Bab 35.

Mendengar sorakan dari teman sekelas membuat Faros merasa tertantang. Dia turun dari atas meja " Yohan gue pijam gitarnya."

Yohan memberikan gitar kepada Faros, Faros duduk di kursi tak jauh dari para dkk dan Yohan.

"Lihat saja gue yakin Lo Lo pada bakal tercenganga mendengar suara gue." Faros dengan berbangga diri dihadapan temen sekelasnya.

Faros menarik nafas dalam-dalam

"Buruuuuan!" desak Elang.

"Ya elak sabar lah baru juga nafas," decak Faros.

"Nyanyi aja pake lama banget," gerutu Bima.

"Eh bang Lo bernafas dibumi pake apa? korbohidra," cibik Faros masih dalam perdebatan.

"Ya oksigen lah ," Jawab Flix dengan enteng.

"Itu tahu bernafas butuh proses juga," tambah Faros.

"Sudah sudah kapan Lo nyanyi nya Faros Ros Ros, dan Lo pada mending diam dengar kan anak sebagus apa dia nyanyi jika bagus kita juga yang menikmati tapi jika jelek ..." Yohan mengantung ucapan nya.

"Jika jelek?" tanya Faros.

"Siap siap aja tangung akibatnya." Yohan terseyum tipis.

Baik Elang, Bima, Flix dan Faros tak mengerti arti dari senyum Yohan. Mereka hanya saling pandang satu sama lainnya.

"Baiklah gue mulai nih," ujar Faros.

Faros kembali memetik senar gitarnya dan mulai menyanyikan satu bait lagu.

"BENTAR"

"Gimana lagi sih anying" ujar Elang lelah.

"ANJING" sambung Faros membuat mata Elang terbelalak begitu juga dengan Yohan dan seisi kelas serta ketiga sahabatnya lainya.

"Berani Lo sama gue?" tanya Elang.

"ENGGA, ENGGA"

"Nah pinter Lo" ujar Elang.

"MENDINGAN GUE, NONGKI KETEMPAT KOPI" nyanyi Faros sambil semakin asyik memainkan gitarnya.

"Ajak gue juga nyett!! sahut Bima di angguki Yohan, elang dan Flix.

"NYALAHIN WIFI, STALKINGIN DOI"

"Eh Faros tak roksi Tina roksi, kapan Lo punya doi hah!!?"

"Sadar Rossss bapakkk Lo nonton di rumahhh. Emang udah waktunya bapak Lo tau semuanyee Ross Ross" ujar Flix.

"BERHARAP GUE JADI JODOHNYA,, AAAAA" lanjut Faros.

Dia tak mempedulikan ocehan dari para sahabat dan asik bernyanyi dengan gitar. Teman kelas pada cekikikan melihat Faros bernyanyi membuat sahabatnya pada berdebat.

Yohan mengusap wajahnya lelah dengan tingkah ke-empat temanya itu.

"Mana mungkin Lo jadi jodoh nya Ross" ledek Elang sambil tertawa renyah.

"ENGGAK MUNGKIN" lanjut Faros.

"Nah itu Lo tahuuu" Elang mengancung dua jempolnya ke arah Faros.

"I REALLY REALLY REALLY REALLY REALLY REALLY LIKE YOU"

"Heh!! najisss bangsatt!! gue masih lurus" pekik Flix kaget saat bait lagu yang dinyanyikan Faros dihadapan Flix.

"YOU WANT ME!"

"Kagak anjing" Flix bergedik ngeri melihat tingkah Faros.

"I WANT YOU" sambung Faros.

"YOU WANT ME TOO"

"Tuhan dosa apa yang Flix lakuin sampeh - sampeh harus engkau jodohkan dengan manusia jelmaan seperti ini" teriak Flix penuh drama.

Faros menghentikan nyanyian dan mengakat gitar ke atas mulai mengambil ancang-ancang mengejar Flix.

"Kurang ajar Lo Flix!" geram Faros mengerjar Flix yang sudah lari duluan.

Terjadi kah aksi saling mengejar satu sama lain di kelas. Semua teman dikelas pada menertawakan tingkah konyol Faros dan Flix.

Jangan ditanya Yohan sudah sangat lelah menghadapi tingkah keduanya dia bahkan mendesah kasar.

"Mereka bisa konyol juga ku pikir cuman stay sok cool ya walaupun cuman Yohan, Bima, dan Elang sih yang cocok stay cool gitu," ucap Bella yang sedari tadi memperhatikan tingkah Yohan dan dkk.

Feby terseyum melihat pemandangan kelas yang begitu ramai karena aksi dari Faros dan Flix yang saling mengejar satu sama lain.

Feby mengalihkan pandangannya ke arah luar kelas. Kebetulan buniamin lagi lewat dan berhenti di depan pintu kelas IPA 2.

Feby terseyum malu - malu kucing buniamin atau buni melirik sana kemari untuk mengecek situasi. Buni mengisyaratkan dengan jari agar Feby menemuinya di taman sekolah.

Feby melirik sana kemari agar para besty tidak melihat dan merasa curiga. Setelah mengecek situasi aman Feby membalas dengan tangan tanda Oke.

Buni langsung ke taman sekolah agar tidak saling berpapasan supaya tidak ada yang curiga. Feby lekas pergi meninggalkan kelas sebelum para Besty nya mencari diri dan masih dengan keasikan mereka masing -masing.

"Buni!"

Suara Feby membuat buni sangat senang Feby menghampiri buni di bangku taman sekolah.

"Ada apa? kenapa memanggil ku kesini? harus cepat ya karena baku takut teman - teman ku nyariin," ucap Feby.

"Aku cuman mau minta no wa mu bisa?"

Feby mengkerut kening nya

"Untuk apa?" tanya Feby.

"Ya untuk menghubungi mu lah." buni tertawa renyah.

"Oh iya baiklah berikan hp mu akan ku ketik," tintah Feby.

Buniamin memberikan hp ke Feby agar mengetik no wa nya.

"Ini udah selesai." Feby menyerahkan hp buniamin kembali.

"Ingat hubungi aku jangan malam kali karena hp ku bisa aja di cek sama Abang ku," pesan Feby.

"Aku mengerti." buniamin mengaguk paham.

"Aku harus kembali ke kelas ya dada ... dada buni." Feby melambaikan tangan ke buniamin di balas buniamin lambaian juga

Feby duduk di bangku milik sambil bersuka ria. " Eh Feby tadi kau habis dari mana? kok tadi kulihat tidak ada?"

"Emmm itu habis dari toilet, ya dari toilet," jawab Feby.

"Emang kenapa?"

"Gak kenapa - Napa sih sebenarnya," ujar Nadisa.

"CEK, CEK, CEK UNTUK SISWI BERNAMA BELLA LESTARI HARAP KERUANGAN WALI KELAS KARENA ADA YANG HARUS DI SAMPAI KAN SANGAT PENTING!"

"SEKALI LAGI KAMI MEMANGGIL SISWI BERNAMA BELLA LESTARI DARI KELAS 10 IPA2 HARAP SEGERA KERUANGAN WALI KELAS. TERIMA KASIH!"

"Eh bel kau dipanggil tuh!" seru Karina.

"Ada apa ya kok aku di panggil keruang wali kelas kita?"

"Mana ku tahu" Karina mengangkat kedua bahunya," mending bel kau segera kesana segera mungkin," ujar Karina.

"Baiklah aku segera kesana." Bella bangun dari tempat duduknya dan bergegas menuju keruang wali kelas.

Yohan yang melihat itu dia mengikuti Bella keluar juga. Bella masuk ke dalam ruangan wali kelas sedangkan Yohan menunggu didepan pintu.

"Ya Bu tadi ibu memanggil saya?"

"Iya nak tadi mamak mu menelepon pihak sekolah bahwa bapak mu mengalami kecelakaan dan sekarang ada dirumah sakit. Jadi pihak sekolah mengizinkan mu untuk pulang," ujar Wali kelas.

Mata Bella terbelalak bahkan dia menutup mulut saking syok dan butiran kristal mengalir sudut matanya. Wali kelas berdiri dan mengelus pundak murid nya untuk memberikan kekuatan disaat murid lagi dalam keadaan yang tak baik baik saja.

"Bel sebaik kamu membereskan buku-buku dan tas biar ibu yang antar kamu kerumah sakit hemmm," kata wali kelas nya dengan lembut.

Yohan dengan segera bersembunyi saat Bella dan wali kelas menuju keluar.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!