Mafia Dangerous Rose

Tujuh hari lamanya Daffa tidak meninggalkan Mansion yang telah menjadi markas Mafia Black Wolf sekaligus juga menjadi tempat tinggalnya.

Selama berada di Mansion, Daffa menghabiskan sebagian besar waktunya untuk berlatih, sekaligus membiasakan dirinya dengan teknik beladiri yang didapatkannya dari sistem.

Hari ini untuk pertama kalinya dia akan keluar dari Mansion, dan saat ini dia telah menjadi sosok Daffa yang benar-benar baru.

Tidak ada lagi sosok Daffa yang lemah, dan tidak ada lagi sosok Daffa yang selalu kehabisan uang setiap mendekati akhir bulan.

Dengan mengendarai motor sport nya, Daffa akhirnya sampai di tempat tujuan pertamanya setelah keluar dari Mansion.

Tujuan pertamanya adalah tempat pemakaman umum, dan setelah memarkirkan motornya, bergegas dia pergi menuju makam kedua orangtuanya.

Sebelumnya dia sudah membeli rangkaian bunga di toko bunga yang letaknya tidak begitu jauh dari tempat pemakaman umum.

“Ayah, Ibu, aku datang untuk menjenguk kalian, dan seperti apa yang kalian harapkan sejak dulu, kini hidupku sudah jauh lebih baik dari sebelumnya,” ucap Daffa setelah meletakkan dua rangkaian bunga di makam kedua orangtuanya.

Dalam hatinya, Daffa sebenarnya masih mengharapkan keberadaan mereka, tapi sayangnya itu semua tidak mungkin bisa terjadi, dan dia harus mengikhlaskan kepergian mereka.

“Oh iya, selain karena merindukan kalian, kedatanganku kali ini juga untuk memberitahu kalian kalau tangan putra kalian ini tidak akan lagi bersih, tapi tidak lama lagi mungkin akan berlumuran darah.”

“Tangan ini memang nantinya akan berlumuran darah, tapi aku berjanji pada kalian kalau aku tidak akan sembarangan membunuh orang,” ucap pelan Daffa.

Usai mengatakan apa yang ingin dia katakan pada kedua orangtuanya, Daffa pergi meninggalkan tempat pemakaman umum, dan tujuan selanjutnya adalah tempat yang paling sering dikunjungi oleh anggota Mafia Dangerous Rose.

Ya, dia ingin sesegera mungkin menyelesaikan misi dari sistem, walau misi dari sistem tidak membatasi seberapa lama dia bisa menyelesaikan misi itu.

Sistem memang tidak memberinya batas waktu untuk menyelesaikan misi itu, tapi Daffa ingin segera menyelesaikan misi itu, dikarenakan dia ingin segera membesarkan kelompok Mafia Black Wolf.

Saat ini hari sudah siang, dan tidak lama lagi tiba waktunya jam makan siang untuk orang-orang yang bekerja sebagai karyawan di perusahaan.

Setelah menghabiskan waktu selama 15 menit di jalanan, Daffa akhirnya tiba di salah satu cabang Holy Rose Restaurant, restoran besar yang sudah memiliki ratusan cabang dan tersebar di banyak kota, terutama kota-kota besar, bahkan sudah ada cabang restoran di lima negara tetangga.

“Baru kali ini aku tau ada kelompok Mafia yang justru menggeluti pekerjaan di bidang kuliner,” gumam Daffa begitu sampai di area parkir restoran.

Tidak sulit bagi Daffa mengetahui hubungan antara Holy Rose Restaurant dan kelompok Mafia Dangerous Rose.

Jayden adalah sosok yang bisa dia andalkan untuk mengumpulkan informasi tentang kelompok Mafia Dangerous Rose, bahkan kemampuan Jayden masih jauh lebih baik dari sistem keamanan yang menjaga informasi dari kelompok Mafia Dangerous Rose.

Sementara itu, saat Daffa memasuki bagian dalam restoran, di ruangan yang terletak di lantai tiga restoran, tiga wanita terlihat sedang melakukan obrolan serius.

Ketiga wanita sama-sama memiliki paras cantik, tapi mereka memiliki sorot mata yang begitu tajam dan juga dingin, seolah keberadaan mereka bukanlah sebuah keberadaan yang bisa sembarangan diusik.

“Bagaimana, apa kalian sudah tau siapa yang telah berhasil membobol sistem keamanan kita?” tanya Lisa, wanita dengan aura paling mendominasi dibandingkan dua wanita lainnya.

“Orang itu sudah membersihkan seluruh jejak digital miliknya, membuat kita tidak bisa mencari tau siapa dia yang sebenarnya,” jawab Wendy, wanita dengan warna rambut golden brown yang sedari lahir sudah memiliki lesung pipi, yang membuat penampilannya terkesan manis dan imut, tapi semua itu adalah topeng untuk menutupi sifat aslinya yang kejam dan tidak pernah memberi ampun pada siapapun yang menjadi musuhnya.

Sifatnya sama persis dengan Yoona, gadis blasteran Eropa-Korea, yang terlalu sering menggunakan kecantikan dan keindahan tubuhnya untuk menjebak musuh, dan setelahnya dia tidak akan segan menguliti ataupun memotong-motong tubuh musuh yang sudah masuk dalam jebakannya.

Bisa dikatakan keduanya adalah rubah betina, dan Lisa adalah Ratu dari sekumpulan rubah betina.

“Sepertinya orang itu bukan musuh yang selama ini sudah sering berurusan dengan kita, dan dari apa yang terjadi saat ini dimana tidak ada gangguan sama sekali yang menjadikan kita sebagai targetnya, entah kenapa aku mulai berpikir kalau orang itu hanya sekedar ingin mengetahui informasi tentang kita, tanpa adanya niatan buruk pada kita,” ungkap Lisa.

“Kalaupun yang kamu pikirkan ada benarnya, tetap saja kita harus selalu waspada, dan jangan sekali-kali kita lengah! Sekali saja kita lengah, musuh tanpa ampun akan menggantikan kita!” ucap tegas Wendy.

Lisa dan Yoona menganggukkan kepalanya pelan, setelah mendengar ucapan Wendy.

Merasa sudah cukup membicarakan permasalahan yang sedang mereka hadapi, Lisa melirik jam tangannya, dan dia melihat jam sudah menunjukkan waktu makan siang.

“Sudah waktunya makan siang. Kalian mau makn di tempat ini, atau turun ke bawah?” tanya Lisa pada dua wanita yang sudah menjadi sahabatnya sejak mereka baru lahir. Maklum, kedua orangtua mereka sudah bersahabat jauh sebelum mereka, jadi wajar jika mereka sudah menjalin bersahabat sejak baru lahir.

“Aku ingin cuci mata dengan melihat cogan yang sedang makan siang, jadi aku akan makan siang di bawah,” ucap cepat Yoona.

“Aku sedang ingin makan di tengah-tengah keramaian, dan aku bisa mendapatkan situasi itu dengan makan siang di bawah,” ucap Wendy.

“Kalau begitu kita makan siang di bawah,” ucap Lisa mengambil keputusan, dan segera saja mereka berjalan menuju lift khusus dan hanya butuh beberapa detik untuk mereka sampai di lantai bawah.

Di sisi lain, Daffa yang sedang menunggu datangnya pesanan makanannya, dia dikejutkan dengan kehadiran tiga wanita yang tanpa permisi langsung menempati tiga kursi kosong di dekatnya.

“Semua tempat sudah penuh dan kami tidak melihat adanya tempat kosong lain. Apa tidak masalah kami berada di tempat ini?” tanya salah satu wanita pada Daffa, dan wanita itu adalah Yoona.

Dua wanita lainnya tentu saja Lisa dan Wendy, dan keduanya sedang fokus memesan makanan yang ingin mereka makan.

“Tidak masalah,” balas singkat Daffa tanpa menunjukkan sedikitpun ketertarikan pada tiga wanita di dekatnya.

Mengernyitkan dahinya, Yoona merasa aneh dengan pria di hadapannya yang sama sekali tidak menunjukkan ketertarikan padanya, padahal jelas dia melihat pria itu sekilas menatap ke arahnya sebelum kembali fokus pada layar benda pipih yang ada di tangannya.

“Apa kamu makan siang seorang diri?” tanya Yoona sekedar basa-basi, dan dia tersenyum tipis saat pria yang dia tanya melihat ke arahnya sambil memasukkan ponsel ke saku jaketnya.

“Bukannya Nona bisa melihatnya sendiri?” ujar Daffa dengan wajahnya datar dan terkesan dingin.

Entah kenapa Yoona merasa kesal hanya dengan melihat wajah datar Daffa, berbeda dengan Wendy yang benar-benar ingin tertawa saat melihat tingkah Yoona yang sedang kesal.

Kalau saja tidak berada di tempat ramai, sudah sejak tadi dia tertawa keras.

Sedangkan Lisa yang sedari tadi hanya diam, dia merasa getaran aneh si tubuhnya saat melihat wajah dan sikap yang ditunjukkan Daffa, dan untuk pertama kalinya dia merasakan adanya ketertarikan pada lawan jenis.

‘Mmm... Pria yang menarik,’ ucapnya dalam hati.

Merasa kesal, Yoona tidak lagi berbicara dengan Daffa, dan lagi saat ini pria itu sedang fokus pada makanannya yang baru datang. Dia akan merasa dirinya tidak sopan dengan mengajak bicara orang yang sedang makan.

Tidak lama pesanan ketiga wanita akhirnya datang, dan kini mereka semua begitu tenang menikmati makan siang di tengah-tengah keramaian restoran.

Di tengah-tengah acara makan siang, dengan gerakan yang begitu cepat Daffa menarik lengan tangan kanan Lisa, membuat posisi duduk wanita itu bergeser.

Ingin rasanya Lisa marah dengan apa yang dilakukan oleh Daffa, begitu juga dengan Wendy dan Yoona.

Door...

Sebuah peluru menghantam bagian sandaran kursi yang ditempati Lisa, membuat sandaran kursi itu hancur, dan seketika suasana restoran menjadi kacau.

Terpopuler

Comments

miyamura kun~

miyamura kun~

hmm semakin seru

2023-12-11

2

Jimmy Avolution

Jimmy Avolution

terus

2023-12-07

0

Reogkhentir

Reogkhentir

Mulai memikat sang target dengan tidak sengaja menyelamatkan dari serangan............ Jadi semakin menarik, dinanti lanjutannya thor

2023-12-01

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!