Bab 11. Saatnya USG

Sayup-sayup terdengar suara azan Subuh berkumandang. Aku menggeliatkan tubuh untuk meregangkan otot-otot yang terasa keram, setiap pagi selalu saja rasanya seperti ini. Mungkin bawaan hamil kali ya. (Pengalaman author).

Lekas aku ke kamar mandi untuk membersihkan diri serta wudhu. Selesai wudhu aku langsung menjalankan kewajibanku pada sang Khaliq. Dalam sholat, ku panjatkan do'a pada sang Khaliq memohon agar diberikan kekuatan dan kesabaran dalam menghadapi ujian hidup. Tak lupa juga aku memohon ampun ke pada Allah. ya Allah Terimakasih Atas nikmat yang engkau berikan untuk ku. Semoga semua keluarga ku di berikan kesehatan oleh mu aminnnn...

Setelah berkeluh kesah pada sang Pencipta aku melipat mukena lalu ku simpan di  gantungan. Bergegas aku keluar dari kamar untuk memulai aktivitas seperti biasa.

Suasana rumah masih terasa sepi sekali, karena bapak sama ibu sedang melaksanakan sholat subuh berjamaah di Masjid. Sedangkan mas Bayu jangan di tanya, dia masih setia dengan mimpinya.

Hari ini aku bikin sarapan nasi goreng, tapi dari nasi jagung. Bukan nasi goreng dari beras..karena sisa nasi jagung tadi malam masih banyak dan lauknya telor ceplok. Pagi ini aku juga tidak masak sayur. Sayur nangka sisa tadi malam aku panaskan lagi untuk makan Hari ini. Sayur nangka memang enaknya kalo sudah di panaskan berkali-kali, rasanya akan lebih gurih karena santan dan bumbunya sudah meresap di nangka.

Tak butuh waktu lama, nasi goreng dan beberapa telor ceplok akhirnya matang semua. Langsung saja ku hidangkan di atas meja.

Kemudian aku membangunkan mas Bayu untuk sholat subuh, Karena sudah jam 5 lewat. Saat mas Bayu sholat subuh aku pun menata bajunya di dalam tas, yang rencananya akan iya bawa nanti ke Surabaya. Setelah semua dan tertata rapi di dalam tas, aku Lanjut membersihkan peralatan bekas masak tadi.

Ku lirik jam masih menunjukkan pukul setengah enam pagi. Aku mulai bersih bersih di beberapa sudut rumah. Tak butuh waktu lama rumah pun sudah bersih semua, aku langsung saja masuk kamar untuk membersihkan diri. Karena rencananya hari ini aku akan berangkat pagi. Menuju ke klinik kandungan agar tidak terkena macet dan antrian yang panjang ketika di klinik nanti.

Ku lihat jam sudah menunjukkan pukul 07.00 dan mas Bayu sudah tampak rapi dan akan berangkat ke Surabaya.

"Mas mau sarapan sekarang". Aku menawarkan sarapan untuk mas Bayu.

" Iya lah, sebentar lagi mau berangkat, soalnya kalo kesiangan takut macet".

"Ya sudah kalo gitu aku siapin dulu". Ku ambilkan piring untuk mas Bayu dan Ku isi nasi goreng nasi jagung kesukaan mas Bayu..

" Hmmm harum. Ini pasti enak". Puji mas Bayu langsung melahap nasi goreng tersebut hingga tandas.

"Masakan mu selalu enak. Bikin aku malas jajan di luar".

" Alah gombal kata Ku" Sambil mukul lengannya.

"Kamu gapapa periksa sendiri hari ini". Katanya sedikit menyesal karena tak bisa ikut ngantar aku periksa.

" Iya gapapa mas, bukannya tiap bulan juga kayak gini ". Jawab Ku santai.. Padahal dalam hati Ku, ada sedikit rasa kecewa..tapi aku tak bisa memaksa keadaan.

" Ya sudah kamu hati-hati di jalan. Kamu bawa motor sendiri kan"? Tanyanya sedikit khawatir.

"Iya mas, nanti aku pelan-pelan bawa motornya".

" Ini uangnya buat periksa. Nanti pulangnya gak usah mampir kemana-mana. Langsung pulang".

"Iya mas".

"Ya sudah mas berangkat dulu, kamu di rumah hati-hati". Kemudian aku pun salaman sama mas Bayu, dan kening Ku di kecupnya cukup lama. Tak biasanya dia bersikap seperti itu.. Semoga perubahan ini akan berlanjut. Doa Ku dalam hati.

Setelah kepergian mas Bayu aku langsung masuk kedalam untuk siap-siap ke klinik. Karena kliniknya cukup jauh dari desa ku jadi aku harus berangkat lebih awal biar antriannya gak lama.

Jam di dinding sudah menunjukkan pukul setengah delapan. Dan kini aku pun telah siap berangkat.

Aku keluar lewat pintu belakang, karena motor Bapak biasanya parkir di sana. Baru jak sampai di depan pintu, aku bertemu mba mila.

"Mau kemana kamu Ning"? Tanyanya yang sedikit kepo. Setiap kali ada orang mau pergi selalu saja sirik.

" Mau ke klinik mba", Jawab ku singkat.

"Pergi sama siapa"?

" Sendirian aja kok".

"Kenapa gak minta antar sama Bayu saja, pasti Bayu gak mau kan ngantar kamu. makanya kamu jadi perempuan itu perawatan dong biar gak kucel gitu. Jadi kalo di ajak suami kemana-mana gak malu-maluin. itu alasannya kenapa Bayu malas kemana-mana ngajak kamu, pasti malu dia". Ucapan mba Mila bener-bener kayak cabe level 10..rasanya sudah bukan pedas lagi. Tapi nyelekit..

" Sudahlah mba aku mau pergi nanti malah kesiangan, selak panas". Belum sempat mba mila menjawab ucapan ku sudah ku tinggal pergi. malas banget dengerin ocehannya yang gak penting

Ku bawa motor dengan kecepatan sedang, sambil menikmati suasana pagi ini. Kendaraan lalu lalang sudah mulai terlihat padat memenuhi jalanan.

30 menit perjalanan akhirnya aku tiba di parkiran klinik. Ku parkiran motor di tempat yang aman kemudian dengan langkah santai aku menuju ke ruang pendaftaran. Begitu Sampai di depan pintu masuk, langsung menguar bau obat-obatan yang menjadi ciri khas rumah sakit cukup menusuk hidungku. Setibanya di dalam aku langsung mengambil nomor antrian. Ternyata masih sepi. Tidak butuh waktu lama nama ku langsung di panggil.

"Ibu Kusumaningtyas", panggil suster

" Saya mba". Jawab ku menghampiri suster tersebut.

"Ibu mau periksa apa "? Tanya suster dengan ramah.

" Kandungan mba". Jawabku.

"Bisa tunjukkan KTPnya mba".

Ku keluar KTP ku dari dompet usang yang ku miliki. Dan ku serahkan ke Suster tersebut.

" Mba nanti langsung ke poly 16 ya, poly kandungan. Nanti mba akan bertemu dengan bu Dokter Emil di sana". Suster menjelaskan sambil menulis data surat pengantar pasien.

"Baik mba, terimakasih".

Ku telusuri lorong yang masih sepi untuk mencari ruangan Poly Kandungan. Terlihat beberapa pegawai rumah sakit yang berseliweran dengan ke kesibukannya masing. Akhirnya sampai juga aku di poly kandungan. Dengan sabar aku menunggu giliran.

Tak lama kemudian giliran ku pun di panggil.

"Ibu Kusumaningtyas". Panggil suster.

"Saya mba". Aku langsung bangkit dari kursi menuju ke ruang Dokter, perasaan ku cukup gugup sekali. Karena ini adalah pertama kalinya aku akan melihat ada kehidupan lain di dalam tubuh ku. Rasanya sungguh campur aduk.

" Silakan masuk Bu". Kata perawat

Saat Pintu di buka aku disambut dengan senyuman ramah dari Bu Dokter.

"Mari bu silahkan duduk", kata Bu Dokter dengan cukup ramah.

Ku hempaskan tubuh ku di kursi di hadapan Bu Dokter.

" Dengan bu Kusumaningtyas ya", kata Bu Dokter sambil membaca data ku yang di serahkan suster di loket masuk tadi.

Aku mengangguk sambil tersenyum.

"Hamil anak pertama ya Bu? Kita periksa dulu ya tensinya". Kata bu Dokter lagi

"Iya bu". Jawab ku, lalu dengan cekatan bu dokter memeriksa tensi ku.

"Ini tensinya normal ya bu. Apa ibu ada merasakan keluhan selama hamil" ? Lanjut bu Dokter bertanya.

"Tidak ada bu, cuma kalau pagi badan rasanya keram saja". Jawab ku apa adanya.

" Oh, itu biasa Bu kalau hamil di usia Tri semester ke tiga terakhir. Bawa rileks aja ya bu.. Dan kalau bisa jangan kerja yang berat-berat dulu.

"Mari kita lihat perkembangan dedek bayinya Bu, silahkan ibu baring di sana". Bu Dokter menunjukkan sebuah bangkar yang ada di pojokan. " Suster tolong bantu bu Ningtyas untuk Naik ke atas ya". Perintah bu Dokter.

Aku pun bangkit dari tempat duduk menuju ke ranjang, dengan di bantu oleh suster aku naik ke atas ranjang. Setelah menutupi bagian bawah tubuh ku, suster pun memberikan jel yang rasanya dingin banget.

" Kita mulai ya bu", kata bu Dokter sambil mengarahkan alat USG ke perut ku.

Bu Dokter menjelaskan satu persatu keadaan bayi ku.

"Denyut jantungnya normal ya bu, posisi bayinya juga sudah mapan, jenis kelaminnya insyaallah laki-laki dan berat badan bayi 2,7 kg.. Semuanya sudah bagus, usia kehamilannya sudah 34 minggu ya bu. HPL nya tinggal 6 minggu lagi. Dan ibu bisa melahirkan secara normal.

"Kalau bisa kurangin minum manis ya bu karena bayi ibu berat badannya sudah normal. Banyak olahraga agar saat persalinannya nanti bisa lebih mudah". Kata Bu dokter memberi nasehat untuk ku.

"Iya bu akan saya ingat pesan bu Dokter".

Dokter menyerahkan amplop besar berisi hasil USG tadi dan meresepkan vitamin serta suplemen lainnya.

Usai berpamitan sama bu Dokter aku langsung keluar. Dan menebus vitamin yang di resepkan bu Dokter.

Aku berjalan menuju apotek dan ruang administrasi untuk membayar kontrol tadi, ternyata di sana sudah cukup antri.

Setelah selesai semuanya aku berjalan menuju parkiran. Begitu tiba di parkiran aku langsung mengambil motor dan membayar uang parkir. Kemungkinan dengan perlahan aku mulai meninggal halaman rumah sakit.

Cuaca pagi ini cukup cerah terlihat di langit yang bersih tidak ada awan. Jam sudah menunjukan pukul 10.00 pagi, suasana klinik pun terlihat sudah mulai ramai pasien.

aku langsung menuju ke parkiran untuk mengambil motor matic yang aku bawa tadi, usai membayar uang parkir. Perlahan aku mengendarai motor matic keluar dari area klinik. terlihat sudah mulai ramai kendaraan berlalu lalang. rencananya aku mau mampir ke pasar dulu sebelum pulang. Sesampainya di pasar, aku menuju parkiran yang ada di depan pintu pasar. setelah motor terparkir dengan aman aku langsung masuk menyusuri lorong pasar sambil menenteng tas belanjaan. Aktivitas di pasar sudah terlihat tidak begitu ramai. Karena memang ini sudah mulai siang. Itu memudahkan ku untuk belanja, tidak perlu menunggu antrian panjang.

Terpopuler

Comments

Nendah Wenda

Nendah Wenda

kasihan juga Ning sabar

2024-03-20

0

Leli Hasim

Leli Hasim

kok pesen ojol.. tadi bukannya bawa motor sendiri.. trus motornya kemana

2024-01-04

1

lihat semua
Episodes
1 Bab I. Serangan Fajar (tahap revisi)
2 Bab 2. Kepulangan Suami
3 Bab 3. Ketahuan Selingkuh
4 Bab 4. Pertengkaran Hebat
5 Bab 5 Dianggap Benalu
6 Bab 6. Ibu Minta Uang
7 Bab 7. Fakta Baru
8 Bab 8. Wejangan Dari Bapak
9 Bab 9. Gara-gara Jemuran
10 Bab 10. Nasi Jagung
11 Bab 11. Saatnya USG
12 Bab 12. Pergi ke pasar
13 Bab 13. Perkenalan Karakter
14 Bab 14. Pelakor Main ke tempat mertua
15 Bab 15. Terkuaknya Fakta Baru (revisi)
16 Bab 16.
17 Ban 17. Gibah di Warung(tahap revisi)
18 Bab 18. mempermalukan diri sendiri
19 Bab 19. kecurigaan ku semakin kuat (tahap revisi)
20 Bab 20. Di grebek warga.
21 Bab 21.
22 Bab 22. Sidang di Balai Desa
23 Bab 23. Meminta Pertanggungjawaban
24 Bab 24. Permintaan Bapak
25 Bab 25. (masih tahap revisi)
26 Bab 26.
27 Bab 27.
28 Bab 28.
29 Bab 29.
30 Bab 30.
31 Bab 31.
32 Bab 32.
33 Bab 33. (prov Author)
34 Bab 34.
35 Bab 35.
36 Bab 36.
37 Bab 37. Keluar Dari Rumah Sakit
38 Bab 38.
39 Bab 39. Rencana Pindah Rumah
40 Bab 40. Persiapan Pindah Rumah
41 Bab 41.
42 Bab 42. Memulai Lembaran Baru
43 Bab 43. Menyambut Tahun Baru Di kontrakan.
44 Bab 44. Keputusan Terakhir ku
45 Bab 45.
46 Bab 46. Berangkat Ke Surabaya.
47 Bab 47. Mencari tempat tinggal baru
48 Bab 48. Suasana Semakin kacau
49 Bab 49. Ningtyas kecelakaan. Prov Author
50 Bab 50.
51 Bab 51. Dapat Tawaran Kerja
52 Bab 52.
53 Bab 53.
54 Bab 54. Mulai Masuk Kerja
55 Bab 55. Hari Pertama Bekerja
56 Bab 56.
57 Bab 57. Bertemu lagi
58 Bab 58. Bayi Mungil Yang Bikin Kangen
59 Bab 59. Penawaran Untuk Menjadi Ibu Susu
60 Bab 60.
61 Bab 61.
62 Bab 62.
63 Bab 63. Gara-gara menu Sarapan
64 Bab 64.
65 65.
66 Bab 66
67 Bab 67. Bertemu Dengan Baby Faris.
68 Bab 68.
69 Bab 69.
70 Bab 70. Faris Pulang Dari Rumah Sakit
71 Bab 71.
72 Bab 72.
73 Bab 73.
74 Bab 74.
75 Bab 75.
76 Bab 76.
77 Bab 77.
78 Bab 78.
79 Bab 79.
80 Bab 80.
81 Bab 81.
82 Bab 82.
83 Bab 83.
84 Bab 84.
85 Bab 85.
86 Bab 86.
87 Bab 87.
88 Bab 88.
89 Bab 89.
90 Bab 90.
91 Bab 91
92 Bab 92.
93 Bab 93.
94 Bab 94.
95 Bab 95.
96 bab 96.
97 Bab 97.
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Bab I. Serangan Fajar (tahap revisi)
2
Bab 2. Kepulangan Suami
3
Bab 3. Ketahuan Selingkuh
4
Bab 4. Pertengkaran Hebat
5
Bab 5 Dianggap Benalu
6
Bab 6. Ibu Minta Uang
7
Bab 7. Fakta Baru
8
Bab 8. Wejangan Dari Bapak
9
Bab 9. Gara-gara Jemuran
10
Bab 10. Nasi Jagung
11
Bab 11. Saatnya USG
12
Bab 12. Pergi ke pasar
13
Bab 13. Perkenalan Karakter
14
Bab 14. Pelakor Main ke tempat mertua
15
Bab 15. Terkuaknya Fakta Baru (revisi)
16
Bab 16.
17
Ban 17. Gibah di Warung(tahap revisi)
18
Bab 18. mempermalukan diri sendiri
19
Bab 19. kecurigaan ku semakin kuat (tahap revisi)
20
Bab 20. Di grebek warga.
21
Bab 21.
22
Bab 22. Sidang di Balai Desa
23
Bab 23. Meminta Pertanggungjawaban
24
Bab 24. Permintaan Bapak
25
Bab 25. (masih tahap revisi)
26
Bab 26.
27
Bab 27.
28
Bab 28.
29
Bab 29.
30
Bab 30.
31
Bab 31.
32
Bab 32.
33
Bab 33. (prov Author)
34
Bab 34.
35
Bab 35.
36
Bab 36.
37
Bab 37. Keluar Dari Rumah Sakit
38
Bab 38.
39
Bab 39. Rencana Pindah Rumah
40
Bab 40. Persiapan Pindah Rumah
41
Bab 41.
42
Bab 42. Memulai Lembaran Baru
43
Bab 43. Menyambut Tahun Baru Di kontrakan.
44
Bab 44. Keputusan Terakhir ku
45
Bab 45.
46
Bab 46. Berangkat Ke Surabaya.
47
Bab 47. Mencari tempat tinggal baru
48
Bab 48. Suasana Semakin kacau
49
Bab 49. Ningtyas kecelakaan. Prov Author
50
Bab 50.
51
Bab 51. Dapat Tawaran Kerja
52
Bab 52.
53
Bab 53.
54
Bab 54. Mulai Masuk Kerja
55
Bab 55. Hari Pertama Bekerja
56
Bab 56.
57
Bab 57. Bertemu lagi
58
Bab 58. Bayi Mungil Yang Bikin Kangen
59
Bab 59. Penawaran Untuk Menjadi Ibu Susu
60
Bab 60.
61
Bab 61.
62
Bab 62.
63
Bab 63. Gara-gara menu Sarapan
64
Bab 64.
65
65.
66
Bab 66
67
Bab 67. Bertemu Dengan Baby Faris.
68
Bab 68.
69
Bab 69.
70
Bab 70. Faris Pulang Dari Rumah Sakit
71
Bab 71.
72
Bab 72.
73
Bab 73.
74
Bab 74.
75
Bab 75.
76
Bab 76.
77
Bab 77.
78
Bab 78.
79
Bab 79.
80
Bab 80.
81
Bab 81.
82
Bab 82.
83
Bab 83.
84
Bab 84.
85
Bab 85.
86
Bab 86.
87
Bab 87.
88
Bab 88.
89
Bab 89.
90
Bab 90.
91
Bab 91
92
Bab 92.
93
Bab 93.
94
Bab 94.
95
Bab 95.
96
bab 96.
97
Bab 97.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!