Apa Aku Melakukan Kesalahan?

...“Something wrong? Apa aku melakukan kesalahan?” – Leonidas Salvatore...

Sejak Leon meninggalkan Bianca di apartemen sendirian, ia hanya bisa menghubungi gadis itu melalui ponselnya. Namun Bianca jarang merespon pesan bahkan tak pernah mengangkat panggilan Leon. Hal itu membuat ia merasa aneh dengan kejanggalan tersebut.

Apa Bianca masih belum bisa melupakan Rey sehingga gadis itu belum bisa menerima dirinya? Atau … ia terlalu agresif sampai-sampai Bianca merasa risih? Pikir Leon menerka-nerka sembari mengeringkan rambutnya di kamar mandi.

Usai mengeringkan rambutnya, Leon beranjak keluar. Dari tempat ia berdiri, ia dapat melihat sepasang stelan jas hitam dilengkapi dasi dan kemeja putih yang sudah tertata rapi di atas ranjangnya. Siapa lagi yang menyiapkan itu kalau bukan Bianca, sekretaris pribadinya?

Leon bergegas mengenakan pakaiannya. Tapi, saat ia memakai kemeja putih, ia mengurungkan niat untuk mengancingnya sendiri. Ia bergegas keluar dari kamar dengan kemeja yang masih belum dikancingkan.

“Bi ….”

“Bianca ….”

Leon keluar dari kamar sambil memanggil nama gadis itu. Belum sempat Bianca menyahut, Leon langsung melihat gadis itu sedang di dapur menyiapkan sarapan untuknya.

“Sebelum ke sini, aku membeli roti dan beberapa bahan lainnya untuk memasak sarapan,” ucap Bianca sambil sibuk memasak omlet di atas teflon.

Gadis yang mengenakan dress formal berwarna cream itu terlihat manis di dalam ikatan celemek yang ada di tubuhnya. Terlebih lagi saat itu ia mengikat rambutnya dengan rapi seperti biasanya untuk bekerja. Makeup tipis yang ia poleskan hari ini memberikan kesan segar dan cerah.

“I miss you,” bisik Leon yang tiba-tiba saja sudah berada di belakang Bianca dan memeluk tubuh gadis itu dari belakang.

“Kamu sibuk ngapain sih sampai mengabaikanku selama 2 hari?” tanya Leon sambil mendaratkan dagunya ke bahu Bianca.

“Leon, nanti pakaianmu bau asap dapur.” Bianca menggerakkan bahu kanannya seolah-olah sedang mengusir Leon secara halus.

“Never mind. Bajuku ada banyak,” sahut Leon. Pria itu menghirup aroma wangi dan manis dari tubuh Bianca. Kemudian ia mengecup lembut tengkuk gadis itu. “Kamu pakai parfum apa? Hmm? I like the smell.”

Bianca menghela nafasnya menahan perasaan yang rasanya ingin meledak. Bukan karena ia kesal karena di cium, tapi karena ia takut tak bisa menahan diri dan kembali terjatuh dalam permainan pria itu. Ia bergegas mematikan kompor. Kemudian membalikkan tubuhnya menghadap ke arah Leon.

“Tubuhku akan terkena panas kalau kamu masih berdiri di sini,” ucap Bianca dengan senyum yang palsu.

Mendengar ucapan Bianca, Leon langsung mengambil langkah mundur sebanyak tiga langkah. Kemudian ia merentangkan kedua tangannya sambil matanya memberikan isyarat menatap ke bawah ke arah kemeja yang belum di kancing. Wajah pria itu terlihat seperti anak anjing yang sedang memohon dengan sangat menggemaskan.

Bianca mengerti dengan apa yang Leon maksud. Ia menuju washtafel untuk mencuci tangan. Lalu ia mengeringkan tangannya menggunakan tisu, dan ia mendekat ke arah Leon.

Cup!

“Morning, My Angel,” sapa Leon usai mendaratkan sebuah kecupan selamat pagi kepada Bianca.

Bianca hanya diam dan tak menggubris tindakan Leon. Ia fokus mengancingkan kemeja Leon dengan senyuman palsu agar terlihat profesional sebagai seorang sekretaris.

“Bi?” Leon mendekatkan dan mensejajarkan wajahnya ke wajah Bianca. Kemudian ia menatap dalam ke arah kedua bola mata hazel gadis itu. “Something wrong? Apa aku melakukan kesalahan?”

“Ya! Kau melakukan kesalahan! Kau mempermainkanku! Bahkan kau meninggalkan ku demi mengejar wanita itu!” sungut Bianca dalam hati.

Cup!

Lagi-lagi Leon mengecup bibir gadis itu.

Bianca mendelik dengan alis dan dahi yang mengkerut. “Ntar lipsticknya hilang.”

“Tinggal pakai lagi, ‘kan?”

Pria itu selalu bisa menjawab dan membuat Bianca tak bisa melawan. Ia bergegas membalikkan tubuhnya untuk membelakangi Leon. Kemudian ia berjalan dan membuka lemari dinding atas untuk mengambil gelas. Ia menjinjitkan kakinya untuk meraih gelas yang tinggi.

Leon yang melihat hal tersebut, ia tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. Ia mendekat ke arah Bianca dan mengambil 2 buah gelas yang ingin gadis itu ambil. Tentu saja tindakan Leon itu membuat kedua tubuh mereka menjadi saling berdempetan bahkan perut Bianca sampai tertekan ke depan.

“Bianca.” Leon menyebut nama gadis itu dengan lembut. Ia meletakkan kedua gelas tadi ke atas meja di mana Bianca sedang terpojok. Kemudian ia memeluk tubuh gadis itu dengan erat dari belakang. “Apa hari ini kita nggak usah ke kantor? Hmm?”

Bianca langsung membalikkan badannya. Ia menatap tajam ke arah Leon. “No. Hari ini ada rapat bulanan. Lagian, kamu juga belum kenalan dengan semua jajaran direktur—”

“Iya, iya,” sahut Leon tak bersemangat, “kalau begitu tolong pakaikan dasiku.”

“Baiklah,” sahut Bianca sambil melengos meninggalkan Leon yang masih berdiri keheranan di dapur. Ia bergegas menuju kamar untuk mengambil dasi, kemudian ia melihat Leon yang berjalan memasuki kamar dan mendekat ke arahnya.

Saat Bianca mengalungkan dasi di leher pria itu, Leon langsung menahan kedua tangan Bianca sembari menatap gadis itu dengan sangat dalam.

“Kamu belum menjawab pertanyaanku,” ucap Leon saat ia melihat Bianca menatap tajam ke arahnya.

“Leon, bersikaplah seperti seorang atasan,” tegas Bianca dengan raut wajah yang cukup membuat Leon tersentak.

Apa yang terjadi pada gadis itu? Apa ia melakukan kesalahan? Atau ada sesuatu yang membuatnya tak senang? Leon tak henti-hentinya menerka-nerka apa yang sedang terjadi pada Bianca. Sementara itu, Bianca sibuk memasangkan dasinya tanpa berbicara sepatah katapun.

Pagi itu dilalui dengan suasana yang suram oleh keduanya. Bianca yang sibuk dengan argumennya sendiri dan Leon yang sibuk memikirkan kesalahan apa yang sudah ia lakukan?

Setibanya mereka di kantor, Bianca kembali ke meja kerjanya yang berada di depan ruangan CEO. Mejanya bersebelahan dengan Alfred.

“Mba, barusan sekretaris dari Aksa Group membuat janji makan siang dengan Pak CEO,” ucap Alfred menginformasikan kepada Bianca. “Jadi Mba nggak usah pesan makan siang, ya?”

“Sekretaris Aksa Group?” tanya Bianca memastikan. “Berarti, Pak Roby? Mertua Pak Rein?”

Alfred mengangguk mengiyakan ucapan Bianca. “Katanya sih ada hal penting yang mau dibicarakan.”

...🫧🫧🫧...

...BERSAMBUNG…...

Terpopuler

Comments

Rita

Rita

tapi gengsi nanya harus peka

2023-10-17

1

Rita

Rita

lg cemburu gaje dan butuh penjelasan dr kamu

2023-10-17

1

Yuli Yanti

Yuli Yanti

lanjuttt kak.....di tunggu next nya

2023-10-17

1

lihat semua
Episodes
1 Only One Night
2 Forget That Guy
3 Bermainlah Dengan Benar
4 Bibir Merah Itu ...
5 Sekretaris Pribadi adalah Istri Atasan
6 Janji yang Tertinggal di Paris
7 You Broke Me First
8 Masa Lalu Itu Datang Lagi
9 Find Another Woman
10 Jangan Memancingku!
11 Only You
12 Jangan Bertemu Dengannya!
13 It's Not Your First!
14 Beside You, I'm Happy
15 Perempuan Itu Harus Agresif
16 Apa Aku Melakukan Kesalahan?
17 Gadis Yang Ku Ajak Serius
18 Calon Mertua
19 Itu Privasiku
20 Kesalahpahaman Reinhard
21 Bermain Peran
22 My Aggressive Bos! - Part 1
23 My Aggressive Bos! - Part 2
24 My Aggressive Bos! - Part 3
25 Aku Tak Ingin Kecewa ... Lagi
26 Kekasih Leonidas Salvatore
27 Memperjelas Semuanya
28 Olahraga Pagi ...
29 Gadis Bermuka Dua
30 Mencintai Dalam Keheningan
31 Aku Tak Begitu
32 Aku Harus ke Amerika
33 Si Anak Magang
34 Reinhard Kembali
35 I Want You
36 Ingin Menguasai Salvatore
37 Aku Harus Segera Kembali
38 Tanpa Pamrih
39 Siapa Pria Beruntung Itu?
40 Maaf ... Aku Terlambat
41 Kau Akan Menjadi Milikku
42 I Like You and I Want You
43 Bertahanlah Sampai Aku Datang
44 Tunggu Aku Pulang
45 Hilangnya Kesabaran Reinhard
46 Bahasa Manusia
47 Rasa Itu Ada Sejak Dulu
48 Berhentilah Bersandiwara
49 Gentleman
50 Terima Kasih Sudah Bertahan
51 Aku Ini Kaya dan Berkuasa
52 Mengkhawatirkan Hal Yang Tak Perlu
53 Stay With Me, Hmm?
54 Sarapan Buatanmu
55 Kau Telah Mengkhianati Anakku!
56 Amarah Bella Membabi Buta
57 Pelakor vs Istri Sah
58 Apa Aku Jahat?
59 Semua Sudah Terlambat
60 Ancaman Reinhard
61 Anya ... Berbahagialah
62 Nyonya Salvatore
63 Breaking News!
64 Cobalah Mengenal Cinta
65 Ayah Darurat Untuk Janinku
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Only One Night
2
Forget That Guy
3
Bermainlah Dengan Benar
4
Bibir Merah Itu ...
5
Sekretaris Pribadi adalah Istri Atasan
6
Janji yang Tertinggal di Paris
7
You Broke Me First
8
Masa Lalu Itu Datang Lagi
9
Find Another Woman
10
Jangan Memancingku!
11
Only You
12
Jangan Bertemu Dengannya!
13
It's Not Your First!
14
Beside You, I'm Happy
15
Perempuan Itu Harus Agresif
16
Apa Aku Melakukan Kesalahan?
17
Gadis Yang Ku Ajak Serius
18
Calon Mertua
19
Itu Privasiku
20
Kesalahpahaman Reinhard
21
Bermain Peran
22
My Aggressive Bos! - Part 1
23
My Aggressive Bos! - Part 2
24
My Aggressive Bos! - Part 3
25
Aku Tak Ingin Kecewa ... Lagi
26
Kekasih Leonidas Salvatore
27
Memperjelas Semuanya
28
Olahraga Pagi ...
29
Gadis Bermuka Dua
30
Mencintai Dalam Keheningan
31
Aku Tak Begitu
32
Aku Harus ke Amerika
33
Si Anak Magang
34
Reinhard Kembali
35
I Want You
36
Ingin Menguasai Salvatore
37
Aku Harus Segera Kembali
38
Tanpa Pamrih
39
Siapa Pria Beruntung Itu?
40
Maaf ... Aku Terlambat
41
Kau Akan Menjadi Milikku
42
I Like You and I Want You
43
Bertahanlah Sampai Aku Datang
44
Tunggu Aku Pulang
45
Hilangnya Kesabaran Reinhard
46
Bahasa Manusia
47
Rasa Itu Ada Sejak Dulu
48
Berhentilah Bersandiwara
49
Gentleman
50
Terima Kasih Sudah Bertahan
51
Aku Ini Kaya dan Berkuasa
52
Mengkhawatirkan Hal Yang Tak Perlu
53
Stay With Me, Hmm?
54
Sarapan Buatanmu
55
Kau Telah Mengkhianati Anakku!
56
Amarah Bella Membabi Buta
57
Pelakor vs Istri Sah
58
Apa Aku Jahat?
59
Semua Sudah Terlambat
60
Ancaman Reinhard
61
Anya ... Berbahagialah
62
Nyonya Salvatore
63
Breaking News!
64
Cobalah Mengenal Cinta
65
Ayah Darurat Untuk Janinku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!