20. Jejak Luka 13.

...~•Happy Reading•~...

Prita mengerti arti tatapan Enni padanya, sebab penampilan mereka yang sangat bersahaja, jika dibandingkan dengan ke 5 wanita yang sedang duduk di meja makan. Dia memegang lengan Enni untuk mengajaknya terus berjalan masuk ke ke dalam ruangan

"Ngga papa, ngga usah minder. Mereka sudah siap untuk layani tamu malam ini. Sapa saja mereka, sebab kau akan sering bertemu dengan mereka." Bisik Prita pelan, agar Enni bisa tenang.

"Eeee, eehh... Angin apa yang bisa membuat nuri terbang ke merak, nih..." Sebelum mereka menyapa, salah seorang wanita yang di meja makan berkata dengan suara keras sambil melihat Prita, dengan tatapan heran dan sinis.

Namun Enni menyapa mereka dengan mengucapkan selamat malam seperti yang diminta oleh Prita. Dia tidak mengerti maksud mereka, tapi dia merasakan aura negatif dari kelima wanita tersebut, saat melihat mereka masuk.

"Yaaaa, angin anginan... Apa bedanya nuri dan merak, jika cari makan dengan paru dan ngang*kang?" Ucap Prita tidak kalah sinis, lalu mengajak Enni duduk di kursi meja makan, tapi mengambil jarak dari kelima wanita tersebut.

"Yaaa, beda, dong... Makanan saja, beda. Merak selalu dapat makanan mewah dan enak."Jawab wanita yang nyinyir itu kepada mereka, sebab merasa levelnya di atas Prita dalam berbagai hal, termasuk makanan.

^^^Di rumah tersebut, Mami Sin mengelompokan mereka jadi dua kelompok. Merak (seperti Enni) dan nuri (seperti Prita dan Dinaa). Jadi jika pelanggan datang ke tempat tersebut, akan disesuaikan dengan permintaan dan tarif yang sudah ditentukan untuk mendapatkan pelayanan di tempat tersebut.^^^

"Ooh, iyaa... Hati-hati dengan makanannya. Kebanyakan makan enak, bisa kolestrol dan asam urst. Apa lagi obesitas, langsung ditendang keluar sebelum makan." Prita berkata lagi, sebab wanita tersebut mulai terlihat berbobot.

"Ayoo, makan Win. Makan yang banyak, supaya kuat. Sebentar lagi sayapmu dibuka, ada yang bulu matanya bisa terbang." Prita berkata pelan kepada Enni yang masih diam di sampingnya.

"Sudah, Meta. Makaaan. Ngga usah layani mereka. Sebentar lagi pelangganmu bisa pindah sarang lain, kalau kau terlambat pamer bulu-bulu indahmu." Ucap salah seorang wanita kepada Meta yang akan membalas ucapan Prita.

Prita tersenyum dalam hati mendengar wanita tersebut mengatakan Meta mau pamer bulu-bulu indahnya. 'Huuu... Sudah dandan dan berpakaian hebo saja, masih kalah cantik dari Windi.' Ucap Prita dalam hati, membandingkan Meta dan Enni.

"Kalian masih makan? Ini sudah jam berapa?" Tegur Mami Sinna yang tiba-tiba sudah masuk ke ruang makan, dengan nada suara yang sedikit tinggi.

^^^Mami Sinna agak emosi, sebab menjelang waktu buka dan pelangan datang, ruang pamer merak masih kosong. Sehingga Mami Sinna cari dan datang melihat mereka yang ada di ruang makan merak.^^^

"Maaf, Mami Sin... Tadi kenalan dulu dengan merak baru." Meta memberi alasan, agar tidak dimarahi oleh Mami Sinna.

^^^Mereka terlambat makan, sebab melihat Enni dan berpikir tentang kehadiran penghuni baru yang ditempatkan pada kelompok merak. Mereka yakin bukan Prita yang pindah ke merak, tapi sedang menemani penghuni baru. Apalagi melihat keadaan fisik dan usianya yang jauh lebih muda dari mereka berlima.^^^

"Cepat, cepaaattt... Tinggalkan makanan kalian. Sebentar lagi sudah ada tamu. Seperti orang baru yang belum tahu waktu." Ucap Mami Sinna sambil menepuk tangan, menyuruh kelima wanita tersebut untuk berdiri dari meja makan.

^^^Mereka berlima sudah harus stand by di ruang pamer merak, agar jika pelanggan datang sudah bisa melihat mereka di balik kaca. Nanti mereka akan dipilih sesuai selerah pelanggan yang datang.^^^

^^^Begitu juga dengan kelompok nuri. Mereka semua sudah stand by di ruang pamer nuri, kecuali Prita yang sedang ditugaskan untuk menemani Enni.^^^

^^^Prita ditugaskan oleh Mami Sinna menemani dan mengajari Enni, sebab dia lebih dewasa dan sabar menghadapi teman-teman di kelompok nuri. Sedangkan yang ada di kelompok merak, tidak bisa lakukan tugas seperti itu.^^^

"Prita, temani Winda makan dan nanti bawah dia ke ruang nonton." Ucap Mami Sinna kepada Prita setelah kelima wanita tersebut meninggalkan ruangan makan.

"Siap, Mami Sin..." Ucap Prita, lalu memberikan isyarat kepada Enni yang masih diam di sampingnya untuk makan.

"Mau kemana, Mba?" Tanya Enni yang belum mengerti maksud ucapan Mami Sinna.

"Makan saja, dulu. Nanti setelah makan, baru kita bicarakan." Prita berkata pelan, lalu menyendok nasi dan ambil lauk untuknya. Enni mengikuti yang dilakukan Prita, lalu mereka makan dalam diam.

Setelah makan malam, mereka berdua kembali ke kamar Enni untuk bicarakan kegiatan yang akan dilakukan selanjutnya. "Win, istirahat sebentar sambil pilah pilih, baju yang harus dikenakan." Prita berjalan ke lemari pakaian di kamar Enni, lalu membukanya. Dia memilih baju yang akan dikenakan Enni.

"Win, pakai ini, ya. Nanti bersikap santai saja, jika bertemu dengan yang lain. Coba belajar santai, agar tidak berat ke depan." Ucap Prita, sambil memberikan celana jeans dan t-shirt kepada Enni.

"Iya, Mba. Makasih..." Ucap Enni sambil mengambil yang diberikan Prita kepadanya. Dia segera masuk ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya.

"Sudah siap...?" Tanya Prita saat melihat Enni keluar dari kamar mandi.

"Sudah, Mba..." Jawab Enni, lalu meletakan pakaian yang diganti di atas kursi meja rias.

"Sedikit rapiin rambut dan bedakin wajahmu. Pakai saja yang ada di meja rias." Ucap Prita kepada Enni, sebab mereka akan bertemu dengan orang lain.

Melihat Enni ragu-ragu, Prita mengambil sisir, lalu menyisir rambut Enni. "Saya menggunakan ini saja." Enni hanya mengambil bedak tipis dan tidak mau didandani seperti para wanita yang ditemui di ruang makan.

"Ok, mari kita pergi..." Prita mengambil kunci kamar, lalu mengajak Enni keluar kamar.

"Mba, kita akan bertemu dengan penghuni lain seperti tadi?" Tanya Enni sambil mereka jalan ke ruangan yang dimaksudkan Mami Sinna.

"Aku belum tau. Nanti kita lihat saja, sebab jam begini biasanya pada melayani tamu." Jawab Prita sambil jalan di samping Enni.

Saat masuk ke ruangan, mereka melihat beberapa orang wanita sedang duduk di dalam ruangan nonton yang dimaksudkan oleh Mami Sanni tapi orangnya belum terlihat.

Enni menyapa seperti yang diajarkan Prita, saat mereka masuk ke ruang makan. Ketiga wanita yang ada dalam ruangan itu hanya melihat, tanpa membalas salamnya, tapi tidak mengalihkan pandangannya dari Enni.

"Duduk saja. Ngga usah hiraukan mereka. Mereka baru di sini juga sepertimu. Cuma tinggal di tempat sepertiku dan Dinaa." Prita berkata pelan, lalu mengajak Enni duduk agak jauh dari ketiga wanita tersebut.

Beberapa saat kemudian, Mami Sinna masuk ke ruangan. "Kalian dikumpulkan untuk belajar cara menghibur para tamu yang datang ke sini." Ucap Mami Sinna sambil berdiri di depan mereka. Semua yang ada dalam ruangan mengiyakan, termasuk Enni.

Mami Sinna menyalakan televisi dalam ruangan, lalu duduk di antara kelima wanita dalam ruangan itu. Enni jadi mengerti yang dimaksudkan Mami Sinna, mereka akan mengisi waktu dengan menonton film.

Namun saat film mulai terlihat di layar televisi, Enni sangat terkejut. Sebab di layar televisi dia melihat berbagai pasangan sedang melakukan hubungan in*tim. Dia segera berlari keluar ruangan tanpa berkata apa pun kepada Prita atau Mami Sinna.

...~▪︎▪︎▪︎~...

...~●○¤○●~...

Terpopuler

Comments

🏘⃝Aⁿᵘ𝐀⃝🥀му𒈒⃟ʟʙᴄ𝐙⃝🦜ˢ⍣⃟ₛ

🏘⃝Aⁿᵘ𝐀⃝🥀му𒈒⃟ʟʙᴄ𝐙⃝🦜ˢ⍣⃟ₛ

apa ini Thor kenapa maenannya bulu-bulunya😂😂

2023-12-19

3

🏘⃝Aⁿᵘ𝐀⃝🥀му𒈒⃟ʟʙᴄ𝐙⃝🦜ˢ⍣⃟ₛ

🏘⃝Aⁿᵘ𝐀⃝🥀му𒈒⃟ʟʙᴄ𝐙⃝🦜ˢ⍣⃟ₛ

halah-halah mbak gaya bener orang sama-sama jadi kandang burung aja😅

2023-12-19

3

☠ᵏᵋᶜᶟ Fiqrie Nafaz Cinta🦂

☠ᵏᵋᶜᶟ Fiqrie Nafaz Cinta🦂

itu film kakek sugionooooo.. eni takut.

2023-11-20

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!