8. Tegas pada pendirian.

Bang Pongge melihat Surat Keputusan yang ada di layar ponselnya. Panglima membuangnya jauh ke ujung tanah pedalaman. Sebenarnya tidak ada masalah baginya tapi yang menjadi masalah adalah panglima mengikut sertakan Skep untuk Bang Alan yang juga akan berada bersamanya.

Memang tempat mereka sedikit berjauhan tapi tetap saja mereka akan terus hidup berdampingan dan Bang Pongge sama sekali tidak mengikhlaskan hal itu.

Ponsel Bang Pongge kembali berdering. Panggilan telepon yang sama dari kekasihnya. Ia pun mengangkatnya dan ingin masalahnya dengan wanita yang pernah mengisi hatinya itu segera selesai.

"Assalamu'alaikum Abang." Sapa suara lembut di seberang sana.

"Wa'alaikumsalam dek."

"Syafa pengen ketemu Bang." Kata Syafarani

"Kamu ada disini?"

"Iya Bang." Jawab Syafarani.

"Ya sudah ayo kita ketemu..!!"

:

Gadis berhijab itu menunduk di hadapan Bang Pongge. Seperti biasa pula Bang Pongge mengatur pandangannya di hadapan lawan jenisnya.

"Maaf Syafa mengganggu waktu kerja Abang." Kata Syafarani

"Nggak apa-apa dek. Apa kabarmu?"

"Syafa baik Bang. Syafa hanya ingin tau kenapa belakangan ini Abang menghindari Syafa. Apa Syafa buat salah lagi sama Abang?" Tanya Syafa.

Bang Pongge terdiam sejenak. Memang belakangan ini mereka banyak berselisih pendapat. Bukan masalah besar tapi masalah yang selalu terjadi berulang-ulang. Bang Pongge memang sangat menyukai gadis yang manja tapi kemarin memang emosinya yang meninggi membuat hubungannya dengan Syafarani sedikit merenggang.

Gadis itu terus menghubungi nya setiap saat hingga membuatnya tidak konsentrasi dalam bekerja. Hingga tiga bulan yang lalu terjadi adu mulut yang membuat Syafa benar-benar membatasi diri dan komunikasi.

"Tidak ada yang salah, tapi sekarang keadaan nya sudah berbeda Syafa." Kata Bang Pongge.

"Kenapa Bang?"

"Abang sudah menikah dengan perempuan lain. Sekarang istri Abang sedang hamil empat belas Minggu." Jawab Bang Pongge tidak lagi menutupi kenyataan yang ada.

Sungguh perasaan Syafa terluka. Dirinya berusaha mengalah agar hubungan mereka baik-baik saja namun kini kenyataan pahit yang harus di terimanya.

"Maaf dek, Abang sudah menyakiti hatimu."

"Kenapa Abang memberikan banyak harapan untuk Syafa, apakah karena Syafa terlalu kekanakan?? Syafa terlalu mengganggu Abang sampai Abang tidak bisa kerja? Itukah sebabnya Abang mencari perempuan lain yang bisa mengerti Abang??" Syafa sampai terisak harus mendengar kenyataan pahit ini.

Bang Pongge bingung menjawabnya. Ia tidak mungkin menjatuhkan harga diri sang istri. Bagaimana pun kini dirinya telah menjadi suami dari Dinara. Memang jiwanya saat itu masih selalu terfokus pada karir dan kurang memahami kebutuhan wanita yang selalu ingin mendapatkan kasih sayang dan juga perhatiannya. Baginya saat itu di saat muda dirinya harus giat bekerja untuk masa depan keluarga kecilnya suatu saat nanti.

"Saya yang salah. Saya minta maaf..!!"

Syafa menunduk dan menelungkupkan wajahnya di atas meja. Ia terisak-isak kecewa. Sebagai seorang laki-laki jelas Bang Pongge merasa tidak tega tapi jujur hatinya lebih sakit melihat Dinara menangis. Istrinya itu memang belum tertutup rapat seperti Syafa tapi bukan berarti seorang Dinara akan menjadi buruk di matanya.

"Saya pesankan taksi ya, istri saya menunggu di rumah." Pamit Bang Pongge.

"Tidak perlu Bang. Terima kasih. Maaf Syafa sudah mengganggu." Jawab Syafa menyambar tasnya lalu beranjak pergi.

Bang Pongge memejamkan mata dan membiarkan Syafa pergi. Ia pun juga tidak berusaha untuk mengejarnya. 'Astagfirullah Ya Allah.. kuatkan batin ini. Ada yang lebih berhak mendapatkan perhatian dan kasih sayangku. Semoga kamu mendapatkan laki-laki yang pantas untukmu dek.'

...

Bang Pongge membuka pintu kamar mess transit dan melihat Dinara usai sholat Maghrib dan sedang membaca Al Qur'an dengan berurai air mata. Tangisnya terdengar begitu sedih.

Tau Bang Pongge sudah pulang, Dinara menghentikan aktivitasnya dan secepatnya menghapus air matanya.

Suami Dinara itu duduk di lantai dan menyandarkan tubuhnya yang lelah. Bang Pongge tidak sanggup menatap mata sang istri. "Maafin Abang ya dek. Maaf atas kelakuan Abang yang tidak dewasa. Kamu pasti malu sekali punya suami yang mengecewakan seperti Abang."

Dinara menunduk dan akhirnya kembali menangis.

"Abang tau Abang kasar sekali sama kamu tapi jujur Abang tidak menyadari kalau ucapan Abang sangat kasar. Suamimu ini orang lapangan, jadi kurang peka kalau perempuan itu adalah makhluk Tuhan yang berhati lembut." Kata Bang Pongge. "Apa Arra mau maafin Abang?"

"Arra juga tidak bisa di banggakan. Arra bukan perempuan baik-baik yang hanya bisa meruntuhkan harga diri suami." Jawab Dinara. "Jika saja bisa memilih, Arra tidak ingin hidup lagi. Arra ini beban untuk semua orang, Arra juga menghancurkan hubungan Abang dengan wanita yang Abang cintai."

Bang Pongge membenahi letak mukena Dinara dan mulai bisa menatap paras sang istri.

"Setelah anak ini lahir ke dunia. Silakan ceraikan Arra. Arra ikhlas. Terima kasih sudah membantu Arra dan menyelamatkan nama keluarga Arra."

"Kenapa bicara begitu? Perceraian memang di perbolehkan, tapi di benci oleh Tuhan. Jangan mempermainkan nilai sebuah pernikahan. Abang menikahi mu secara sadar dan tidak ada paksaan untuk melakukannya." Jawab Bang Pongge terus terang.

"Setiap keputusan pasti ada alasannya Bang? Kenapa Abang menikahi Arra padahal Abang tau Arra ini kotor, sudah ternoda dari laki-laki lain." Tanya Dinara karena tidak memahami sifat suaminya.

Bang Pongge tersenyum kecut mendengarnya. "Jika alasannya soal anak, jelas sangat klasik untuk di dengar. Di setiap malam Abang mencoba merayu Tuhan untuk menunjukan arah dari hati yang selalu gundah. Lama-lama Abang tidak kuat menahannya."

Dinara berkedip-kedip dengan wajah polosnya. "Syafa pasti cantik sekali ya Bang?"

Bang Pongge menepuk dahinya karena Dinara tidak paham ucapannya tapi yang lebih membuatnya terkejut, darimana Dinara tau nama Syafa.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Eka elisa

Eka elisa

shafa udh bang gee..lpas ara kini dlm khidupn bng gee...cumn ada ara..ko....kmu tau mntan bng ge... psti dri alan pngecut itu kn....😏😏😏dsr mulut lemes msih aj urusin urusn orang.....

2024-01-29

2

putri

putri

😍😍😍😍 gas gas terus bang pongge sampai arra menerimamu

2023-11-27

1

Ratna Anggraeni

Ratna Anggraeni

Pasti Si Alan yg kasih tau tentang Syafa dasar tu mnt di bejek² ,.😡😡😡😡

2023-11-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!