Bima menatap Sarah,dia mengira istrinya itu sudah tidak marah lagi setelah dia pergi nongkrong di ujung jalan bersama para pria pengangguran yang hannya menumpang hidup kepada para istrinya.
"Kamu menyuruhku minta maaf kepada anak-anak? apa sikap mu itu tidak berlebihan bagaimana bisa orang tua minta maaf kepada anak,aku hannya ingin mengajari mereka tanggung jawab dan bersikap mandiri." Ucap Bima dengan nada yang mulai tinggi.
"Tidak ada yang salah mas,jika memang kamu papa yang baik bagi mereka kamu harus mengakui kesalahan mu,dan itu juga akan membuat mereka menjadi orang yang akan menghargai mu kalau tua nanti." Jawab Sarah dengan nada santai tapi cukup menusuk.
Bima yang tadi sempat berdiri,sekarang dia kembali duduk lalu menghela napas berat,rasanya dia cukup kecewa atas sikap Sarah yang memperpanjang masalah itu.
"Aku tau kamu tidak menghargai karena aku tidak bekerja,dan aku juga belum bisa mencukupi kebutuhan kalian,aku tau itu yang membuatmu tidak menghargai ku." Ucap Bima dengan nada yang sudah rendah.Sarah yang sedang menyusun barang belanjaannya malah tertawa kecil walau sebenarnya tidak lucu,dia tertawa mendengar ucapan suaminya yang dia nilai terlalu berlebihan,karena sejak mereka menikah tujuh tahun yang lalu yang dia ingat dia hannya pernah menerima nafkah beberapa kali itu pun hannya cukup untuk makan seminggu dengan lauk seadanya.
"Kenapa kamu tertawa,kamu menghinaku_
"Sudahlah mas, aku tidak mau berdebat,kamu tau kan selama pernikahan kita aku selalu menghindari keributan,aku hannya berharap kamu sadar akan posisi mu." Ucap Sarah lalu dia meninggalkan suaminya di dapur dengan wajah pucat pasi.
Sarah tidak peduli dengan wajah pucat suaminya.Sejak menikah dengan Bima dan pria itu tidak bisa memberikan nafkah layaknya seorang pria bertanggung jawab Sarah memang kadang kurang menghargai pria itu,tapi semua itu bukan dari hati dia hannya ingin Bima sesekali memperlakukan dirinya sebagai istri bukan sebagai tulang punggung keluarga kecilnya.
Sesampainya di kamar,Sarah membangunkan Yuna dan Yola dia selalu memberikan waktu satu jam untuk kedua buah hatinya untuk menemani mereka bermain dan membacakan cerita-cerita legenda.
Setelah Sarah selesai membacakan cerita untuk kedua buah hatinya dia keluar dari dalam kamar,dia akhirnya pamit kepada kedua putrinya untuk berangkat ke taman untuk jualan,dia merasa sangat bersyukur kedua anaknya tidak rewel bahkan Yuna sudah sangat pintar untuk menjaga adiknya.
Sementara itu Bima hannya bermain game di ruang tamu saking asiknya main game dia sampai tidak melihat Sarah keluar dari rumahnya membawa barang jualannya dan Sarah sama sekali tidak mau ambil pusing karena hal itu sudah biasa baginya.
Pada saat itu tidak lama kemudian suara bel pintu berbunyi,Bima beberapa kali mengumpat karena dia sangat terganggu dengan bunyi bel dari luar.
"Dasar kampungan siapa yang ada diluar,ganggu orang sedang main saja." Ucapnya lalu dia menutup ponselnya lalu dia bergegas pergi membuka pintu.
"Ibu...Kenapa tidak menghubungiku kalau kamu kemari kan aku bisa menjemputmu ke terminal?" Bima tampak kaget atas kedatangan ibunya yang mendadak.
" Ibu bawa Raisa,jadi kalau kamu menjemput ku,nanti siapa yang membawa Raisa kemari!!"
"Udah lebih baik kalian masuk dulu." Ucap Bima mempersilahkan ibunya dan juga Raisa saudara jauhnya dari kampung.
Bima kembali dari dapur dia membawa dua gelas minuman dingin di tambah cemilan,dia terlihat sangat senang atas kedatangan ibunya dari kampung.
"Bu minum dulu kalian pasti sangat lelah setelah perjalanan jauh.Terus kenapa ibu datang tanpa menghubungiku dulu,seharusnya ibu menghubungiku setidaknya aku tidak kaget seperti ini?" Ucap Bima lalu duduk di depan ibunya.
"Ibu kesini buru-buru,Raisa dan suaminya sudah bercerai,dia mau merantau ke kota ini,dia meninggalkan suami dan anaknya,dia sudah tidak tahan dengan suaminya yang pemabuk di kampung.Ngomong-ngomong kenapa aku tidak melihat kedua cucuku dan juga istrimu?" Tanya ibunya dengan mata mengelilingi ruangan itu.
Sebagai seorang ibu,dia cukup kagum dengan kemajuan anaknya di kota ini,bagaimana tidak mereka baru saja merantau enam tahun yang lalu di kota besar ini,tapi kehidupan mereka sudah jauh lebih baik dibandingkan di kampung dulu rumahnya sudah banyak di renovasi dan juga perabotan rumah tangga yang terlihat begitu mewah.
"Sarah sedang jualan bu,Yuna dan Yola sedang ada di kamar mungkin mereka sedang belajar." Jawab Bima.Dia tidak mau mengomentari rumah tangga Raisa,yang jelas dia sangat kaget mendengar kabar buruk tentang Raisa karena beberapa tahun yang lalu sebelum bertemu Sarah dia pernah jatuh cinta kepada Raisa,tapi dia sangat yakin kalau Raisa tidak pernah tau akan perasaanya itu dulu.
" Oohhh....Tapi sepertinya kehidupan kalian semakin membaik ya,ibu ingat waktu ibu berkunjung tiga tahun yang lalu rumah ini masih gubuk tapi sekarang sudah sangat bagus di tambah perabotannya yang mewah ibu bangga kepada mu." Puji ibunya dengan wajah bahagia.
"Biasa saja kok bu,tapi untuk sekarang aku tidak bekerja bu,aku baru resign dari kantorku,ini juga lagi mencari pekerjaan."Ibunya menoleh ke arahnya membuat Bima menunduk malu karena harus mengakuinya di hadapan Raisa.
"Kenapa? bukannya pekerjaanmu sudah bagus? "
"Sudah tapi kemarin ada masalah sedikit makanya aku mengundurkan diri.Sudah kita tidak perlu membahas itu,mungkin kalian sudah kegerahan lebih baik kalian masuk ke kamar tamu dan mandi." Ucap Bima lalu mengantar Raisa dan ibunya ke kamar tamu.
Bima kembali ke ruang tamu lalu dia duduk di sopa,dia masih bingung dengan suami Raisa,rasanya dia kurang percaya dengan apa yang di katakan ibunya.
" Bodoh sekali pria itu,bagaimana bisa dia membuang istri secantik Raisa,selain cantik kulitnya juga mulus,bodinya aduhai padahal dia tinggal di kampung beda sekali dengan Sarah, dia tinggal di kota tetapi kulitnya kusam,wajahnya sudah mulai di hiasi flek hitam,belum lagi tubuhnya yang bau membuatku makin tidak selera,untung saja dia pintar cari duit setidaknya dia masih bermanfaat untukku." Ucapnya dalam hati.
" Arng....Pikiran apa ini,gila apa aku sudah gila memikirkan hal bodoh seperti itu." Ucapnya sambil memukul kepalanya beberapa kali berusaha untuk sadar.
Malam sudah mulai larut,Sarah akhirhya kembali dari taman,dia membawa semua barang-barangnya ke rumah dan meletakkannya di dapur.Dia duduk di sopa dengan wajah lelahnya sementara Bima masih di sana juga minum kopi sambil menonton ibunya dan Raisa sudah tidur sejak tadi jam delapan.
" Sarah,ibu berkunjung aku minta tolong kamu jangan membuat masalah selagi ibu masih disini." Belum hilang rasa lelahnya Bima sudah mengejutkannya dengan ucapannya.
" Untuk apa ibu kemari?" Sarah dan mertuanya dari dulu memang tidak cocok,dia merasa mertuanya terlalu sombong sekelas orang tidak mampu seperti itu.
🌺🌺🌺 bersambung 🌺🌺🌺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
bisa bahaya kalau ada Raisa mana tahu dia calon pelakor dalam rumah tangga kalian....
2024-05-03
0