4. Ingin pengakuan.

"Arraaaa..!!!!" Bang Pongge panik melihat Dinara pingsan, ia segera membawa Dinara keluar dari penginapan.

***

Bang Alan melihat Bang Pongge tidur di aiai trotoar beralaskan matras kecil sedangkan Dinara tidur dengan rupa yang berantakan juga usai menangis.

"Ge.. bangun Ge..!!!" Bang Alan menendang kaki Bang Pongge yang masih terlelap dalam tidurnya.

Bang Pongge mengerjab dan melihat sahabatnya membangunkannya.

"Ini kenapa Arra bisa tidur disini??" Tanya Bang Alan.

"Kamu nggak usah pura-pura lupa." Tegur Bang Pongge.

"Oohh.." hanya itu saja jawaban Bang Alan, ia melihat Dinara yang sedang tidur kemudian mengecup sela lehernya penuh nafsu.

"Dasar b*****t, jangan begitu lah kelakuanmu pot."

"Alah.. seperti kau tidak doyan saja. Tapi jangan Arra. Dia jatahku." Celetuk Bang Alan membuat Bang Pongge tiba-tiba merasa sakit hati.

Flashback Bang Pongge off..

...

"Bagaimana bayinya Bang?" Tanya Bang Pongge pada seorang dokter kandungan.

"Alhamdulillah aman Ge, hanya ibunya saja yang belum siap menjalani kehamilannya."

Sebagai seorang suami pastinya Bang Pongge begitu cemas dengan keadaan kehamilan Dinara.

"Lihat ini Ge, bayinya lincah sekali. Detak jantungnya kuat dalam usia empat belas Minggu. Calon bayi perempuan." Kata dokter.

Bang Pongge terduduk lemas. Ada hati yang tidak biasa ia rasakan. Tangannya mengusap lembut perut Dinara. "Ayah bahagia sekali kamu sehat. Tetaplah kuat di perut Mama sampai saatnya nanti kita bertemu."

Dinara menangis kencang mendengarnya. Sungguh amalan apa yang di berikan mertuanya hingga mendapatkan putra sebaik Bang Pongge.

...

Bang Pongge usai menebus vitamin milik Dinara. Hari ini Dinara harus mendapatkan perawatan hingga malam tiba.

Langkah Bang Pongge terhenti karena Bang Alan menghadang nya.

"Tunggu Ge. Kau apakan Arra sampai bisa masuk rumah sakit??? Bagaimana keadaan anakku??"

"Anakmu?????? Kalau kamu merasa bapaknya kenapa kamu tidak mau tanggung jawab??? Setelah Arra menangis dan nyaris bunuh diri karena frustasi kau datang dan mengaku-ngaku sebagai bapaknya. Kau ini punya otak atau tidak????" Bentak Bang Pongge.

"Tidak tanggung jawab bagaimana maksudmu??? Aku sudah ingin memberimu uang untuk memeriksakan kandungan Arra dan juga anakku tapi kamu menolaknya, sekarang kamu seenaknya bilang kalau aku tidak mau tanggung jawab. Kau gila????" Suara Bang Alan tak kalah meninggi.

Bang Pongge menarik kerah pakaian Bang Alan. "Tanggung jawab bukan hanya sekedar materi. Arra juga butuh perhatian dan kasih sayang. Dimana dukungan psikismu saat Arra membutuhkannya. Kau hanya asal menaikinya tanpa mau menanggung akibatnya. Kalau hanya uang, aku juga punya. Sudahlah.. pergilah kau sekarang juga..!! Jangan ganggu anak dan istriku??"

"Dia darah dagingku Ge." Bentak Bang Alan.

"Oya.. kamu hanya numpang lewat. Selebihnya.. semua milik saya."

...

"Sudah bangun dek?"

Dinara mengangguk menjawabnya. Entah kenapa melihat paras wajah Bang Pongge hatinya menjadi lebih tenang.

"Kapan bisa pulang Bang?" Tanya Dinara.

"Sabar, tunggu cairan infus nya habis. Eehh lihat ini. Abang punya foto anak kita. Perempuan dia rupanya. Makanya buat mamanya cengeng sekali." Kata Bang Pongge.

"Tidak malu kah Abang dengan semua keadaan ini. Anak ini bukan........."

Bang Pongge menutup bibir Dinara dengan telapak tangannya. "Dia anak ku. Jangan bahas ini lagi..!!" Pinta Bang Pongge. "Abang tidak pernah malu dengan keadaan ini. Yang penting kamu adalah istri sah Abang sekarang."

"Bagaimana dengan pacar Abang? Bukankah Abang juga sudah berniat menikah dengan dia?" Tanya Dinara.

"Apakah harus memaksakan jika bukan jodohnya? Kita harus sanggup menutup cerita lama dan membuka lembar yang baru. Kita sudah memiliki keluarga kecil kita sendiri."

Dinara masih memasang wajah sendu. Teringat bayang Bang Alan yang masih mengisi hatinya. Teringat juga di dalam benaknya, di setiap permasalahan yang ia hadapi selama ini selalu ada Bang Pongge yang tidak pernah jauh darinya.

"Coba lihat ini. Foto anak gadisku..!!" Bang Pongge menunjukan foto USG putri kecilnya. Terlihat wajahnya sangat bahagia.

...

Malam tiba, Bang Pongge sudah kembali pulang bersama Dinara. Hingga tiba di depan mess transit Bang Pongge melihat sosok Bang Lanang, Kakak kandung Dinara.

"Baang.. itu ada Bang Lanang. Pasti Bang Lanang marah sekali sama Arra." Kata Dinara ketakutan.

"Nanti kamu masuk saja, biar Abang yang bicara sama Bang Lanang. Istirahat lah yang tenang, semua pasti baik-baik saja." Bang Pongge mengusap puncak kepala Dinara lalu keluar dari mobil dan membuka kan pintu untuk Dinara.

"Bang..!!" Dinara menyapa Abang kandungnya kemudian mencium punggung tangannya.

"Darimana kalian?" Tanya Bang Lanang masih dengan nada suara yang datar.

"Dari check up Bang." Jawab Dinara.

Bang Pongge mengarahkan agar Dinara segera masuk ke dalam kamar dan Bang Pongge yang menyambut Abang iparnya. Tatapan mata Bang Lanang sudah terlihat tidak nyaman dan menunjukan mode peperangan.

:

"Benarkah kamu yang menghamili Arra??"

"Siap Abang. Benar."

Bang Lanang merasa sangat terpukul mendengar jawaban langsung dari mulut Bang Pongge. Sakit hatinya begitu terasa di mana hatinya sebagai seorang Abang tidak rela dengan segala kenyataan ini.

"Beraninya kamu Ge.. Abang percaya sama kamu, Abang merekomendasikan kamu di hadapan Papa. Kamu tau orang tuamu dan orang tua Abang bersahabat baik, kenapa kamu hancurkan kepercayaan Abang?? Abang sakit hati dengan kelakuanmu Ge." Bentak Bang Lanang.

"Saya mohon maaf, saya khilaf.. malam itu saya mabuk berat." Jawab Bang Pongge.

"Apalagi mendengarmu seperti ini, saya semakin tidak percaya Ge. Kamu mabuk berat?????? Sejak kapan kamu tidak kuat minum?????" Tanya Bang Lanang. "Abang merasa paham luar dalam, baik dan buruk mu Ge. Tapi kenapa Abang masih kecolongan???"

"Saya manusia biasa Bang. Maaf."

Kening Bang Lanang mengeryit. Sekilas ekor matanya melihat tangis Dinara. Ada hal yang terasa berbeda. Jika memang benar juniornya yang menghamili adik kandungnya, mengapa Dinara masih menampakan kekecewaannya.

"Katamu itu bayi perempuan?? Kau berani bersumpah jika bayi itu anakmu??" Tantang Bang Lanang semakin membuat Dinara menangis.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Eka elisa

Eka elisa

siap ank ku bng...kn saat ini ara istri sah ku jwb bng...poge...😁😁

2024-01-16

2

🍀 chichi illa 🍒

🍀 chichi illa 🍒

lanjuuuut

2023-11-26

1

Mika Saja

Mika Saja

SDH lah bang Lanang biarin bang pongge SM area hidup tenang

2023-11-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!