10. Pengganggu.

Bang Pongge membuka pintu kamar. Hatinya merasa lebih lega sudah melihat keadaan Syafa baik-baik saja, tidak separah cerita Bang Alan padanya, pasalnya ia juga merasa bersalah pada mantan kekasihnya itu. Namun saat pintu terbuka lebar, ternyata Dinara sudah berdiri di depan pintu bersama Bang Alan.

Dinara tidak berucap sepatah katapun tapi di wajahnya jelas terpancar kesedihan yang teramat sangat.

"Arra, kenapa disini dek?" Tanya Bang Pongge lumayan panik.

"Apa Arra masih pantas bicara disini? Semalam Abang memarahi Arra karena meminta Arra tidak memikirkan wanita lain. Tapi nyatanya Abang menemui dia dan memintanya kembali sama Abang." Jawab Dinara. "Katanya Abang tidak akan menemuinya?? Ternyata Syafa meminta tanggung jawab Abang............."

"Abang bisa jelaskan dek..!!"

Secepatnya Bang Alan mendekap Dinara untuk menunjukan simpatinya. Bang Pongge yang tidak suka dengan tingkah laku Bang Alan kembali melayangkan tinjunya tepat di wajah Bang Alan padahal luka kemarin masih basah dan belum kering.

Bang Pongge menarik tangan Dinara dan mengarahkan ke belakang punggungnya.

"Kamu pikir aku tidak tau kelakuanmu??? Kamu sengaja mengadu domba agar aku dan Arra ribut terus menerus. Jangan pengecut jadi laki-laki..!!!" Bang Pongge pun kehilangan kesabaran. Nyaris saja hantamannya ikut membuat Dinara terpental.

Tak menunggu waktu lama Bang Pongge membawa Dinara menjauh dari pria toxic macam Bang Alan.

:

Saking frustasi nya, Bang Pongge sampai menghantam kemudi mobilnya. Sudah setengah jam berlalu tapi Dinara masih belum berhenti menangis.

"Abang stress kalau caramu seperti ini. Oke.. Abang salah sudah pergi menemui Syafa tanpa ijinmu. Tapi Abang pusing lihat kelakuanmu. Abang sudah bilang, Abang tidak akan selingkuh. Kenapa sih kamu hanya bisa nangis saja, Abang lebih terima kamu marah dan meluapkan emosi daripada menangis. Apa sih susahnya bicara..!!" Protes Bang Pongge.

Saat itu juga Dinara melepas sandalnya lalu menghantamkannya pada lengan Bang Pongge.

plaakk.. plaakk.. plaakk..

"Kenapa Abang taunya hanya marah dan marah saja..!!! Arra lelah dengarnya. Tidak ada yang meminta Abang untuk menikahi Arra, sekarang Arra jadi serba salah, Arra bingung menempatkan diri. Arra sedih....!!!"

Bang Pongge terbengong melihat reaksi Dinara yang sampai berani menepak lengannya dengan sandal. Ia mengintip wajah sang istri yang benar-benar terlihat marah namun juga sendu pilu.

"Ya memang nggak ada, Abang yang mau." Jawab Bang Pongge dengan suara lirih. Baru kali ini Bang Pongge melihat Dinara begitu emosional dan meluapkan amarahnya pada Bang Pongge.

Dinara benar-benar mengeluarkan seluruh kemarahannya sampai berteriak sekuatnya di dalam mobil.

"Kalau Arra tau hal itu bisa mengakibatkan kehamilan, Arra akan membunuh Bang Alan tapi Apa yang bisa Arra lakukan?? Bang Alan pun tau rahasia Arra." Ucapnya terisak kemudian ambruk dan bersandar di dada bidang Bang Pongge. "Arra malu Bang, Arra takut..!!"

Bang Pongge memeluk Dinara dan menenangkan istrinya. "Selama ada Abang tidak akan ada yang bisa menyakiti mu. Nanti Abang akan mengurusnya. Tapi tolong percayalah sama Abang sedikit saja. Tentang Syafa.. Abang tidak mengkhianati mu, tidak pernah sekalipun Abang memulai kembali hubungan yang telah berlalu juga tidak pernah menyentuh Syafa seperti yang Akan katakan..!! Sumpah dek..!!"

...

Kepala Bang Pongge rasanya panas terbakar dengan ulah sahabatnya. Dirinya yang sedari tadi berusaha menahan amarah akhirnya benar-benar meledak dan menemui Bang Alan di kantor markas setelah mengantar Dinara pulang ke rumah.

"Kesini kau b*****t..!!!!" Untuk kesekian kalinya Bang Pongge menghajar Bang Alan yang sangat minim melakukan perlawanan.

Satu ruangan kebingungan melihat Lettu Puger yang kini merupakan anggota Batalyon dengan brutal menyerang Lettu Alan hingga babak belur padahal Letnan Alan terkenal sebagai pimpinan yang bijaksana.

"Letnan, jangan Let.. sebenarnya ada apa sampai terjadi hal seperti ini??" Seorang Danru sampai memisahkan keduanya.

"Berani kau ganggu istriku lagi.. mati kau Lan..!!" Ancam Bang Pongge sampai akhirnya Pak Rukun datang ke dalam ruangan.

"Ada apa ini???? Lho.. kamu Ge?????" Pak Rukun lumayan terkejut melihat putra sahabatnya membuat keributan di markas.

"Saya minta berangkat ke tempat tugas yang baru sekarang juga..!!!!"

...

"Apa?????" Bang Pongge sungguh kaget mendengar surat keputusan pemindahan tugasnya ternyata harus bersama Lettu Alan yang berarti mereka akan terus bersama.

"Maaf Ge, kemarin Abang emosi dan menghubungi pihak pusat agar ikut memindahkan Alan bersamamu. Abang takut kamu akan menyakiti Arra."

"Ya Allah Tuhan." Bang Pongge memegangi kepalanya. Rasanya ia benar-benar terserang stroke menghadapi banyaknya masalah yang menimpanya.

"Keputusan tidak bisa di ubah Ge. SprinLak sudah jadi telegram. Saya bisa menunda keberangkatan Alan hanya saja alasannya harus tepat. Benarkah Alan berbuat seperti tuduhanmu tadi?" Tanya Pak Rukun.

Bang Pongge menarik nafas panjang kemudian memberi hormat pada DanMarkas setempat. "Ijin meninggalkan tempat, komandan."

Disana Bang Lanang hanya memberi kode mata agar Pak Rukun tidak bertanya apapun lagi pada Bang Pongge.

"Baiklah, silakan..!!" Kata Pak Rukun memberikan ijinnya.

~

Bang Pongge berteriak sekencang-kencangnya. Batinnya terasa sangat penuh sesak. Mentalnya pun tertekan. "Bagaimana caraku menjauhkan Arra dari Alan?? Kalau Alan terus di sekitarku pasti dia akan mencari cara untuk mengganggu rumah tanggaku."

Ponsel Bang Pongge berdering, ada pesan singkat dari Bang Alan.

A : Apa hanya karena seorang wanita persahabatan kita jadi rusak? Tidak bisakah kita bicara baik-baik untuk memecahkan masalah ini?"

Bang Pongge hanya membaca pesan singkat itu, senyumnya tersungging terasa begitu pahit.

"Apa amarahku terlalu berlebihan?? Persahabatan macam apa yang kau maksud?" Bang Pongge memejamkan matanya dan bersandar berharap amarah di dalam dadanya sedikit mereda.

Teringat foto-foto yang pernah di kirim pada ponsel Dinara semalam. "Menjijikan betul kau Lan..!!" Bang Pongge mengusap dadanya yang terasa panas. "Astaghfirullah hal adzim, Ya Allah..!!" Bang Pongge menelungkupkan kepala pada kemudi mobilnya. Arra terlalu labil dan polos. Bagaimana caraku mengunci Arra, apa Arra akan tergoda bujuk rayu Alan yang setiap saat merayu istriku?"

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Eka elisa

Eka elisa

pnasarn gk bng gee rhsia apa yg alan tau hingga arra nurut bgt tu ma buaya budug .....?

2024-01-29

2

bungaAaAaA

bungaAaAaA

kankaaaan wkwk nantangin siiiih si abanggg

2024-01-13

1

Lili Suryani Yahya

Lili Suryani Yahya

Astgaaaa dasar siAlan resekk😡

2023-12-07

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!