NovelToon NovelToon

Kesuksesan Istri Yang Di Anggap Benalu

Bab I. Serangan Fajar (tahap revisi)

Semburat jingga sudah mulai terlihat menghiasi langit di pagi hari, tampak sang surya kini telah memancarkan sinarnya. Terdengar suara kicauan burung nan merdu yang mengusik telinga. Mereka menari dan berlari di hamparan sawah.

Seorang wanita berparas ayu dengan kulit kuning langsat, iris mata coklat serta memiliki gingsul di giginya yang menjadi pemanis di saat ia tersenyum.

Dia adalah Kusumaningtyas perawan kalimantan yang dipersunting oleh Bayu Wicaksono 2 tahun yang lalu.

Ningtyas nama panggilan ku. Aku yang saat ini sedang menggeliat di atas tempat tidur, mencoba untuk membuka mata yang terasa berat. Akibat merasakan sakit perut yang luar biasa semalam, hingga pukul 2.00 dini hari aku baru bisa terlelap. Mungkin ini terjadi karena aku kelelahan setelah beraktivitas seharian kemarin.

Aku Memiliki ibu mertua yang tidak pernah menyukai ku, sepertinya kehadiran ku di anggap sebagai beban bagi anak laki-lakinya. Setiap hari apapun yang aku lakukan dan kerjakan selalu salah di matanya. Hal itulah yang membuat ibu mertua ku selalu ada alasan untuk memarahiku. Baginya aku bukanlah seorang menantu, tapi hanyalah seorang pembantu yang berlebel istri. Hal inilah yang membuat hidup ku seolah-olah seperti di Neraka. Aku Tinggal di rumah mertua, bagaikan hidup di jaman penjajahan. selalu saja di tuntut untuk kerja rodi. Kapankah penjajahan ini akan berakhir? disaat orang lain sudah merasakan hidup merdeka. tapi tidak untuk diriku.

Ku lirik jam di ponselku sudah menunjukkan pukul 5.00 pagi, bergegas aku ke kamar mandi untuk membersihkan diri serta berwudhu. Ternyata hari ini aku bangun kesiangan. Segera ku laksanakan kewajiban ku sebagai seorang muslim Tak lupa di setiap sholat ku, aku selalu berdoa agar di beri kenikmatan, kebahagiaan dan keselamatan untuk dunia dan akhirat. Dan untuk kedua orang tua ku, aku selalu berdoa semoga senantiasa dalam lindungannya. Selesai sholat ku lipat mukena dan ku sampir kan di tepian ranjang.

Ku buka jendela agar udara segar dari luar bisa masuk ke dalam kamar. Ku rapikan tempat tidur yang sedikit berantakan. Kebiasaan seperti ini lah yang selalu orang tua ku ajarkan sebelum melakukan aktifitas lainnya.

Terdengar deru langkah dari luar menuju kamar ku. Tak lama pintu pun di gedor.

Dor.. Dor... Dor..

"Ning cepat bangun, sudah siang ini!!! Setiap pagi kerjaannya bangun siang melulu, bikin emosi aja. Dasar menantu tak berguna. Sudah pemalas, miskin lagi. Bisanya cuma jadi benalu saja kamu di rumah ini". Teriak mertua ku. Dengan suara menggelegar. Mungkin sampai terdengar ke rumah tetangga.

" Buruan sana masak!!!! sudah tau setiap pagi sebelum ke sawah aku pasti sarapan. jam segini kok masih molor aja". Lanjut mertua ku lagi dengan logat Jawanya yang masih kental..... ya saat ini aku sedang berada di tempat mertua ku di kota R, salah satu daerah yang ada di Jawa Tengah.

"Iya bu sebentar", ku ambil jilbab instan yang ada di gantungan, ku pasang dengan terburu-buru sambil jalan menuju keluar kamar.

" Sudah sana cepat belanja, di warung mba Minah!!! Ini duit 20rb untuk beli sayur dan lauk. uang segitu harus cukup!!! Jadi perempuan itu harus belajar hemat". Perintah mertua ku..

Ku terima uang tersebut. Lalu ku putar otak, kira-kira masak apa hari ini dengan uang belanja segitu.

"Kalo belanja jangan lama-lama, jangan sambil ngerumpi. Pagi-pagi jangan cuma bikin dosa saja". Teriaknya lagi sambil berlalu.

Tak lagi ku jawab omongan mertuaku. Aku pun langsung pergi. Dengan langkah yang sedikit lambat aku berjalan keluar rumah. Perut yang semakin membesar membuat ku agak sedikit kesulitan untuk berjalan. Untung saja warungnya hanya selisih 5 rumah dari tempat mertua ku. Jadi aku cukup berjalan kaki saja. Lumayan itung-itung sekalian olahraga.

Sesampainya di warung ku lihat beberapa Ibu-ibu sedang memilih sayuran serta lauk-pauk untuk menu hari ini. Dengan senyum ramah mereka menyapa ku.

"Belanja mba", sapa Anis tetangga depan rumah mertua ku.

" Iyo mba, bingung mau masak apa hari ini"? Jawab ku sambil memilih sayuran dan lauk pauk.

"Iya-ya mba, beginilah jadi perempuan. Setiap hari selalu bingung mau masak apa"!!! sahut ibu-ibu yang lain. Seperti suasana di warung yang setiap harinya, yang selalu ramai dipenuhi canda tawa dari para ibu-ibu pejuang dapur ngepul. Untuk mengusir rasa jenuh mereka ketika di rumah.

Akhirnya ku putuskan untuk membeli labu siam, labu kuning, ikan pindang, dan ikan panggang serta jagung pipilan. Rencananya hari ini aku mau masak sayur menir, ikan pindang goreng dan sambel iwak panggang.

Sayur menir adalah makanan asli dari Jawa Timur. Menir yang artinya beras, jadi beras ini tumbuk halus bareng bumbu. Tapi karena aku gak suka pake beras jadi aku ganti pake jagung yang di haluskan. Karena kalo pake beras kuahnya terlalu kental. Agak enek kalo di makan. Sayur menir ini sama seperti sayur bening cuma bedanya bumbunya di kasi kunci, yaitu tumbuhan sejenis rimpang.

"Ini mba tolong total belanjaannya ". Ku serahkan belanjaan ku ke penjualnya untuk di hitung.

" Ini total semuanya15 rb ya mba". ucap mba Minah sambil memasukkan belanjaan ku ke dalam plastik.

"Iyo mba", ku serahkan uang 20 rb tadi yang di berikan mertua ku. Ternyata masih ada kembaliannya 5rb.

Selesai belanja aku langsung pulang, tiba di rumah aku menuju ke halaman belakang untuk mengambil daun kelor, yang rencana mau aku buat campuran sayur menir sebagai pengganti bayam.

Setelah ku rasa cukup, aku masuk ke dapur. Dan langsung mengeksekusi belanjaan ku tadi. Tak butuh waktu lama masakan ku akhirnya matang semua.

"Sudah selesai belum sih masaknya? cuma masak gitu aja kok lama banget. Emangnya ngapain aja kamu dari tadi, ini tu sudah siang. Aku sudah mau berangkat ke sawah, nanti keburu panas lagi". Ucap ibu mertua ku yang entah muncul dari mana. kayak Jailangkung aja. Untungnya........sebelum ke warung tadi aku sudah masak nasi di Rice Cooker. Jadi sekarang semua masakan ku sudah beres.

"Sudah bu, ini sedang saya tata di atas meja". Ucap ku. Dengan cekatan aku menyusun beberapa menu di atas meja.

" Nanti jangan lupa sapinya di urus, aku mau segera berangkat. Mau nyebar bibit padi mumpung sawahnya sudah ada air". Perintah mertua ku.

"Iya bu nanti saya kasi makan. saya ikut ke sawah gak bu"? Tanya ku yang sekedar Basa basi.

" Gak usah, kamu di rumah saja. ngurusin rumah, perut besar kayak gitu kok mau ikut ke sawah. yang ada bukannya bantu, malah ngerepotin orang, iya"!!! Cibir mertua ku. dengan mulutnya yang penuh nasi.

"Lagian siapa juga yang mau ikut ke sawah, mendingan aku di rumah. Aku kan cuma basa-basi doang". Ucap ku, tapi hanya berani di dalam hati. Mana berani aku ngomong langsung kayak gitu. Bisa-bisa di pecat jadi menantu.

Selesai melayani mertua ku sarapan. Aku langsung menuju ke kandang yang berada dibelakang rumah untuk memberi makan, minum dan membersihkan kandang sapi.

"Mertua mu mana mba? Kok kamu yang bersihin kandang sapi!!! Sudah tau hamil besar kayak gitu kok malah di suruh ngurusin sapi. Dasar g*nd*ng mertua mu mba". Tegur lek Nur tetangga belakang rumah mertua ku.

" Gak apa-apa kok lek, Aku masih kuat kok kalo hanya sekedar ngurus sapi. Kan cuma ngasi makan sama bersih kandang doang, bukan di suruh kerja berat. Ucap ku sambil sambil cangar-cengir. "Ibu tadi ke sawah nyebar bibit padi, kata ibu mumpung sawahnya sudah ada air". Ucap ku lagi

"Emang kamu gak takut apa, kalo brojol di situ"? Canda lek Nur sambil tertawa.

" Ya nggak lah lek, yang namanya mau lahiran kan pasti ngasi tanda tho. Gak mungkinkan tiba-tiba brojol aja". Ujar ku ikut tertawa.

"Sawah ku belum tak sebar bibit padi kok mba, habis tempatnya aja masih kering. Belum ada airnya sama sekali. Musim hujan di tahun ini gak seperti biasanya!! Sudah masuk bulan November tapi hujannya belum merata, masih jarang-jarang".

" Lha terus sawahnya di tanami apa lek "?

"Tak tanamin jagung, tapi ini sebentar lagi sudah mau panen". Ujar lek Nur.

Seperti ini lah kehidupan di tempat mertua ku. Rata-rata mata pencarian masyarakatnya sebagai petani, peternak serta nelayan.. Di lihat dari letak geografis. Daerah ini memang berada di pesisiran pantai. Sehingga udaranya sedikit panas, dan memiliki curah hujan yang lebih pendek bila di bandingkan saat musim kemarau.

" Ya sudah aku tak ngarit dulu ya, nanti selak keburu hujan".

"Iyo lek, soalnya sudah mulai musim hujan. Kalo gak cepat pergi kasian nanti sapinya gak punya pakan". Setelah lek Nur pergi aku pun masuk ke dalam.

Sebelum lanjut beberes aku sarapan dulu, karena cacing di perut ku sudah meronta-ronta minta di kasi makan.

Sarapan pake sambel iwak panggang, sayur menir dan iwak pindang rasanya mantap. Apalagi di saat cuaca panas kayak gini.

Makan enak itu gak perlu mewah, asal perut laper makan pake sambel pun terasa nikmat. (Pengalaman author).

Selesai sarapan aku langsung ke kamar mandi untuk mencuci baju, cucian ku hari ini lumayan banyak . Padahal baru kemaren aku gak nyuci. Di rumah ini penghuninya cuma 3 orang, tapi cuciannya kayak orang 1 RT. Suami memang jarang ada di rumah. Karena dia bekerja sebagai supir trailer yang mengangkut bahan logistik. Biasanya dia akan pulang 1 minggu sekali, itu pun ketika tidak ada muatan. .

Satu persatu ku kucek dan ku sikat baju yang kotor. Baju yang biasa di gunakan oleh ibu mertua untuk ke sawah sengaja ku pisahkan dan ku rendam lebih lama, karena pasti penuh dengan lumpur dan butuh tenaga extra untuk mencucinya. Setelah selesai langsung ku bilas 2X, habis itu ku jemur di belakang rumah. Cuaca hari ini lumayan panas walaupun masih pukul 9.00 pagi.

Beginilah aktifitas ku sebagai ibu rumah tangga yang gak akan ada habisnya, kerjaannya hanya seputar itu-itu aja. Tapi kalo sudah selesai di kerjakan semua, sepertinya tak berbekas.

Bab 2. Kepulangan Suami

Saat asik menjemur baju. Ku lihat Bapak mertua baru datang dengan membawa rumput satu karung untuk pakan sapi, yang di boncengnya di belakang motor. Ku hentikan aktivitas menjemur baju, langsung saja aku menghampiri Bapak untuk membantunya menahan motor agar tidak rubuh, saat dia menurunkan rumput yang terasa berat.

"Ndok ibumu sudah pulang", tanya Bapak mertua ku, sambil membersihkan peralatan untuk mencari rumput.

" Belum pak, mungkin belum selesai nyebarin bibit padinya". Kata ku sambil meneruskan menjemur baju...

"Oh ya sudah, nanti bapak tak nyusul saja ke sawah. Tapi sebelum kesana Bapak mau sarapan dulu, soalnya sudah siang. Kamu sudah sarapan belum"? Tanya Bapak mertua.

" Sudah tadi pak". Jawab ku.

Setelah ngobrol sebentar dengan Bapak, Bapak pun pamit masuk ke dalam. Dan aku pun cepat-cepat menyelesaikan menjemur baju. Karena pekerjaan ku yang lainnya sudah menunggu.

" Alhamdulillah, akhirnya selesai juga jemur bajunya. Tinggal cuci piring, nyapu sama ngepel". Ujar ku sambil menyimpan alat-alat tempur ku saat mencuci tadi.

Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 12.00 siang. "Kerjaan ku sudah beres semua. Sekarang waktunya mandi, habis itu tinggal bobo cantik". Aku bermonolog sendiri. Sambil ku elus perut ku yang tampak membuncit.

Bergegas aku ke kamar mandi untuk membersihkan diri. 15 menit adalah waktu yang cukup untuk ku mandi. Tak perlu lama-lama. Takutnya nanti terlalu bersih. haaaaaa

Keluar dari kamar mandi tubuhku terasa lebih segar dan wangi. Begitu sampai di kamar suara azan zuhur pun berkumandang. Untung tadi aku sudah sekalian wudhu. Jadi bisa langsung sholat zuhur.

Selesai sholat aku pun merebahkan diri di atas kasur. Menghilangkan penat sekejap. Sebelum toa dari ibu mertua ku berbunyi.

Baru saja ingin memejamkan mata, ibu mertua ku yang baru pulang dari sawah langsung sudah berteriak.

"Ning itu sapinya di kasi makan sudah siang ini. Apa kamu tuli atau pura-pura tidak dengar!!!!sapinya sudah berisik minta makan, kamu kok malah enak-enakan rebahan. Kamu itu kerjaannya hanya makan tidur saja. gak sadar apa badan udah kayak g*j*h gitu. Teriak ibu mertua ku..membuat gendang telinga ku serasa berdenging.

" Ya Allah kenapa mulut mertua ku gak ada Akhlak sih, masak aku di samain dengan gajah. Aku kan lagi hamil jadi wajar dong kalo gemuk. Kalo gak hamil juga kan gak gemuk kayak gini, lagian ini juga cucu dia, darah daging dia. Untung mertua, coba kalo bukan sudah tak cites kayak kutu rambut, tu orang". Gumamku lirih.

Aku langsung bangkit dari tempat tidur menuju ke kandang. Selesai ngurus sapi aku langsung masuk, baru sampai pintu sudah di sambut mertua ku dengan kultum (kuliah tujuh menit).

"Jadi perempuan tu kalo lagi hamil jangan kebanyakan tidur, nanti kalo mau lahiran normal bayinya susah keluarnya. Kalo bisa di bawa gerak terus. Aku aja dulu hamil tua masih gendong kayu bakar dari hutan sampai ke rumah. Kamu itu termasuk enak, kerjaannya cuma di rumah doang". Sindir mertua ku

Aku hanya diam saja, soalnya kalo di bantah pasti jadi ribut, maklum orang tua omongannya tidak pernah salah. Kalo salah ingat pasal 1.

" Ning kalo orang tua ngomong itu di dengarkan. Jangan masuk telinga kiri keluar pun telinga kiri..gak sempat mampir ke otak". Bentak mertua ku, karena omongannya gak aku jawab.

"iya bu saya dengar kok". Jawab ku sambil nyengir kuda.

Punya mertua cerewet dan kolotnya minta ampun. Apa betah kalo hidup terus kayak gini? Nasib hidup satu rumah sama mertua.

🍁🍁🍁🍁🍁

Ketika malam hari aku yang baru saja selesai mengerjakan sholat magrib. Ibu mertua ku pun mulai beraksi lagi. "Ning, kamu itu ngapain sih di dalam kamar terus? Gak Lihat apa kerjaan di dapur masih banyak. Kamu juga belum masak untuk makan malam. Jadi perempuan kok malas banget. Ingat ya di sini kamu tu hanya numpang. Gak bisa bantu materi setidaknya bantu tenaga. Jangan bisanya cuma jadi benalu saja". Omel ibu mertua ku seperti biasa.

Beginilah ibu mertua ku, tak bisa sedikit pun memberikan kesempatan untuk ku sekedar meluruskan badan. Selalu ada saja pekerjaan yang di berikannya pada ku. Padahal dari tadi aku sudah menahan rasa keram di kaki akibat berdiri terus. Rasanya aku sudah tidak kuat lagi berdiri.

Setiap kali mendengar teriaknya rasanya telinga ku ini sudah kebal. Belum lagi di tambah cacian, makian dan selalu di anggap Benalu oleh ibu mertua ku. Hidup di rumah mertua benar-benar seperti babu yang berkedok istri. Ingin menangis rasanya, tapi air mataku sudah habis. Belum produksi lagi soalnya.

Aku langsung bangkit dari tidurku. menghampiri mertua ku. "Bu aku boleh baring sebentar gak? Badan ku capek banget rasanya, dari tadi siang gak ada istirahat". Aku mencoba bernegosiasi sama mertua ku.

" Alah ngurus kerjaan segitu aja sudah bilang capek. Aku yang kerja di kebun aja gak capek. Jadi orang itu jangan kebanyakan ngeluh". Jawab mertua ku.

"Alah itu paling hanya akal-akalan kamu saja pengen malas-malasan". Katanya lagi tidak Terima dengan alasan ku.

"iya beneran bu, ini coba ibu lihat kaki ku bengkak". Ku tunjukkan Jari-jari kaki ku yang mulai terlihat besar.

"Iya bu, biarkan saja Ning istirahat dulu. asian Kalo di suruh kerja terus. Dia kan lagi hamil". Bela Bapak mertua ku yang entah datang dari mana tau-tau nyambung aja.

"Sudah sana Ning kamu istirahat aja, gak usah perduliin omongan ibumu". Perintah bapak mertua ku.

"Pak kalo Ning kamu manjain terus seperti itu, nanti bisa bisa ngelunjak dia. Jadi besar kepala. Lagian ibu suruh dia gerak terus itu kan baik buat dia. Biar nanti kalo mau lahiran gampang keluarnya". Ibu mertua ku gak rela kalo aku di bela Bapak.

"Sudahlah bu, Ngalah sekali-kali kan gapapa. Lagian kerjaan itu kalo di turutin pasti gak akan ada habisnya".

Akhirnya ku turutin perintah bapak. Cukup 1 jam aku istirahat untuk meluruskan badan. Setelah badan ku rasanya agak enakan aku pun bangun dan keluar kamar menuju dapur untuk menyiapkan makan malam.

Saat sedang sibuk berkutat di dapur, ku dengar seperti ada ribut-ribut di luar. Ternyata suami ku sudah pulang.

Aku pun keluar menghampirinya. "Sudah pulang mas". Tanya ku sambil mengambil tas yang ada di gendongnya, yang berisi baju kotor.

" Hmmm", jawabnya singkat.

"Mas mau mandi sekarang apa nanti". Tawar ku.

" Nanti jak" Katanya sambil berjalan menuju ke ranjang.

Ya sudah ku tinggal mas Bayu di kamar sendiri. Aku pun melanjutkan masak yang tadi sempat tertunda.

Tak butuh watu lama akhirnya masakan ku pun matang semua, segera ku hidangkan di atas meja makan. Kemudian aku membersihkan peralatan yang ku gunakan buat masak tadi.

Semua sudah bersih aku pun masuk ke kamar, samar-samar ku dengar mas Bayu sedang telponan entah dengan siapa. Suaranya kedengaran mesra banget.

Begitu melihat aku masuk telponnya langsung di matikan.

"Telponan sama siapa mas"? Tanyaku, dengan jiwa kepo ku meronta ingin tau.

" K-kawan", jawabnya sedikit gugup seperti orang kepergok selingkuh.

"Tapi kok kayaknya mesra gitu mas"? Aku cukup penasaran.

" Alah biasa, bercanda ". Jawabnya sambil nyengir.

" Bercanda kok berlebihan gitu, kayak gak masuk akal". Kata ku dengan nada yang masih kurang puas dengan penjelasannya.

"Kamu itu kenapa sih jadi cerewet banget, suami pulang kerja capek, bukannya di senengin malah ngomel jak terus bikin tambah pusing tau gak". Teriak Bayu dengan suara tinggi.

Aku terjingkat kaget mendengar bentakan dari mas Bayu.

" Ini ada apa sih magrib-magrib kok pada ribut. Malu kalau di dengar tetangga". Ibu mertua ku yang baru pulang dari warung langsung ke kamar ku karena mendengar suara mas Bayu.

"Ini lho bu istri gak tau diri. Suami lagi capek pulang kerja bukannya di senangi malah di tuduh yang bukan-bukan". Adu mas Bayu ke ibunya.

"Kamu tu ya, harusnya bisa nyenengin suami. Suami capek pulang kerja itu di layan dengan baik bukan di ajak ribut. Lha kamu sendiri di rumah kerjanya cuma makan tidur saja kok nyeramahin suami". Kata mertua ku dengan nada sinis.

Sakit sekali rasanya hati ku di perlakuan kasar sama suami ku sendiri. Padahal aku hanya ingin tau, tapi jelas banget tadi aku dengar dia sedang merayu. Yang namanya laki-laki selalu saja ingin menang sendiri. Aku berusaha menahan air mata ku agar tidak jatuh, tapi semua sia-sia.

"Awas aja kamu mas, aku pasti akan cari bukti sendiri. Aku yakin Allah tidak tidur. Firasat istri itu tidak pernah salah". Ucapku dalam hati.

" Sudah yu sana mandi. Nanti ke buru malaman kamu jadi masuk angin". Perintah mertua ku agar mas Bayu cepat mandi.

Mas Bayu pergi ke kamar mandi. Aku pun menyiapkan baju ganti untuk mas Bayu. selesai mandi mas Bayu pun Keluar dari kamar mandi dengan wajahnya yang terlihat lebih segar. Sisa air yang meneteskan dari rambutnya membuat mas Bayu terlihat lebih tampan, dengan perut suspect lengan berotot. Kulit kuning langsat dan tinggi yang di atas rata-rata orang Indonesia. Perempuan mana sih gak kepincut.. Termasuk aku.

Bab 3. Ketahuan Selingkuh

Saat ini aku sedang berada di meja makan melayani mas Bayu makan. Aku pun ikut makan malam sekalian. Selesai makan mas Bayu langsung masuk kamar. Setelah membersihkan meja makan dan mencuci piring. Ku susul mas Bayu ke dalam kamar.

Ternyata di kamar dia juga sibuk main gadget sambil senyum-senyum sendiri. Aku berjalan mendekati ranjang. Sama sekali dia tidak menyadari kehadiran ku.

"Sibuk banget mas, istri masuk aja sampe gak sadar", sindir ku.

" Apaan sih kamu, mulai lagi"!!! Bentaknya dengan suara tinggi.

"Lha kenyataannya kan gitu, gadgetnya lebih menarik dari pada aku".

" Kamu ini bisa gak sih, gak ngajak ribut. Aku tu lagi capek tau gak. Butuh ketenangan. Kayak gini inilah yang bikin aku gak betah tinggal di rumah. Punya istri bukannya nyenengin suami, ini malah bisanya cuma bikin emosi aja. Udah ah aku mau keluar". Langsung bangkit dari ranjang dan pergi begitu saja.

"Mau kemana kamu mas, baru aja pulang sudah pergi lagi". Tanya ku sambil menyusul mas Bayu keluar.

Di staternya motor langsung pergi tanpa menjawab pertanyaan ku. Aku hanya bisa mengelus dada. Seperti itu lah mas Bayu ketika di rumah. Kerjaannya hanya nongkrong di warung kopi sampai berjam-jam.

Sudah sering kali ku tegur yang pada akhirnya pasti akan berujung pertengkaran, itu juga tidak membuatnya berubah. Sebenarnya apa sih yang di carinya di warung kopi? Padahal di rumah jika dia minta pasti aku buatin.

"Bayu mana"? Tanya mertua ku, sedang yang mencari keberadaan anaknya.

" Biasalah bu paling juga nongkrong di warung kopi". Jawab ku sambil melipat baju yang ku jemur tadi siang.

Seperti biasanya kalo habis nyuci baju siangnya, ketika malam pasti langsung ku lipat biar gak numpuk. Karena sekali saja kita tunda kerjaan ini pasti langsung malas. Apa lagi kalau sudah menggunung.

"Makanya kamu itu kalo jadi istri yang becus ngurus suami, biar suami betah di rumah. Udah badan kayak g*j*h, penampilan acak-acakan. Gitu kok suami disuruh betah di rumah. ya gak bakalanlah"!!!Umpat mertua ku..

" Bu aku berpenampilan kayak gini kan karena anak mu juga, yang gak kuat nyukupin kebutuhan ku". Ujar ku dalam hati.

Memang semenjak hamil wajahku memang terlihat sedikit kusam dan berjerawat. Mungkin itu terjadi karena pengaruh hormon ke hamilan. Padahal dulu waktu belum hamil aku tak pernah jerawatan. Kecuali pas datang bulan itu pun hanya 1-2 saja

Selesai lipat-lipat baju, langsung ku susun semuanya di dalam lemari.

" Uh,,,,,rasanya pegel banget ". Ku regangkan otot-otot ku agar rileks.

Sebelum tidur aku Bersih-bersih dulu di kamar mandi sekalian wudhu. Karena tadi aku belum sempat sholat Isya.

" Huh-punya suami tapi rasa janda, suami pulang ke rumah cuma numpang makan dan tidur doang". Ucapku dalam hati. Sambil rebahan. Ku raih HP ku di atas laci. Ku buka aplikasi N. Melihat buku yang sedang ku tulis ternyata pembacaannya sudah banyak. Ku lanjutkan kembali untuk menulis bab berikutnya.

Selama ini aku diam-diam menjadi penulis di aplikasi N, itu pun atas saran dari teman ku. dan kini aku sudah masuk kontrak. Dengan penghasilan yang cukup lumayan untuk kebutuhan ku sendiri.. Karena kalo hanya ngandalin jatah dari suami ku benar-benar gak cukup. Bukannya aku tidak bersyukur atas nafkah yang di berikannya, tapi yang namanya manusiakan pasti punya kebutuhan.

"Besok waktunya kontrol ke bidan Kandungan, apa aku ajak mas Bayu aja ya? Mumpung orangnya lagi di rumah". Aku Bermonolog.

Lelah menulis, ku letakkan kembali HP ku di atas laci. Ku rebahkan tubuh di atas kasur. Badan ku yang terasa lelah hanya butuh waktu lima menit aku sudah berada di alam mimpi.

*******

Pukul 3 dini aku terbangun, karena ada sesuatu yang mendesak di dalam tubuh untuk segera di keluarkan. Bergegas aku bangkit dari tidur ku menuju ke kamar mandi. Akhir-akhir ini frekuensi buang air kecil ku sudah mulai sering. Terutama di malam hari, itu yang membuat ku merasa tidak nyaman. Terkadang semalam bisa 3-4 kali mondar-mandir ke kamar mandi. Hal ini yang menyebabkan tidur ku sedikit terganggu. mungkin ini terjadi karena saat ini aku sedang hamil besar.

"Ah, lega rasanya". ku usap perut ku yang buncit. Selesai buang hajat aku kembali ke kamar. Tiba di kamar ku lirik HP mas Bayu yang tergeletak di atas laci. Aku masih penasaran prihal tadi siang, ku coba buka HP itu dan ternyata di kunci pake password.

" Sejak kapan mas bayu pasangan password di HP ". Aku membatin. Ku coba beberapa pola tapi tetap tidak bisa di buka. Aku tidak kehabisan akal, ku coba buka menggunakan kan sidik jari dan ternyata bisa.

Satu persatu jari mas bayu ku tempel dengan sangat perlahan agar tidak mengganggu tidurnya. Mungkin karena terlalu lelah sedikit pun gerakan ku tidak mengusik tidurnya.

Akhirnya nasib baik pun berpihak pada ku. HP mas Bayu pun ke buka. Ke telusuri aplikasi telpon berwarna hijau. Untuk melihat siapa saja yang dia chat, sehingga dia mengabaikan ku. Aku penasaran ada salah satu nomor yang tidak di beri nama hanya di kasi emoji love.

Penasaran ku buka chatnya, dan aku pun cukup terkejut saat membaca setia chatan itu.. Ku tutup mulut ku dengan 1 tangan. Aku cukup shock!!!

"Ternyata kamu bermain di belakang ku ya mas, gak nyangka kamu bisa setega itu sama aku". Air mata yang tertahan akhirnya luruh juga, di sertai rasa sesak di dada, penyesalan demi penyesalan yang ku rasa. Pengorbanan yang ku lakukan ternyata tak pernah dianggap.

Ku usap air mata ku.. Ku screenshot semua chat tersebut dan ku kirim ke HP ku sebagai tanda bukti jika suatu saat terjadi sesuatu pada ku. Setelah semua terkirim ku hapus jejak ku di HP mas Bayu

Ku letakan kembali HP mas Bayu di tempat semula agar tidak ketahuan kalo hpnya aku buka.

Aku pun kembali ke ranjang, ku baringkan tubuh ku membelakangi mas Bayu, masih dengan sisa tangis yang sedikit terisak. "Tak ku sangka jauh-jauh aku ngikutin kamu ke sini, dengan niat rasa bakti ku sebagai seorang istri ternyata hanya untuk kau sia-siakan mas". Gumam ku.

Ku coba memejamkan mata tapi tidak bisa. Tak lama kemudian terdengar suara Qiro'at dari masjid besar bergema, tanda sebentar lagi masuknya waktu subuh.

Dari pada tak bisa tidur aku memilih untuk bangkit dari tidur ku. Aku keluar kamar langsung menuju ke dapur. Ku buka Rice cooker terlihat nasi sudah habis. Ku cuci priuk Rice cooker dan ku isi beras.

Aku masak nasi terlebih dahulu sebelum mengerjakan yang lainnya. Ku ambil sayuran yang ada di kulkas. Kebetulan kemarin mertua pulang bawa sayuran dari sawah jadi hari ini aku hanya tinggal belanja lauk saja. Begini lah enaknya hidup di kampung. Untuk sayuran tidak harus beli melulu. Asal tangannya mau gerak maka masih bisa makan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!