Menemukan Diary

Kaluna kini sudah kembali ke kamarnya. Wanita cantik itu menghempaskan tubuhnya, berbalik terlentang di atas ranjang, dengan mata yang menerawang ke langit-langit kamarnya.

Setetes cairan bening seketika merembes keluar dari sudut matanya, begitu mengingat semua kilas balik hubungannya dengan sang adik yang memang tidak bisa disebut saudara. Mereka berdua selama ini seperti dua orang asing walaupun tinggal di bawah atap yang sama.

Bayangan wajah Qirani yang selalu tidak jauh dari kata pucat dan senyum sedih semakin membuat putri sulung dari Baskoro dan Soraya itu kembali terisak.

"Ternyata selama ini kamu selalu tersenyum di balik rasa sakit yang kamu rasakan, Qirani," gumam Kaluna seraya menyeka air matanya.

Drtttt

Di saat masih asik membayangkan wajah manis adiknya, tiba-tiba bunyi ponsel wanita bersurai hutan dan panjang itu, membuyarkan semua bayangannya. Wanita itu sontak duduk dan meraih ponselnya.

Tampak di layar ada nama kontak my love sedang melakukan panggilan video. Siapa lagi orang itu kalau bukan Langit. Pria yang sangat dicintai olehnya, dan juga dicintai oleh adiknya.

"Halo, Sayang!" ucap Kaluna dengan nada suara yang lemas, tidak seceria seperti sebelum-sebelumnya.

"Kenapa suara kamu lemas? Dan kenapa wajahmu kusut seperti itu? Kamu baru nangis ya? Kamu masih kepikiran dengan yang tadi?" tanya Langit beruntun dari ujung sana.

Kaluna tidak menjawab sama sekali, karena bohong kalau dia jawab tidak.

"Sayang, kamu jangan terlalu memikirkan hal itu ya! Percayalah, aku tidak akan menyerah. Aku akan tetap berusaha untuk meyakinkan Om Baskoro dan Tante Soraya untuk menerima lamaranku," ucap Langit, sembari melemparkan senyum khasnya. Senyum yang biasa selalu bisa menenangkan hati gadis berusia 25 tahun itu.

Namun, entah kenapa kali ini senyum pria di ujung sana, tidak bisa bekerja dengan maksimal. Karena perasaan Kaluna tetap saja gundah.

"Sayang, kamu Kenapa sih? Kenapa diam saja?" suara Langit terdengar sangat lembut dan sedikit terayun saat memanggil 'sayang'.

"Aku tidak apa-apa, Sayang," akhirnya Kaluna berusaha untuk tersenyum. Walaupun senyumannya kini lebih mirip dengan seringai.

"Sayang, aku tahu kalau kamu sedang berbohong. Kamu pasti sedang memikirkan sesuatu kan? Dan itu pasti karena kamu merasa sedih dengan penolakan Om Baskoro dan Tante Soraya tadi. Bukannya aku sudah bilang, kamu tenang saja? Aku janji, kalau aku tidak akan goyah dan berpindah ke lain hati, hanya gara-gara penolakan itu. Aku akan cari cara sampai pernikahan kita disetujui. Karena wanita yang sangat aku cintai itu hanya kamu dan aku hanya ingin hidup denganmu, bukan dengan yang lain," ucap Langit panjang lebar dan penuh penekanan.

"Papa dan Mama tadi sudah setuju, Sayang," ujar Kaluna, tersenyum tipis.

"Serius, Sayang?" seru Langit dengan wajah berbinar bahagia. Namun, binar bahagia itu seketika redup begitu melihat raut wajah kusut Kaluna kekasihnya.

"Kalau sudah disetujui, tapi kenapa kamu tidak terlihat bahagia? Apa ada sesuatu yang membebani pikiranmu?" sudut alis Langit sedikit naik ke atas, menatap Kaluna dengan tatapan menyelidik dari layar handphone.

Kaluna sontak menggigit bibir bawahnya, pertanda kalau wanita itu sedang bimbang untuk mengutarakan niatnya. Wanita itu takut kalau Langit tidak akan bersedia kalau dirinya meminta agar mereka menikah dengan diam-diam sesuai permohonan mama dan papanya tadi. "Haish, apa yang harus aku katakan? Kalau aku katakan, bisa saja Langit mau untuk menikah diam-diam, tapi bagaimana dengan Om Leo dan Tante Mona? pasti kedua orangtua Langit menginginkan pesta pernikahan yang mewah, mengingat Langit adalah putra tunggal dan juga seorang pengusaha yang cukup diperhitungkan di negara ini," batin Kaluna gusar.

"Sayang, Kenapa masih diam? Apa kamu tidak mau menjelaskan kenapa kamu terlihat tidak bahagia?" suara Langit seketika menyadarkan Kaluna dari alam bawah sadarnya.

"Emm, Mama dan Papa memang sudah setuju, tapi dengan syarat kita menikah dengan diam-diam, apa kamu mau, Sayang?" akhirnya Kaluna memberanikan diri untuk berterus terang, karena bagaimanapun juga Langit memang harus tahu.

"Apa!" pekik Langit. Respon yang sudah bisa diduga oleh Kaluna sebelumnya.

"Apa papa dan mamamu itu sudah gila? Bagaimana mungkin sebagai orang tua meminta pernikahan putri mereka dilakukan dengan diam-diam? Bukannya sebagai orang tua, seharusnya bahagia dan menginginkan pernikahan dirayakan dan kalau boleh besar-besaran ya?" Langit berdecak lalu mengusap wajahnya dengan kasar.

"Em, aku tahu, Sayang. Tapi ini semua demi Qirani,"

"Demi Qirani? Apa hubungannya dengan adik kamu itu?" alis Langit bertaut, bingung.

"Mereka tidak ingin Qirani sedih, karena ternyata dia mencintaimu," Mata Langit membesar sempurna, terkesiap kaget mendengar kenyataan yang baru saja dia tahu itu.

"Alasan yang benar-benar bodoh! Mereka bisa memikirkan agar adik kamu itu tidak sedih, tapi mereka sanggup membuat kamu sedih. Kan bodoh namanya. Apa mereka tidak memikirkan kebahagiaanmu sama sekali? Tidak, aku tidak mau! Bagaimanapun kita harus menikah sesuai dengan yang kita rencanakan, tidak ada yang namanya diam-diam!" tegas Langit.

"Please, Sayang. Kita menikah diam-diam saja ya! tolong bujuk Tante Mona dan Om Leo," wajah Kaluna terlihat memelas sekarang.

Langit berdecak, kemudian mendengkus kesal. "Kamu ini Kenapa sih? Kenapa kamu juga tiba-tiba ingin menikah diam-diam? Kenapa kamu mau menuruti permintaan gila om Baskoro dan Tante Soraya? Apa mereka mengancammu?" tukas Langit, sengit.

Kaluna menggelengkan kepalanya, lemah. Kemudian wanita itu menceritakan semua Kenyataan yang sebenarnya terjadi pada Qirani dan alasan kenapa orangtuanya meminta agar pernikahan mereka dilakukan diam-diam.

Langit sontak tercenung. Pria itu terdiam untuk beberapa saat.

"Bagaimana, Sayang. Kamu mau kan?" tanya Kaluna memastikan.

Langit terlihat memejamkan matanya sekilas, lalu mengembuskan napasnya dengan sekali hentakan. "Baiklah, kalau itu memang yang terbaik. Aku akan mencoba membicarakan hal ini pada Mama dan Papa. Aku harap mereka akan setuju," pungkas Langit akhirnya.

"Terima kasih, Sayang. Terima kasih karena sudah mengerti!" ucap Kaluna sembari melemparkan senyumnya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Di sinilah Kaluna sekarang. Ia berdiri di depan sebuah pintu yang tertutup rapat. Ruangan yang selama ini tempat yang sama sekali tidak ingin dia masuki. Yakni kamar Qirani adiknya. Bukannya anti atau jijik, tapi lebih ke menghindari rasa sakit jika seandainya dia melihat kamar yang dimiliki adiknya itu lebih bagus dari kamar miliknya.

Dengan perlahan gadis cantik itu membuka pintu kamar Qirani. Aroma pengharum ruangan beraroma Apple dan Rose langsung menyeruak masuk ke hidung Kaluna. Memberikan sensasi tenang, karena aroma itu biasanya digambarkan untuk aromaterapi, membantu membersihkan udara, serta membantu meremajakan pikiran yang penat setelah bekerja.

Kaluna mengedarkan pandangannya ke segala penjuru, memindai setiap sudut ruangan kamar milik adiknya itu. Mata wanita itu seketika berhenti di depan sebuah pigura di atasnya nakas, photo yang ternyata photo Langit kekasihnya. Entah dari mana adiknya itu mendapatkan photo pria yang dicintainya itu. Sepertinya adiknya itu lupa untuk menyimpan photo itu, sebelum berangkat ke luar negeri.

Kaluna mengayunkan kakinya ke arah nakas dan meraih pigura itu. "Ternyata kamu secinta itu pada Langit. Bohong kalau aku bilang tidak sakit mengetahui kalau kamu mencintai pria yang aku cintai. Tapi, bolehkan aku egois kali ini. Aku tidak akan melepaskan Langit, karena dia hidupku, Qirani. Gumam Kaluna sembari meletakkan pigura itu kembali ke tempat semula.

Kemudian wanita itu menarik laci nakas itu dan melihat ada sebuah buku diary dengan sampul berwarna pink. Kaluna yakin kalau itu adalah milik adiknya, Qirani.

Ketika dia hendak meletakkan kembali Diary itu ke tempat semula, Kaluna seketika merasa bimbang. "Bagaimana ya? Kalau aku letakkan kembali, aku penasaran apa saja yang dituliskan sama Qirani di dalam diarynya ini," batin Kaluna bimbang.

"Arghhh, aku baca ajalah!" pungkas Kaluna seraya duduk di ranjang.

Tbc

Terpopuler

Comments

🍭ͪ ͩ𝕸y💞 |ㄚ卂卄 ʰⁱᵃᵗᵘˢ

🍭ͪ ͩ𝕸y💞 |ㄚ卂卄 ʰⁱᵃᵗᵘˢ

kayaknya cerita nya banyak mengandung bawah deh , dari awal dah kek nyesek bacanya 🤭

2023-11-13

6

Pujiastuti

Pujiastuti

akhirnya Kaluna panggil adik juga ke Qirani setelah sekian lama menunggu dipanggil adek sama kakanya

2023-10-22

0

Tatik R

Tatik R

seneng nya klo àkur bersaudara

2023-10-21

0

lihat semua
Episodes
1 Pernikahan yang mewah tapi hambar
2 Luapan kemarahan Kaluna
3 Memutuskan untuk pergi
4 Alasan sebenarnya
5 Menemukan Diary
6 Panggilan Adek
7 Kaluna pergi selamanya
8 Menunggu Langit
9 Tidak boleh makan sembarangan
10 Aku juga ingin lahir normal.
11 Kedatangan Mama Mona
12 Dokter Nathan
13 Ketakutan
14 Ke rumah sakit
15 Kamu subur kan?
16 Harus tetap periksa
17 Nasehat Rico
18 Mau bekerja
19 Mulai bekerja
20 Aku berharap bukan aku
21 Langit merasa panas
22 Melarang
23 Keanehan Langit
24 Rencana yang gagal
25 Memperingatkan Nathan.
26 Rencana Langit
27 Memasak untuk Qirani
28 Ungkapan hati Nathan
29 Tidak bisa menahan diri lagi
30 Kemarahan Baskoro
31 Langit frustasi
32 Tolong kasih aku satu kali lagi kesempatan
33 Sudah terlanjur sakit
34 Adu jotos
35 mabuk
36 Izinkan aku memperjuangkanmu
37 Jangan percaya padanya
38 Aku akan memperjuangkannya lagi.
39 Syarat Nathan
40 Sudah terlanjur
41 Claire
42 Tidak mau menggunakan uang dan kuasa
43 Memesankan makanan
44 Nathan mulai menuntut
45 Claire bertemu Qirani
46 Aku tidak mau bercerai
47 Rico melihat Nathan dan Claire
48 Langit tahu Nathan punya tunangan
49 Rencana licik Nathan
50 Bersandiwara lagi
51 Jebakan Nathan
52 Dugaan Langit
53 Nathan panik
54 Kita lihat saja nanti
55 Aku yang tidak mau
56 Aku tidak akan pernah mau bercerai
57 Nathan tidak berkutik
58 Baskoro dan Qirani tahu yang sebenarnya
59 Permintaan maaf Nathan
60 Keputusan Qirani.
61 Kembali ke rumah
62 Menghempaskan keraguan
63 Menarik gugatan cerai
64 I Love you
65 Ekstra part 1
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Pernikahan yang mewah tapi hambar
2
Luapan kemarahan Kaluna
3
Memutuskan untuk pergi
4
Alasan sebenarnya
5
Menemukan Diary
6
Panggilan Adek
7
Kaluna pergi selamanya
8
Menunggu Langit
9
Tidak boleh makan sembarangan
10
Aku juga ingin lahir normal.
11
Kedatangan Mama Mona
12
Dokter Nathan
13
Ketakutan
14
Ke rumah sakit
15
Kamu subur kan?
16
Harus tetap periksa
17
Nasehat Rico
18
Mau bekerja
19
Mulai bekerja
20
Aku berharap bukan aku
21
Langit merasa panas
22
Melarang
23
Keanehan Langit
24
Rencana yang gagal
25
Memperingatkan Nathan.
26
Rencana Langit
27
Memasak untuk Qirani
28
Ungkapan hati Nathan
29
Tidak bisa menahan diri lagi
30
Kemarahan Baskoro
31
Langit frustasi
32
Tolong kasih aku satu kali lagi kesempatan
33
Sudah terlanjur sakit
34
Adu jotos
35
mabuk
36
Izinkan aku memperjuangkanmu
37
Jangan percaya padanya
38
Aku akan memperjuangkannya lagi.
39
Syarat Nathan
40
Sudah terlanjur
41
Claire
42
Tidak mau menggunakan uang dan kuasa
43
Memesankan makanan
44
Nathan mulai menuntut
45
Claire bertemu Qirani
46
Aku tidak mau bercerai
47
Rico melihat Nathan dan Claire
48
Langit tahu Nathan punya tunangan
49
Rencana licik Nathan
50
Bersandiwara lagi
51
Jebakan Nathan
52
Dugaan Langit
53
Nathan panik
54
Kita lihat saja nanti
55
Aku yang tidak mau
56
Aku tidak akan pernah mau bercerai
57
Nathan tidak berkutik
58
Baskoro dan Qirani tahu yang sebenarnya
59
Permintaan maaf Nathan
60
Keputusan Qirani.
61
Kembali ke rumah
62
Menghempaskan keraguan
63
Menarik gugatan cerai
64
I Love you
65
Ekstra part 1

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!