My Way-14

Satu bulan berlalu,

Bellona menjalani jatuh bangun kehidupan barunya seorang diri, bukan hanya ditipu dan juga dikhianati, gadis itu juga harus mengalami kejadian perampokan yang membuat beberapa uang simpanan nya lenyap tak bersisa.

Hari itu Bellona Ghelsi kembali terlihat semangat, ia bergegas menuju lokasi yang dikirimkan oleh seseorang padanya,

"Hiden Park! bukankah ini tempatnya?" Ghelsi celingukan sembari memeriksa titik lokasi pertemuan pada ponsel yang ia genggam.

Bruuugh!

"Aaaww-wh! manusia dari planet mana yang berjalan tanpa menggunakan mata seperti ini?"

"E-ehai Nona! maaf! maafkan aku! aku terburu-buru karena harus menemui seseorang! jadi aku tak memperhatikan dirimu yang berdiri dengan sembarangan!" seorang pria tinggi dengan kulit putih serta mata sipit nampak semakin kehilangan matanya ketika ia tersenyum lebar dihadapan Bellona.

"Apa maksudmu? apa kau ingin bilang bahwa diriku yang bersalah? haaaa?"

"O heey! tenang lah Nona! aku sama sekali tak mengatakan nya! tapi kau mengakuinya! kau bersalah karena berdiri di sembarang tempat! benar bukan? jadi minta maaf padaku sekarang!"

Menyebalkan sekali! dia yang menabrak ku, apa diriku juga yang harus minta maaf?

Bellona semakin menampilkan wajah sinis nya dihadapan pria asing yang kini justru tersenyum dan menahan tawa.

"Terserah! aku tak punya banyak waktu untuk meladeni pria seperti mu!"

"Tunggu -," Rafayel akhirnya menahan lengan Bellona Ghelsi saat gadis itu memutar tubuh dan hampir melangkah pergi.

"Lepas!"

"It's okay! I'm sorry!"

Bellona kembali menatap bingung pria yang kini mengulurkan tangan ke arahnya.

"Rafayel! aku yang menghubungi mu dan meminta supaya kita bertemu disini, aku benar-benar membutuhkan dirimu untuk mengajariku bermain piano Nona Ghelsi!"

"A-apa? jadi kau-,"

"Aku membaca sedikit biodata profil mu pada salah satu situs job online !"

"Aaah! jadi begitu? aku minta maaf, jika perkataan ku terlalu kasar padamu sebelumnya." Nada suara Bellona seketika turun beberapa oktaf.

"Tak apa! aku menyukai wanita keras kepala seperti mu! mau menjadi kekasih ku?" Rafayel lagi-lagi tersenyum tengil dihadapan Lona.

"Hentikan! jika kau terus menggoda ku, maka aku tak akan menerima pekerjaan ini!"

"Oh ayolah Nona! aku bercanda! kita harus segera pergi sekarang!" Rafayel menarik pergelangan tangan Bellona hingga gadis itu melangkah mengikuti arah kakinya.

Pria ini? sepertinya dia bukan pria sembarangan? wajahnya juga tak begitu asing bagiku! tapi siapa? dimana diriku pernah melihatnya?

Bellona termenung diam hingga Rafayel kembali membuka suara dan membuyarkan lamunan nya.

"Apa yang kau pikirkan Nona? aku ini pria yang perfect bukan? kau pasti memikirkan hal itu!"

"Aaa-ah! iya kau pasti pria yang populer! pastikan kau tak terlambat dalam men_transfer uang gaji ku Tuan! jangan hanya bisa menyombongkan diri!" Bellona kembali menanggapi ketus perkataan Rafayel dengan wajah datar.

"Masuklah!"

Bellona akhirnya melangkah dan mendudukkan diri pada kendaraan Rolls ROYCE Spectre milik pria asing yang kini tampak menutup pintu mobil untuknya.

"Tenang lah Nona! kenapa kau terlihat meragukan diriku seperti ini? tunggu -, apa kau benar-benar sedang membutuhkan uang sekarang?"

"Tentu saja! saya harus membayar uang sewa apartemen dalam waktu satu minggu ini! kalau tidak saya bisa di usir! aaaaaghh! hidup ku, kenapa jadi seperti ini?" Ghelsi bergumam perlahan kalimatnya semakin dalam bahkan hampir tak terdengar, gadis itu juga terlihat menyandarkan kepala sembari memejamkan mata.

"Baiklah! ini ..., aku membayar mu di awal!"

"Apa kau bercanda Tuan Rafayel? aku bahkan belum mengajari mu tentang apapun!" Bellona seketika menatap pria yang kini sibuk memasang seat belt setelah menaruh segepok uang dipangkuan nya.

"Ambillah! itu sebagai pertanda bahwa kau telah menerima bekerja padaku! dan kau juga harus mematuhi peraturan yang ku buat!"

"Baiklah! aku mengerti!" Ghelsi tersenyum tipis, raut wajahnya seketika cerah karena kekhawatiran nya tentang biaya apartemen telah menemukan solusi.

"Jadi kemana kita akan pergi Tuan Rafayel?"

"Berkencan di hotel!"

"A-apa?"

Rafayel kembali terkekeh mendapati ekspresi Ghelsi dengan mata membulat serta suara yang gagap.

"Kau ini sungguh polos atau pura-pura polos Nona?"

"Apa maksudmu? apa kau ingin menjebak ku?"

"Hentikan! a-aawh! hentikan Nona! kau bisa menggangu fokus ku dalam berkendara!" Rafayel mencoba menahan pukulan-pukulan dari genggaman Bellona dengan memiringkan posturnya.

"Berhenti sekarang!"

"Tidak! aku hanya bercanda! kenapa kau ini serius sekali Nona? apa kau tak pernah melakukan hal-hal konyol atau mendapati sebuah lelucon dalam kehidupan mu? aaaaaghh! lenganku ...,"

"Lelucon?"

Bellona seketika terlihat hening dengan tatapan kosong, ia tak menghiraukan Rafayel yang masih tak berhenti berceloteh sembari mengusap-usap lengan kekarnya.

"Tentu! sedikit humor itu bisa membuat jalan hidup kita lebih berwarna. Apa dirimu benar-benar tak pernah melakukan nya?"

Lelucon macam apa yang pernah ku dapati? suamiku bermalam dan bermesraan di apartemen kakakku sendiri saat diriku menanti nya sepanjang malam di rumah,

semua makanan yang telah ku siapkan dengan susah payah, akhirnya terbuang begitu saja, aku bahkan tertidur di meja makan saat menunggu nya kembali.

apakah itu sebuah lelucon yang menggemaskan?

Bellona seketika memalingkan wajah, ia menatap keluar kaca jendela dengan mata berkaca-kaca.

"Apa kau baik-baik saja Nona?"

Hening, Bellona sama sekali tak menanggapi pertanyaan Rafayel yang tertuju padanya.

Apa perkataan ku menyinggung perasaannya? kenapa sikapnya berubah drastis seperti ini?

Rafayel yang menyadari keheningan dari diri Bellona Ghelsi seketika menampilkan wajah khawatir.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!