Membunuh Untuk Pertama Kalinya

Lisa, Yoona dan Wendy, ketiganya dibuat terkejut dengan kejadian yang baru saja terjadi, terutama Lisa yang hampir saja kehilangan nyawa seandainya pria di dekatnya terlambat menarik tangannya.

“Bagaimana kamu bisa tau kalau ada yang sedang mengincar ku?” tanya Lisa pada pria yang masih memegang tangannya.

“Tidak ada waktu untuk menjelaskan semua itu, lebih baik sekarang kalian segera bersiap karena mereka segera datang!” Daffa, pria yang masih menggenggam tangan Lisa begitu tajam melihat sekeliling, membuat ketiga wanita yang melihat itu semakin penasaran siapa sebenarnya pria itu.

[DING...]

[Bunuh semua orang yang datang untuk mencelakai Nona Lisa dan kedua sahabatnya jika Tuan Rumah ingin mendapatkan hadiah menarik dari sistem!]

“Hadiah menarik? Tentu saja aku menginginkannya, dan aku rasa tidak akan sulit membunuh mereka semua!” ucap Daffa dalam pikirannya, sedangkan sepasang mata miliknya saat ini melihat adanya sembilan pria datang mendekat ke tempatnya.

Menoleh, Daffa menatap Lisa dengan pandangan datar, “Tunggu disini biar aku yang membereskan mereka!” ucapnya tenang, dan tanpa menunggu balasan Lisa, dia langsung saja bergerak cepat menyerang sembilan pria yang datang mendekat.

“Kenapa aku mendengar ucapannya selayaknya sebuah perintah yang harus aku lakukan?” gumam Lisa pelan, tapi masih dapat didengar oleh Yoona dan Wendy.

Keduanya tidak mengatakan apapun karena mereka sendiri merasa ada sesuatu yang aneh saat melihat Lisa dengan mudahnya mengikuti ucapan seorang pria, apalagi baik Lisa maupun mereka berdua, tidak ada satupun dari mereka yang mengenali siapa sosok pria itu.

Daffa sendiri tidak peduli dengan apa yang dipikirkan oleh ketiga wanita, yang saat ini berlindung di balik meja yang sebelumnya sudah dia buat dalam posisi miring, sehingga dapat digunakan sebagai tempat berlindung apalagi meja itu terbuat dari kayu yang kokoh.

Saat ini Daffa hanya peduli dengan sembilan pria bersenjata yang akan menjadi lawannya, dan mungkin ini akan menjadi pengalaman pertamanya membunuh orang.

“Mereka bukanlah orang baik karena sebelumnya mereka juga ingin melakukan tindakan pembunuhan. Jadi, tidak masalah jika aku membunuh mereka,” ucap pelan Daffa sambil terus bergerak.

Tap... Tap... Tap...

Langkah kaki yang begitu cepat terdengar pelan, dan dalam waktu singkat Daffa telah sampai di hadap pria yang posisinya paling dekat dengannya.

“Terima kematianmu!” Cepat tangan Daffa memegang kepala pria itu, dan begitu saja dia memelintir kepala, membuat pria yang sebelumnya menghadap ke depan, kini dia menghadap lurus ke belakang dengan posisi tubuh masih seperti semula.

Kretek...

Bunyi tulang patah yang begitu renyah terdengar saat Daffa memelintir kepala pria yang saat ini tubuhnya sedang kejang-kejang, dan tanpa ada rasa belas kasih, dia mengabaikan pria itu lalu bergerak cepat menyerang pria lainnya.

Pria lainnya yang sudah menyadari perbuatan Daffa, mereka beramai-ramai menyerang Daffa dengan menggunakan senjata yang ada di tangan masing-masing dari mereka.

Pertarungan jarak dekat segera terjadi di tengah-tengah restoran yang sudah sepi karena semua orang telah keluar, menyisakan mereka yang sedang terlibat dalam pertarungan, dan tiga wanita yang saat ini sedang mengintip jalannya pertarungan.

Bugh... Bugh... Bugh...

Brak... Brak...

Aaaargh...

Dengan kemampuan bela dirinya mudah bagi Daffa menghajar delapan orang sampai mereka semua babak belur.

Nyatanya, sekalipun mereka menggunakan berbagai jenis senjata bahkan ada yang sempat ingin menembak Daffa dengan pistol, mereka semua dibuat tumbang oleh Daffa bahkan pistol salah satu pria kini sudah berpindah ke tangan Daffa.

Namun, walau mereka semua telah berhasil ditumbangkan, Daffa sadar pertarungan belum berakhir karena masih ada satu orang yang saat ini sedang bersembunyi di sebuah ruangan.

Tap...

Melompat cepat, Daffa menghindari sesuatu yang mengarah ke arahnya.

Door...

Sebuah peluru menghantam tepat di tempat yang sudah dia tinggalkan, dan bersamaan dengan terdengarnya suara peluru yang hampir membunuhnya, Daffa melihat jelas keberadaan satu orang terakhir yang sedang dia cari keberadaannya.

“Ketemu!” ucap pelan Daffa, dan cepat dia mengarahkan moncong pistol di tangannya ke arah sniper, yang berjarak puluhan meter darinya.

Door...

Peluru pistol melesat cepat menuju salah satu ruangan di bangunan yang tepat berada di samping restoran.

Daffa telah mempelajari banyak teknik menembak dari Markus yang ternyata sangat ahli menggunakan berbagai macam senjata api terutama pistol, dan dia telah mengajarkan teknik andalannya pada Daffa, dimana dengan teknik andalannya itu Daffa dapat membidik dan menembak tepat sasaran musuh di kejauhan, walau saat itu dia menggunakan pistol sebagai senjata utama.

Teknik menembak yang tepat jika berada di tangan orang yang tepat, teknik itu akan benar-benar mematikan, dan itu terbukti dengan tembakan Daffa yang tepat mengenai kepala seorang sniper, membuat orang itu mati dalam hitungan detik.

“Hei sistem, apa aku benar-benar harus membunuh mereka semua untuk menyelesaikan misi?” tanya Daffa dalam pikirannya.

[DING...]

[Tuan Rumah tidak perlu membunuh mereka semua untuk menyelesaikan misi. Cukup bunuh beberapa dari mereka dan serahkan sisanya pada Nona Lisa, maka dengan begitu Tuan Rumah telah dinyatakan berhasil menyelesaikan misi sistem]

“Kalau begitu, aku akan menyerahkan sisanya pada mereka!” ucap Daffa sambil melihat ke arah tiga wanita yang saat ini berjalan ke arahnya.

“Sisanya aku serahkan pada kalian!” ucap Daffa begitu Lisa dan kedua sahabatnya sudah berada di depannya, dan setelahnya dia begitu saja pergi tanpa menunggu balasan dari ketiga wanita, bahkan dia mengabaikan mereka yang ingin menanyakan banyak hal padanya.

“Kita akan segera bertemu kembali, jadi tanyakan apa yang ingin kalian tanyakan padaku saat pertemuan itu!” ucap Daffa dengan suara jelas, dan dia sama sekali tidak menoleh ataupun menghentikan langkah kakinya.

Dia terus saja berjalan, dan begitu sampai di tempat motornya terparkir, dia langsung saja naik ke atas motor dan tancap gas meninggalkan kawasan Holy Rose Restaurant.

Sementara itu, di dalam restoran yang suasananya sangat sepi, Lisa dan kedua sahabatnya masih diam di tempat, mencoba memahami ucapan Daffa sebelum pria itu pergi menghilang.

“Apa mungkin kita akan kembali bertemu dengan orang itu di masa depan?” tanya Yoona yang benar-benar merasa penasaran dengan identitas pria yang terkesan misterius.

“Firasatku mengatakan kalau tidak lama lagi kita akan kembali dipertemukan dengannya,” ucap Lisa, dan dia senantiasa dengan firasatnya, seperti firasatnya tentang peristiwa besar yang akan terjadi pada dirinya hari ini.

Sebelumnya dia sudah memiliki firasat kalau hari ini sesuatu yang buruk akan terjadi pada drinya, tapi dia tidak akan benar berhasil buruk karena ada seseorang yang datang untuk menyelamatkannya.

Firasatnya itu benar-benar terjadi, dan kalau saja pria yang baru saja pergi tidak tepat waktu menyelamatkannya, bisa dipastikan saat ini hidupnya telah berakhir.

“Apa kalian ingin aku mencari identitas pria itu?” tanya Wendy pada kedua sahabatnya.

“Nanti saja itu kita bahas. Sebaiknya segera panggil beberapa orang untuk membereskan mereka yang ada di tempat ini, dan seseorang di ruangan yang ada di bangun sebelah! Untuk mereka yang mati, lemparkan mereka ke kandang Leon dan Leony! Aku yakin mereka akan menyukainya,” ucap Lisa pada Yoona dan Wendy.

“Lalu untuk mereka yang masih hidup, bukannya kalian sedang membutuhkan boneka untuk teman bermain? Gunakan saja mereka sebagai boneka, tapi sebisa mungkin dapatkan informasi siapa yang telah mengirim mereka!” lanjut Lisa.

Yoona dan Wendy sama-sama menganggukkan kepala, dan mereka tau apa yang harus dilakukan.

Keduanya juga terlihat senang karena akhirnya ada boneka yang bisa menemani mereka melakukan beberapa permainan menyenangkan.

Di sisi lain, Daffa saat ini telah sampai di rumah peninggalan kedua orangtuanya, dan sebenarnya rumah itu bukanlah rumah milik keluarganya, melainkan hanya rumah sewa yang sebentar lagi akan habis masa sewanya.

Ada kenangan di rumah itu yang mengingatkan Daffa pada kedua orangtuanya, tapi karena dia tidak ingin terus terjebak dalam ingatan yang membuatnya bersedih, dia memutuskan mengembalikan kunci rumah pada pemiliknya, dan hanya membawa barang-barang penting dari rumah itu seperti foto keluarga, dan beberapa benda peninggalan kedua orangtuanya.

Untuk benda lainnya seperti perabotan rumah dan peralatan elektronik, Daffa memilih meninggalkan semua, dan membiarkan penyewa rumah selanjutnya menikmati apa yang ditinggalkannya.

Usai dengan segala urusan di rumah lamanya, Daffa bermaksud pulang ke Mansion, tapi senyuman di wajahnya tiba-tiba terlihat saat dia melihat pria dan wanita yang saat ini berdiri tepat di depan motornya.

Terpopuler

Comments

Jimmy Avolution

Jimmy Avolution

sippp

2023-12-07

0

Ferry Zhou

Ferry Zhou

lanjut ngab

2023-12-02

1

GLUTTONY

GLUTTONY

lanjut

2023-12-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!