Bab 5 ~ Itu yang tidak aku suka ~

Raisa hannya tersenyum kecil mendengar ucapan bibinya,dia memanggil Maya bibi karena memang mereka masih ada ikatan keluarga.

" Mungkin dia terlalu sibuk mengurus rumah tangga dan bekerja hingga dia lupa merawat diri bibi,yang terpenting dia bisa bekerja dengan baik." Jawab Raisa sambil menyeruput kopinya.

" Alah memang dia saja yang tidak tau cara merawat tubuhnya,kalau suatu saat Bima selingkuh itu semua karena kesalahan dia sendiri,uang memang sangat perlu tapi merawat diri itu jauh lebih penting." Ucap Maya dengan sombongnya dari dulu memang dia selalu tidak puas apa pun yang dilakukan Sarah kepadanya,sekalipun Sarah menantunya yang paling baik memberikan dia bantuan saat dia butuh.

"Kalian lagi ngomongin apa sih,kok kayaknya serius amat?" Tiba-tiba Bima sudah keluar kamar lalu menarik kursinya dan duduk di kursi.Tanpa menunggu perintah Raisa langsung membuatkan kopi untuk Bima seakan dia sedang mencari muka di depan pemilik rumah.

"Mas ini kopinya,aku tidak tau kamu suka atau tidak,yang aku tau itu seorang pria pasti suka kopi setelah bangun." Ucap Raisa dengan senyum yang sangat manis.

Sebenarnya Bima sangat kaget sekaligus terkesan tapi dia tidak menunjukkan rasa kagetnya itu dia hannya merasa seperti di hargai mengingat sudah lama dia tidak dilayani oleh istrinya.

"Terima kasih." Ucapnya dengan sedikit gugup.

"Aku sedang ngomongin istrimu,lihatlah dia tinggal di kota besar ini,tapi kenapa penampilannya begitu buruk,wajahnya sudah dipenuhi flek hitam ditambah tubuhnya yang gendut,bahkan tadi aku mencium aroma tidak sedap dari tubuhnya,bagaimana bisa ada wanita kotor seperti itu di dunia ini." Maya mengomel dengan kata-kata yang sangat menyakitkan dan hal itu membuat Bima cukup malu dihadapan Raisa.

"Sudahlah bu,nanti aku menegurnya,kita tidak usah membahas itu.Ibu belum sarapan? bagaimana kalau kita sarapan?" Tanya Bima mengalihkan pembicaraan dia tidak suka dengan ucapan ibunya bukan karena dia kasihan istrinya melainkan dia malu dihadapan Raisa.

Raisa mulai menyiapkan sarapan,dia melayani Maya dan juga Bima, hal itu membuat Bima semakin merasa dihargai.Mereka makan dengan begitu lahap bahkan sampai semua makanan habis bahkan Maya dan Bima lupa kalau Yuna ada di rumah.

"Papa,aku mau makan tadi aku tidak makan banyak!!" Tiba-tiba Yuna datang dari kamar menghampiri mereka yang sudah selesai sarapan.

"Kamu belum sarapan?"

"Tadi sudah sama kakak tapi aku nga selera,sekarang aku jadi lapar."

"Kalau sudah sarapan nanti siang lagi makannya,kamu harus mandir,sekarang kamu masuk kamar lagi." Ucap Bima mengabaikan permintaan putri keduanya.

"Mas,kalau dia lapar,biar aku masak lagi,kasihan dia."

"Tidak usah,dia memang selalu kayak gitu buang-buang makanan,maklum sudah biasa hidup enak jadi maunya apa pun yang dia inginkan harus dituruti,itu tidak baik." Dengan wajah sedih Yuna masuk ke dalam kamar,Bima sama sekali tidak peduli dengan wajah putrinya.

Sebelum mereka pergi ke ruang tamu,Raisa membereskan semua dapur,lalu menyapu rumah dan mengepelnya,dia melakukan itu karena dia sadar kalau dia sedang menumpang dan dia harus mengambil hati pemilik rumah.

Untuk saat ini Raisa masih belajar untuk mengambil hati Bima dan juga Sarah,dia berharap Sarah menerimanya tinggal di rumah itu untuk sementara sebelum dia mendapat pekerjaan.

"Bima,istrimu kan ada usaha,apa dia tidak mau menerima Raisa sebagai kariyawan nya dia itu rajin bersih,cantik lagi mana tau kalau dia bekerja bersama Sarah usahanya semakin lancar." Ucap mertuanya memulai obrolan dan tanpa sengaja Raisa mendengar percakapan mereka.

"Memangnya kakak Sarah kerja dimana bibi?" Tanya Raisa dia mendaratkan bokongnya di sopa berdekatan dengan Maya.Dia selalu menjaga jarak dengan Bima karena dia tidak ingin Sarah berpikiran yang aneh dengannya.

"Dia kerja di pasar jualan nasi,lumayan lancar usahanya dia sudah berjualan lama disana,kamu mau kan bekerja sama Sarah?" Tanya Maya balik bertanya.

"Aku mau saja bibi,tapi aku takut Kaka Sarah tidak menerima ku." Jawab Raisa.

"Tenang saja nanti aku yang bicara dengannya." Ucap mertuanya mereka duduk santai seharian sambil menonton televisi.Saat hari sudah mulai sore Raisa mulai membersihkan rumah dia tidak ingin melihat wajah tidak senang Sarah saat dia kembali sore nanti.

Benar saja tidak lama kemudian Sarah sudah datang dengan membawa banyak piring kotor,sementara itu Maya sejak tadi sudah masuk kamar mungkin dia tidur siang.

Saat Sarah pulang dengan banyak piring kotor dengan wajah kelelahan Raisa langsung menghampirinya ke halaman lalu meminta barang-barang yang ditangan Raisa.

"Kamu sudah pulang kak,biar aku bantu membawa piring-piring kotor ini."

"Jangan Raisa kamu tamu di rumah ini,aku tidak enak kamu membantuku." Tolak Sarah walau sebenarnya dia juga pengen Raisa membantunya karena seharian ini dia cukup lelah.

"Tidak papa,aku juga tidak ada pekerjaan." Jawab Rasia lalu membawa semua piring kotor ke dapur.Sarah mengikutinya dari belakangan,Sarah cukup senang saat melihat semua rumah bersih dan juga tidak ada lagi piring yang kotor dan makan malam juga sudah tersedia.

"Rajin juga Raisa,bodoh sekali suaminya meninggalkan istri sebaik Raisa." Ucapnya dalam hati dengan senyum di bibirnya.

"Raisa apa kedua anakku sudah makan siang? terus mas Bima kemana? aku tidak melihatnya,aku juga tidak melihat ibu." Tanya Sarah sambil matanya mengelilingi isi rumahnya.

" Yuna dan Yola sudah makan siang,bibi tidur siang mungkin dan Bima sepertinya dia sudah pergi sejak tadi pagi." Jawab Raisa menjawab satu persatu pertanyaan Sarah.

****

Sementara itu Bima sedang keliling di sekitar jalan raya mencari pekerjaan,tapi sejak tadi pagi dia keliling satu pun tidak ada yang menerimanya membuatnya sedikit kesal.

"Sialan,sulit sekali mencari pekerjaan sekarang ini,masak semua orang menolakku!." Ucapnya sambil mengusap keringat yang berjatuhan di wajahnya lalu dia mampir di tempat jualan es kelapa.

" Pesan satu buah kelapanya pak,hari ini cukup panas." Keluhnya sambil mengambil tempat duduk lalu dia duduk sambil memperhatikan semua orang yang lewat dari depannya.

Saat dia sedang asik duduk,tiba-tiba dia teringat kata-kata ibunya tadi pagi tentang istrinya,dia tersenyum kecil membayangkan tubuh gembrot istrinya dan juga wajahnya yang dipenuhi flek hitam.

"Benar kata ibu, Sarah memang tidak bisa merawat diri,makanya aku jarang menyentuhnya karena tubuhnya sangat tidak menarik padahal banyak wanita seumuran dirinya,bodinya masih segar dan wajahnya mulus berbeda dengan Sarah yang sudah tua." Ucapnya dalam hati tanpa sadar ini semua karena dia sebagai suami tidak berguna.

🌺🌺🌺 bersambung 🌺🌺🌺

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

kurang ajar punya suami.... harus nya kau bersyukur Bima

2024-05-03

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!