancar. Dan bahkan Ia merupakan orang yang pertama yang berhasil keluar dari ruangan tes, dan bisa dikatakan kemungkinan besar Alia lulus." jelas Feva dan Abi pun tersenyum.

' Alhamdulillah kalau memang begitu, Abi sangat bahagia mendengarnya. Mudah-mudahan saja Ia memang lulus, dan kalian bisa kuliah di Universitas yang sama." ucap Abi yang kemudian langsung pergi meninggalkannya.

" Abi ini kebiasaan dari dulu, Abi selalu saja meninggalkanku ketika mendapatkan kabar. Sebenarnya Abi perduli atau tidak denganku ya, karena Abi selalu saja meninggalkanku sendirian setelah mengetahui apa yang ia inginkan." ucapnya dengan menggelengkan kepalanya.

" Yang sabar aja Kak, Kakak kayak nggak tahu Abi aja." ucap Alia yang tiba-tiba saja datang.

" Kamu ngapain di sini Dek, atau jangan-jangan kamu sudah mendengar semua yang aku bicarakan dengan Abi?" tanyanya untuk memastikan.

" Tentu saja aku sudah mendengar semuanya Kak, dan aku sangat bersyukur kalau memang aku bisa satu kampus sama Kakak." ucapnya.

" Oh iya Kakak lupa, kamu mengambil dokter umum atau dokter gigi Dek?" tanyanya.

" Aku mengambil dokter umum seperti Kakak, dan rencananya setelah lulus aku ingin langsung mengambil ke spesialis." jawabnya.

" Ternyata kamu sudah merancang untuk kedepannya ya Dek, Kakak saja yang notabene akan lulus lebih dulu darimu belum ada persiapan." ucapnya.

" Kalau begitu Kakak harus segera menyusun rencana, jangan sampai Kakak salah langkah. Dan akhirnya perjuangan kita selama bertahun-tahun tidak membuahkan hasil, atau lebih tepatnya kita tidak akan bisa mendapatkan pekerjaan Kak karena kita mengambil kejuruan yang tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan." jelasnya.

" Kakak akan memikirkannya, sekarang kita sama-sama berusaha ya Dek." ucap Feva.

Terpopuler

Comments

xoxo_lloovvee

xoxo_lloovvee

1 like for you
jangan lupa mampir ya ke novelku ya 😊

2024-04-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!