11. Amarah Dua Danton garang.

Syafa membenahi pakaiannya sore itu. Dirinya sudah boleh pulang ke rumah. Keadaan fisiknya sudah sehat, hanya saja mentalnya yang tidak baik.

"Ayo saya antar pulang..!!" Kata Bang Alan.

"Syafa bisa sendiri Bang." Tolak Syafa.

"Seharusnya sejak awal kamu lebih manja sama Pongge, dia memang suka gadis manja."

"Tapi ternyata Bang Pongge terganggu, Bang. Terakhir kami bertengkar hebat saat Abang memintaku membuka jilbab di hadapan Bang Pongge. Abang marah dan tidak suka. Abang mengataiku hal yang tidak sesuai dengan diriku." Jawab Syafa dengan polosnya.

"Kau saja yang bodoh Syafa.. kamu tidak bisa bermain cantik. Dimanapun itu laki-laki akan tergoda dengan wanita, buktinya Arra anak panglima bisa hamil. Lebih pintar Arra daripada kamu."

Mendengar hal itu Syafa menunduk, ia menangis sesenggukan karena kini telah kehilangan pria yang begitu di cintainya. Seperti apa rupa Arra yang sudah menggoda mantan calon suaminya itu.

"Ya sudah kalau tidak mau di antar, saya kembali saja."

Bang Alan berjalan keluar dari kamar rawat Syafa. Baru saja pintu terbuka lebar, ada sosok pria berdiri disana. Kening pria itu berkerut tapi Bang Alan menepuk bahu sahabatnya.

~

Syafa masih menunduk dengan tangisnya. "Sampai kapan kamu mau menangis. Nanti orang tuamu mengira saya buat macam-macam sama kamu."

"Om pergi saja, tidak ada yang meminta om disini."

"Saya heran ya sama kamu. Kamu bisa panggil Pongge dan Alan Abang, tapi seumur-umur kita bertemu kamu selalu panggil saya Om. Apa saya setua itu????" Nada keras Bang Braga.

Syafa mengalihkan pandangan.

"Ngomong-ngomong dimana Pongge?? Kenapa nggak menjengukmu??" Tanya Bang Braga.

Syafa kembali menunduk membuat Bang Braga pusing sendiri.

"Saya hubungi Pongge ya..!!"

"Jangan Om.. Bang Pongge sudah menikah. Istrinya hamil jalan empat bulan." Jawab Syafa.

"Haaaah.. yang benar kamu???" Secepatnya Bang Braga mengkonfirmasi berita yang di dengarnya.

...

Bang Braga mendobrak masuk ke dalam ruangan Bang Pongge dan saat itu Bang Pongge sama sekali tidak kaget dengan kehadiran sahabatnya itu. Ia sudah tau tujuan seorang Braga menemuinya pasti ingin melabraknya.

"Duduk dan bicara baik-baik atau aku akan mengusirmu..!!" Ucap Bang Pongge sudah tidak menggunakan nada tinggi karena kelelahan batinnya.

"Apa maksudmu menghamili wanita lain dan menduakan Syafa??? Kau ini bejad juga ya Ge." Bentak Bang Braga dengan ulah sahabatnya yang sudah menghancurkan hati Syafa.

"Kalau kabar itu yang kamu dengar ya sudah,mau bagaimana lagi. Semua sudah terlanjur. Arra juga sudah hamil." Jawab Bang Pongge jauh lebih tenang dari Bang Braga.

"Aku nggak nyangka kelakuanmu bisa begini Pot.. Syafa nyaris mati karena patah hati. Dimana perasaanmu??? Orang tua Syafa pasti kecewa sama kamu pot. Bukankah seharusnya kalian menikah bulan ini???? Di kasih apa kamu sama anak panglima itu sampai kamu khilaf begitu. Benar-benar nggak mikir kamu yaa..!!!" Sentakan keras Bang Braga cukup memekakan telinga. "Hanya di suguhi paha saja lantas matamu jadi buta. Otakmu mati..!!"

Bang Pongge hanya terdiam dan Bang Rega menarik kerah seragamnya. "B******n..!!!!" Hampir saja tangannya menghantam wajah Bang Pongge tapi Bang Rega menahannya. "Astaghfirullah..!!"

Bang Braga menghempaskan tubuh Bang Pongge begitu saja lalu pergi meninggalkan sahabatnya dan Bang Pongge lagi-lagi harus menelan cacian pahit dari berbagai pihak yang menyalahkan dirinya.

'Hal yang paling Abang takutkan saat ini adalah kamu Arra, Abang takut kamu tidak kuat menahan kencangnya badai di dalam rumah tangga kita. Untuk kamu Syafa.. cukup Abang pendam rasa cinta ini di lubuk hati terdalam. Sekarang Abang sudah punya anak istri. Carilah bahagiamu.. maafkan Abang yang tidak bisa menepati janji.'

...

Saat tiba di rumah, Bang Pongge mendengar pembicaraan via ponsel antara Dinara dan Bang Alan.

"Nggak mau Bang, jangan laporkan Arra ke polisi..!!" Dinara terdengar begitu ketakutan. "Tolong.. Hapus videonya Bang..!!" Pinta Dinara penuh permohonan. "Baik.. Dinara kesana sekarang..!!"

Terlihat Dinara sibuk mencari uang dan tas dari lemari pakaian lalu segera pergi. Bang Pongge bersembunyi agar Dinara mengetahuinya. Setelah Dinara pergi bersama seorang anggotanya.. Bang Pongge segera berlari berniat mengikuti Dinara.

Tepat saat itu Bang Braga lewat disana dan melihat Bang Pongge berusaha menyalakan motor dinas tapi ternyata mesinnya tidak bisa di hidupkan.

"Mau kemana lu??" Tanya Bang Braga.

"Tolong bantu aku..!!" Bang Pongge menyambar helmnya lalu naik ke atas motor Bang Braga.

"Gue sibuk..!!"

Plaaaakkk..

Bang Pongge menepak helm Bang Braga sekencangnya. "Nanti saja, istriku dalam bahaya..!!"

Mau tidak mau Bang Braga menarik gas motornya.

"Itu Arra.. ikuti mobil hitam itu..!!" Tunjuk Bang Pongge.

...

Bang Braga cemas melihat Bang Pongge berlari kencang masuk ke dalam sebuah rumah yang jauh dari pemukiman penduduk. Rumah yang tepat berada di tengah perkebunan. Ia pun segera ikut berlari.

Sesampainya di rumah itu, Bang Braga luar biasa kaget melihat sahabatnya sejak dari jaman SMA bisa melakukan hal sekeji itu.

"Tunggu Ge, redam amarahmu sebentar..!! Kita harus merekamnya agar bisa jadi bukti..!!" Cegah Bang Braga yang akhirnya ikut geram dengan apa yang di lakukan Bang Alan. Ia segera meletakkan ponselnya untuk merekam.

Berdiri di sana Bang Pongge sudah terbakar amarah. Jika saja tangan Bang Braga tidak mencegahnya mungkin saja Bang Pongge sudah berlari kencang untuk menghajar Bang Alan.

"Layani aku dulu..!!"

"Nggak mau..!!!!!" Dinara ketakutan sampai melindungi bayinya.

"Kau ini ya, sebenarnya apa maumu??? Aku mau memberimu uang tapi kamu tidak mau. Aku memberimu pilihan untuk kembali padaku.. kau juga tidak mau. Sekarang kamu bawa uang atau tidak??? Kalau kamu tidak mau bayar, kamu yang masuk penjara. Ayahmu akan di pecat..!!" Ancam Bang Alan. "Atau mungkin Pongge yang akan mati???? Aku bisa membuat tubuhnya hancur lebur. Kau tau.. aku sangat mencintaimu, tapi kenapa hatimu hanya untuk Pongge???? Lima kali kamu menolak cintaku. Kau memang menikah dengan dia.. tapi hatinya hanya untuk Syafa. Kamu mempermainkan perasaanku Arra, hanya di mulut saja kau mau jadi istriku.. selebihnya kau hanya perempuan bodoh yang mencintai laki-laki tanpa balasan."

"Jangan sakiti Bang Pongge. Abang bisa lakukan apapun padaku..!! Pinta Dinara.

"Aku tau Pongge mulai perhatian denganmu. Sekarang aku ingin lihat bagaimana sakitnya hati Pongge melihatmu kuhancurkan sekaligus kehilangan Syafa.. wanita yang sebenarnya sangat di cintai Pongge lebih dari apapun."

Dinara benar-benar terpukul dengan perkataan Bang Alan. Dirinya bagai raga tak memiliki nyawa. Ia membuka kancing pakaiannya di hadapan Bang Alan.

"B*****t, ini sudah keterlaluan. Alan ini bicara apa????" Bang Pongge menendang pintu sekuatnya.

"B******k juga kau Lan..!!!" Bang Braga pun menghantam dada Bang Alan. Dirinya pun tidak terima melihat sikap Bang Alan yang sudah menghancurkan segalanya. "Ini untuk Syafa..!!!!"

buugghh..

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Eka elisa

Eka elisa

shafa ma om aja ya...😁😁😁jgn ma alat buaya budug..

2024-01-29

2

Eka elisa

Eka elisa

hey....buya budug kmu yg hmilin ara bukn gee...cinting kmu jht bgt ya kmu...

2024-01-29

2

Bunda Ida

Bunda Ida

geram aku mmbacanya

2023-12-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!