Bima menoleh ke arah Sarah,dia sedikit kesal dengan pertanyaan yang dilontarkan istrinya,padahal dia sudah berusaha untuk memohon kepada wanita itu.
"Memangnya ibuku tidak bisa berkunjung kesini? dia kangen kepada cucu-cucunya..Sarah aku minta tolong jangan buat keributan selagi ibuku ada di rumah ini toh dia tidak akan lama disini." Ucap Bima dengan nada memohon.
Sarah menghela napas berat,sebenarnya dia tidak masalah kalau mertuanya berkunjung ke rumah mertuanya,tapi dia tidak suka dengan sikap mertuanya yang kadang suka ikut campur jika seandainya diantara dia dan suaminya ada perselisihan kecil.
"Aku tidak pernah ada masalah kalau ibu mengunjungi kita,tapi aku tidak suka kalau ibu selalu ikut campur kalau kita ada masalah." Jawabnya dengan nada berat.
"Itu tidak akan terjadi dan mulai besok aku juga akan mencari pekerjaan,kamu lebih baik istrahat bukan kah besok pagi kamu akan bangun cepat?" Tanya Bima dengan wajah yang sedikit lain malam ini.
Sarah memperhatikan perubahan wajah suaminya,dia merasa bingung dengan sikap suaminya yang tiba-tiba perhatian seperti itu.
"Sebahagia itu mas Bima saat ibunya datang? mungkin saja karena memang ibu sudah lama tidak berkunjung ke kota ini." Ucapnya dalam hati lalu dia segera meletakkan semua barang-barangnya di dapur lalu segera ke kamar untuk istrahat.
Seperti itu lah aktifitas melelahkan Sarah setiap hari untuk mencari nafkah untuk keluarga kecilnya,dia sangat bersyukur dari hasil kerja kerasnya dia bisa membeli perabotan bagus di rumah bahkan bisa merenovasi rumah,membeli sepeda motor milik suaminya bahkan sudah menyimpan sedikit uang di tabungan mereka.
Sarah melakukan semua itu dengan penuh kerja keras,bahkan dia tidak punya waktu untuk merawat tubuh serta kulitnya,di usianya yang masih dua puluh sembilan tahun,wajahnya sudah keliatan sangat tua berminyak dan jerawatan dari fisiknya memang tidak ada satu pun yang menarik,tapi dia tidak pernah peduli akan hal itu apalagi Bima yang tidak pernah mempermasalahkan itu semua.
Tanpa mencuci wajah terlebih dahulu dia langsung tidur,dia tidak peduli saat Bima belum juga tidur padahal malam sudah semakin larut,tapi itu sudah hal biasa karena pria itu selalu main game sampai larut malam.
Keesokan paginya,Sarah sudah bangun dan menyiapkan semua barang bawaannya ke pasar,tidak lupa dia memasak sarapan yang lumayan banyak mengingat mertuanya yang sedang bersama mereka,dia tidak tau kalau mertuanya juga datang bersama Raisa.
" Ada yang bisa aku bantu Kaka?" Tanya Raisa tiba-tiba saat Sarah sibuk menyiapkan sarapan untuk mereka semua.
"Raisa,kamu juga disini? apa kamu datang bersama mertua ku?" Tanya Sarah saat dia menoleh ke arah Raisa yang sudah berdiri disampingnya.
"Iya kak.Aku datang bersama ibu."
"Terus anakmu? suamimu memangnya mereka memberimu ijin datang mengunjungi kami?" Tanya Sarah masih saja heran melihat kehadiran Raisa di rumahnya.
" Tidak usah membahas masa lalu kak!! aku datang ke kota ini ingin merubah nasib." Jawab Raisa yang sudah duduk di kursi.
"Hmm...Aku bingung,kamu kan sudah menikah dan kalau tidak salah kamu sudah punya anak? apa rumah tanggamu bermasalah?" Tanya Sarah penuh rasa ingin tau.
Raisa tampak menarik napas berat,sepertinya dia keberatan menceritakan masalah rumah tangganya tapi Sarah mencecarnya penuh pertanyaan.
" Aku sudah cerai kak dengan suamiku,dia pria tidak bertanggung jawab,aku tidak kuat punya suami pengangguran dan hannya mengandalkan hasil pertanian,aku meninggalkan dia dan juga anakku,suatu saat aku akan menjemput anakku kalau aku sudah sukses." Jawab Raisa terus terang.
Sarah menatap Raisa dari atas kebawah,dia merasa ada yang aneh,sekalipun Raisa tinggal di desa kulitnya cukup mulus dan tubuhnya terawat dan itu artinya suaminya bertanggung jawab kepadanya selama ini kepadanya.
"Seharusnya kamu berjuang untukmu anakmu,apa kamu tidak kasihan meninggalkan anakmu dengan mantan suamimu bagaimana kalau dia menikah lagi? Raisa kalau kita sudah menikah dan punya anak seharusnya kamu tidak bisa egois,karena sekarang ini kita bukan hannya memikirkan diri kita tetapi harus memikirkan anak kita juga." Sarah menasehati Raisa tapi sepertinya wanita itu tidak terima wajahnya terlihat berubah setelah mendengar ucapan Sarah.
"Sudahlah,aku sudah tidak kuat hidup bersama dengan pria seperti itu,hidup hannya sekali nikmati saja." Ucap Raisa lalu dia segera pergi meninggalkan Raisa menuju kamar mandi.
Sarah hannya bisa menghela napas berat mendengar ucapan Raisa,dia tidak bisa membayangkan jika dia bersikap egois seperti Raisa pasti kedua anaknya akan menderita juga.
" Sarah kenapa kamu bingung seperti itu,kamu kenal kan dengan Raisa?" Tiba-tiba mertuanya sudah berdiri disampingnya.Sarah mengambil tangan mertuanya lalu menciuminya dengan sopan.
"Kenal kok bu,aku cuma kaget saja mendengar kabar rumah tangganya,aku tidak menyangka rumah tangganya akan berakhir seperti itu_
"Wanita mana yang tahan dengan pria pemabuk seperti itu,suka kdrt,pemalas biarkan saja mereka bercerai ibu juga mendukungnya." Mertuanya memotong ucapan Sarah,seakan dia begitu mendukung keputusan Raisa.
"Ibu mau makan atau mau minum kopi dulu,sebentar lagi aku juga mau berangkat jualan bu." Ucap Sarah mengingatkan mertuanya.
"Aku mau kopi saja,aku sarapan nanti saja,makanya kamu harus bersyukur punya suami seperti Bima,tidak suka mabuk apalagi kdrt,dia selalu menghormati mu." Tambah ibunya.
Sarah hannya bisa diam,dia hannya berkata dalam hatinya merasa tidak ada yang bisa disyukuri dari pria pemalas seperti suaminya.
" Andai saja aku itu egois,sudah lama aku meninggakan anakmu itu Bu." Ucapnya dalam hati sambil mengaduk kopi untuk ibu mertuanya.
Saat itu Yuna dan Yola sudah keluar dari dalam kamar mereka,Yuna sudah memakai seragamnya,kedua gadis cantik itu langsung menyalami neneknya.
"Yuna kamu habiskan sarapan mu,setelah itu kamu ke rumah tante Meri mulai hari ini dan seterusnya Tante Meri yang mengantar jemput mu ke sekolah.Dan kamu Yola kamu di rumah sama nenek,kamu tidak boleh nakal sama nenek ya. Ucap Sarah. Kedua anaknya langsung mengangguk patuh tampa banyak pertanyaan.
"Baik ma." Setelah semuanya di rasa beres Sarah segera pamit kepada mertuanya dan juga Raisa yang sudah duduk santai di kursi sambil sarapan dan minum teh.
" Umurnya masih muda,masih dua puluh sembilan tahun tapi lihat wajahnya persis kayak ibu-ibu kampung yang tiap hari ke sawah,harusnya dia bersyukur punya suami sebaik Bima." Sungut mertuanya saat Sarah sudah pergi dia tidak sadar anak yang dia lahir kan itu hannya pria benalu yang bisa menumpang kepada istrinya.Sarah tiap hari banting tulang siang malam mengumpulkan uang sementara anaknya hannya bisa menumpang hidup dan makan enak di rumah.
🌺🌺🌺 bersambung 🌺🌺🌺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Siti Masitah
tulang punggung bukan tulang rusuk
2024-07-27
0
Yunerty Blessa
mertua yang tidak tahu bersyukur.... suruh anak mu kerja keras biar Sarah duduk diam di rumah...
2024-05-03
0
Micke Rouli Tua Sitompul
mertua julid
2024-03-18
0