Al vs Dika

Setelah obrolan panjang itu, yang selalu di menangkan oleh Diah, akhirnya Ajeng pun menyerah, Ajeng kalah telak, ia memang urakan makanya ia tidak sanggup mengelak lagi. Ia memandang Al dengan penuh permusuhan.

Diah dan Al berpamitan untuk jalan-jalan keliling kampung sudah lama sekali ia tidak mengunjungi teman-teman nya, kini meninggalkan Ajeng dan Dika.

Mereka melanjutkan obrolannya di teras rumah, karena kebetulan bapak dan ibu Ajeng sedang pergi ke sawah

“Dik ....” Ajeng menatap ke sembarang tempat, mencoba menyusun kata-kata. Ia masih menyimpan kekesalan, seandainya pria angkuh itu bukan kakak sahabatnya mungkin dia sudah menonjoknya.

“ehmmmm”

hanya itu yang keluar dari bibir Dika, entah kenapa anak itu kini menjadi pendiam. Mungkin dia juga memikirkan hal yang sama seperti yang di pikirkan Ajeng.

"Kamu kenapa sih Dik, bikin suasana tambah buruk saja!" tanya Ajeng kesal karena merasa di abaikan oleh sahabatnya itu.

"Maaf ....!"

"Tumben bilang maaf?" tanya Ajeng tak percaya.

"Bukan kek gitu!" ucap Dika menyesal dengan sikapnya.

“Kamu kenapa? Kamu kecewa ya setelah tahu rumah aku? Rumah aku jauh berbeda dari rumah kamu, mungkin rumah asisten rumah tangga di rumah kamu aja jauh lebih bagus dari rumah aku..., kamu malu ya berteman dengan aku ...?” ucap Ajeng panjang lebar.

“huuurstt ...” Dika segera menempelkan jari telunjuknya di depan bibir Ajeng, meminta Ajeng tidak lagi melanjutkan ucapannya

“ya ..., kamu benar..., aku kecewa ...., aku menyesal, tapi bukan karena aku tahu latar belakang keluarga kamu, tapi aku kecewa karena ada abang aku di sini, dia yang lebih dekat dengan kamu ..., aku merasa kalah lagi dengan abang aku ....”

"Kamu bilang apa sih Dik, nggak ada menang atau kalah dalam persahabatan!"

"Sahabat?"

"Iya sahabat ...!" ucap Ajeng dengan senyum yang mengembang.

Tapi bukan itu Jeng yang aku inginkan, aku ingin lebih dari menjadi sahabatmu ....

“kamu nggak kalah Dik ....” Ajeng menatap Dika yang sepertinya sedang memendam sesuatu yang berat.

“aku tidak akan melepasmu jeng ....” ucap Dika tiba-tiba dan terdengar begitu yakin.

"maksud kamu apa?”

“aku terlalu mencintaimu jeng ....”

“apa?” Ajeng benar-benar terkejut, bukan karena ia baru tahu perasaan Dika padanya, tapi ia tidak pernah menyangka jika Dika akan menyatakan perasaannya, ia benar-benar takut semuanya akan berubah setelah ini

“aku mencintaimu sejak kita kelas satu..., kau mungkin tahu, tapi kenapa kau pura-pura tidak tahu ...?”

"He he he ...., kamu pasti becanda ya, becanda kamu nggak lucu tau ...!" ucap Ajeng dengan senyum yang di paksakan.

"Aku serius Jeng!" ucap Dika sambil mengangkat dua jarinya.

“Maaf Dik ...,aku tidak bisa menerima cintamu?”

“Kenapa?”

“Ada orang lain yang lebih sayang padamu, lebih dari sayangku padamu”

Ajeng mengingat kembali kejadian sore itu, saat ia berkemas, ia ingin meminjam carger milik Rita.

“Rit ...., kamu di mana?” Ajeng masuk ke kamar Rita, tapi tak menemukannya, tapi ia mendengar gemericik air di dalam kamar mandi

“Rit ..., kamu lagi mandi ya ....?” tanya Ajeng

“iya.... ada apa?” ada sahutan dari kamar mandi

“aku pinjam cargermu dong ....”

“ambil sendiri aja di laci dekat meja belajar ....”

“ok ...”

Ajeng pun segera menuju ke tempat yang di tunjuk Rita, ia membuka laci paling atas di samping meja belajar,

Matanya terbelalak saat melihat beberapa lembar foto di tumpukan paling atas

“Dika ...” Ajeng mengambil beberapa lembar foto itu, ia melihat satu persatu tapi semuanya adalah foto Dika.

Kemudian matanya kembali tertuju ke dalam laci itu, tepat di bawah tumpukan foto yang telah ia pegang, ia pun mengembalikan foto itu, kemudian tangannya beralih mengambil selembar kerta di dalam laci itu.

Ia membacacanya perlahan lembaran surat itu, kertas berwarna pink dengan aroma yang begitu wangi.

Dear Dika

Dika..., aku tahu kamu tidak pernah memandangku, aku mencintaimu dalam diam, aku menerima setiap curhatanmu, walaupun itu menyakitkan buat aku, tapi aku senang karena bisa dekat dengan mu

Aku menelponmu, mengirimu pesan hanya untuk mendengar suaramu, menerima jawaban dari pesanmu, walau ku tahu yang kau tanyakan Ajeng, tapi aku tetap senang karena kau menjadikan aku orang pertama yang menerima keluh kesahmu

Ajeng sahabatku..., jika nanti dia menjadi orang yang paling kamu sayang, aku tak apa, tapi biarkanku tetap menyimpan cinta ini dalam hatiku

Jangan pernah memintaku untuk melupakanmu

I LoVE YoU DikA

Cklek ....

Tiba-tiba suara pintu di buka segera menyadarkan Ajeng, Ajeng pun dengan segera mengembalikan kertas itu ke dalam laci dan menyambar carger yang berada di sebelah kertas itu.

“Gimana Jeng ..., ketemu?” tanya Rita yang baru selesai mandi, keluar dari dalam kamar mandi dengan hanya mengenakan sehelai handuk.yang menutup tubuhnya.

“Udah ...., nih ...” jawab Ajeng sambil menunjukkan carger di tanganya. "Aku pinjam dulu ya!"

Semenjak itu, Ajeng begitu merasa bersalah pada Rita, ia merasa tidak berguna karena tak mengetahui apa yang di rasakan sahabatnya sendiri. Tapi dengan santainya membuat dia terluka.

“Jeng ..., aku mencintaimu, menyayangimu...., bukan orang lain ...” keluh Dika yang tidak menerima alasan Ajeng menolaknya.

“Maafkan aku ...., aku tidak mau menyakiti hati sahabatku yang lain jika aku menerima cintamu, lebih baik kita bersahabat saja!”

“Aku hargai keputusanmu ..., aku akan menerimanya dengan lapang dada” Dika tak lagi menatap Ajeng, ia menerawang ke depan, berharap bisa sedikit melegakan hatinya yang sedang sakit

“bisakah ...” Ajeng menghela nafas panjang

“bisakah setelah ini kita tetap sama seperti sebelumnya?”

“aku akan berusaha ..., tapi jika nanti kau berubah pikiran segera beritahu aku ...”

“pasti ....., terimakasih Dik ....”

Mereka pun menikmati sore itu dengan berjalan jalan keliling kampung, ini merupakan pengalaman pertama bagi Dika berada di kampung, ia hidup di kota dengan penuh kemewahan.

Berbeda dengan kehidupan Ajeng, keluarga Ajeng penuh dengan kekurangan, mereka tinggal di pinggiran kota, di kaki gunung kawi , dengan kehidupan yang serba terbatas.

Sepanjang mata memandang, hanya akan mendapatkan hamparan sawah dan hutan jati, gunung kawi yang menjulang tinggi di utara dan gunung kelud di barat

Orang-orang yang lalu lalang pergi ke sawah, tak ada gedung bertingkat dan mini market, yang ada Cuma toko kecil milik tetangga dengan barang-barang yang terbatas.

“Enak ya di sini ...” ucap Dika sambil mengedarkan pandangannya.

"Enak apaan, enakan juga di kota kita butuh apapun ada, kalau di sini mah ...., kalau malam kamu cuma bakal dengerin suara kodok”

“bagus dong ..., nggak berisik ...” ucap Dika sambil berjongkok di pematang sawah hendak mengambil kodok kecil yang meloncat-loncat di sana.

"Eh ...., lihat nih aku dapet!" ucap Dika sambil mengangkat anak kodok itu.

"Sini biar aku foto, senyum .....!" ucap Ajeng sambil mengarahkan kamera ke Dika. Mereka saling mengabadikan kebersamaan di kampung.

Mereka seling bercanda, dan tak lupa menyapa setiap orang yang lewat. Tanpa terasa hari semakin sore. Langit senja sudah mulai menampakkan sunah jingganya.

**BERSAMBUNG

Jangan lupa untuk kasih dukungan ke author dengan memberikan like dan komentarnya ya kasih Vote juga yang banyak ya

Happy Reading 😘😘😘😘😘**

Terpopuler

Comments

Yayoek Rahayu

Yayoek Rahayu

bagus...

2021-08-25

0

Widia Putri

Widia Putri

alur ceritanya..beh mantavv👍🏾😍

2021-02-11

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog Ajeng
2 Solusi Rita
3 Mama Renna
4 Abang Al
5 Dia memerasku
6 Salah pak Totok
7 visual tokoh
8 Aldevaro
9 Libur semester
10 Rencana Diah
11 Al vs Dika
12 Dia benar-benar pemaksa
13 Kerumahku (Al)
14 Jantungku ingin meledak
15 Ajeng yang katrok
16 Berbelanja
17 Kepergok mama
18 Saingan sehat
19 Ajeng jadi rajin
20 Aku belum mengenalnya
21 aku ragu mendapatkan hatimu
22 jadi makmum ku
23 Surat
24 Kenapa menangis?
25 Rencana sisil
26 Pengumuman kelulusan
27 Lamaran Al
28 Acara Perpisahan
29 Perpisahan Al dan Ajeng
30 Syarat Dika
31 Kebersamaan Ajeng dan Dika
32 Ku titipkan rinduku pada-Nya
33 Hati-hati Ajeng
34 Kerinduan Ajeng
35 Siapa pria itu?
36 Pernikahan Diah
37 Pernikahan Diah 2
38 Si Playboy
39 Pertemuan kembali
40 Al pecemburu
41 Lamaran Dadakan
42 akhirnya sah
43 Tamu bulanan
44 Beli pembalut
45 Tahan sebentar lagi!
46 Jalan-jalan
47 Status baru
48 Aku sangat mencemaskanmu
49 Kecemburuan Al
50 Bara menemuinya di rumah
51 Dika berpamitan
52 malam pertama yang tertunda
53 Kita coba lagi mas
54 romantisnya suamiku
55 Berkunjung ke kampong
56 Pria jawa
57 Berkunjung ke tetangga.
58 dia mengejutkanku
59 Ke sawah [mencangkul]
60 Jalan-jalan [berdua]
61 Pengalaman baru
62 Ke Rumah mertua
63 makan malam bersama mertua
64 Persiapan reoni
65 rahasia mama Renna
66 Sedikit petunjuk
67 Reoni
68 Reoni 2
69 Ada apa dengannya?
70 ada apa?
71 Siapa wanita itu?
72 Papa Adi
73 Curhatan Mama Renna
74 mas Al marah
75 Ajeng pingsan
76 Doa Al
77 Kenapa menangis?
78 kepulangan Dika
79 mas Al kenapa?
80 Dika dan Rita
81 Penjelasan papa Adi
82 Surat papa Dito
83 acara Empat bulanan penuh luka
84 kado terakhir untukmu
85 Salam perpisahan
86 ujung sendu
87 Layang pungkasan
88 Author menyapa
89 pengumuman
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Prolog Ajeng
2
Solusi Rita
3
Mama Renna
4
Abang Al
5
Dia memerasku
6
Salah pak Totok
7
visual tokoh
8
Aldevaro
9
Libur semester
10
Rencana Diah
11
Al vs Dika
12
Dia benar-benar pemaksa
13
Kerumahku (Al)
14
Jantungku ingin meledak
15
Ajeng yang katrok
16
Berbelanja
17
Kepergok mama
18
Saingan sehat
19
Ajeng jadi rajin
20
Aku belum mengenalnya
21
aku ragu mendapatkan hatimu
22
jadi makmum ku
23
Surat
24
Kenapa menangis?
25
Rencana sisil
26
Pengumuman kelulusan
27
Lamaran Al
28
Acara Perpisahan
29
Perpisahan Al dan Ajeng
30
Syarat Dika
31
Kebersamaan Ajeng dan Dika
32
Ku titipkan rinduku pada-Nya
33
Hati-hati Ajeng
34
Kerinduan Ajeng
35
Siapa pria itu?
36
Pernikahan Diah
37
Pernikahan Diah 2
38
Si Playboy
39
Pertemuan kembali
40
Al pecemburu
41
Lamaran Dadakan
42
akhirnya sah
43
Tamu bulanan
44
Beli pembalut
45
Tahan sebentar lagi!
46
Jalan-jalan
47
Status baru
48
Aku sangat mencemaskanmu
49
Kecemburuan Al
50
Bara menemuinya di rumah
51
Dika berpamitan
52
malam pertama yang tertunda
53
Kita coba lagi mas
54
romantisnya suamiku
55
Berkunjung ke kampong
56
Pria jawa
57
Berkunjung ke tetangga.
58
dia mengejutkanku
59
Ke sawah [mencangkul]
60
Jalan-jalan [berdua]
61
Pengalaman baru
62
Ke Rumah mertua
63
makan malam bersama mertua
64
Persiapan reoni
65
rahasia mama Renna
66
Sedikit petunjuk
67
Reoni
68
Reoni 2
69
Ada apa dengannya?
70
ada apa?
71
Siapa wanita itu?
72
Papa Adi
73
Curhatan Mama Renna
74
mas Al marah
75
Ajeng pingsan
76
Doa Al
77
Kenapa menangis?
78
kepulangan Dika
79
mas Al kenapa?
80
Dika dan Rita
81
Penjelasan papa Adi
82
Surat papa Dito
83
acara Empat bulanan penuh luka
84
kado terakhir untukmu
85
Salam perpisahan
86
ujung sendu
87
Layang pungkasan
88
Author menyapa
89
pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!