Bab 18 ~ Ikhlas ~

Warungnya sudah mulai sepi,beberapa kali pelanggan keluar dengan rasa kecewa karena tidak mendapat sarapan dari Sarah.Sarah memang sudah cukup banyak pelanggan,selain karena masakannya yang enak dia dagangannya juga tergolong murah dari tempat lain.

" Kepalaku hampir pecah memikirkan semua ini, tapi ya sudah ikhlas adalah jalan terbaik,larut dalam amarah akan membuat suasana semakin kacau." Ucapnya lalu dia mulai mengemasi barang-barangnya.

Sementara itu di dalam rumah,Andin dan ibunya masih duduk di ruang tamu,sejak keributan tadi pagi dia masih bingung siapa yang telah mengambil uang menantunya itu.

"Bima!!!Bima." Mendengar suara ibunya dari luar Bima langsung keluar dari dalam kamar lalu menghampiri ibunya di ruang tamu.

"Ada apa teriak-teriak ma,aku tidak tuli Bu." Ucapnya.Maya menatap penampilan Bima yang sudah rapi.

" Kamu mau kemana?"

"Aku mau keluar bu,temanku mengajak aku keluar." Jawabnya berbohong.

" Bima,apa benar bukan kamu yang mencuri uang istrimu?" Tanya Maya dengan penuh curiga sambil menatap wajah Bima yang tiba-tiba berubah.

" U_untuk apa aku mencuri uangnya bu,jangan terlalu percaya dengan sandiwara Sarah bu,itu hannya alasan dia saja untuk mengusir kalian,lagian untuk apa aku mencuri uangnya,aku juga punya uang." Jawab Bima.Sejenak dia hampir gugup tapi saat itu juga dia menemukan jawaban yang tepat.

"Kamu punya uang? kalau kamu punya uang nanti belikan kebutuhan rumah? semua kebutuhan rumah,daging cemilan beras pokoknya semua kebutuhan rumah." Ucap Maya.

"Baik bu,aku akan belikan nanti ibu tenang saja,kalian jangan mudah tertipu dengan sandiwara Sarah,anggap saja dia orang gila." Jawabnya dengan kejam lalu dia segera pergi meninggalkan ibu dan Andin adiknya.

Maya dan Andin saling menatap,setelah itu Maya menaikkan pundaknya seakan tidak percaya dengan apa yang dia dengar dari mulut anaknya sendiri.

"Mungkin saja bu,mungkin Sarah ingin kita segera pergi dari rumah ini,lihat saja menu yang dia beli hannya tempe dan tahu setiap hari,dia sengaja melakukan itu agar kita tidak betah tinggal di rumah ini." Ucap Andin.

" Kalau ibu kembali ke kampung,ibu tidak tega meninggalkan kamu dan juga Putri disini,terus kalau kita kembali bersama ke kampung, ibu malu kepada tetangga kalau kamu pulang tanpa suami." Jawab Maya sambil menghela napas panjang.

"Tidak,ibu tidak bisa kembali ke kampung,ibu harus menemani aku disini,lagian ibu harus membantu ku menjaga Putri,karena aku harus mencari kerjaan,kan tidak mungkin aku hannya di rumah saja bosan lah." Jawabnya dengan santai.

" Bu, Raisa kemana? sejak pagi dia sudah pergi masak sampai sekarang dia belum juga kembali?" Tanya Andin tiba-tiba.

"Biarkan saja dia pergi menemui temannya,kata dia temannya mengajaknya cari pekerjaan." Jawab Maya.

Raisa memang sudah pergi sejak pagi setelah menerima uang dari Bima,mereka resmi menjalani hubungan gelap,Bima suami yang tidak berguna semakin tidak tau diri sejak kehadiran Raisa bahkan dia dengan teganya mencuri uang milik istrinya.

Sarah sampai di rumahnya,dia masuk ke dalam rumah,dia hanya diam saja saat melewati mertua dan iparnya.Tidak ingin lagi mengungkit masalah uangnya yang hilang dia sudah menganggapnya kalau uang itu tidak rejekinya.

Dia mulai membereskan dapur yang berantakan seperti kapal pecah,seperti biasa walaupun ada banyak orang di rumahnya tapi satu pun tidak ada yang mau membantunya.Saat sedang sibuk mengepel lantai tiba-tiba dia menghentikan kegiatannya,dia tidak melihat suaminya dan bahkan sepeda motor suaminya juga terlihat begitu juga dengan Raisa.

"Kemana mereka berdua? " Tanya nya dalam hati lalu dia pergi ke kamar mereka,tapi dia tidak melihat suaminya yang dia lihat hannya kekacauan yang dia tinggalkan tadi pagi.Setelah menutup pintu kamarnya kembali Sarah beralih ke kamar yang di tempati Andin,Raisa dan juga mertuanya tapi dia juga tidak melihat siapa pun disana.

" Bu,kemana mas Bima? kok aku tidak melihatnya di rumah?" Tanya Sarah,dia sengaja menghampiri mertuanya yang duduk di sopa sambil menjaga Putri cucunya.

"Kemana lagi kalau bukan mencari pekerjaan!! dia merasa terhina atas sikap mu kepada keluarganya,bahkan dengan teganya kamu menuduh kami mencuri...Aku tau itu hannya trik untuk mengusir kami dari rumah mu." Jawab mertuanya dengan sinis.

Sarah menggelengkan kepalanya,dia tersenyum kecil mendengar jawaban ibu mertuanya.

"Baguslah bu kalau anak ibu sudah punya inisiatif untuk mencari pekerjaan,aku juga lelah bu melihatnya tidak bekerja,sekalipun gajinya tidak besar kalau dia ada pekerjaan dia jauh mulia sebagai suami." Jawab Sarah dengan nada santai membuat mertuanya kehabisan kata-kata.

" Kamu tau kenapa uang mu hilang,itu karena kamu terlalu sombong dan angkuh,itu hukuman buat menantu angkuh sepertimu." Teriak Maya dari ruang tamu tapi Sarah tidak mau terlalu pusing lagi dengan ucapan mertuanya.

" Katakan apa pun yang membuatmu senang,aku tidak mau ambil pusing lagi,kalau aku terlalu memikirkan kalian semua yang ada aku stres,aku juga yang rugi kalau aku terlalu stres toh ini rumahku,aku tidak menumpang." Ucapnya dengan santai berusaha menutup telinga untuk semua kata-kata mertuanya.

Sementara itu di sebuah penginapan kumuh sepasang pria dan wanita sedang memadu kasih menikamti surga dunia yang sudah lama mereka inginkan.

"Cepat mas....Aku sudah tidak tahan....lebih kencang lagi mas...Aahh.." Bibir merah Raisa terus mendesah,menjerit kenikmatan merasakan singkong besar milik suami wanita lain.Raisa memang wanita pemilik nafsu yang sangat kuat hingga dia tidak akan tahan kalau sampai berbulan-bulan tidak di sentuh oleh pria.

Bima terkulai lemas di tubuh mulus Raisa,kali ini dia benar-benar merasakan kenikmatan yang luar biasa setelah beberapa tahun kurang puas atas pelayanan Sarah kepadanya.

"Sayang,kamu memang hebat,tidak heran aku begitu mencintaimu." Puji Bima kepada Raisa lalu dia turun dari ranjang,lalu berbaring di samping Raisa dan memeluknya dengan erat.

" Aku juga sangat puas sayang,terima kasih untuk uang yang kamu berikan tadi pagi,kamu memang pria idaman ku." Jawab Raisa lalu mengecup mesra bibir pria yang bukan suaminya itu.

Setelah hari sudah mulai sore,Raisa kembali lebih dulu ke rumah agar penghuni rumah tidak curiga sementara Bima dia belanja kebutuhan rumah yang cukup banyak.

Saat sampai di depan rumah,Raisa bertemu dengan Sarah yang sedang menyapu halaman bersama kedua putrinya,Sarah memandangi beberapa kantong belanjaan milik Raisa.

Sarah tidak terlalu pusing,dia mengabaikan apa yang dia lihat bahkan membuang jauh-jauh rasa curiga yang sempat mampir ke pikirannya.

"Tidak mungkin,beberapa hari yang lalu dia menerima uang dariku,mungkin saja itu dia pakai untuk membeli apa pun yang dia inginkan." Ucapnya membuang pikiran kotornya.

🌺🌺🌺 bersambung 🌺🌺🌺

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!