Bab 15. Terkuaknya Fakta Baru (revisi)

Cukup lama aku tertidur. Saat terbangun, ku dengar di luar kayaknya sedang ada tamu. Dari suaranya seperti tidak asing bagi ku. "Apa mungkin pelakor itu ya? Ternyata dia sudah mulai berani untuk datang kemari". Gumam ku lirih". Mereka kini yang sedang asyik ngobrol membahas tentang kejelekan ku. Cukup terdengar jelas di telinga ku.

Perut ku sudah mulai terasa perih, aku yang biasanya setiap pagi selalu sarapan. Tapi kali ini belum sama sekali. Ini semua gara-gara mertua ku, pagi-pagi sudah ngajak ribut saja.

Ingin rasanya aku keluar dari kamar, tapi nanti pasti akan ada banyak drama lagi. Di tambah ada si pelakor itu di sini, pasti aku akan di jadikan bulan-bulanan oleh mereka.

"Sabar ya sayang, kita tunggu mereka semuanya pergi baru kita keluar untuk makan. Kasihan kamu pasti sudah lapar ya".. Ku usap perut Ku untuk memberikannya ketenangan.

Ku lirik jam sudah menunjukkan pulkul 10.00 pagi, " Pantesan aja perut Ku sudah mulai terasa perih, lawong sudah siang".

Untung di kamar aku selalu menyediakan roti, karena sejak hamil aku selalu mudah sekali merasa lapar. Itulah kenapa aku selalu menyediakan cemilan. Ku buka laci meja yang ada di kamar, lalu ku ambil 2 bungkus roti. Dan langsung saja ku eksekusi. Cukuplah sebagai pengganjal perut. Walaupun sudah makan 2 bungkus roti, masih saja tetap terasa lapar. Seperti inilah orang Indonesia, yang katanya kalo belum makan nasi itu sama saja belum makan.

Usai menikmati dua potong roti aku pun melanjutkan menulis novel sambil mendengar obrolan orang-orang yang sedang berada di ruang keluarga. Terdengar jelas sekali suaranya. Bagaimana mereka menghujat ku.. Ya Allah, segitu bencinya kah ibu pada ku? Hanya karena aku bukan asli orang sini.

Dan yang paling mengejutkan lagi bagi ku, ketika aku mengetahui sebuah fakta bahwa di balik perselingkuhan yang di lakukan mas Bayu ada peran ibu di dalamnya.

Duarrrrrrrr.........

Rasanya bagaikan kejatuhan batu besar yang menimpa dada, nyeri itulah yang Ku rasa saat ini. Seolah-olah pasokan oksigen yang berada di sekitar Ku sudah menipis. Ku tutup mulut menggunakan ke dua tangan, dengan mata yang terbuka lebar, ketika Ku dengar pengakuan ibu yang ikut terlibat dalam rencana perselingkuhan itu. Langsung saja Ku rekaman obrolan mereka. Mungkin saja rekaman ini, suatu saat bisa berguna untuk Ku.

Tidak ku sangka, ternyata ibu yang sengaja merencanakan perselingkuhan itu. Sampai segitunya niat ibu yang ingin menghancurkan hidup Ku. Sebenarnya apa salah dan dosaku pada ibu sehingga ibu membenci Ku.

Setelah mengakhiri obrolan itu mereka pun pindah ke ruang makan, sepertinya ibu hari ini gak masak. Dia memilih membeli sayur dan lauk mateng. Tadi sayup-sayup Ku dengar sepertinya ada suara mas Fahri abang ipar Ku, ternyata dia sudah kembali dari miang(jadi nelayan bulanan). Pantas aja ibu membeli sayur dan lauk pauk. Karena seperti itulah biasanya. Kalo Fahri pulang pasti setiap hari mereka akan numpang makan di rumah mertua Ku. Karena istrinya tidak pernah masak. Belum lagi kalo pulang semua makanan pasti di angkut.

Bahkan terkadang jika mereka kumpul semua di rumah, bisa 3-4 kali aku masak dalam sehari. Aku yang harusnya bisa pegang kerjaan yang lain ini seharian hanya berkutat di dapur saja. Sedangkan untuk kakak ipar perempuan Ku, jangan harap dia akan membantu. Justru dia datang malah seperti tamu, langsung ongkang-ongkang kaki.

Pernah sekali aku mengunjungi rumahnya, yang MasyaAllah. Benar-benar seperti kapal pecah, sampah berserah dimana-mana, mainan zidan berhamburan tidak di kemas, cucian baju dan piring di biarkan menumpuk.. Entah di mana mas Fahri menemukan perempuan modelan kayak gitu.. Kelakuannya ajaib sekali.

🍁🍁🍁🍁

Setelah Susi dan Fahri sekeluarga pulang , ku beranikan diri untuk keluar kamar. Dan benar saja dugaan ku. Usai kepergian mereka pasti akan meninggalkan segudang pekerjaan untuk ku. Terlihat di atas meja makan berserakan peralatan makan yang sudah kotor. Dan untuk makanan jangan di tanya lagi. Semuanya ludes tak bersisa. Tapi aku gak heran sih, pasti ini kerjaan kakak ipar ku yang tukang ngangkutin makanan.

"Makanannya sudah habis semua Ndok"? tanya Bapak mertua ku, yang terlihat lelah setelah bekerja di kebun. sepertinya Bapak ingin makan tapi sudah gak ada apa-apa.

" iya Pak, Bapak mau makan? tunggu sebentar ya pak biar Ning masakkan. ini tadi ada tamu. kak Fahri sama mba Susi main ke sini". Jawab ku yang merasa tak enak.

"Oh ya sudah, kalo gitu Bapak mandi dulu, soalnya udah gerah". ucap Bapak sambil berlalu.

secepat kilat aku masak, kompor r*n*i dua-duanya aku nyalakan semua. yang satu untuk masak sayur, yang satu untuk goreng lauk. untung tadi pagi sebelum accident, sayur dan lauk sudah selesai aku siang. jadi sekarang tinggal masak.

tak sampai 30 menit masakan ku matang semua. sebelum menata makanan di meja makan, terlebih dahulu aku membersihkan meja bekas orang-orang tadi makan. usai membersihkan meja kini aku tinggal menata makanan yang baru saja ku masak.

begitu makanan sudah tertata semua di meja, bapak pun keluar dari kamar sudah dalam ke adaan segar.

"monggo pak, ini makanannya sudah siap". aku mempersilahkan Bapak untuk makan.

Piring bapak lalu Ku isi nasi, sayur dan lauk pauk. kemudian Ku letakan di hadapan bapak.

" Kamu sudah makan belum Ning"? tanya Bapak yang sedang menikmati makanan di hadapannya.

"belum pak",

" lho kamu jam segini kok belum makan. ini kan sudah siang, lain kali itu sarapan dulu. Gak usah ngurusin kerjaan terus. Kerajaan itu kalo diturutin gak akan ada habisnya". nasehat Bapak. "kamu itu gak usah nurutin ibu mu terus. wataknya memang sudah seperti itu". lanjut Bapak lagi.

" nggeh pak". aku pun menemani Bapak makan.

"ee.. eeee.. enak ya bangun-bangun tinggal makan, dasar menantu gak tau diri kamu. belum kerja sudah makan duluan. Apa kamu di sini itu hidup hanya untuk numpang makan. mulya bener hidupmu. sadar di dong kamu itu siapa. hanya seorang benalu, kamu tau benalu tumbuhan yang selalu menggerogoti inangnya.. seperti itulah hidupmu". begitulah ibu mertua menghujat Ku. Tanpa memandang Bapak yang sedang makan.

Gubrakkkkkkkkk......

Bapak menggebrak meja. Dengan wajah merah padam. ibu yang terkejut langsung melompat sambil memegang dadanya.

"sudah bu, sudah cukup kamu hina Ningtyas terus. kapan kamu bisa berubah?..... kurang apa Ningtyas selama ini di rumah kita. kenapa sedikit pun kamu tidak bisa menghargai apa yang dia lakukan. selama ini aku diam, bukan berarti aku tidak tau bagaimana sikap ibu sama Ningtyas. Jangan sampai ibu menyesal sudah menyia-nyiakan Ningtyas". Usai meluapkan apa yang menjadi uneg-unegnya selama ini, Bapak pun masuk ke kamar.

setelah ke pergian Bapak... justru ibu melampiaskan kemarahannya pada Ku.

"senang kamu, bahagia kamu di bela sama Bapak. makin besar kepala kamu. gara-gara Kamu, aku jadi ribut sama suami Ku. kamu itu benar-benar menantu pembawa sial.......

Plak.... plak...

tanpa bisa menghindar tangan ibu mendarat di pipi kiri dan kanan Ku.. kemudian ibu langsung pergi keluar rumah..

aku yang sedang shock langsung luruh ke lantai. Astaghfirullahalazim, Astaghfirullahalazim, Astaghfirullahalazim.. aku terus beristifar. Ya Allah beri hamba kekuatan Ya Allah dalam menghadapi cobaan mu ini Ya Allah..... aku menangis tersedu-sedu hingga seluruh tubuh Ku bergetar....

Ya Allah masih sanggup kah aku untuk tetap bertahan di rumah ini?

Terpopuler

Comments

Isabela Devi

Isabela Devi

hargailah dirimu sendiri ningtyas, untuk apa bertahan

2024-03-22

0

Isabela Devi

Isabela Devi

NingTyas pergi aja, untuk apa bertahan dgn org yg ga menghargai kita

2024-03-22

0

Nendah Wenda

Nendah Wenda

kalau aku jadi kamu Ning susah cukup kamu di tindas dan di hina berikan bukti itu ke bapak mertuamu dan pergi tinggalkan suami gak tau diri gak usah nunggu lahiran

2024-03-20

1

lihat semua
Episodes
1 Bab I. Serangan Fajar (tahap revisi)
2 Bab 2. Kepulangan Suami
3 Bab 3. Ketahuan Selingkuh
4 Bab 4. Pertengkaran Hebat
5 Bab 5 Dianggap Benalu
6 Bab 6. Ibu Minta Uang
7 Bab 7. Fakta Baru
8 Bab 8. Wejangan Dari Bapak
9 Bab 9. Gara-gara Jemuran
10 Bab 10. Nasi Jagung
11 Bab 11. Saatnya USG
12 Bab 12. Pergi ke pasar
13 Bab 13. Perkenalan Karakter
14 Bab 14. Pelakor Main ke tempat mertua
15 Bab 15. Terkuaknya Fakta Baru (revisi)
16 Bab 16.
17 Ban 17. Gibah di Warung(tahap revisi)
18 Bab 18. mempermalukan diri sendiri
19 Bab 19. kecurigaan ku semakin kuat (tahap revisi)
20 Bab 20. Di grebek warga.
21 Bab 21.
22 Bab 22. Sidang di Balai Desa
23 Bab 23. Meminta Pertanggungjawaban
24 Bab 24. Permintaan Bapak
25 Bab 25. (masih tahap revisi)
26 Bab 26.
27 Bab 27.
28 Bab 28.
29 Bab 29.
30 Bab 30.
31 Bab 31.
32 Bab 32.
33 Bab 33. (prov Author)
34 Bab 34.
35 Bab 35.
36 Bab 36.
37 Bab 37. Keluar Dari Rumah Sakit
38 Bab 38.
39 Bab 39. Rencana Pindah Rumah
40 Bab 40. Persiapan Pindah Rumah
41 Bab 41.
42 Bab 42. Memulai Lembaran Baru
43 Bab 43. Menyambut Tahun Baru Di kontrakan.
44 Bab 44. Keputusan Terakhir ku
45 Bab 45.
46 Bab 46. Berangkat Ke Surabaya.
47 Bab 47. Mencari tempat tinggal baru
48 Bab 48. Suasana Semakin kacau
49 Bab 49. Ningtyas kecelakaan. Prov Author
50 Bab 50.
51 Bab 51. Dapat Tawaran Kerja
52 Bab 52.
53 Bab 53.
54 Bab 54. Mulai Masuk Kerja
55 Bab 55. Hari Pertama Bekerja
56 Bab 56.
57 Bab 57. Bertemu lagi
58 Bab 58. Bayi Mungil Yang Bikin Kangen
59 Bab 59. Penawaran Untuk Menjadi Ibu Susu
60 Bab 60.
61 Bab 61.
62 Bab 62.
63 Bab 63. Gara-gara menu Sarapan
64 Bab 64.
65 65.
66 Bab 66
67 Bab 67. Bertemu Dengan Baby Faris.
68 Bab 68.
69 Bab 69.
70 Bab 70. Faris Pulang Dari Rumah Sakit
71 Bab 71.
72 Bab 72.
73 Bab 73.
74 Bab 74.
75 Bab 75.
76 Bab 76.
77 Bab 77.
78 Bab 78.
79 Bab 79.
80 Bab 80.
81 Bab 81.
82 Bab 82.
83 Bab 83.
84 Bab 84.
85 Bab 85.
86 Bab 86.
87 Bab 87.
88 Bab 88.
89 Bab 89.
90 Bab 90.
91 Bab 91
92 Bab 92.
93 Bab 93.
94 Bab 94.
95 Bab 95.
96 bab 96.
97 Bab 97.
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Bab I. Serangan Fajar (tahap revisi)
2
Bab 2. Kepulangan Suami
3
Bab 3. Ketahuan Selingkuh
4
Bab 4. Pertengkaran Hebat
5
Bab 5 Dianggap Benalu
6
Bab 6. Ibu Minta Uang
7
Bab 7. Fakta Baru
8
Bab 8. Wejangan Dari Bapak
9
Bab 9. Gara-gara Jemuran
10
Bab 10. Nasi Jagung
11
Bab 11. Saatnya USG
12
Bab 12. Pergi ke pasar
13
Bab 13. Perkenalan Karakter
14
Bab 14. Pelakor Main ke tempat mertua
15
Bab 15. Terkuaknya Fakta Baru (revisi)
16
Bab 16.
17
Ban 17. Gibah di Warung(tahap revisi)
18
Bab 18. mempermalukan diri sendiri
19
Bab 19. kecurigaan ku semakin kuat (tahap revisi)
20
Bab 20. Di grebek warga.
21
Bab 21.
22
Bab 22. Sidang di Balai Desa
23
Bab 23. Meminta Pertanggungjawaban
24
Bab 24. Permintaan Bapak
25
Bab 25. (masih tahap revisi)
26
Bab 26.
27
Bab 27.
28
Bab 28.
29
Bab 29.
30
Bab 30.
31
Bab 31.
32
Bab 32.
33
Bab 33. (prov Author)
34
Bab 34.
35
Bab 35.
36
Bab 36.
37
Bab 37. Keluar Dari Rumah Sakit
38
Bab 38.
39
Bab 39. Rencana Pindah Rumah
40
Bab 40. Persiapan Pindah Rumah
41
Bab 41.
42
Bab 42. Memulai Lembaran Baru
43
Bab 43. Menyambut Tahun Baru Di kontrakan.
44
Bab 44. Keputusan Terakhir ku
45
Bab 45.
46
Bab 46. Berangkat Ke Surabaya.
47
Bab 47. Mencari tempat tinggal baru
48
Bab 48. Suasana Semakin kacau
49
Bab 49. Ningtyas kecelakaan. Prov Author
50
Bab 50.
51
Bab 51. Dapat Tawaran Kerja
52
Bab 52.
53
Bab 53.
54
Bab 54. Mulai Masuk Kerja
55
Bab 55. Hari Pertama Bekerja
56
Bab 56.
57
Bab 57. Bertemu lagi
58
Bab 58. Bayi Mungil Yang Bikin Kangen
59
Bab 59. Penawaran Untuk Menjadi Ibu Susu
60
Bab 60.
61
Bab 61.
62
Bab 62.
63
Bab 63. Gara-gara menu Sarapan
64
Bab 64.
65
65.
66
Bab 66
67
Bab 67. Bertemu Dengan Baby Faris.
68
Bab 68.
69
Bab 69.
70
Bab 70. Faris Pulang Dari Rumah Sakit
71
Bab 71.
72
Bab 72.
73
Bab 73.
74
Bab 74.
75
Bab 75.
76
Bab 76.
77
Bab 77.
78
Bab 78.
79
Bab 79.
80
Bab 80.
81
Bab 81.
82
Bab 82.
83
Bab 83.
84
Bab 84.
85
Bab 85.
86
Bab 86.
87
Bab 87.
88
Bab 88.
89
Bab 89.
90
Bab 90.
91
Bab 91
92
Bab 92.
93
Bab 93.
94
Bab 94.
95
Bab 95.
96
bab 96.
97
Bab 97.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!