"Kamu bersihkan badanmu dulu. Itu kamar mandinya!" Langit menunjuk ke arah pintu yang tertutup yang tidak lain adalah kamar mandi.
"Kakak mau kemana?" tanya Qirani sembari mengernyitkan keningnya, ketika melihat Langit yang kini sudah menjadi suaminya hendak melangkah keluar dari kamar yang bisa dipastikan akan menjadi kamar mereka berdua.
"Aku akan keluar sebentar. Kamu mandilah!" sahut Langit dengan dingin sembari melangkah keluar.
"Tapi, Kak, aku tidak punya pakaian ganti!" seru Qirani sebelum Langit benar-benar menghilang di balik pintu.
Langit kembali berhenti melangkah dan berbalik. "Buka lemari itu. Di sana ada pakaian Kaluna. Kamu bisa pakai itu dulu, sebelum pakaianmu diantar besok ke sini." Langit sama sekali belum merubah nada bicaranya. Masin tetap dingin dan tanpa ekspresi.
"Pakaian kak Luna?" Qirani mengernyitkan keningnya.
"Kamu jangan salah paham. Walaupun aku dan kakakmu sudah lama menjalin hubungan dan saling mencintai, kami sama sekali tidak pernah melakukan hal di luar batas. Pakaian kakakmu ada di sini, karena kami memang berencana untuk langsung tinggal di rumah ini, setelah menikah. Ini adalah rumah impian dia, jadi aku membelinya untuknya. Jadi, dia secara berkala memindahkan pakaiannya," jelas Langit, tidak peduli dengan perubahan wajah Qirani.
"Oh, ini rumah impian Kak Luna. Pantas saja dia tidak mau menginap di hotel maupun membawaku ke rumah orang tuanya.Cintamu begitu besar pada Kak Luna, sampai kamu memenuhi semua impiannya. Apa suatu saat kamu juga akan bisa mencintaiku seperti kamu mencintai Kak Luna?" tanya Qirani yang sayangnya hanya berani dia utarakan dalam hati.
"Haish, buat apa juga aku sibuk menjelaskan padamu? Mau kami berbuat yang aneh-aneh pun, aku rasa gak masalah. Toh kami saling mencintai," ucap Langit sembari berlalu pergi, tidak peduli dengan perasaan Qirani yang pasti sakit mendengar ucapannya.
Qirani menatap sendu tubuh Langit yang menghilang di balik pintu. Wanita itu tahu benar kalau pria yang sudah sah menjadi suaminya itu, tidak nyaman bersamanya. Pria itu hanya terpaksa menikahinya karena menikah pesan almarhum Kakaknya saja.
Ya, sebulan lalu Qirani begitu bahagia begitu mendengar kalau dirinya sudah mendapatkan donor jantung yang cocok. Namun, dia tidak menyangka kalau si pemilik jantung adalah kakaknya sendiri. Karena tidak ada satupun yang mengabarinya dengan alasan tidak ingin membuat dirinya sedih sehingga bisa menghambat proses penyembuhan.
Selain itu, setiap hari selama masa penyembuhan, Qirani selalu mengirimkan pesan pada sang kakak, dan selalu mendapatkan balasan. Entah siapa yang membalas pesannya, Qirani sama sekali tidak tahu. Tapi, sekarang wanita yang tidak kalah cantik dari Kaluna itu sudah tahu, kalau Langit lah, yang sudah membalas setiap pesannya, sebulan belakangan ini. Betapa hancur perasaan Qirani saat itu, begitu tahu kalau kakak yang sangat dia rindukan dan ingin dia peluk tenyata sudah tiada dan justru meninggalkan jantung di dalam tubuhnya sekarang.
Setelah berdiam beberapa saat, memandangi pintu yang tertutup, Qirani menghela napasnya dengan berat.
"Kak bagaimana caranya membuat Kak Langit mencintaiku seperti dia mencintaimu? Apa aku mampu melakukannya? tolong bantu aku, Kak. Kenapa kamu menitipkan dia padaku?" Qirani membatin sembari menyeka air mata yang tanpa diminta keluar dari sudut matanya.
Kemudian Qirani mengangkat gaun pengantinnya yang memang menjuntai ke lantai, lalu berjalan menuju kamar mandi.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Cukup lama Qirani menunggu Langit untuk masuk kembali ke dalam kamar. Waktu sudah berlalu sekitar dua jam-an semenjak wanita itu selesai mandi dan berganti pakaian. Namun, yang ditunggu-tunggu belum datang juga. Entah kemana suaminya itu, Qirani sama sekali tidak tahu.
"Kak Langit kemana ya? Kok belum kembali dari tadi?" batin Qirani sembari melirik ke arah pintu. Entah sudah ke berapa kali wanita itu melakukan itu, Qirani sungguh tidak dia ingat karena dia sama sekali tidak menghitungnya.
"Aku sudah ngantuk. Aku tidur saja atau bagaimana? Aku takut kalau nanti Kak Langit marah kalau aku tidur duluan. Bagaimanapun ini kan malam pertama kami," lagi-lagi Qirani mengajak dirinya sendiri untuk bercengkrama.
"Ahh, apa sih yang kamu pikirkan, Qirani? Kamu yakin kalau Kak Langit akan menyentuhmu? Jangan terlalu percaya diri. Kamu harus sadar diri kalau dia menikahmu karena jantung wanita yang dia cintai ada di tubuhmu," raut wajah Qirani kembali sendu setelah menyelesaikan asumsi yang dia buat sendiri.
Qirani kembali melirik ke pintu. Walaupun dirinya tadi berbicara seperti itu, dia tidak bisa membohongi hatinya kalau dirinya masih berharap suaminya masuk.
Malam semakin larut, jam di dinding sudah menunjukkan pukul satu dini hari, namun pria yang ditunggu-tunggu oleh Qirani belum juga datang. Bahkan tanda-tanda akan datang juga tidak ada. Ingin rasanya Qirani keluar untuk mencari pria itu, namun dia takut kalau nantinya pria itu akan marah dan tidak suka dicari olehnya.
Mata Qirani akhirnya sudah tidak bisa diajak untuk kerja sama lagi. Akhirnya dengan tidak sadar, wanita itu akhirnya tertidur.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Matahari pagi kini sudah mulai bersinar. Cahayanya membias masuk ke dalam kamar di mana Qirani sedang tidur.
Karena cahaya itu, Qirani menggeliat pertanda wanita itu sebentar lagi akan bangun. Benar saja, tidak perlu menunggu lama, dalam hitungan detik, gadis yang berusia 23 tahun itu akhirnya membuka matanya.
"Astaga, aku ketiduran! Sudah jam berapa ini?" Qirani dengan panik melihat ke arah jam di dinding yang ternyata sudah menunjukkan pukul 8 pagi.
Wanita yang baru saja menjadi istri dari Langit Raditya Ganendra, melihat ke sampingnya untuk mencari keberadaan suaminya. Namun, dia sama sekali tidak menemukan pria itu tidur di sana.
"Di mana Kak Langit? Apa dia sudah bangun lebih dulu atau dia sama sekali tidak masuk ke kamar ini tadi malam?" batin Qirani yang kembali memasang wajah sendu.
"Sepertinya dia memang tidak masuk, karena bantalnya tetap seperti tadi malam dan seprei tempat dia seharusnya tidur, terlihat masih rapi tidak tersentuh sama sekali," Qirani menghela napasnya dan beranjak turun dari kasur. Lalu dia berjalan masuk ke kamar mandi untuk melakukan ritual bersih-bersihnya di pagi hari.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Qirani berjalan menuruni undakan tangga. Setelah kakinya menapak di lantai bawah, Wanita itu mengedarkan pandangannya ke segala penjuru untuk mencari keberadaan Langit. Namun, dia sama sekali tidak menemukan di mana pria itu.
Qirani kembali menghela napasnya dan berjalan hendak menuju dapur. Namun, saat melewati ruang TV, Qirani melihat pemandangan yang membuat hati wanita itu sakit.
Wanita cantik itu melihat Langit suaminya tertidur di sofa dengan TV yang masih menyala. Bahkan kemeja yang dia pakai tadi malam, masih melekat di tubuh pria itu. Sepertinya pria itu belum membersihkan tubuhnya sama sekali. Di atas meja juga ada tiga buah minuman kalengan yang sepertinya sudah habis di minum. Qirani tahu jelas kalau minuman itu adalah bir, minuman yang mengandung alkohol.
Qirani berusaha menahan rasa sakit di hatinya dengan tetap melangkah menghampiri sang suami. Dia hanya ingin meminta suaminya itu, untuk pindah saja ke kamar. Namun, mata wanita itu menangkap sebuah pemandangan yang membuat alis Qirani bertaut. Bagaimana tidak, dia melihat pria itu tertidur sembari mendekap sebuah pigura foto.
"Apa ini?" batin Qirani sembari meraih pigura photo itu dengan sangat perlahan dan hati-hati, takut suaminya itu terbangun.
Mata Qirani akhirnya mengeluarkan air mata. Wanita itu memegang dadanya yang sakit melihat pigura itu yang ternyata adalah photo Kaluna, kakaknya.
Tbc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Esther Lestari
gk mudah bagi Langit utk melupakan Kaluna & menerimamu begitu saja Qirana.
2023-12-01
0
🍭ͪ ͩ𝕸y💞 |ㄚ卂卄 ʰⁱᵃᵗᵘˢ
sabar Qi , tidak mudah buat langit melupakan kakak mu
2023-11-19
12
dzaweel_hubb
kluarin ajh kek tu jantung,,,sebel banget ma cwokny
2023-10-23
0