Bab 6

Hari ini terlihat enam orang wanita sedang asik bermain voli, walaupun diantara mereka jarang berkomunikasi, tapi mereka bisa menjadi akrab kembali jika sudah bertemu. Salah satu tujuan mereka reunian karena memang ingin mengulang kembali kebersamaan mereka saat di sekolah dulu.

Tim A adalah Helena, Sisil, dan Chika. Sementara Tim B adalah Pingkan, Lina, dan Santi.

Sementara para pria sibuk dengan urusan masing-masing, ada yang sedang bermain gitar sambil bernyanyi, ada juga yang sedang bermain catur, dan ada juga yang sedang menonton para wanita bermain voli.

"Sayang!" Pingkan melambai tangannya kepada Adam, suaminya, yang sedang menonton voli. Pria itu terlihat sedang duduk di samping Dicky dan Atta. Mereka bertiga sedang berbincang-bincang tentang dunia kerja masing-masing.

Adam pun tersenyum melambaikan tangannya kepada Pingkan.

"Wah ada pengantin baru nih." Helena menggoda Pingkan dan Adam.

Yang lainnya ikutan menggoda mereka berdua, "Cie... cie..."

Hal tersebut membuat Pingkan tersipu malu, sampai wajahnya terlihat merah merona. "Ayo kita main lagi!"

Mereka berenam pun main voli kembali. Ketika Pingkan memukul bola mengarah kepada Helena, Helena kewalahan karena pukulan dari Pingkan cukup keras, sehingga bola tersebut menggelinding ke luar lapangan. Rupanya bola itu mengenai kaki Nicholas.

"Bawa bolanya, Hel!" teriak Santi kepada Helena.

Helena menganggukkan kepalanya, dia segera berlari untuk mengambil bola. Namun, dia nampak gugup saat melihat Nicholas membawa bola itu dan memberikannya kepada Helena.

"Ini." ucap Nicholas sambil tersenyum tipis memberikan bola kepada Helena.

Helena membalas senyuman Nicholas dengan sedikit gugup, setelah delapan tahun tidak bertemu, rupanya banyak yang berubah di diri Nicholas. Nicholas yang awalnya pria yang culun, kini pria itu bisa berpenampilan begitu keren dan berkelas. Kalau masalah tampan, menurut Helena, pria itu memang dari dulu cukup tampan. Hanya mungkin dulu Nicholas belum bisa mengurus penampilannya.

Helena masih ingat saat itu Helena sering mendapatkan nilai jeblok karena dia memang malas belajar, mungkin karena dia good looking, sehingga banyak pria yang menyukainya. Dan Nicholas lah yang sering meminjamkan buku pelajarannya kepada Helena, termasuk pernah mengajarinya tentang rumus pelajaran matematika karena di suruh oleh wali kelas. Mereka selalu belajar bersama di rooftop sekolah. Namun, saat kelas dua SMA, Nicholas pergi begitu saja, dia pindah dari sekolah, sama sekali tidak berpamitan kepada Helena. Mungkin karena itulah Helena berpikir mungkin kedekatan mereka waktu itu sama sekali tidak penting untuk Nicholas.

"Emm... makasih ya." ucap Helena dengan nada canggung.

Nicholas hanya menganggukkan memandangi Helena.

Setelah mengambil bola dari tangan Nicholas. Helena pun membalikkan badannya, dia berjalan ke arah lapangan voli.

Sisil berbisik kepada Helena. "Hel, kayaknya kamu kenal sama Nicholas. Makcomblangin aku dong sama dia."

"Kami tidak sedekat itu." jawab Helena dengan nada kesal.

"Eh ngomong-ngomong Hilda kemana ya? Kok aku gak lihat dia?" tanya Chika kepada Helena dan Sisil.

Sisil yang menjawab pertanyaan dari Chika. "Kayaknya sih mau beres-beres kamar, tau ini kan itu anak kamarnya harus rapi."

...****************...

Di kamar mandi, terlihat Hilda dan David yang sedang merapikan pakaiannya. Mereka mengelap keringat dingin yang bercucuran di wajah masing-masing.

"Gak sabaran banget sih. Bagaimana kalau kita ketahuan Helena?" tanya Hilda sambil memakai roknya.

"Ya gak apa-apa kali. Kamu juga menikmatinya, kan?" ucap David sambil membenarkan resleting di celananya. "Lagian teman kamu tuh kuno banget, setiap aku ajak tidur bareng selalu nolak."

"Kalau tahu dia kuno ngapain mau dinikahin?"

"Ya namanya cinta mau gimana lagi." jawab David sambil terkekeh.

Hilda mencibir, "Dih mulut bilang cinta tapi itu burung sudah masuk berapa goa coba?"

"Kalau urusan ranjang beda lagi lah, kamu juga suka kan?" ucap David seraya mengangkat kedua alisnya, dia mencolek dagu Hilda.

Hilda hanya menghela nafas dengan perasaan kesal. Dia dan David pun segera keluar dari kamar mandi yang terletak di bagian yang paling belakang di vila tersebut.

David dan Hilda terkejut ketika mereka keluar dari kamar mandi, ada Heru yang kebetulan ingin pergi ke kamar mandi.

Heru pun sama terkejutnya dengan mereka berdua.

"Aduh bagaimana ini?" bisik Hilda kepada David.

"Biar ini menjadi urusanku." ucap David sambil menatap tajam ke arah Heru.

Terpopuler

Comments

𝓐𝓷𝓾

𝓐𝓷𝓾

hilda.. Hilda..

2024-08-26

0

𝓐𝓷𝓾

𝓐𝓷𝓾

aku sampai baca berulang 🤭
ternyata abis semekdon😆

2024-08-26

0

Ray

Ray

Mulai jiwa pembullyan David mau menindas orang lagi😱🤔

2024-08-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!