Masih di kediaman Willy steven.
Mery yang pertama kali melihat Lidya, langsung tersenyum dia bisa melihat keponakannya itu sudah dewasa.
“Cantik” batinnya.
Sementara, Lidya masih shock dengan apa yang didengarnya. Dia bingung dengan keadaan ini.
“Lidya besok kita ke Indonesia!”ucap Hana tiba tiba. Membuat Lidya lebih bingung lagi.
“Ha a-apa mom?” suara Lidya gemetar.
“m-maksudku mom kenapa ini? Ini aku harus menikah?” ucap Lidya terbata bata.
“Stop Lidya! momy dan dady sudah tau apa yang terjadi padamu dengan Juna di Singapura” ucap Hana yang tak mau tau alasan Lidya.
“What? Omg mom kami tidak..”
“Momy ga mau dengar penjelasanmu Lidya!”potong Hana.
“Tante dengar kami tidak melaku..”
“Diam Juna jangan membantah lagi,kau harus menikahi putriku!”ucap Hana tegas.
“Kalian berdua, jangan pernah membohongi kami dengan berbagai alasan”.
Juna menghela nafasnya, dalam dia kesal tante Hana tidak mau mendengarkan penjelasannya.
“Sayang kemarilah,” ucap Mery yang langsung menyapa keponakannya.
“Haaa y ya tante,” ucapnya gugup.
“ aku adalah tantemu sayang, dady mu adalah kakak kandungku,akulah tante Mery,” ucap Mery menjelaskan
“Dan tante adalah orang tua Juna, pria nakal yang membuatmu..” ucap Mery yang tak ada lanjutannya.
“Tapi tante kami tidak..”
“Tidak ada alasan sayang, Juna harus tanggung jawab”.
Lidya hanya terdiam, entah mengapa para orang tua yang dihadapannya tidak mau mendengarnya.
Juna menatap kearah Lidya, dengan tatapan penuh kebencian dan dendam.
“Baiklah om tante ma pa aku akan segera menikah dengan dia!” tiba tiba Juna menyetujui menikahi Lidya.
“What dia setuju? Apa dia tidak waras?” Batin Lidya.
“Aku akan membuatmu, menyesali pernikahan ini wanita gila!” batin Juna menyimpan amarah.
“Baiklah, malam ini kalian menginap disini saja, besok kita akan berangkat ke Indonesia”ucap Willy.
“Baik om” jawab Juna yang tersenyum miring.
“Om bisa kami bicara berdua?”ucap Juna.
“Silahkan, kalian memang seharusnya berbicara”
“Lidya bawa Juna ketaman samping, pergilah kalian berdua dan bicaralah baik baik” ucap Willy.
Jantung Lidya pun berdebar, mendengar Juna ingin berbicara berdua dengannya.
“Dia mau ngomong apa sih?” batinnya.
Lidya pun berjalan ke arah taman dan diikuti oleh Juna.
“Jangan pikir aku menikahimu karna cinta!” ucap Juna spontan. Membuat Lidya bingung mengerutkan keningnya.
“Aku juga tak berharap menikah denganmu, aku sudah pergi dan kau yang datang kemari!”
“Kau pikir aku tertarik denganmu?” ucap Juna dengan tatapan mematikan.
“Apa aku berkata begitu tuan?” ucap Lidya.
“Hah! aku menikahimu, karna menghargai papa mamaku, dan ingat tidak ada yang terjadi apapun antara kita malam itu!” ucap Juna sinis.
Lidya memejamkan matanya dan menarik nafas dan menghembuskan pelan.
“Dengar tuan Juna alexander yang terhormat, aku tidak pernah meminta, pertanggung jawaban apapun denganmu, dan untuk masalah ini orang tua kita yang meminta!” ucap Lidya kesal.
“Baik, kau dengar kan aku menyetujuinya? Hah baiklah!” ucap Juna dengan senyuman aneh.
Juna pun ingin berlalu dari Lidya, akan tetapi sebelum Juna pergi, dia membisikkan pelan ditelinga Lidya “persiapkan dirimu” ucap Juna singkat, tetapi terdengar menyeramkan dan segera berlalu.
Lidya yang mendengar ucapan itu mematung. Dia tak mengerti apa maksudnya. Dan Juna segera berlalu menghampiri para orang tua itu.
Lidya pun berlalu segera pergi kekamarnya.
“Apa maksudnya dia mengatakan begitu” ucap Lidya yang sendiri dikamarnya.
“Hah mimpi kah ini? Kenapa aku baru saja memikirkannya dia langsung muncul?” Lidya tak habis pikir dengan kejadian hari ini.
“Kenapa aku tak bisa menolak pernikahan ini…hufff Juna alexander apa kau sudah mencuri hatiku?” desahnya.
“Kau memang mempesona tuan, tapi mulutmu tajam sekali” ucapnya pelan.
Sementara 2 keluarga yang sedang duduk berbincang bincang dan tentunya, ada Juna disana sudah merasa lega.
“Kak Hana, aku senang Lidya menjadi menantuku dia cantik sepertimu” ucap Mery tersenyum.
“Mungkin mereka sudah berjodoh, kita sebagai orang tua hanya bisa mendukung” ucap Hana.
“Hah jodoh? Memuakkan!” batin Juna merasa jengah, mendengar para orang tua yang dihadapannya.
Malam pun berlalu, mereka tidak lagi berdebat. Semuanya aman dan terkendali. Ya Willy pun sudah tahu, bahwa Juna seorang duda yang istrinya telah meninggal dunia. Mery pun menceritakan bagaimana Jenny mendiang menantunya itu. Dan Willy maupun Hana untungnya, bisa menerima status Juna.
Hari keberangkatan ke indonesia pun tiba…
Mereka semua sudah berada didalam pesawat jet pribadi Praja…mereka memutuskan satu pesawat dengan Praja dan Mery.
“Sayang aku bahagia calon menantuku adalah keponakanku sendiri wanita yang berkualitas dan jelas asal usulnya,” ucap Mery kepada suaminya.
“Hmm aku juga bahagia sayang,” ucap Praja yang mengenggam tangan Mery.
Sementara, Willy dan Hana yang mendengar itu pun tersenyum..
Lidya yang duduk bersama Juna pun hanya diam sedari tadi. Mereka berdua tidak berbicara sepatah katapun.
Sikap Juna yang cuek dan dingin, membuat Lidya malas memulai pembicaraan.
“Bisa ga sih, dia itu sedikit santai? huff dasar pria dingin bermulut tajam!” batinnya kesal.
Akhirnya, Lidya lebih memilih tidur ketimbang harus melihat Juna yang cuek.
Belasan jam berlalu dan pilot menyampaikan, bahwa mereka akan segera mendarat.
Juna yang dari tadi tertidur pun bangun.
Akhirnya pesawat tiba di Indonesia dengan selamat.
“Heh bangun sudah nyampe!” ucap Juna jutek.
Lidya yang mendengar suara Juna pun langsung bangun.
“Hah apa kita sudah sampai?”
Juna tak menjawab, sikap cueknya Juna membuat Lidya kesal.
“Ditanya malah cuek, dasar duda dingin!” batin Lidya.
Ya Lidya pun juga tau, kalau Juna adalah seorang duda. Dia menyuruh agnes menyelidiki latar belakang Juna, malam itu juga saat mereka di London.
“Heh duda dingin! kau jelek kalau diam aja!”
“Darimana kau tau aku duda?” ucap Juna dengan nada marah.
“Taulah! hah seluruh dunia juga tau kau duda!”ucap Lidya dan segera turun dari pesawat.
Juna pun melihat Lidya yang berlalu dengan muka sinis.
“Ahhh sudah lama ga ke Indonesia” ucap Lidya yg didengar Mery.
“Sayang mulai sekarang, kamu akan tinggal disini” ucap Mery tersenyum.
“Ah ya tante” senyum Lidya mengembang.
Juna keluar dari pesawat, dengan memakai kaca mata hitam. Lidya pun menoleh kebelakang, dan melihat Juna yang memang sangat mempesona.
“Kau pria pertamai yang mencuri hatiku tuan Juna alexander” batinnya bahagia.
Juna lalu berjalan melewati Lidya dengan cueknya tak memperdulikan Lidya.
“Aku kan calon istrinya, kok ga ada perhatiannya dikit pun ishhhhh!” gumamnya pelan.
Mery pun hanya bisa menghela nafasnya, melihat sikap putranya itu.
Akhirnya mereka sampai di mansion Praja.
“Selamat datang tuan” ucap security yang melihat tuan besarnya datang beserta rombongannya.
“Hmm” ucap Praja.
Semuanya keluar dari mobil mewah yang menjemput dibandara.
“Ayo kak kita masuk” ucap Mery kepada Willy dan Hana.
Mereka pun berjalan masuk ke dalam mansion.
“Mewah juga mansion tante Mery” batin Lidya.
Sementara, Juna langsung pergi kekamarnya meninggalkan mereka. Ya Juna ingin mandi dan rebahan sebentar.
“Tante Mery mansion tante keren!” ucap Lidya tersenyum.
“Iya sayang, kamu ke kamar kamu dulu ya, bersih -bersih dulu sana” ucap Mery pada calon menantunya itu.
Pelayan pun datang dan menunjukkan kamar Lidya.
“Kak ayo aku tunjukkan kamar kalian!” ucap Mery.
“Ah ya ayo” kata Hana dan mengajak suaminya.
Semua berjalan baik, hingga malam tiba mereka membicarakan mengenai pernikahan anak anak mereka. Tidak ada bantahan dari Juna maupun Lidya. Mereka berdua menurut saja, apa kata orang tua mereka.
Pernikahan mereka, diadakan secara tertutup atas permintaan Juna. alasan Juna adalah karena dia baru beberapa bulan, menjadi seorang duda Dia tak mau banyak gosip-gosip yang tidak baik diperusahaanya.(hadeh babang Juna alasanmu itu🤣)
Bahkan Billy pun tidak diberi tahu mereka, takut Billy tak fokus pada perusahaan yang baru di Thailand.
Begitu pun velly, yang saat ini sedang di paris menghadiri, pameran show disana selama 1 bulan.
“Tidak apa apa, kita tidak memberitahukan mereka. Nanti biar mereka tau sendiri, karna pernikahan mereka akan segera diadakan besok”ucap Praja.
Willy pun mengangguk, mendengar ucapan adik iparnya.
“Besok siapkan hatimu Juna,apa kau mengerti?” Ucap Praja Tegas.
“Aku mengerti pa” kata Juna dengan sikap yang dingin dan hati yang muak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
seiko
males liat sikap Juna
2023-12-07
2