Pagi hari Apartemen Juna..
“Hoammm” suara Lidya tanda dia sudah mulai bangun. Pagi sudah tiba, seperti biasa Lidya sudah terbiasa bangun pukul 6 pagi. Matanya yang masih sayup segera terbuka.
“Sudah pagi rupanya” ucap Lidya serak.
Lidya langsung bangun dan segera mandi.
Sementara, Juna pun yang sudah bangun, dan segera mandi. Karena dia harus cepat ke perusahaan, dia baru saja memenangkan tender yang di impikannya. Dia harus segera menandatangani, semua kontrak kerjasama pagi ini.
Sementara, Lidya yang baru saja selesai mandi dan berpakaian casual, dengan hot pants dan kaos yang membentuk tubuhnya yang langsing.. sebelumnya, Lidya berpakaian biasa saja tidak menampakkan keindahan tubuhnya.
“Minimal aku bergaya, sesuai dengan tubuhku walau aku tak tampil glamour,, minmal aku jadi sendiri sendiri” batinnya.
Lidya sebenarnya sangat pintar berbusana, dia bisa menempatkan dimana dirinya berada.Tapi semenjak dia bertemu dengan Juna, dia berpakaian agak longgar, supaya Juna tak bisa melihat keindahan tubuhnya dari.
Lidya pun keluar dari kamarnya menuju dapur. Seperti biasa, dia memasak dan entah kenapa dia ingin sekali makan mie instant.
“Sebaiknya aku masak mie instant, aku pengen makan mie seperti yang dimasak momy” ucapnya pelan yang mengingat momy nya adalah mempunyai darah Jepang, pastinya sangat pintar memasak mie.
“Stok yang kubeli kemarin mana ya?”
“Ohh ini dia” ucapnya senyum
Lidya pun memasak dengan santai, sambil bernyanyi menggunakan earphone nya dengan rambut dicepol keatas.
“Hmm ini pasti enak,,eh aku masak lebih deh siapa tau kak Juna mau” gumamnya pelan. Ya semalam dikamar, dia berjanji akan terus memasak, tapi tak akan mengajak Juna lagi untuk memakan masakannya. Kalau Juna mau makan ya makan, kalau ga pun ga apa apa. Begitulah pemikiran Lidya, dari pada bertengkar terus.
Sementara, Juna sudah siap mau ke perusahaan pun keluar dari kamarnya. Dia melihat Lidya memasak, sambil memakai earphone santai.
“Cihh manusia muka tembok, udah ku hina semalam tapi tidak ada malunya.. masih bisa dia santai” batinnya mengejek.
Juna pun berjalan, dan melihat pemandangan yang membuat nya harus menelan salivanya. Tadi waktu di depan pintu kamarnya, tubuh Lidya tertutup oleh pembatas yang ada didapur.
Juna seakan terhipnotis, melihat body Lidya. Dari bawah Juna melihat, kaki Lidya yang mulus memakai hot pants, yang membuat siapa saja pria pasti menyukai. Sejenak Juna mematung melihat, pemandangan yang didepannya. Akan tiba tiba Lidya berbalik kearah Juna. Seketika Juna pun membuang mukanya. karna kaget kedapatan memperhatikan Lidya.
“Eh kak selamat pagi” ucap Lidya tersenyum.
“Cih sok ramah kau wanita bermuka dua”batinnya lagi. keegoisannya membuat matanya tertutup, bahwa pesona Lidya luar biasa.
juna tidak menjawab,, dan segera ingin pergi, dan herannya pagi ini, Lidya pun tak mengejarnya lagi seperti kemarin.
Waktu Juna mau membuka pintu, dia teringat semalam mamanya menyuruhnya dan Lidya mengantar ke bandara.
“Shitt!!! Untung aku ingat.. kalau bukan karna permintaan mama, aku tak sudi pergi berdua dengannya” batinnya seakan muak.
Juna pun berbalik jalan ke arah Lidya yang masih berkutat didapur.
“Heh bodoh !! Siapkan dirimu jam 9.30, aku akan menjemput. Semalam mama minta diantar ke bandara”ucap Juna ketus.
“Maksudnya kita berdua kak?” tanya Lidya yang bingung.
“Kalau aku ajak kau wanita bodoh, berarti apa ha!!!?” bentak Juna.
“Baik kak, nanti aku akan siap siap” ucap Lidya yang tak mau pembicaraan ini menjadi masalah lagi.
“Dengar ya!! ini karna mama yang minta bukan karna aku yang mau” tegas Juna dengan lantang.
“Ya kak aku tau” ucap Lidya singkat tak mau memperpanjang .
Juna langsung berjalan pergi, keluar apartemen dengan wajah datar.
“Lucky, percepat datang ke perusahaan, aku ada urusan penting hari ini” perintah Juna pada asistennya melalui ponselnya.
“Baik tuan segera! Saya juga sudah mau sampai ke perusahaaan” ucap Lucky patuh.
Juna langsung menutup sambungan teleponnya dan masuk ke mobil.
“Jalan” ucapnya pada supir pribadinya.
Selama perjalanan ke perusahaan Juna mengingat penampilan Lidya tadi.
“Cihhhh!! Apa dia pikir dia begitu menawan? Tak ada yang bisa kupandang dari wanita bodoh itu”batinnya kesal.
Tiba tiba Juna sadar bahwa tak sepantasnya dia memikirkan wanita yang dibencinya.
“Sial!! Ngapain aku pikirkan dia haaah!!! Najis !!”batinnya merutuki otaknya sendiri.
Sementara seseorang yang berada dirumah mewahnya sedikit frustasi..
“Huff kenapa aku bisa tidak memenangkan tender itu?” ucapnya pelan diruang kerjanya.
“Padahal beberapa investor sudah menyetujui proposalku,, dan semua memuji yang sudah ku terangkan”.
“Dimana salahnya ini?”ucap pria yang merasa ada kejanggalan dengan tender yang seharusnya hampir 80% dia menangkan.
“Hufff tapi ya sudahlah mungkin itu rejeki mu juna” batinnya agak kecewa.
Ya dia adalah David,, sahabat Juna yang juga rivalnya didunia bisnis. Mereka sama sama CEO di perusahaan mereka masing masing.
Diperusahaan Praja Group…
Juna sedang duduk di kursi kebesarannya dengan serius.
“Ok Lucky semua sudah selesai” ucap Juna menyerahkan semua nya kontrak kerja yang sudah disepakati.
“Baik tuan, saya akan membawa smua dan selamat, tuan muda anda telah memenangkan tender itu” ucap Lucky .
“Trimakasih Lucky, kau juga sudah sejauh ini banyak membantuku”.
“Sama sama tuan! Baiklah saya permisi dulu”.
“Silahkan” ucap Juna dan Lucky segera keluar dari ruangan CEO.
5 menit kemudian suara ketukan pintu ruangan Juna terdengar.
“Masuk” perintah Juna.
Seseorang membuka pintu tersebut dan..
“Hey kau sedang apa?” ucap seseorang itu yang membuat kepala juna mendongak, karna tadi dia melihat ke Laptopnya.
“Ahhh kakak kau mengagetkan saja” kesal Juna pada Billy.
Ya yang datang adalah Billy, dari kemarin dia ingin ke perusahaan tapi belum ada waktu.
“Woi serius amat,, ciee yang pengantin baru”ucap Billy dengan nada canda.
Juna langsung menghampiri kakaknya itu dan memeluknya.
“Kakak kapan datang?” Tanya Juna.
“Dua hari yang lalu. waktu mertuamu masih ada di Indonesia” lagi lagi Billy membuat Juna kesal.
“Kakak ipar ikut ga?” tanya Juna mengalihkan pembicaraan.
“Ikut lah, mereka sedang di mansion” jawab Billy.
“Kau itu ya, menikah ga bilang bilang sama kami,, karna itu kakak datang ke Indonesia”terang Billy.
“Halah !!kakak juga pasti sudah tau alasannya nya kenapa pernikahanku mendadak” ucap Juna malas.
“Hmm ya aku juga kaget, kalau jodohmu anak om Willy”.
“Aku juga baru tau kalau dia anak om Willy” ucap Juna datar.
Juna pun melihat jam tangannya dan mengatakan pada Billy..
“Kak aku mau pergi dulu” ucap Juna.
“Aku tau! Kau disuruh mama, mengantar mereka kan ke bandara?” ucap Billy yang membuat Juna kaget.
“Kakak tau dari mana? Jangan jangan kalian sekongkol” ucap Juna dengan curiga.
“Sudahlah pergi saja, masa iya kalo mama yang minta kau tolak? Apa kau tega?” tanya Billy.
“Ga ah aku ga menolak,, makanya kan kubilang aku mau pergi” jelas Juna.
“Ok pergilah! Jemput Lidya karna mama maunya kau dengan Lidya yang antar” ucap Billy.
“Aku mau jalan jalan dulu keseluruh ruangan sambil melihat kinerja karyawan kita”.
“Ok lah aku berangkat kak” ucap Juna dan segera berlalu.
Diruangan Juna sang kakak melihat disekeliling ruangan itu..
“Huff semoga kau bisa menyayangi istrimu”harapan Billy dipernikahan kedua adiknya itu.
Sampailah Juna menjemput Lidya yang dari tadi telah bersiap siap..
“Masuk” ucap Juna dengan wajah datar.
Lidya pun mengangguk, dan segera masuk ke mobil. Selama diperjalanan Juna maupun Lidya tidak berbicara sama sekali.
Mereka pun tiba di bandara langsung menemui mama papanya.
“Ma pa kami datang” ucap Juna biasa aja.
“Hey, akhirnya kalian datang sayang hmmm mama senang, kalian bisa jalan berdua seperti ini” ucap Mery bahagia dan Praja hanya bisa menggelengkan kepalanya lalu tersenyum melihat kelakuan istrinya itu.
“Juna kami sudah mau berangkat..kau tau kan papa dan mama agak lama di Jerman?” tanya Praja kepada putra keduanya itu.
“Aku tau pa”.
Sedari tadi Lidya hanya diam dan tersenyum.
“Hey sayang, kalau dia macam macam kasih tau mama ok” pinta Mery pada menantunya.
Lidya hanya tersenyum mendengar ucapan mertuanya. Kalau babang Juna ga usah ditanya dalam hatinya merasa jengah.
“Dengarkan papa Juna, kau jangan membuat istrimu menangis!! Apa kau mengerti?” tegas Praja.
“Baiklah pa” Juna tersenyum tapi tidak hatinya dan Lidya dapat merasakan itu.
“Hati hati ma, kami akan merindukanmu” ucap Lidya memeluk Mery.
“Ya sayang kalian juga ya.. kalau bisa secepatnya beri kami cucu hmm” Mery menggoda menantunya itu.
Juna yang mendengar pun terbatuk “hmmhmm”.
Lidya lagi lagi tersenyum dia tidak tau mau menjawab apa.
“Ok deh kami pergi ya love you” ucap Mery melambaikan tangannya, dan memeluk lengan suaminya.
Lidya pun melambaikan tangannya dan tersenyum haru, betapa harmonisnya mertuanya itu.
Mery dan Praja tlah masuk kedalam pesawat.
“Pulang” perintah Juna.
“Ah ya kak” ucap Lidya menurut.
Lidya dan Juna pun, masuk kedalam mobil mewah milik Juna.
Selama perjalanan menuju pulang, Lidya terus saja mengingat keharmonisan mertuanya dan tersenyum.
“Andai saja pernikahanku seperti mereka” batin Lidya.
Juna melihat kearah Lidya yang diam saja pun berbicara..
“Aku mau langsung ke perusahaan, ga ada waktu mengantarmu” ucap Juna datar.
“J jadi bagaimana kak”? Tanya Lidya bingung.
“Hentikan mobil” perintah Juna pada supirnya tiba tiba yang ada dikota dekat taman.
“Keluar” usir Juna dengan tega.
“Apa kak?” Lidya pun mengkerutkan keningnya.
“Kau tidak dengar bodoh? Aku bilang kau keluar sekarang dari mobilku” bentak Juna dengan wajah mengerikan.
Akhirnya dengan terpaksa, Lidya pun keluar dari mobil Juna. Sebelum mobil Juna berlalu,Juna membuka kaca mobilnya..
“Kau tau kan jalan pulang? Jangan harap aku mencarimu kalau kau tak pulang” ancam Juna dan segera berlalu.
“Kau tega sekali kak? Aku ini wanita, tapi kau tega mengusirku yang adalah istrimu sendiri”ucap Lidya seakan tak percaya yang dilakukan suaminya.
Lidya orang yang tidak penakut, dan tidak lemah.. kalau tidak ada Juna, dia akan berubah ke jati dirinya wanita yang tangguh.. mudah baginya kalau hanya sekedar kembali ke apartemen Juna. Tapi saat ini dia sedang malas pulang ke apartemen..
“Hufff sebaiknya aku ke perpustakaan dulu deh”batinnya.
Sampailah Lidya di perpustakaan, dan mulai mencari buku yang ingin dibacanya.
“Nah.. dapat juga ini dia” ucapnya pelan dan pergi duduk di kursi.
Saat Lidya serius membaca buku yang dicarinya tadi,seseorang menghampirinya..
“Hai! Kau sering kesini?” ucap seseorang itu.
Lidya pun yang merasa, kalau seseorang itu berbicara dengannya mendongak keatas..
“Hey kau!!!”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
seiko
novel ini buat emosi naik turun ya Thor 😶
2023-12-07
1
Octa_since
Tega banget kan🥲
2023-12-06
0
stuck
Juna gilak x ya turunkan Lidya di jalan,,😤
2023-12-06
3