Bab 8. Wejangan Dari Bapak

Disaat terbaring aku teringat ucapan mba Ayu tadi, serta bukti yang ku dapat membuat ku mantap untuk mengakhiri pernikahan ini.

Untuk sementara aku akan pura-pura tidak tahu sampai aku lahiran. Karena memang dari segi agama juga di larang melakukan perceraian di saat istri sedang hamil.

Perasaan ku benar-benar campur aduk untuk saat ini. Sakit.......itu pasti.....rasanya bagaikan tertusuk ribuan jarum. Sakitnya luar biasa.Kebahagian yang jadi impian ku berakhir sia-sia. Sesak rasa di dada ku mengingat pengorbanan ku yang jauh-jauh merantau ikut suami berakhir seperti ini. Suami yang seharusnya melindungi ku ternyata dia yang menghancurkan.Di saat sedang istirahat di kamar. Ku dengar di luar kamar kok ada ribut-ribut seperti suara ibu dan mas Bayu... Aku langsung bangkit dari tidur ku. Aku berdiri di balik pintu. Bukan niat hati untuk menguping, tapi aku cukup penasaran apa yang di ributkan.

"Yu ibu minta duit dong. untuk belanja keperluan bulanan, dari pulang kemarin kamu belum ada ngasi ibu uang belanja". Teriak mertua ku.

"Aku udah gak punya duit bu. Duitnya diminta sama Ningtyas". Jawab Bayu berbohong. " Katanya sih buat ngirimin orang tuanya yang lagi sakit. Aku kan gak mungkin nolak kalo Ningtyas butuh karena dia jugakan istri ku". Pintar banget akting Bayu.

"Bohong kamu, tadi ibu minta duit sama Ning katanya gak punya. Dia aja belum kamu kasih". Bentak mertua ku.

" Bohong pasti dia bu. Paling dia sengaja gak mau ngasih ibu. Atau mungkin uangnya sudah dikirim ke orang tuanya di kampung". Teganya Bayu memfitnah ku.

"Bahkan tadi ibu sudah geledah kamar kalian, ibu tidak ada menemukan apa-apa Selain gombal rombengnya Ningtyas". Hina mertua ku.

Tak tahan lagi ku dengar hinaan dan fitnah kedua orang itu aku pun langsung keluar.

" Mas, tega kamu ya fitnah aku dan orang tua ku tentang uang gaji kamu, selama aku nikah sama kamu sepeser pun aku belum pernah mas, ngirim uang ke orang tua ku. Bisa-bisanya kamu bilang uang gaji kamu untuk orang tua ku. Bahkan aku saja selama ini hanya kamu kasi nafkah 100.000 untuk kebutuhan sebulan ". Ucap ku dengan emosi yang menggebu-gebu. Rasanya darah ku mendidih dia bilang ngirim uang untuk berobat orang tua ku. Padahal orang tua ku dalam keadaan sehat.

Bayu terkejut melihat kehadiran ku di belakangnya. Sesaat kemudian dia kembali sadar.

"Ningtyas". Ucapnya lirih.

" Kenapa kamu gak jujur aja sih mas, kemana uang gaji kamu". Tanya ku sedikit emosi.

" Mmm-Itu-anu, ah sudah lah. Kenapa sih kalian ini selalu saja yang di ributkan masalah uang, uang dan uang terus. Aku yang capek kerja juga butuh uang". Ucapnya membela diri.

"Dan untuk kamu Ningtyas. Apa kamu tidak ikhlas, aku kasi nafkah segitu.....Yang penting semua kebutuhan rumahtangga sudah aku cukupi. Dasar istri tak tau di untung".

" Mas bukannya aku gak ikhlas di kasi nafkah segitu. Tapi cara kamu memfitnah aku. Itu yang aku gak suka. Aku merasa gak pernah menguasai uang gaji kamu lho mas, tapi kenapa justru malah aku selalu di anggap Benalu oleh keluarga kamu. Seolah-olah aku dan orang tua ku yang ngabisin harta kamu. Ucap ku sedikit emosi.

"Sudahlah, dari pada aku pusing mending aku pergi jak dari rumah ini". Danu Langsung keluar begitu saja.

Semua yang ada disitu pada bengong kayak sapi ompong. Melihat kelakuan Danu yang tidak bersikap dewasa.

Ketika mas Bayu keluar aku pun langsung masuk kamar. Tak ku perdulikan lagi mertua ku yang marah-marah.

"Huh.... Niat pulang mau istirahat malah pada ngajak ribut. Kenapa sih yang ada dipikiran ibu selalu saja hanya uang, uang dan uang. Kayak gak ada yang lain. Pusing aku pusing".... Gerutu Bayu sambil melangkah keluar.

Saat hendak naik motor bapak menghampiri Bayu.

"Mau ke mana lagi kamu yu". Tanya Bapak dengan nada sedikit keras. "Ayo masuk". Perintah bapak membuat nyali Bayu menciut.

Akhirnya dengan sedikit terpaksa dia mengikuti langkah bapak kembali lagi ke masuk ke dalam. Dengan wajah yang di Tekuk.

"Sini duduk dulu". Ujar bapak.

" Ada apa sih pak"? Kata Bayu dengan nada sedikit ketus. Lalu duduk di seberang bapak.

"Bapak mau tanya, kamu itu sebenarnya keluyuran kemana sih hah? Ucap bapak dengan lembut. " Setiap hari pergi pagi, pulang hanya makan. Habis itu pergi lagi. Pulang gak pulang tengah malam". Tegur bapak.

Aku yang gak sengaja mendengar Bapak sedang menegur mas Bayu dari balik dinding kamar. Karena memang posisi kamar ku berdekatan dengan ruang keluarga.

"Ternyata selama ini diam-diam bapak memperhatikan tingkah laku mas Bayu". Gumam ku. Sambil nguping di balik dinding.

" Aku pikir bapak gak akan perduli. Dengan tingkah laku mas Bayu mau seperti apa".

Begitulah sifat mas Bayu, yang masih seperti ABG. Kalo pas lagi gak kerja. Sukanya keluyuran sama nongkrong sana sini. Pulang ke rumah cuma waktu makan dan tidur doang. Istri hanya di anggap makhluk tak kasat mata. Akan tampak disaat dia butuh penyaluran hasratnya saja.

Terkadang aku bingung dengan sikap mas Bayu. Sangat berbanding terbalik dengan Bapak mertua ku. Padahal Bapak mertua adalah seorang Muazin dan Imam Masjid di Desa ku. Bapak mertua ku juga sangat di segani di masyarakat karena sifatnya yang lembut dan bijaksana.

Apa mungkin sifat mas Bayu nurun dari sifat ibunya y.. Suka julid sama orang.. Tempramen, serta keras kepala. Butuh kesabaran ekstra dalam menghadapinya. Padahal dulu sebelum menikah sifatnya baik banget. Tapi setelah menikah sifat aslinya mulai keluar sedikit demi sedikit.

"Biasa nongkrong di warung kopi depan situ aja kok pak".

" Gak mungkin seharian penuh cuma disitu saja". Kata Bapak gak percaya.

"Habis sumpek pak di rumah terus". Alasan Bayu.

" Kamu itu cobalah berubah, sekarang kamu sudah bukan lagi pria lajang. Kamu itu sudah punya tanggungan, seorang istri dan sebentar lagi akan hadir anak di antara kalian. Kalo kamu masih seperti ini terus, gimana besok kamu akan mendidik anak kamu dan istri kamu. Sedangkan mereka itu semua tanggungjawab Jawab kamu dunia akhirat".

"Tapi yang pentingnya aku sudah cukupi nafkah lahir dan batin pak". Bantah mas Bayu.

"Bayu dalam sebuah rumah tangga itu tidak cukup hanya memberikan nafkah lahir dan batin saja. Tapi lebih ke.... Bagaimana mana cara kamu mendidik anak dan istri mu, memberi mereka kasih sayang yang cukup. Serta perlindungan untuk mereka. Dan itu semua akan di pertanyakan di akhirat nanti.. Kita gak tau umur kita sampai kapan. Jaman sekarang mati itu tidak nunggu sampai tua. Yang mati muda juga banyak. Bapak gak mau kamu akan menyesal nantinya". Nasehat Bapak untuk mas Bayu.

Mas Bayu hanya diam membisu. Berusaha untuk mencerna setiap Kata-kata yang di ucapkan Bapak.

"Ningtyas itu anak yang baik, jangan sampai kamu sia-siakan dia. Bapak gak mau kamu menyesal di kemudian hari. Pikirkan itu baik-baik. Jangan sampai kamu membuang Berlian hanya demi batu krikil di jalanan". Ucap Bapak kemudian berdiri lalu masuk ke kamar.

Aku cukup terenyuh mendengar perkataan Bapak, "apa Bapak punya firasat tentang rumah tangga ku kedepannya. Gak mungkin juga kan bapak tau kalo mas Bayu selingkuh". Ucap ku lirih.

Setelah kepergian bapak mas Bayu masuk kamar, di lihatnya aku sedang tidur. Kemudian dia mendekat ke pinggir ranjang. Cukup lama dia menatap wajah ku. Entah apa yang ada dalam benaknya. Hingga saat aku membuka mata dan secara tidak sengaja tatapan mata kami bertemu. Sedetik kemudian mas Bayu memalingkan wajahnya.

"Ning tolong siapkan makan siang ku. Aku lapar". Ucap mas Bayu langsung keluar.

Sebenarnya hati ku cukup sakit mendengar fitnah yang iya buat di hadapan ibu mertua ku. Tapi aku tidak bisa mengabaikannya karena bagaimana pun dia masih suami ku.

Aku pun keluar kamar dengan langkah berat, menuju ke ruang makan. Menyiapkan makan siang untuk mas Bayu.

Terpopuler

Comments

Nendah Wenda

Nendah Wenda

dengerin tuh Bayu jangan sampai nyesel buang berlian demi batu lerikil

2024-03-20

0

lihat semua
Episodes
1 Bab I. Serangan Fajar (tahap revisi)
2 Bab 2. Kepulangan Suami
3 Bab 3. Ketahuan Selingkuh
4 Bab 4. Pertengkaran Hebat
5 Bab 5 Dianggap Benalu
6 Bab 6. Ibu Minta Uang
7 Bab 7. Fakta Baru
8 Bab 8. Wejangan Dari Bapak
9 Bab 9. Gara-gara Jemuran
10 Bab 10. Nasi Jagung
11 Bab 11. Saatnya USG
12 Bab 12. Pergi ke pasar
13 Bab 13. Perkenalan Karakter
14 Bab 14. Pelakor Main ke tempat mertua
15 Bab 15. Terkuaknya Fakta Baru (revisi)
16 Bab 16.
17 Ban 17. Gibah di Warung(tahap revisi)
18 Bab 18. mempermalukan diri sendiri
19 Bab 19. kecurigaan ku semakin kuat (tahap revisi)
20 Bab 20. Di grebek warga.
21 Bab 21.
22 Bab 22. Sidang di Balai Desa
23 Bab 23. Meminta Pertanggungjawaban
24 Bab 24. Permintaan Bapak
25 Bab 25. (masih tahap revisi)
26 Bab 26.
27 Bab 27.
28 Bab 28.
29 Bab 29.
30 Bab 30.
31 Bab 31.
32 Bab 32.
33 Bab 33. (prov Author)
34 Bab 34.
35 Bab 35.
36 Bab 36.
37 Bab 37. Keluar Dari Rumah Sakit
38 Bab 38.
39 Bab 39. Rencana Pindah Rumah
40 Bab 40. Persiapan Pindah Rumah
41 Bab 41.
42 Bab 42. Memulai Lembaran Baru
43 Bab 43. Menyambut Tahun Baru Di kontrakan.
44 Bab 44. Keputusan Terakhir ku
45 Bab 45.
46 Bab 46. Berangkat Ke Surabaya.
47 Bab 47. Mencari tempat tinggal baru
48 Bab 48. Suasana Semakin kacau
49 Bab 49. Ningtyas kecelakaan. Prov Author
50 Bab 50.
51 Bab 51. Dapat Tawaran Kerja
52 Bab 52.
53 Bab 53.
54 Bab 54. Mulai Masuk Kerja
55 Bab 55. Hari Pertama Bekerja
56 Bab 56.
57 Bab 57. Bertemu lagi
58 Bab 58. Bayi Mungil Yang Bikin Kangen
59 Bab 59. Penawaran Untuk Menjadi Ibu Susu
60 Bab 60.
61 Bab 61.
62 Bab 62.
63 Bab 63. Gara-gara menu Sarapan
64 Bab 64.
65 65.
66 Bab 66
67 Bab 67. Bertemu Dengan Baby Faris.
68 Bab 68.
69 Bab 69.
70 Bab 70. Faris Pulang Dari Rumah Sakit
71 Bab 71.
72 Bab 72.
73 Bab 73.
74 Bab 74.
75 Bab 75.
76 Bab 76.
77 Bab 77.
78 Bab 78.
79 Bab 79.
80 Bab 80.
81 Bab 81.
82 Bab 82.
83 Bab 83.
84 Bab 84.
85 Bab 85.
86 Bab 86.
87 Bab 87.
88 Bab 88.
89 Bab 89.
90 Bab 90.
91 Bab 91
92 Bab 92.
93 Bab 93.
94 Bab 94.
95 Bab 95.
96 bab 96.
97 Bab 97.
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Bab I. Serangan Fajar (tahap revisi)
2
Bab 2. Kepulangan Suami
3
Bab 3. Ketahuan Selingkuh
4
Bab 4. Pertengkaran Hebat
5
Bab 5 Dianggap Benalu
6
Bab 6. Ibu Minta Uang
7
Bab 7. Fakta Baru
8
Bab 8. Wejangan Dari Bapak
9
Bab 9. Gara-gara Jemuran
10
Bab 10. Nasi Jagung
11
Bab 11. Saatnya USG
12
Bab 12. Pergi ke pasar
13
Bab 13. Perkenalan Karakter
14
Bab 14. Pelakor Main ke tempat mertua
15
Bab 15. Terkuaknya Fakta Baru (revisi)
16
Bab 16.
17
Ban 17. Gibah di Warung(tahap revisi)
18
Bab 18. mempermalukan diri sendiri
19
Bab 19. kecurigaan ku semakin kuat (tahap revisi)
20
Bab 20. Di grebek warga.
21
Bab 21.
22
Bab 22. Sidang di Balai Desa
23
Bab 23. Meminta Pertanggungjawaban
24
Bab 24. Permintaan Bapak
25
Bab 25. (masih tahap revisi)
26
Bab 26.
27
Bab 27.
28
Bab 28.
29
Bab 29.
30
Bab 30.
31
Bab 31.
32
Bab 32.
33
Bab 33. (prov Author)
34
Bab 34.
35
Bab 35.
36
Bab 36.
37
Bab 37. Keluar Dari Rumah Sakit
38
Bab 38.
39
Bab 39. Rencana Pindah Rumah
40
Bab 40. Persiapan Pindah Rumah
41
Bab 41.
42
Bab 42. Memulai Lembaran Baru
43
Bab 43. Menyambut Tahun Baru Di kontrakan.
44
Bab 44. Keputusan Terakhir ku
45
Bab 45.
46
Bab 46. Berangkat Ke Surabaya.
47
Bab 47. Mencari tempat tinggal baru
48
Bab 48. Suasana Semakin kacau
49
Bab 49. Ningtyas kecelakaan. Prov Author
50
Bab 50.
51
Bab 51. Dapat Tawaran Kerja
52
Bab 52.
53
Bab 53.
54
Bab 54. Mulai Masuk Kerja
55
Bab 55. Hari Pertama Bekerja
56
Bab 56.
57
Bab 57. Bertemu lagi
58
Bab 58. Bayi Mungil Yang Bikin Kangen
59
Bab 59. Penawaran Untuk Menjadi Ibu Susu
60
Bab 60.
61
Bab 61.
62
Bab 62.
63
Bab 63. Gara-gara menu Sarapan
64
Bab 64.
65
65.
66
Bab 66
67
Bab 67. Bertemu Dengan Baby Faris.
68
Bab 68.
69
Bab 69.
70
Bab 70. Faris Pulang Dari Rumah Sakit
71
Bab 71.
72
Bab 72.
73
Bab 73.
74
Bab 74.
75
Bab 75.
76
Bab 76.
77
Bab 77.
78
Bab 78.
79
Bab 79.
80
Bab 80.
81
Bab 81.
82
Bab 82.
83
Bab 83.
84
Bab 84.
85
Bab 85.
86
Bab 86.
87
Bab 87.
88
Bab 88.
89
Bab 89.
90
Bab 90.
91
Bab 91
92
Bab 92.
93
Bab 93.
94
Bab 94.
95
Bab 95.
96
bab 96.
97
Bab 97.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!