Sebagian orang mulai berbisik-bisik membicarakan ku, ada yang percaya dan ada yang tidak.
"Jangan percaya sama omongannya bu Lili, tyas bukan perempuan seperti yang di ceritakan bu Lili. Bahkan aku lihat sendiri bagaimana dia mengurus rumah, dalam keadaan hamil besar. Sudah gitu masih harus ngurus sapi lagi". Bela bu Ayu.
Skakmat........
Ternyata aku tak perlu mengeluarkan suara biar ibu mertua ku sadar. Nyatanya aku tidak seperti yang di omongkan. Ibu terlihat gugup saat semua orang menatapnya, meminta penjelasan atas ucapannya.
"Mertua ku langsung kelagapan. "Diam kamu jangan ikut campur urusan rumah tangga orang lain". Sungut ibu marah dengan berteriak.
Dia mengambil barang belanjaannya dan langsung ngacir sampai lupa kalo belum bayar.. Susi dengan tergesa-gesa menyusul bu Lili, niatnya untuk belanja malah tidak jadi.
"Eh bayar dulu". Teriak bu Tati melambai pada Bu Lili.
Karena keburu naik motor jadinya dia tidak mendengar teriakan bu Tati.
" Sudah bu nanti saya saja yang bayar, totalnya berapa? Sekalian jadiin satu dengan punya saya saja". Ucap ku.
"Memang dasar mertua kamu itu ya Ning kelakuannya ajaib banget. Kamu kok betah hidup sama dia, gak coba-coba cari kontrak gitu ning"? Ucap bu Tati..
"saya sudah pernah coba kompromi sama mas Bayu sih bu, tapi mas Bayu yang belum mau, alasannya saya sedang hamil. Takutnya nanti kalo ada apa-apa, pas lagi di tinggal kerja gimana"? Ujar ku menjelaskan alasan kenapa aku masih bertahan di rumah itu.
" Ini belanjanya sudah mba"? Tanya bu Tati, yang menyadarkan ku dari lamunan.
"Eh-iya sudah, maaf bu saya jadi melamun". Wajah ku memerah menahan malu karena ketahuan melamun.
" Ini totalnya 150 ribu ya mba, sama total punya ibu tadi". Ucap bu Tati sambil memasukkan barang-barang ku ke dalam kantong kresek.
Ku serahkan uang merah 2 lembar ke bu Tati. Sudah dapat kembaliannya aku langsung pulang.
"Mau bareng Ning" tawar bu Ayu yang sedang mengendarai motor. "Kayaknya tadi sudah pulang, kok tiba-tiba nongol lagi". ucap kulirih namun masih bisa di dengar bu Ayu.
"Boleh bu". Terimakasih ya bu sudah memberikan saya tumpangan. Lalu aku naik ke atas motor.
Sepanjang jalan kami mengobrol banyak, tentang apa saja. Tak terasa akhirnya sampai juga.
" Ning, kamu harus hati-hati lho sama Susi, sekarang dia sudah mulai dekat sama mertua kamu. Kamu tau gak kalo Susi itu mantan tunangannya Bayu "? Tanya bu Ayu.
Aku mengangguk. Dan tersenyum kecut.
" Iya mba aku sudah tau, waktu itu gak sengaja aku mendengar obrolan Bapak sama ibu tentang Susi".
"Kamu kalo sudah selesai bersih-bersih itu mbok yo main kerumah ku. Biar gak kesepian". Tawar bu Ayu.
" Iya bu nanti kapan-kapan saya main ketempat ibu".
"Ya sudah Ning saya mau pulang dulu, udah hampir siang nih, saya belum masak".... Pamit bu Ayu.
"Iya bu silahkan". Usai bu Ayu pamit, aku pun masuk ke dalam. Di rumah terlihat sepi. "Ibu pergi ke mana? Ini belanjaannya sudah di rumah tapi orangnya kok gak ada ya". Aku bergumam.
Ku letakan belanjaan tadi di kamar. Aku pun lanjut menulis novel. Mumpung ibu gak ada di rumah. Lelah menulis beberapa bab, aku pun tertidur dengan ponsel yang masih di genggaman.
Tak terasa aku tertidur selama 2 jam. Biasanya kalo aku tidur lama mertua ku bakalan Teriak-teriak, tapi ini kok sepi sekali. Aku pun bangun menuju halaman belakang untuk mengangkat jemuran yang sudah kering. Kulipat sekalian mumpung masih dalam keadaan hangat. Agar rapi seperti di setrika..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Isabela Devi
mendingan pergi dari situ aja, mertua yg suka nyiyir gitu
2024-03-22
2
Nendah Wenda
gak tau bersyukur mertua nanti nyesel loh
2024-03-20
0