Empat Orang Pembunuh Bayaran

Daffa tersenyum saat melihat peluru yang ditembakkan senjata api di tangan Brandon mengalami penurunan kecepatan, dan itu bisa terjadi karena dia memperlambat pergerakan waktu yang mempengaruhi kecepatan peluru.

Brandon yang sedang memperhatikan kecepatan peluru yang baru dia tembakkan, dia merasa aneh dengan kecepatan peluru yang perlahan melambat, seolah ada sesuatu yang menghambat pergerakannya. “Apa yang terjadi? kenapa tiba-tiba peluru itu melambat?” tanyanya dan dia merasa bingung dengan apa yang sedang terjadi.

Dooorr...

Dari yang semula melambat, tiba-tiba peluru bergerak sangat cepat, berkali-kali lebih cepat dari kecepatan aslinya.

Brandon yang menyaksikan seluruh kejadian dari awal sampai akhir, dia dibuat bingung dengan apa yang sudah terjadi. Sedangkan Daffa yang membuat semua itu terjadi, dia justru sedang tersenyum senang karena latihannya berjalan sukses.

Selain bisa memperlambat pergerakan peluru, dia juga bisa membuat peluru bergerak berkali-kali lebih cepat dengan cara mempercepat perputaran waktu pada peluru.

Jelas dia menyaksikan sendiri berapa luar biasanya kekuatan mata dewa miliknya, dan dia yakin kekuatan mata itu akan sangat berguna untuknya, terutama saat dia dihadapkan pada lawan yang memiliki keunggulan dalam jumlah.

Berjalan tanpa suara menghampiri Brandon yang masih dilanda kebingungan, Daffa begitu saja memukul bahu pria itu, dan karena pukulannya datang secara tiba-tiba, dia berhasil mengejutkan Brandon.

“Tuan, kenapa tiba-tiba datang dan lagi kenapa aku tidak mendengar suara langkah kaki Tuan?” tanya Brandon begitu dia kembali menormalkan dirinya setelah sempat kebingungan dan terkejut.

“Aku datang untuk melihat latihan Paman, dan sepertinya Paman sedang fokus memikirkan sesuatu sampai tidak mendengar langkah kakiku,” ucap Daffa mengambil posisi tepat di sebelah Brandon yang di tangan kanannya masih memegang pistol.

“Ah itu, sebenarnya aku sedang fokus memikirkan sesuatu, dan itu berhubungan dengan latihanku,” ucap Brandon.

Mendengar itu, Daffa menganggukkan kepalanya pelan, dan setelahnya dia berkata, “Paman tidak perlu terlalu fokus memikirkan tentang peluru yang tiba-tiba melambat dan tidak lama kemudian secara tiba-tiba bergerak sangat cepat! Semua itu adalah ulahku, dan Paman cukup merahasiakan semua itu!”

Disaat Brandon mencerna apa yang baru diucapkannya, Daffa memilih pergi meninggalkan Brandon seorang diri, dan hanya butuh beberapa langkah dia telah tiba di halaman depan Mansion.

Di sisi Brandon setelah kepergian Daffa, dia akhirnya bisa mencerna dengan baik ucapan Daffa, dan itu membuat dia merasakan perasaan antara takut dan senang.

Takut karena dia merasa kalau Daffa bukanlah manusia biasa sama sepertinya, dan senang karena memiliki sosok Tuan yang jauh lebih tangguh darinya.

Pada akhirnya Brandon menyudahi latihannya, dan karena merasa tubuhnya sangat lengket setelah lama berlatih, dia memutuskan pergi mandi.

...----------------...

Waktu berlalu dengan cepat, dan setelah seharian menghabiskan waktu di Mansion, pagi ini Daffa memutuskan pergi jalan-jalan, dan tujuan awalnya adalah showroom mobil dan motor yang berada tidak begitu jauh dari Mansion.

Saat ini dia memiliki banyak uang berkat hadiah yang diberikan oleh sistem, dan karena saat ini dia tidak memiliki mobil untuk beraktivitas, Daffa memutuskan untuk membeli beberapa mobil dan juga beberapa unit motor baru.

Dia bukan hanya membeli motor atau mobil untuk keperluan dirinya sendiri, tapi dia juga membeli untuk mereka yang ada di Mansion.

Tidak menggunakan motor sport teman seperjuangannya, Daffa memilih menyewa jasa angkutan umum yang bisa dipesan secara online.

“Apa anda Tuan Daffa?” tanya gadis muda yang merupakan driver mobil yang dipesan Daffa secara online.

Daffa tersenyum tipis dan menganggukkan kepalanya pelan. Dia langsung saja masuk ke dalam mobil, dan dalam diam dia mengakui kecantikan wanita yang kini sedang fokus mengemudikan mobil.

[DING...]

[Wanita yang menjadi driver mobil merupakan salah satu anggota Mafia Dangerous Rose, dan saat ini ada pembunuh bayaran yang sedang memburunya]

[Mobil putih yang sejak tadi mengikuti mobil ini, di dalam mobil itu ada empat pria yang merupakan pembunuh bayaran, dan mereka telah dibayar mahal untuk membunuh wanita yang masih saja fokus mengemudikan mobil]

Mendengar itu, Daffa tidak menoleh ke belakang, tapi dia begitu jelas melihat keberadaan empat pria yang berada di dalam mobil berwarna putih. Semua itu dapat dia lakukan berkat kekuatan mata dewa miliknya.

“Sistem, apa kamu ingin memberiku misi yang berhubungan dengan mereka?” tanya Daffa dalam pikirannya.

[DING...]

[Sistem memiliki misi yang berhubungan dengan mereka, dan jika Tuan Rumah ingin mendapatkan hadiah, Tuan Rumah diharuskan menyelesaikan misi itu!]

“Berikan saja misi itu padaku, dan aku akan menyelesaikannya!” ucap tegas Daffa dalam pikirannya.

[DING...]

[Misi penyelamatan Nona Yena yang merupakan adik Nona Yoona]

[Selamatkan Nona Yena dari ancaman pembunuh bayaran. Hadiah yang didapatkan Tuan Rumah akan semakin besar jika Tuan Rumah bisa melenyapkan keempat pembunuh bayaran!]

Mendengar semua itu, Daffa semakin bersemangat menyelesaikan misi sistem, dan dia sangat berharap bisa mendapatkan hadiah yang sangat luar biasa.

Menyelesaikan pembicaraannya dengan sistem, Daffa bermaksud berbicara dengan wanita yang diketahuinya bernama Yena, tapi wanita itu lebih dulu bicara darinya.

“Tuan, sepertinya kita akan terlibat sedikit masalah, dan maaf jika Tuan nantinya tidak aman dengan apa yang akan terjadi!”

Mendengar itu, Daffa bisa menebak kalau Yena sudah tahu tentang keberadaan mobil di belakang.

“Lakukan apa saja yang ingin kamu lakukan, dan aku siap membantu jika kamu membutuhkannya!” ucap Daffa tenang.

Melihat melalui kaca spion tengah, Yena melihat sosok penumpangnya yang begitu tenang, dan barulah sekarang dia yakin kalau penumpangnya bukan sosok biasa. “Apa Tuan tau kalau ada yang sedang mengikuti kita, dan sepertinya mereka menargetkan aku?” ucapnya sambil melirik kaca spion tengah untuk melihat ekspresi yang ditunjukkan oleh penumpangnya.

“Aku tau kalau ada yang mengikuti kita, tapi aku tidak tau siapa yang menjadi target mereka. Kalau itu Nona yang menjadi target mereka, sepertinya Nona tidak akan mudah lepas dari mereka,” ucap Daffa masih dengan sikap tenangnya, dan sikapnya itu cukup menarik perhatian Yena.

“Apa Tuan kira-kira tau siapa mereka yang sedang mengikuti kita?” tanya Yena.

“Mereka empat saudara yang berprofesi sebagai pembunuh bayaran. Dari situ aku yakin Nona sudah mengetahui identitas mereka,” ungkap Daffa.

Yena tidak bertanya darimana Daffa bisa mengetahui semua itu, tapi berkat itu dia jadi tau siapa lawan yang akan dihadapinya, dan dia tidak yakin bisa lolos dari mereka.

Sebagai orang yang sudah lama berkecimpung di kehidupan dunia bawah, Yena tentu tau siapa mereka yang menamakan diri pembunuh bayaran empat saudara, serta tahu dengan pasti reputasi yang mereka miliki.

Dengan reputasi mereka yang tidak pernah gagal, dan lagi dia tidak mendapatkan perlindungan dari Kakaknya, Yena melihat peluangnya lolos tidak lebih dari 20 persen.

Peluangnya sangat kecil, dan itu bisa bertambah lebih kecil kalau musuh ternyata bukan hanya mereka berempat. Namun, entah kenapa dia memiliki sedikit harapan pada pria yang saat ini menjadi penumpangnya.

Dia memiliki keyakinan yang begitu besar kalau pria itu akan melakukan apapun untuk memastikan keselamatannya, dan dari ketenangan yang diperlihatkan oleh pria itu walau tau ada pembunuh bayaran di belakang sana, Yena merasa kemampuan pria itu masih lebih baik dari kemampuan keempat pembunuh bayaran.

Saat Yena terlalu fokus pada keberadaan Daffa, mobil putih yang sebelumnya melaju di belakang, mobil itu secara tiba-tiba menyusul mobil Yena, dan membanting setir mobil ke arah kanan, membuat Yena begitu dalam menginjak pedal rem mobilnya.

“Cepat atau lambat aku memang harus berurusan dengan mereka, dan mungkin ini hari sialku karena harus berurusan dengan mereka saat tidak ada Kakak yang menemaniku,” ucap pelan Yena dan dia bersiap untuk menghadapi empat pembunuh bayaran yang mengincar nyawanya.

Saat Yena ingin keluar dari mobilnya, dia merasakan sentuhan seseorang di bahunya, dan saat menoleh, dia melihat pria yang merupakan penumpangnya sedang memegangi bahunya.

Yena tertegun saat melihat wajah pria yang saat ini terlihat begitu mempesona, bahkan sesaat dia lupa jika nyawanya berada dalam ancaman.

“Sebaiknya kamu diam di dalam mobil, dan lihat pertunjukan kecil yang akan aku lakukan!” ucap Daffa, dan dia langsung keluar dari mobil tanpa menunggu adanya persetujuan dari Yena.

Terpopuler

Comments

Rhys

Rhys

Membanting ke arah kanan, hmm. Gak logis

Authornya orang indo, jadi bisa diasumsikan latar dunia novelnya ada di Indonesia. Di Indonesia, kita sebagai pejalan kaki, pengendara motor dan mobil, diharuskan berada pada ruas kiri jalan.

Hal ini berlawanan dengan kalimat 'membanting setir mobil ke arah kanan'. Karena seharusnya membanting setir ke arah kiri jika dengan tujuan menghalangi pergerakan mobil yang dikendarai Yena.

Bisa jadi asumsi ini salah, dan latar dunia novel berada di luar negri. Tetapi hal ini patut dicurigai.

2023-12-18

6

miyamura kun~

miyamura kun~

puhh ajarin dong sepuh 😆

2023-12-12

1

Jimmy Avolution

Jimmy Avolution

gaskeun

2023-12-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!