Terlihat Atta yang sedang berjalan dengan pelan melewati pepohonan yang menjulang tinggi dan semak belukar diantaranya. Pria itu nampak ketakutan karena tidak tahu ke arah mana dia harus berjalan, membuat dia sangat kesal kepada David dan Hilda, mereka malah menyuruhnya untuk berjalan duluan.
"Sebenarnya mereka sedang membicarakan apa? Kenapa lama sekali?" ucap Atta dengan kesal, sebenarnya dia sangat malas sekali harus satu tim dengan David.
Atta pikir David sifatnya akan berubah, tidak akan berbuat semena-mena lagi, karena saat ini David telah digosipkan sebagai seorang aktor yang memiliki attitude yang sangat baik, sehingga banyak orang yang ngefans padanya, sampai David memiliki puluhan juta follower di Instagramnya, mengantarkan dia untuk mendapatkan penghargaan sebagai aktor terbaik tahun ini, sebuah pencapaian yang sangat luar biasa.
Namun, rupanya semua itu hanyalah kedok belaka, kepribadian David sama sekali tidak berubah, dia masih sama seperti dulu yang selalu menjadi orang sok yang paling berkuasa dan ingin menjadi orang yang sangat ditakuti. Dia selalu berbuat semena-mena terhadap orang lain, karena itulah dia sering gonta-ganti pembantu di rumahnya, karena tidak ada yang betah bekerja di rumahnya David.
Tapi itulah hebatnya seorang David, dia mampu berakting di depan kamera, selalu memperlihatkan sisi baiknya, sehingga membuat banyak orang menyukainya dan ngefans padanya.
Atta menghentikan langkahnya begitu mendengar suara seseorang meminta tolong dari kejauhan.
"Siapa yang meminta tolong? Kok kayak suara Hilda?"
Atta mencoba berpikir, bukankah Hilda sedang bersama dengan David?
"Tolooong!"
Namun suara perempuan itu semakin jelas terdengar ditelinga Atta, Atta sangat yakin sekali bahwa suara wanita yang sedang meminta tolong padanya adalah suara Hilda.
Atta pun segera berjalan dengan hati-hati mencari sumber suara. Dia berjalan melewati pepohonan yang rindang dan lebat.
Namun, betapa terkejutnya Atta saat kakinya tidak sengaja menendang sesuatu.
"Aaaaaa!" Atta menjerit begitu menyadari bahwa apa yang dia tendang adalah kepala Hilda, dan tubuhnya telah terpisah.
Pria itu terlihat gemetaran dan sangat ketakutan sekali, dia segera berlari sekencang mungkin bagaikan sedang di kejar setan. Namun kakinya kesandung sebuah akar pohon yang besar, membuat dia terjatuh.
Atta segera berdiri kembali, tapi tiba-tiba saja ada yang mencekik lehernya dari belakang dengan sebuah tali, membuat Atta kelalabakan, tubuhnya meronta-ronta melakukan pemberontakan. Namun, orang tersebut sangat kuat sekali.
Setelah puas membuat Atta tak berdaya, orang tersebut segera melepaskan Atta, membuat pria itu jatuh tersungkur ke tanah.
"Uhukk... uhukk... uhukk... " Atta terbatuk-batuk, dia merasakan dirinya kesulitan untuk bernafas, kemudian dia segera membalikkan badannya, membuat pria itu terlentang di atas tanah, karena ingin melihat siapa yang sudah mencekiknya.
Atta terkejut bukan main begitu melihat ada sesosok manusia yang sangat mengerikan dengan memakai jubah berwarna hitam, wajahnya memakai topeng badut, dan tangannya membawa sebilah pisau besar yang tajam dan mengkilap.
"Si-siapa kamu?" tanya Atta, dia sangat terlihat ketakutan sekali, dia pun terbatuk-batuk kembali, masih merasakan tubuhnya lemas karena telah di cekik oleh sang psikopat.
Namun, walaupun begitu, Atta masih berusaha keras untuk bisa berdiri, dia harus melarikan diri dari psikopat itu.
Bugh!
Sang psikopat menendang dada Atta dengan sangat keras.
"Arrrgghh!" Atta menggeram kesakitan memegang dadanya yang terasa nyeri dan sesak.
Sang psikopat pun mulai berkata, "Sebenarnya kamu tidak memiliki kesalahan kepadaku, tapi aku sangat muak melihatmu dan para pecundang yang lainnya begitu lemah, tak bisa melawan para anggota Black-Hole. Rasanya aku ingin sekali melenyapkan para pecundang seperti kalian dari muka bumi ini."
Atta tercekat, dia masih terbatuk-batuk, pria itu menatap sang psikopat dengan penuh tanda tanya. Dia merasa yakin bahwa psikopat tersebut adalah salah satu orang yang ikut ke dalam acara reunian, tapi dia sama sekali tidak bisa mengenali suaranya.
"Si-siapa kamu? Kenapa kamu melakukan hal ini kepada kami? Kamu bukan Tuhan ataupun Dewa, kamu tidak pantas menghakimi kami seperti ini." ucap Atta dengan penuh rasa takut, tapi dia mencoba untuk bertanya kepada psikopat tersebut.
Psikopat itu pun tertawa, "Kalau begitu anggap saja aku sebagai malaikat maut. Tugasku untuk mengantarkan kalian ke neraka."
Begitulah seorang psikopat, dia memiliki hasrat seakan jiwanya telah dikuasai oleh monster, ingin membunuh siapapun yang ingin dia bunuh tanpa sebuah alasan, yang penting dirinya merasakan puas. Dan keinginannya adalah membantai semua alumni yang satu kelas dengannya. Memiliki kenangan yang buruk saat dia masih sekolah SMA, membuat dia ingin melenyapkan semua orang yang pernah satu kelas dengannya, dia sangat muak dengan para penindas maupun orang-orang yang ditindas, ataupun kepada mereka yang bersikap masa bodoh seolah-olah tidak tahu apa-apa akan penindasan di sekolah. Baginya semuanya semuanya sama saja, membuat pria itu membenci semua alumni yang satu kelas dengannya.
"Aku akan memberikan kesempatan padamu untuk melarikan diri. Berlarilah! Jangan sampai aku menemukanmu. Aku hitung sampai ketiga." Sang psikopat memberikan kesempatan kepada Atta untuk menyelamatkan diri darinya.
Tanpa berpikir panjang, Atta segera berlari sebisa mungkin walaupun tubuhnya merasakan lemah, dia tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini. Dia harus bisa menyelamatkan diri.
"Satu."
Sang psikopat mulai berhitung dengan santai.
"Dua."
Kemudian pria itu pun menyeringai menatap Atta yang sedang berlari semakin menjauh darinya.
"Tiga."
Karena waktu sudah habis, psikopat itu pun melemparkan pisau yang dia pegang ke arah Atta dengan begitu cepat dan akurat.
Sehingga...
Jlebb!
Pisau yang runcing nan tajam itu telah menancap ke punggung Atta, menebus perutnya.
"Arrrgghh!" Atta menggeram merasakan perih pada bagian perut dan punggungnya. Pria itu pun jatuh tersungkur ke tanah dengan kondisi bersimbah darah, dan mati seketika.
Sang psikopat tertawa dengan puas. Dia berjalan dengan santai mendekati tubuh Atta yang sudah tidak bernyawa lagi. Dia mencabut pisau miliknya dari punggung Atta.
"Padahal aku sudah memberikan kesempatan untukmu untuk melarikan diri. Kamu tidak lebih dari seorang pecundang." ucapnya sambil cekikikan.
Karena faktanya dia tidak akan membiarkan siapapun bisa pergi dari pulau ini dalam keadaan hidup.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Mmh Alfatih
klw yg ga bersalah mah jangn atuh Thor ..cukup yg lima aja
2025-04-19
0
Maya Sari
pecundang teriak pecundang
2025-02-10
0
Fitri nur Jannatin
padahal dia juga pecundang ga bantu pas yang lain di bully
2024-08-21
1