Nasehat Rico

Langit menepikan mobilnya tepat di depan rumahnya. Pikirannya benar-benar kacau karena permintaan mamanya yang menginginkan seorang cucu.

Sebelum turun dari mobil, pria itu menyempatkan diri untuk menghubungi Rico, sahabatnya.

"Ada apa, Lang?" suara Rico terdengar berat dari ujung sana. Sepertinya sahabatnya itu sudah sempat tertidur, mengingat jam sudah menunjukkan pukul 11 malam.

"Maaf, mengganggu. Kamu sudah sempat tidur ya?" tanya Langit, berbasa-basi.

"Menurutmu? Ini kan memang jamnya tidur. Kamu kenapa belum tidur?" sahut Rico ketus.

"Aku baru pulang dari rumah mama. Ini baru nyampe di rumah. Aku mau tanya sesuatu ke kamu, boleh kan?" tanya Langit sedikit hati-hati.

"Mau tanya apa?"

"Emm, kalau kita mau punya anak sendiri tanpa melakukan hubungan suami istri, boleh kan?" Langit menyenderkan tubuhnya ke sandaran kursi.

"Sudah gila kamu ya! Kamu punya istri, kenapa mau punya anak tanpa melakukan hubungan suami istri? Kamu normal kan?" tanya Rico, dengan suara yang sedikit tinggi.

"Jelas normal lah. Hanya saja, aku tidak ingin melakukan hubungan suami isteri dengan Qirani maupun dengan wanita manapun. Aku merasa sudah menghianati Kaluna kalau melakukannya," terang Langit.

"Brengsek kamu! Jadi, itu berarti selama satu tahun ini kamu belum menyentuh Qirani sedikitpun?"

"Belum," sahut Langit, singkat.

"Sumpah, kalau kamu ada di depanku, aku tidak akan segan-segan meninju mukamu. Kamu benar-benar sudah tidak waras Langit. Aku tidak mengerti jalan pikiranmu," umpat Rico. Aura kekesalan yang amat sangat dari sahabatnya itu, bisa dirasakan oleh Langit.

"Kamu apaan sih? Aku menghubungimu untuk meminta saran bukan untuk kamu maki," Langit mulai kesal.

"Saran apa yang kamu butuhkan brengsek. Kalau aku menyarankan sesuatu, itu sama saja aku brengsek dan pecundang seperti kamu. Kamu memberikan Qirani nafkah lahir,tapi kamu lupa kalau dia juga butuh nafkah batin. Aku rasa kamu tidak bodoh untuk mengerti tentang itu," Rico berdecak kesal. Mungkin kalau sahabatnya itu ada di depannya, wajah Langit bisa dipastikan sudah kena tinju oleh Rico.

"Sudahlah. Ngomong sama kamu sama aja. Kamu benar-benar tidak mengerti aku,"

"Aku mengerti kamu, Lang. Aku tahu kalau kamu sangat mencintai Kaluna, tapi cara mengekspresikan perasaan cintamu padanya sudah tidak masuk akal dan boleh dikatakan gila!" emosional Rico benar-benar semakin terasa.

"Kamu harus menyadari kalau Kaluna sudah menitipkan adiknya padamu. Itu berarti dia sudah siap kalau kamu nantinya mencintai Qirani. Dan aku berani yakin, kalau Kaluna juga menginginkan kamu bisa mencintai adiknya seperti kamu mencintainya. Apa kamu kira, dengan kamu perlakukan Qirani begini, Kaluna akan bahagia? No, dia sama sekali tidak akan bahagia. Justru apa yang kamu lakukan sekarang, menghambat ketenangan dan kebahagiaannya di alamnya sana. Dia mungkin menangis melihat perlakuanmu pada Qirani," sambung pria itu lagi.

Langit tidak menyahut sama sekali. Wajah pria itu sekarang justru terlihat frustasi. Di lain sisi dia membenarkan ucapan Rico sahabatnya, tapi di sisi lain, pria itu merasa kalau hatinya masih berat untuk bersikap layaknya seorang suami dan menerima keberadaan Qirani dengan ikhlas.

"Kalau kamu tidak bisa menerima Qirani dengan tulus, ceraikan dia, karena dia berhak untuk bahagia," terdengar suara Rico kembali.

"Enak saja kalau bicara! Kalau aku melepaskannya, itu sama aja membuat aku __"

"Membuat kamu jauh dari jantung yang ada di tubuh Qirani, iya?" sambar Rico dengan cepat.

"Kamu benar-benar sudah tidak waras. Kalau begitu seharusnya kamu meminta dokter untuk membatalkan donor jantung itu ke Qirani, jadi kamu bisa menikahi jantung itu. Aku mau lihat, seberapa lama jantung itu masih bisa berdetak kalau tidak didonorkan pada orang yang masih hidup. Lagian jantung itu sekarang murni haknya Qirani, bukan kamu. Kakaknya kasih ke dia dengan ikhlas berarti itu miliknya sekarang. Dan asal kamu tahu juga, Qirani juga punya perasaan. Dia butuh bahagia. Jadi, sekali lagi aku katakan kalau kamu tidak mau dia, lepaskan! Biarkan dia mengejar kebahagiaannya!" sepertinya Rico benar-benar sudah sangat geram, hingga dia berbicara panjang lebar tanpa memberikan kesempatan pada Langit untuk bicara.

"Arghh, sudahlah! Bicara dengan kamu benar-benar tidak bisa membantu. Kamu membuat kepalaku semakin pusing," Tanpa menunggu Rico berbicara kembali, Langit sudah memutuskan panggilan secara sepihak. Kemudian pria itu keluar dari mobil dan berjalan masuk ke rumah.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Langit hendak langsung naik ke atas, tapi langkahnya langsung berhenti begitu melihat Qirani yang tertidur di sofa.

"Kenapa dia tidur di sana? Apa dia menungguku?" batin Langit.

Pria itu ingin kembali melanjutkan langkahnya, mencoba untuk bodo amat. Namun, pria itu menghentikan langkahnya dan kembali menoleh ke arah Qirani istrinya.

"Arghh, menyebalkan! Dia ini benar-benar menyusahkan!" Langit menggerutu sembari melangkah mendekati Qirani.

"Rani, eh Rani, bangun!" Langit menepuk-nepuk pipi istrinya itu.

Merasa ada yang menyentuh pipinya, Qirani membuka matanya dan langsung duduk Begu melihat wajah suaminya yang begitu dekat dengan wajahnya.

"K-Kak, kamu sudah pulang?" ucap Qirani, gugup.

"Sudah. Kenapa kamu tidak tidur di kamar?" tanya Langit, dingin.

"A-aku menunggu Kakak pulang. Eh, aku malah ketiduran. Maaf, Kak!" ucap Qirani, memasang wajah tidak enak.

"Sekali lagi kamu tidak perlu menungguku. Kalau mengantuk, kamu langsung tidur di kamar saja! Aku mau ke kamar, kamu juga masuklah ke kamar!" sahut Langit, sembari memutar tubuhnya hendak melanjutkan niatnya untuk segera masuk ke kamar.

"K-Kak, kamu sudah makan? kalau belum biar aku siapkan. Tapi aku panaskan dulu, karena mungkin makanannya sudah dingin," langkah Langit sontak terhenti mendengar ucapan Qirani.

"Aku sudah makan malam di rumah mama tadi," jelas Langit.

"Makan malam di rumah mama? Tapi kenapa Kakak tidak kabari aku sama sekali?" suara Qirani terdengar lirih.

"Apa itu harus?" tanya Langit balik.

"Menurut Kakak bagaimana? Apa setidak penting itu aku, makanya Kakak sama sekali menganggap, kalau memberikan kabar padaku itu tidak penting? Kalaupun Kakak belum bisa mencintaiku, setidaknya hargai aku sebagai istrimu, Kak. Apa sesulit itu untuk menghargaiku?" Qirani mulai meneteskan air mata.

"Aduh, mulai deh dramanya! Tolong jangan memperbesar masalah kecil seperti ini!". Langit mengusap wajahnya dengan kasar.

Qirani mendengus dan tersenyum miris. "Masalah kecil? Kakak menganggap ini masalah kecil? Iya ini masalah kecil buat Kakak tapi tidak untukku. Apa sesulit itu untuk memberikan kabar saja? Apa Kakak tidak tahu, karena tidak adanya kabar dari Kakak aku menunggu sambil menahan lapar? Bagaimana bisa Kakak menganggap ini masalah kecil?" suara Qirani mulai terdengar serak, karena dibarengi dengan tangis.

Langit bergeming, diam seribu bahasa. Entah kenapa melihat Qirani yang menangis membuat pria itu merasa bersalah.

"Jadi, kamu belum makan? Ya udah, ayo aku temani kamu makan!" pungkas Langit akhirnya.

"Tidak usah, Kak. Aku sudah tidak lapar. Aku mengantuk, mau tidur!" Qirani melangkah melewati tubuh Langit yang mematung.

tbc

Terpopuler

Comments

Hilmiya Kasinji

Hilmiya Kasinji

betah juga ya diperlakukan sprt itu selama setahun

2024-11-25

0

🍭ͪ ͩ𝕸y💞 |ㄚ卂卄 ʰⁱᵃᵗᵘˢ

🍭ͪ ͩ𝕸y💞 |ㄚ卂卄 ʰⁱᵃᵗᵘˢ

nah cuekin aja langit Ran , dia tau kamu mencintai jadi dia bisa seenaknya aja sama kamu.

2023-11-19

10

Pujiastuti

Pujiastuti

bagus Qirani jangan mau kamu direndahkan dan ngak dihiraukan sama si Langit, lawan aja bila perlu pergi dari rumah si Langit

2023-11-03

0

lihat semua
Episodes
1 Pernikahan yang mewah tapi hambar
2 Luapan kemarahan Kaluna
3 Memutuskan untuk pergi
4 Alasan sebenarnya
5 Menemukan Diary
6 Panggilan Adek
7 Kaluna pergi selamanya
8 Menunggu Langit
9 Tidak boleh makan sembarangan
10 Aku juga ingin lahir normal.
11 Kedatangan Mama Mona
12 Dokter Nathan
13 Ketakutan
14 Ke rumah sakit
15 Kamu subur kan?
16 Harus tetap periksa
17 Nasehat Rico
18 Mau bekerja
19 Mulai bekerja
20 Aku berharap bukan aku
21 Langit merasa panas
22 Melarang
23 Keanehan Langit
24 Rencana yang gagal
25 Memperingatkan Nathan.
26 Rencana Langit
27 Memasak untuk Qirani
28 Ungkapan hati Nathan
29 Tidak bisa menahan diri lagi
30 Kemarahan Baskoro
31 Langit frustasi
32 Tolong kasih aku satu kali lagi kesempatan
33 Sudah terlanjur sakit
34 Adu jotos
35 mabuk
36 Izinkan aku memperjuangkanmu
37 Jangan percaya padanya
38 Aku akan memperjuangkannya lagi.
39 Syarat Nathan
40 Sudah terlanjur
41 Claire
42 Tidak mau menggunakan uang dan kuasa
43 Memesankan makanan
44 Nathan mulai menuntut
45 Claire bertemu Qirani
46 Aku tidak mau bercerai
47 Rico melihat Nathan dan Claire
48 Langit tahu Nathan punya tunangan
49 Rencana licik Nathan
50 Bersandiwara lagi
51 Jebakan Nathan
52 Dugaan Langit
53 Nathan panik
54 Kita lihat saja nanti
55 Aku yang tidak mau
56 Aku tidak akan pernah mau bercerai
57 Nathan tidak berkutik
58 Baskoro dan Qirani tahu yang sebenarnya
59 Permintaan maaf Nathan
60 Keputusan Qirani.
61 Kembali ke rumah
62 Menghempaskan keraguan
63 Menarik gugatan cerai
64 I Love you
65 Ekstra part 1
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Pernikahan yang mewah tapi hambar
2
Luapan kemarahan Kaluna
3
Memutuskan untuk pergi
4
Alasan sebenarnya
5
Menemukan Diary
6
Panggilan Adek
7
Kaluna pergi selamanya
8
Menunggu Langit
9
Tidak boleh makan sembarangan
10
Aku juga ingin lahir normal.
11
Kedatangan Mama Mona
12
Dokter Nathan
13
Ketakutan
14
Ke rumah sakit
15
Kamu subur kan?
16
Harus tetap periksa
17
Nasehat Rico
18
Mau bekerja
19
Mulai bekerja
20
Aku berharap bukan aku
21
Langit merasa panas
22
Melarang
23
Keanehan Langit
24
Rencana yang gagal
25
Memperingatkan Nathan.
26
Rencana Langit
27
Memasak untuk Qirani
28
Ungkapan hati Nathan
29
Tidak bisa menahan diri lagi
30
Kemarahan Baskoro
31
Langit frustasi
32
Tolong kasih aku satu kali lagi kesempatan
33
Sudah terlanjur sakit
34
Adu jotos
35
mabuk
36
Izinkan aku memperjuangkanmu
37
Jangan percaya padanya
38
Aku akan memperjuangkannya lagi.
39
Syarat Nathan
40
Sudah terlanjur
41
Claire
42
Tidak mau menggunakan uang dan kuasa
43
Memesankan makanan
44
Nathan mulai menuntut
45
Claire bertemu Qirani
46
Aku tidak mau bercerai
47
Rico melihat Nathan dan Claire
48
Langit tahu Nathan punya tunangan
49
Rencana licik Nathan
50
Bersandiwara lagi
51
Jebakan Nathan
52
Dugaan Langit
53
Nathan panik
54
Kita lihat saja nanti
55
Aku yang tidak mau
56
Aku tidak akan pernah mau bercerai
57
Nathan tidak berkutik
58
Baskoro dan Qirani tahu yang sebenarnya
59
Permintaan maaf Nathan
60
Keputusan Qirani.
61
Kembali ke rumah
62
Menghempaskan keraguan
63
Menarik gugatan cerai
64
I Love you
65
Ekstra part 1

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!