Bab 11

David mencoba untuk memukul Nicholas kembali, tapi dengan cepat Nicholas menahan tangan David, dia balik memukul wajah pria itu, karena dia sama sekali tidak terima dengan apa yang David tuduhkan padanya.

"Ada buktinya kamu menuduhku seperti itu?" bentak Nicholas sambil memukul wajah David.

Bugh!

David meringis kesakitan, dia hampir saja terjengkang.

David semakin emosi, dia ingin menghajar Nicholas kembali. Jujur saja David tidak suka dengan kehadiran pria itu, mungkin karena cemburu, dia tahu calon istrinya dulu sangat dekat sekali dengan Nicholas. Apalagi kehadiran Nicholas cukup menarik perhatian para wanita disini. Biasanya dari masa SMA, dia lah yang selalu menjadi idola para wanita, tapi dia merasa Nicholas telah menggeser posisinya.

Namun, Adam dan Beni mencoba memisahkan mereka berdua.

"Sudah cukup! Kalian jangan bertengkar!" Adam dan Beni berkata hampir bersamaan.

David malah mendorong Adam yang sedang menahan lengannya. "Jangan sentuh tangan gue. Jijik banget tangan gue di sentuh sama lu."

Adam menghela nafas dengan kasar, dia menatap tajam ke arah David sembari mengepalkan tangannya.

David dan Nichols mencoba untuk menenangkan diri, lalu kembali ke tempat duduk mereka masing-masing.

"Aku gak suka cara kamu nuduh sembarangan orang kayak gitu, kita semua sekarang ini lagi sama-sama panik. Tolonglah jangan bersikap seenaknya." ucap Helena kepada David yang baru saja duduk disampingnya. Helena berkata dengan nada pelan.

"Bilang saja kamu tidak terima aku menghajar si cupu itu. Aku yakin dia punya dendam sama kami berlima." David menanggapi perkataan Helena dengan nada pelan. Kemudian pria itu menatap dengan penuh rasa kebencian terhadap Nicholas.

Helena sebenarnya tidak terima dengan perkataan David yang main menuduh orang sembarangan tanpa ada ada bukti. Tapi dia lebih baik memilih diam daripada harus bertengkar dengan David, dia tidak ingin menimbulkan kegaduhan.

"Kamu gak apa-apa kan?" tanya Pingkan kepada Adam yang baru saja duduk di sampingnya, dia sangat tidak terima dengan perlakuan David terhadap suaminya yang bilang jijik kepada suaminya itu. Tapi dia harus bisa sekeras mungkin untuk bisa menahan emosinya.

Adam pun tersenyum, menggenggam tangan Pingkan. "Aku gak apa-apa kok. Aku sudah biasa diperlukan seperti itu sama dia."

Pingkan merasa tenang, Adam orangnya memang sangat penyabar, itulah yang Pingkan suka dari diri Adam, walaupun dia tidak belum bisa mengenal lebih jauh apapun tentang suaminya itu. Mereka berdua sama-sama sudah tidak memiliki orang tua, sehingga Pingkan sangat ketergantungan kepada suaminya itu.

Kini giliran Sisil yang berbicara. "Jujur aja aku merasa gak enak hati. Ponsel kita semua hilang, telepon di vila rusak, dan Kevin menghilang. Apalagi semalam ada seseorang yang sengaja memasukkan obat tidur ke dalam makanan kita. Bagaimana kalau kita akhiri saja acara reunian ini?"

Dicky menanggapi perkataan dari Sisil, "Bagaimana caranya kita menghubungi dermaga? Ponsel kita semua hilang dan telepon di vila rusak. Sementara kita sudah sepakat untuk dijemput enam hari lagi."

Dari awal mereka semua sudah sepakat untuk menikmati acara reunian selama satu minggu. Karena itulah mereka sudah menyediakan banyak makanan selama satu minggu, dan meminta di jemput oleh kapal setelah satu minggu reunian disini, karena begitu banyaknya jadwal acara yang akan mereka lakukan bersama-sama.

Namun, acara reunian ini malah menjadi kacau, tidak sesuai yang mereka bayangkan. Yang awalnya niat mereka untuk bisa liburan dan bersenang-senang bersama, malah sekarang telah dibuat tegang gara-gara peristiwa semalam. Ada orang yang sengaja memasukkan obat tidur ke dalam makanan mereka semalam, ponsel milik mereka semua telah dicuri, dan termasuk menghilangnya Kevin.

Semuanya nampak frustasi, terutama untuk para kaum hawa, mereka terlihat begitu resah dan gelisah, takut terjadi hal yang lebih buruk lagi dari ini. Apalagi mereka tahu bahwa salah satu diantara mereka ada yang tidak beres, bahkan mungkin saja orang itu selain membuat mereka pingsan, mungkin saja dia juga yang sudah membuat Kevin menghilang.

Termasuk Helena, dia yakin pelakunya pasti seorang pria, karena orang itu begitu kuat memindahkan tubuh semua para alumni ke dalam kamar masing-masing, orang itu tahu sekali letak kamar mereka dan siapa saja yang menempatinya. Jumlah wanita yang mengikuti acara reunian ini hanya ada tujuh orang. Mungkin saja pelakunya ada di salah satu diantara kedua belas orang pria yang ada di dalam vila ini, atau mungkin bisa jadi kecurigaan Roni benar bahwa Kevin yang melakukannya, dia yang memasukkan obat tidur ke dalam makanan mereka, membuat mereka pingsan, lalu mencuri semua ponsel para alumni, setelah itu dia kabur. "Jika pelakunya adalah Kevin, itu artinya dia pasti masih ada di pulau ini. Karena belum ada kapal yang datang kesini. Kita sudah janjian untuk dijemput enam hari lagi, bukan?"

Nicholas menyetujui pendapat dari Helena, "Iya, aku setuju dengan pendapat dari Helena. Itu artinya kita harus berpencar mencari Kevin. Siapa tahu kita bertemu dengan orang lain yang mungkin saja ada yang singgah ke pulau ini juga, untuk meminta pertolongan."

Dicky menyetujui perkataan Nicholas. "Benar, intinya kita harus mencari Kevin. Agar kita tahu siapa orang yang sudah memasukkan obat tidur ke dalam makanan kita dan juga orang yang mencuri ponsel dan laptop kita. Jika seandainya bukan Kevin, pasti pelaku itu ada di salah satu diantara kita. Dan jujur saja aku tidak tahu apa tujuan dia melakukan hal konyol itu pada kita semua?"

Helena memandangi semua pria yang ada disana, dia ingin bisa menebak apakah ada yang mencurigakan diantara kedua belas pria yang ada di vila itu.

Terlihat David, Bayu, Panji, dan Arkan yang sangat kelihatan gelisah mencemaskan Kevin.

Terlihat pula Dicky, Beni, Arya, dan Atta yang sedang berbincang-bincang merencanakan perjalanan dalam pencarian terhadap Kevin.

Dan terlihat Adam yang sedang mencoba menenangkan Pingkan, mungkin karena terlihat Pingkan sangat takut dan gelisah jika terus berada di pulau ini.

Serta terlihat Nicholas, Heru, dan Roni yang sama-sama terdiam dalam pikiran masing-masing.

Bagi Helena, melihat sikap dan raut wajah kedua belas orang pria yang ada disana, sama sekali tidak ada yang mencurigakan. Rasanya dia juga tidak percaya, jika salah satu diantara mereka adalah orang yang sudah memasukkan obat tidur ke dalam makanan mereka semalam. Walaupun dia belum yakin Kevin pelakunya, justru bisa jadi Kevin adalah korban.

Mencari Kevin memang satu-satunya cara yang paling tepat, tidak ada kapal yang datang kesini, karena mereka sudah janjian dengan pengemudi kapal untuk dijemput minggu depan. Karena itu mereka yakin Kevin masih berada di pulau ini. Sehingga mereka harus mencari Kevin dalam keadaan berpencar.

Justru inilah yang diharapkan sang psikopat, dia ingin mereka semua orang yang ada disini berpencar, agar dia bisa melancarkan kembali aksinya. Rasanya sungguh sangat seru melihat semua orang yang ada disana terlihat begitu panik dan gelisah. Permainan yang sangat menyenangkan.

Terlihat seorang pria mengepalkan tangannya, dia menatap tajam ke arah David dengan penuh kebencian, kemudian dia mengusap lehernya yang sedikit ada tanda merah yang nampak samar-samar, persis sebuah bekas cekikan di leher.

Terpopuler

Comments

arie fanda

arie fanda

heru kayanya deh

2024-04-17

0

Kiki Rizkia Apriliani

Kiki Rizkia Apriliani

nyadar..y trma j

2024-03-09

0

Mary Bella

Mary Bella

heru Kali ya...sbb dia yg leher merah gara2 dicekik David waktu d toilet

2024-02-29

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!