Sudah seminggu ini Raisa membantu Sarah di pasar untuk berjualan,Raisa benar-benar kelelahan melakukan pekerjaan ini,tapi dia tetap pura-pura kuat dan tidak pernah sekalipun mengeluh karena dia tidak ingin Maya kecewa apalagi bibinya itu sebentar lagi akan kembali ke kampung.
" Raisa aku ke pasar dulu untuk belanja ya,jangan lupa membereskan semua piring-piring yang ada di dapur." Ucap Sarah sebelum dia keluar rumah.Untuk jualan di taman Sarah hannya melakukannya sendiri,dia tidak melibatkan Raisa sama sekali.
" Iya kak." Jawab Raisa dengan nada pelan.Dia duduk di sopa sambil tiduran karena dia merasa tubuhnya masih sangat kelelahan.
Raisa menatap langit-langit rumah Sarah,entah apa yang dia pikirkan saat ini yang jelas dia sudah mulai tidak tahan untuk bekerja seperti Sarah.
"Seumur-umur aku belum pernah bekerja sekeras ini,aku harus banting tulang hannya mendapat gaji dua juta itu sangat tidak sesuai." Ucapnya dalam hati.Dia tiduran di sopa tanpa beban apa pun karena pada saat itu Maya sedang tidur siang di kamar dan kedua anak Sarah juga sedang di kamar.
Tanpa Raisa sadari sejak Sarah keluar Bima dari kejauhan sudah menatapnya dengan tatapan seperti ingin menelannya hidup-hidup sejak tadi Bima menelan air ludahnya menatap paha mulus Raisa yang kebetulan rok panjang yang dia kenakan tersingkap ke atas.
"Betapa mulusnya kaki Raisa,bagaimana bisa suaminya membuangnya,kalau dia jadi istriku aku yakin setiap malam aku akan membuatnya mendesah sampai dia tidak bisa berkutik aku yakin dia sudah lama tidak mendapat sentuhan dari tangan pria." Ucapnya lagi-lagi menelan ludahnya.
Saat melihat Raisa mulai beranjak dari tempatnya santai Bima segera masuk ke dalam kamarnya,dia tidak ingin Raisa melihatnya yang sudah sejak tadi menikmati paha mulusnya.
"Rasanya aku malas sekali membereskan itu semua,tapi ya sudah sabar saja untuk sementara ini." Ucapnya dalam hati lalu dengan langkah gontai dia pergi ke dapur.
Bima keluar dari kamarnya,matanya mengelilingi ruangan saat melihat suasana yang aman akhirnya dia menghampiri Raisa dibelakang yang sedang sibuk mencuci piring.
"Ehem..." Raisa menoleh ke belakang,dia kaget saat melihat Bima sudah berada tidak jauh dari belakangnya,dia masih sungkan dengan pria itu karena mereka jarang berbicara.
"Mas,ada apa datang kemari? kakak Sarah belum kembali dari pasar." Ucapnya lalu kembali melanjutkan kegiatannya.
" Bagaimana kerja dengan istriku apa kamu nyaman bekerja bersama Sarah?" Tanya Bima memulai obrolan.
"Biasa saja kok mas tidak ada yang istimewa namanya juga bekerja sama orang pasti ada enak dan ada yang tidak enaknya.Ngomong-ngomong mas jangan marah ya,aku sudah disini hampir dua Minggu kok aku tidak pernah lihat mas bekerja,mas tidak ada kerjaan ya?" Tanya Raisa ingin tau.Bima tampak tidak suka dengan pertanyaan Raisa tapi kenyataanya memang begitu dia tidak punya pekerjaan.
"Aku sudah tidak bekerja hampir sebulan,sekarang ini aku juga sedang mencari pekerjaan." Jawabnya.
"Untuk apa mas cari kerjaan,kan mas bisa bantu-bantu kakak Sarah,toh penghasilannya dari jualan cukup banyak kok,untuk apa mas cari kerja,jadi bos jauh lebih enak lo,kalau mas kerja sama kakak Sarah itu artinya mas itu seorang bos." Ucap Raisa disaat yang bersamaan suara sepeda motor berhenti di depan rumah mereka,Bima bergegas keluar dari dapur lalu kembali ke dalam kamar.
Raisa juga sedikit kaget,padahal mereka tidak melakukan apa pun tapi entah kenapa keduanya tampak gugup.
" Kamu di dapur,aku kira kamu sudah istrahat?" Tanya Sarah sambil meletakkan semua barang belanjaannya di atas meja.
"Aku tadi sedikit kelelahan makanya aku baru mencuci piring kotor ini." Sarah menghela napas perlahan,padahal dia merasa pekerjaan Raisa tidak lah terlalu capek hannya mencuci piring dan melayani orang yang sedang makan tapi dia sudah banyak mengeluh.Sarah mengabaikan keluhan Raisa tadinya dia ingin menyuruh Raisa memasak air tapi mendengar kata-kata Raisa dia sudah malas.
Raisa kembali menghela napas berat saat Raisa langsung meninggalkan nya di dapur padahal pekerjaannya masih banyak,dia hannya bisa maklum saja karena tidak ingin ada keributan di antara mereka.
Bima menyingkap gorden kamarnya saat mendengar suara pintu terbuka,dugaannya benar Sarah sudah keluar dari rumah sambil membawa barang-barangnya.
"Dia memang terlalu mencintai uang hingga dia tidak peduli apa pun di rumah ini,dia mengabaikan kewajibannya kepada suami,bahkan dia tidak melayaniku di ranjang sudah hampir beberapa Minggu ini." Ucapnya dalam hati.
Tiba-tiba dia teringat dengan kata-kata Raisa,dia merasa benar dengan apa yang dikatakan Raisa,dia ingin menjadi bos dia sudah lelah menjadi pesuruh orang lain.
"Sepertinya mulai besok aku akan ikut ke pasar,toh diluar sana banyak kok para suami bekerja untuk membantu istrinya,nanti juga lama-lama aku bisa jadi bos."Ucapnya dalam hati.
Keesokan paginya saat mereka semua kumpul di meja makan,Bima membuka obrolan Sarah merasa ada yang aneh dengan ucapan suaminya.
"Sarah, aku sudah mencari pekerjaan beberapa hari ini tapi rasanya sangat sulit aku menemukannya,untuk saat ini biarkan aku membantumu di pasar,aku tidak ingin menjadi pria pengangguran." Ucapnya tiba-tiba membuat Sarah kaget karena sudah lama menikah baru kali ini pria yang menikahinya beberapa tahun lalu berbicara demikian.
Sarah menoleh ke suaminya lalu menatap wajah suaminya dalam-dalam membuat mertuanya lebih dulu berbicara.
" Kenapa? kamu tidak terima suamimu membantumu,atau kamu takut suamimu tau penghasilan mu makanya kamu sepertinya merasa keberatan." Sindir mertuanya.
"Tidak kok bu,aku hannya merasa heran saja,baru kali ini mas Bima menawarkan tenaga,dari dulu aku sudah meminta dia untuk membantuku tapi dia selalu menolak entah angin apa yang datang kepadanya hingga pada akhirnya dia setuju." Jawab Raisa.
"Sudah tidak perlu dibahas,setiap orang punya pemikiran yang berbeda,kalau kalian sudah selesai kita bisa berangkat,hmm sepertinya aku sendiri yang naik sepeda motor, kalian seperti biasa naik angkutan.Andaikata kita punya mobil pasti lebih hemat uang dari pada setiap hari naik angkutan,berat di ongkos." Ucapnya.Mendengar ucapan suaminya Sarah sedikit kesal belum apa-apa dia sudah banyak ngomong dia belum tau bagaimana perjuangannya dari dulu.
"Raisa ayo kita pergi,kamu terlalu banyak bicara mas,aku tidak butuh mobil,toh naik angkutan hannya membayar ongkos dua ribu rupiah untuk apa beli mobil itu hannya menambah beban saja." Sungut Sarah dengan wajah masam.
"Suami mu hannya mengingatkan untuk apa kamu marah Sarah,kamu terlalu gampang emosi itu tidak baik_ " Belum selesai bicara Sarah langsung mengangkat barang-barang nya lalu pergi terlebih dahulu dia tidak ingin mendengar ocehan mertuanya yang selalu ikut campur dengan urusan keluarganya.
🌺🌺🌺 bersambung 🌺🌺🌺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments