Ajeng jadi rajin

"Mas Al ....!" teriak Ajeng, ia pun langsung berhambur memeluk Al, membuat Al lagi-lagi tersenyum senang tapi tetap saja jantungnya benar-benar berdetak kencang.

"Hiks hiks hiks ...., aku hampir mati kaku mas Al, kenapa lama sekali?" ucap Ajeng sambil menangis di dalam pelukan Al.

"Jangan takut aku sudah pulang!" ucap Al sambil menepuk punggung Ajeng yang masih tampak ketakutan. "Sudah malam ayo aku antar ke kamarmu!"

Ajeng yang masih tersedu-sedu segera melepaskan pelukannya, Ajeng pun mengangguk. Al segera mengangkat tubuh Ajeng hingga berada dalam gendongannya membuat Ajeng begitu terkejut.

"Mas Al ....!" teriak Ajeng yang terkejut.

"Sudah diam, aku akan mengantarmu ke kamar!" ucap Al lalu berjalan menuju ke kamar Ajeng. ia merebahkan tubuh Ajeng ke atas tempat tidur dan menyelimuti tubuh Ajeng.

"Terimakasih mas Al ....!" ucap Ajeng saat Al hendak keluar dari kamarnya, dan Al hanya tersenyum kemudian mematikan lampu kamar Ajeng menyisakan lampu tidur.

***

Sudah satu Minggu Ajeng tinggal di rumah Al, Ajeng melakukan banyak hal di sana, saat siang hari ia akan membatu pekerjaan Al di percetakan sedangkan kalau sore Ajeng akan di sibukkan dengan pelajaran tambahan yang di berikan oleh Al, sebagai mentornya.

Pagi ini Ajeng bangun lebih pagi dari biasanya, jam 03.45 ia sudah bangun melaksanakan sholat subuh ia tidak kembali tidur seperti biasanya, ia menyiapkan sarapan, setelah selesai menyiapkan sarapan ia segera siap-siap dengan seragamnya karena hari ini ada pendalaman pagi, mulai pelajaran jam 06.00, jadi jam 05.30 ia harus sudah berangkat.

"Mas Al aku berangkat dulu ya!" ucap Ajeng saat melihat Al baru saja selesai olah raga pagi.

"Ada pendalaman pelajarannya pak Nanang, bisa di hukum aku kalau sampai telat!"

"Biar aku antar!" ucap Al yang baru saja meneguk minumannya.

"Nggak usah mas, mas Al sarapan aja, aku sudah bawa bekal, di garasi ada sepeda kan, aku pinjem ya!" ucap Ajeng sambil terus berlari. Ia tak perduli lagi dengan perkataan Al, karena jam sudah menunjukkan pukul 05.45, ia hanya punya waktu 15 menit untuk sampai di sekolah.

Ajeng mengayuh sepedanya dengan sangat cepat, jarak rumah Al dengan sekolah jauh lebih jauh dari tempat kosnya.

"Jeng ...., jeng ....!" teriak seseorang dari dalam mobil, gadis itu melongo dari kaca jendela mobil sambil melambai-lambaikan tangannya kepada Ajeng.

"Rita ....!" Ajeng menghentikan kayuhannya.

"Bareng aku aja jeng!" ucap Rita saat mobilnya terhenti.

"Tapi sepedanya?!"

"Biar di masukkan mobil aja!" ucap Rita dan benar saja sopir Rita segera meminta sepeda itu untuk di masukkan ke dalam mobil, Ajeng pun ikut masuk dan duduk di sebelah Rita.

Setelah semuanya masuk, mobil kembali melaju.

"Jeng aku kemarin ke tempat kos!"

"Terus!?"

"Kata Bu kos kamu sudah nggak kos lagi, kenapa?"

"Ceritanya panjang Rit. Aku sekarang tinggal sama pak Al."

"Pak Al, pak Al guru olah raga kita?" tanya Rita dan Ajeng mengangguk.

"Kok bisa?" tanya Rita penasaran.

"Aku juga nggak tahu, ternyata pak Al itu temennya mbak Diah."

"Hahhh ...., mbak Diah kamu?"

"Iya ....., dan lebih parahnya lagi dia di kasih kepercayaan untuk megembleng aku!"

"Kamu nggak curiga gitu, semua kebetulan ini?"

"Maksudnya?" Ajeng kurang suka dengan pemikiran-pemikiran rumit seperti ini, ia cukup cuek untuk menanggapi sebuah keanehan.

"Ya bayangin aja , pak Al yang ternyata teman kakak kamu, dia ngajar di sekolah kita dan mendekati kamu dengan alasan seperti itu!"

"Ah ...., aku nggak suka ada yang rumit seperti itu, kamu aja yang bantu mikir ya, nanti kalau sudah ketemu sesuatu kabari aku!"

"Kau ini ya ....!"

Akhirnya mereka sampai juga di sekolah, pak sopir sudah menurunkan sepeda milik Ajeng, dengan langkah cepat, Ajeng menuntun sepedanya hingga ke parkiran kemudian menyusul Rita yang sudah menunggunya di depan kelas, untung saja pak Dadang belum datang jadi mereka bisa sedikit meregangkan ototnya.

Dan lima menit kemudian pak Dadang masuk ke dalam kelas, ia memulai pelajarannya. Hari ini Ajeng terbebas dari hukuman hingga pelajaran matematika berakhir.

"Kamu mau kemana?" tanya Rita saat melihat Ajeng beranjak dari duduknya ketika pelajaran pagi itu selesai.

"Aku lapar, aku ke kantin dulu ya, bilang sama bu Dewi, kalau aku ke toilet ya!"

"Iiihhh kamu kebiasaan ya!"

Ajeng sudah tak peduli lagi dengan keluhan Rita, perutnya sudah terlanjur ingin di isi. Ajeng berjalan cepat hendak menuju kantin, tapi langkahnya terhenti saat seseorang menarik kerah bajunya dari belakang.

"Lepasin ...., siapa sih iseng banget, Dika ya!" omel Ajeng.

"Mau kemana? Hehh ....?"

Ajeng mengenali suara itu, suara itu lagi. Ajeng segera menoleh ke belakang.

"Pak Al ....., he he he!" ucap Ajeng dengan senyum terpaksanya.

"Mau ke mana?" tanya Al lagi.

Kenapa sih dia harus muncul di saat seperti ini?

"Aku mau ke toilet pak, iya ke toilet!"

"Benarkah?"

"Benar! Kalau nggak percaya bapak bisa bertanya pada Rita, dia tahu!"

"Tapi toilet ada di sana, bukan di sana!" ucap Al sambil menunjuk dua arah yang berbeda.

"Kembali ke kelas mu atau aku akan membawamu ke ruang BP."

"Tapi pak aku lapar!" ucap Ajeng memelas.

"Ini untukmu!" ucap Al sambil menyerahkan kotak bekal untuk Ajeng. "Dan ini minumnya!"

Mau tak mau Ajeng pun menerimanya, dengan terus menggerutu ia kembali ke kelasnya. Padahal ia sudah membayangkan akan tidur sebentar di UKS atau di kantin, tapi semuanya gagal gara-gara Aldevaro.

"Kenapa kembali?" tanya Rita yang heran melihat Ajeng secepat itu kembali. "Dan itu apa?"

"Dia benar-benar menyebalkan, bahkan kebebasanku di sekolah pun terenggut olehnya!"

"Maksudnya?"

"Dia melarang ku ke kantin dan memberiku ini, dia juga mengancam akan membawaku ke ruang BP jika aku terus melawan!"

"Bagus dong, aku senang sekarang temanku ini jadi teman yang rajin. Sudah cepat makan sarapan mu itu, dia perhatian sekali padamu!"

"Jangan meledekku ....!"

Ajeng pun segera melahap bekalnya, bekal itu sama dengan masakan yang ia masak tadi pagi. Tepat saat guru di pelajaran pertama masuk ia sudah menghabiskan makanannya.

Ajeng begitu bosan, ia biasanya jam seperti ini masih di kantin, tapi kali ini ia harus menjadi siswa rajin.

Bell istirahat berbunyi, menjadi angin segar bagi Ajeng, ia segera meletakkan kepalanya di meja, ingin sekali memejamkan matanya yang terasa sangat berat.

Belum sampai lima menit, tiba-tiba seseorang sudah memegang pundaknya.

"Jangan ganggu Rit, aku mau tidur sebentar!" ucap Ajeng yang masih enggan membuka matanya.

"Ini aku!"

"Dika!" Ajeng pun segera membuka matanya, ia melihat Dika di depannya.

"Ada apa?"

"Tadi pagi aku ke kantin, tapi kamu tidak ada di sana, ini aku bawakan makanan untukmu!" ucap Dika sambil menyerahkan sekantong plastik makanan ringan untuk Ajeng.

"Makasih, tapi aku sudah makan, tadi pak Al memberiku bekal!"

"Pak Al?" tanya Dika memastikan dan Ajeng mengangguk tanpa rasa bersalah.

"Nanti aku antar pulang ya!" ucap Dika.

"Aku bawa sepeda, tadi aku pinjam sepeda pak Al."

"Aku bawa mobil, kamu bisa masukkan sepedanya ke dalam mobil, aku nggak mau ada penolakan, nanti aku tunggu di parkiran!" ucap Dika lalu pergi meninggalkan Ajeng.

BERSAMBUNG

Jangan lupa untuk kasih dukungan ke author dengan memberikan like dan komentarnya ya kasih Vote juga yang banyak ya

Follow Ig aku ya

Tri.ani.5249

Terpopuler

Comments

Sunarty Narty

Sunarty Narty

wah wah bnr2 saingan berat ne..

2021-05-05

1

Widia Putri

Widia Putri

seru banget..

2021-02-12

0

Sri Kusmawati

Sri Kusmawati

seruuuu ....ni kakak adik saingan dpt perhatian ajeng

2021-02-08

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog Ajeng
2 Solusi Rita
3 Mama Renna
4 Abang Al
5 Dia memerasku
6 Salah pak Totok
7 visual tokoh
8 Aldevaro
9 Libur semester
10 Rencana Diah
11 Al vs Dika
12 Dia benar-benar pemaksa
13 Kerumahku (Al)
14 Jantungku ingin meledak
15 Ajeng yang katrok
16 Berbelanja
17 Kepergok mama
18 Saingan sehat
19 Ajeng jadi rajin
20 Aku belum mengenalnya
21 aku ragu mendapatkan hatimu
22 jadi makmum ku
23 Surat
24 Kenapa menangis?
25 Rencana sisil
26 Pengumuman kelulusan
27 Lamaran Al
28 Acara Perpisahan
29 Perpisahan Al dan Ajeng
30 Syarat Dika
31 Kebersamaan Ajeng dan Dika
32 Ku titipkan rinduku pada-Nya
33 Hati-hati Ajeng
34 Kerinduan Ajeng
35 Siapa pria itu?
36 Pernikahan Diah
37 Pernikahan Diah 2
38 Si Playboy
39 Pertemuan kembali
40 Al pecemburu
41 Lamaran Dadakan
42 akhirnya sah
43 Tamu bulanan
44 Beli pembalut
45 Tahan sebentar lagi!
46 Jalan-jalan
47 Status baru
48 Aku sangat mencemaskanmu
49 Kecemburuan Al
50 Bara menemuinya di rumah
51 Dika berpamitan
52 malam pertama yang tertunda
53 Kita coba lagi mas
54 romantisnya suamiku
55 Berkunjung ke kampong
56 Pria jawa
57 Berkunjung ke tetangga.
58 dia mengejutkanku
59 Ke sawah [mencangkul]
60 Jalan-jalan [berdua]
61 Pengalaman baru
62 Ke Rumah mertua
63 makan malam bersama mertua
64 Persiapan reoni
65 rahasia mama Renna
66 Sedikit petunjuk
67 Reoni
68 Reoni 2
69 Ada apa dengannya?
70 ada apa?
71 Siapa wanita itu?
72 Papa Adi
73 Curhatan Mama Renna
74 mas Al marah
75 Ajeng pingsan
76 Doa Al
77 Kenapa menangis?
78 kepulangan Dika
79 mas Al kenapa?
80 Dika dan Rita
81 Penjelasan papa Adi
82 Surat papa Dito
83 acara Empat bulanan penuh luka
84 kado terakhir untukmu
85 Salam perpisahan
86 ujung sendu
87 Layang pungkasan
88 Author menyapa
89 pengumuman
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Prolog Ajeng
2
Solusi Rita
3
Mama Renna
4
Abang Al
5
Dia memerasku
6
Salah pak Totok
7
visual tokoh
8
Aldevaro
9
Libur semester
10
Rencana Diah
11
Al vs Dika
12
Dia benar-benar pemaksa
13
Kerumahku (Al)
14
Jantungku ingin meledak
15
Ajeng yang katrok
16
Berbelanja
17
Kepergok mama
18
Saingan sehat
19
Ajeng jadi rajin
20
Aku belum mengenalnya
21
aku ragu mendapatkan hatimu
22
jadi makmum ku
23
Surat
24
Kenapa menangis?
25
Rencana sisil
26
Pengumuman kelulusan
27
Lamaran Al
28
Acara Perpisahan
29
Perpisahan Al dan Ajeng
30
Syarat Dika
31
Kebersamaan Ajeng dan Dika
32
Ku titipkan rinduku pada-Nya
33
Hati-hati Ajeng
34
Kerinduan Ajeng
35
Siapa pria itu?
36
Pernikahan Diah
37
Pernikahan Diah 2
38
Si Playboy
39
Pertemuan kembali
40
Al pecemburu
41
Lamaran Dadakan
42
akhirnya sah
43
Tamu bulanan
44
Beli pembalut
45
Tahan sebentar lagi!
46
Jalan-jalan
47
Status baru
48
Aku sangat mencemaskanmu
49
Kecemburuan Al
50
Bara menemuinya di rumah
51
Dika berpamitan
52
malam pertama yang tertunda
53
Kita coba lagi mas
54
romantisnya suamiku
55
Berkunjung ke kampong
56
Pria jawa
57
Berkunjung ke tetangga.
58
dia mengejutkanku
59
Ke sawah [mencangkul]
60
Jalan-jalan [berdua]
61
Pengalaman baru
62
Ke Rumah mertua
63
makan malam bersama mertua
64
Persiapan reoni
65
rahasia mama Renna
66
Sedikit petunjuk
67
Reoni
68
Reoni 2
69
Ada apa dengannya?
70
ada apa?
71
Siapa wanita itu?
72
Papa Adi
73
Curhatan Mama Renna
74
mas Al marah
75
Ajeng pingsan
76
Doa Al
77
Kenapa menangis?
78
kepulangan Dika
79
mas Al kenapa?
80
Dika dan Rita
81
Penjelasan papa Adi
82
Surat papa Dito
83
acara Empat bulanan penuh luka
84
kado terakhir untukmu
85
Salam perpisahan
86
ujung sendu
87
Layang pungkasan
88
Author menyapa
89
pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!