"Nanti aku antar pulang ya!" ucap Dika.
"Aku bawa sepeda, tadi aku pinjam sepeda pak Al."
"Aku bawa mobil, kamu bisa masukkan sepedanya ke dalam mobil, aku nggak mau ada penolakan, nanti aku tunggu di parkiran!" ucap Dika lalu pergi meninggalkan Ajeng.
Ajeng hanya bisa mendesah, ia tidak bisa menolak tapi kalau menerimanya rasanya tidak adil buat Rita.
jam 03.00, sudah waktunya pulang sekolah, Ajeng segera menuju ke parkiran mengambil sepedahnya, tapi ternyata Dika sudah lebih dulu berada di sana.
"Sepedah mu sudah masuk ke dalam mobil." ucap Dika saat Ajeng sampai di pintu masuk parkiran.
"Aku sebenarnya ingin pulang sendiri!"
"Sudah ku bilang aku akan mengantarmu, jangan menolakku lagi!"
Melihatbtatapan Dika yang penuh harap, Ajeng pun tak tega.
"Baiklah ....!"
Dika pun segera mengajak Ajeng masuk ke dalam mobil, mobil segera melaju.
Ting
Tiba-tiba nada pesan masuk ke ponsel Ajeng, Ajeng pun segera mencari ponselnya yang ia selipkan ke dalam tas.
*Mas Al*
//Langsung pulang, jangan kemana-mana, aku menunggu di rumah//
Ajeng hanya bisa mendesah membaca pesan itu, ternyata Dika menyadarinya.
"Dari siapa? Bang Al ya?" tanya Dika, Ajeng pun hanya mengangguk.
"Ada apa?" tanya Dika lagi.
"Dia memintaku untuk langsung pulang!"
"Nggak usah di balas, kita jalan-jalan dulu!"
"Nggak usah Dik, aku langsung pulang aja, banyak yang harus aku kerjakan, dia bisa mencincang ku kalau aku datang terlambat!"
"Ceeehhhh ....., kau ini sudah seperti istrinya saja!"
"Memang harus jadi istri dulu kalau menuruti seseorang, kau ini ada-ada aja!"
"Tapi kau tahu perasaanku kan!"
"Jangan bahas itu, aku lebih suka hubungan yang seperti ini, dua sahabat yang saling melengkapi, tak ada kata putus dalam persahabatan, selamanya!"
"Iya baiklah ...., aku menyerah!"
"Bagus jika kau mengerti!" ucap Ajeng dengan entengnya.
Mobil mereka pun sampai juga di depan rumah Al, Ajeng segera turun dan di ikuti oleh Dika, Dika membantu Ajeng menurunkan sepedanya.
"Makasih ya Dik, kamu memang sahabat terbaikku!"
"Baru sadar sekarang?!"
"Ya sih, soalnya banyak menyebalkan nya dibanding baiknya!"
Mereka pun masuk ke dalam rumah, ternyata Al sudah menunggu mereka di ruang tamu.
"Sore bang!" sapa Dika pada abangnya.
"Tumben kamu mau mampir ke sini?!"
"Rumah bang Al besar juga ya ...!" bukannya menjawab pertanyaan dari abangnya Dika lebih tertarik mengamati rumah itu.
Dika mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan.
"Apa di sini ada minuman? Aku haus!" ucap Dika sambil mengusap tenggorokannya.
"Aku buatin minum ya!" ucap Ajeng, dan Dika pun mengangguk.
Dika pun tak menunggu abangnya mempersilahkan duduk, dia duduk di ruang tv, Al hanya bisa mendengus.
Al menyusul Dika duduk di sofa yang lainnya.
"Apa tujuanmu datang ke sini?" tanya Al ketika sudah duduk.
"Kenapa Abang curiga sekali sih?"
"Bukankah biasanya kamu cuwek banget sama Abang?"
"Aku ke sini bukan untung bang Al, tapi untuk Ajeng!"
Ajeng keluar membawa sebuah nampan yang berisi dua gelas jus dan camilan dalam toples.
"Minum Dik!" ucap Ajeng sambil duduk di samping Dika.
"Terimakasih ...!" Dika pun segera mengambil minumnya. "Apa setelah ini kegiatanmu? Aku mau mengajakmu jalan-jalan!"
Belum sempat Ajeng menjawab Al sudah lebih dulu menyambarnya.
"Ajeng harus belajar!" ucap Al.
"Bang ujian masih jauh kali, jalan-jalan sebentar tak akan membuat nilai Ajeng merosot!"
"Kalau ingin mengajak keluar Ajeng, akhir pekan!" ucap Al tegas.
"Kalian kenapa sih ribut aja? Aku nggak akan keluar, kalaupun aku keluar juga tidak dengan kalian, puas ....!" ucap Ajeng.
"Tapi jeng....!" Dika tidak suka dengan keputusan Ajeng. Tapi kali ini Al menunjukkan senyum puasnya, setidaknya ia bisa mencegah Ajeng keluar dengan Dika.
"Nggak ada tapi-tapian!"
"Kalau kita belajar bersama bagaimana?" tanya Dika penuh harap.
"Di sini?"
"Di luar!"
"Mau tetap di sini atau pulang, kalau di sini kita belajar bersama!" ucap Ajeng lagi.
"Baiklah ...., kita belajar bersama!"
Nggak pa pa deh walaupun tidak keluar, tetap bisa sama-sama dengan Ajeng ...., belajar bersama buka ide buruk
Kali ini Dika yang tersenyum puas, setidaknya sekarang ia punya alasan untuk bisa dekat dengan Ajeng, dan bisa mendatangi Ajeng setiap hari, tidak mungkin jika alasannya belajar abangnya akan mengusirnya.
Dia benar-benar pintar mencari kesempatan
Al terlihat begitu kesal, walaupun dia tetap bisa berada di antara mereka, karena ia yang akan membimbing mereka, tapi tetap saja tidak bisa berduaan dengan Ajeng.
Mereka pun akhirnya belajar bersama, dengan Al sebagai mentor nya. Hingga pukul 17.00, Dika pun berpamitan untuk pulang, pelajaran untuk besok sudah selesai mereka kerjakan.
Setelah Dika pulang, Ajeng pun segera masuk ke kamar, tubuhnya terasa lengket, ia segera mandi dan mengganti bajunya.
Setelah selesai dengan kegiatannya ia kembali turun, mencari keberadaan si pemilik rumah.
Ajeng berkeliling, tapi tak juga menemukannya. Ajeng pun memutuskan untuk jalan-jalan sebentar menikmati pemandangan sore itu, untuk langit cerah jadi belum gelap.
Ajeng menutup pintu dan berjalan menyusuri jalan gang depan rumah Al, ia belum terlalu faham dengan lingkungan di tempat itu. Langkahnya terhenti di ujung gang di sama ada sebuah masjid besar, ia menatap pria dengan baju Koko dan sarung itu, ia sangat mengenalnya.
"Bukankah itu mas Al?" gumam Ajeng, ia semakin mendekat, Al dengan penampilannya yang berbeda, wajahnya tampak segar dan bersih.
"Mas Al!"
"Jeng!" Al yang sedang duduk.di teras masjid segera berdiri, ia memandang gadis di depannya itu.
"Kenapa di sini?" tanya Al.
"Aku tadi jalan-jalan mas, menikmati angin sore, nggak sengaja ngeliat mas Al di sini!"
"Aku jamaah dulu ya, kamu cepetan pulang sebelum gelap!" ucap Al, Ajeng pun mengangguk.
Ini kebiasaan yang belum Ajeng ketahui tentang Al, ternyata di balik sikap menyebalkan nya Aldevaro, ternyata Aldevaro terbiasa datang ke masjid.
Ajeng segera kembali pulang sebelum matahari tenggelam, Ajeng sholat Maghrib di rumah, ia menunggu hingga isya'.
Setelah pukul 19.30, Al baru kembali ke rumah.
"Assalamualaikum ....!"
"Wa alaikum salam!" Ajeng sudah menunggunya di teras rumah, Al yang baru datang ikut duduk di sebelah Ajeng, ia melepas pecinya dan meletakkannya di meja kecil yang menjadi penyekat diantara mereka.
"Kenapa di luar?" tanya Al.
"Lagi nungguin mas Al!"
"Maaf ya aku lama di masjidnya, besok aku sholat isya' nya di rumah saja."
"Nggak pa pa kok mas Al, lagian kalau jam segini Ajeng juga belum takut mas!" ucap Ajeng dengan senyum manisnya, untuk pertama kalinya Ajeng bisa tersenyum semanis ini pada Al.
BERSAMBUNG
Jangan lupa untuk kasih dukungan ke author dengan memberikan like dan komentarnya ya kasih Vote juga yang banyak ya
Follow Ig aku ya
Tri.ani.5249
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Yayoek Rahayu
manis
2021-08-26
1
Widia Putri
next
2021-02-12
0
wahyu hidayati duri
lanjuuuuut
2020-12-24
0