Bab 33.

POV IKHSAN

"Hufff kenapa harus hujan selebat ini sih," gerutu Ikhsan.

Ikhsan melihat hujan dari kaca mobilnya yang amat lebat sampai - sampai mengganggu penglihatan dalam mengendarai mobilnya.

"Nasib - nasib udah disuruh beli martabak dalam hujan gini hadeh," keluh Ikhsan.

Sampai lah Ikhsan ditukang penjual martabak" Bang beli satu martabak nya rada coklat." Ikhsan memesan martabak sambil mengeluarkan uang dalam dompet.

"Siap." kebetulan martabaknya sudah jadi dari berbagai aneka rasa hingga tak butuh waktu lama untuk menuggu pesanan.

"Ini bang martabak nya jadi 15 ribu aja bang," ucap penjual martabak menyerahkan pesanan pelanggannya.

"Ini bang uang nya." Ikhsan mengambil pesanan ke penjual martabak setelah memberikan uangnya.

Ikhsan berlari ke mobil melindungi martabak pesanan mama agar tidak basah oleh air hujan yang amat deras.

"Akhirnya dapat juga martabak," ujar Ikhsan dengan senang dia lekas menjalankan mobilnya kembali ke rumah.

"Hujan nya kapan berhenti sih kok dari tadi kagak berhenti malah tambah deras ditambah kilatan petir juga." Ikhsan melihat langit- langit begitu banyak kilatan petir.

CIIIIIIIT

Ikhsan mengerem mendadak karena dihadapan ada sebuah motor yang jatuh. Ikhsan terbengong dan terdiam dia cukup amat terkejut ada pengendara motor yang mengalami kecelakaan.

Ikhsan melihat sekeliling sekitarnya, amat sepi tidak ada siapa pun di persimpangan itu. "Astaga ada orang yang mengalami kecelakaan tapi sama sekali tidak ada yang nolongi," menolog Ikhsan dia keluar dari mobilnya.

Di hampiri lah pengendara motor tersebut yang tergeletak tertimpah motor. "Bapak! pak anda mendengar saya," panggil Ikhsan mencari tahu apakah korban masih hidup atau sudah meninggal.

Mendengar suara lenguhan kecil segera Ikhsan mengambil tindakan, dia bangunkan dulu motor yang menimpah korban lalu baru mengrakul korban untuk masuk ke dalam mobil.

Agar segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan dengan segera. "Loh bapak nya Bella ya Allah pak!" pekik Ikhsan kaget mengenali siapa orang yang mengalami kecelakaan.

"Bapak bertahan ya kita kerumah sakit segera," ucap Ikhsan merangkul dan membawa bapak Bella masuk kedalam mobil nya.

Sebisa mungkin Ikhsan melaju dengan sangat kencang perasaan amat khawatir dengan keadaan Bapak Bella yang kian sudah tak sadarkan diri. Ikhsan lupa bahwa hujan begitu deras membuat sedikit licin jalanan beraspal itu.

KCIIIIIIT

Ikhsan berhasil membawa mereka berdua datang dengan cepat kerumah sakit dengan selamat walaupun Ikhsan udah kayak kesetanan membawa mobilnya.

Ikhsan bergegas keluar dari mobil dan berteriak memanggil petugas media dimana dia berkerja.

"SUSTER ... SUSTER BAWA KAN BRANKAR CEPAT!" teriak Ikhsan.

Para suster dan perawat berlari sambil mendorong brankar menuju pintu masuk rumah sakit. Satpam dan Ikhsan menggotong bersama mengakat tubuh bapak Bella.

Brankar sudah ada di hadapannya

"Satu ... dua ... tiga." hitungan ketiga tubuh bapak Bella sudah diberankar didorong bersama para perawat dan suster menuju ruang operasi.

"Suster siap kan semua saya bersiap untuk melakukan operasi," perintah Ikhsan.

"Jadi Dokter Ikhsan yang memimpin operasi ini? bukan nya dokter Ihksan lagi libur ya?" tanya suster yang di ambang pintu operasi.

"Tidak saya yang bakal pimpin operasi." Ikhsan pergi terlebih dahulu ke bagian administrasi lalu ke ruangan kerja untuk berganti jas operasi.

Lalu mencuci tangan dengan memakai hand rub berbasis alkohol atau pun dengan sabun dan air mengalir. Itu dilakukan sebelum operasi maupun sesudah operasi.

Setelah itu Ikhsan mengangkat kedua tangan agar tidak menyentuh apa pun saat sesudah cuci tangan, Ikhsan masuk ke ruang operasi.

**********

Pagi hari nya seperti hari biasanya Bella melakukan rutinitas. Merapikan tempat tidur terlebih dahulu baru mandi. Setelah mandi Bella memakai seragam sekolah dan segera berpamitan dengan mamaknya.

"Mak Bella pamit sekolah ya!" teriak Bella di teras rumahnya.

"Tunggu!"

"Ini uang jajan Luh." Mamak memberikan uang 10 ribu ke Bella.

Bella pengambil uang pemberian mamak nya," makasih Mak."

Bella melanjutkan kembali memakai sepatu, Mamak melirik sana kemari menunggu suaminya pulang karena semalam Mamak Bella tidak bisa tidur memikirkan suami.

"Mamak menunggu siapa?" tanya Bella yang sudah bersiap mau berangkat sekolah dengan mengendong tasnya di punggung.

"Ini bapak mu dari semalem kagak pulang biasa jam 6 udah pulang lah sampai sekarang belum pulang juga," cemas mamak Bella memikirkan suaminya yang tak kunjung pulang.

"Jadi bapak belum pulang Mak, mungkin entar lagi Mak bapak pulang mana tahu lagi sangat sibuk." Bella menenangkan mamak dengan kata - kata.

"Benar juga kata mu bel, ya udah gih berangkat sekolah entar telat loh," ucap mamak.

"Ya udah Bella berangkat ya Mak, assalamualaikum," salam dan sambil menyalami punggung tangan mamaknya.

"Iya waalaikum salam," jawab mamak Bella tersenyum hangat ke putri sematang wayang.

Mamak Bella menatap anak yang sudah jauh dari pandangan mata. Mamak Bella terdiam sesaat dia masih memikirkan suami yang belum pulang dari kerja lembur.

"Huff sebaiknya aku masak mana tahu bapak ke pulang saat masak, berdiam diri gak akan buat tenang entar bapak ke malah kelaparan gak ada lauk hihihi," cekikikan mamak masuk kedalam rumah.

Di sekolah

Bella masuk ke dalam kelas dan meletakkan tasnya di meja.

"Bellaaaa!" pekik kelima Besty nya memeluk Bella bersamaan.

"Akhirnya bel kau masuk juga sekolah kami kangen tahu," ucap Fauziah.

"Iya bel gak ada kau disekolah gak ada kawan contekan aku," cemberut Karina menatap Besty penuh rindu.

"Iya bel jika gak ada kau disini beh suasana sepi ya kan?" tanya Nadisa meminta pendapat para Besty nya.

"Ulu ulu ulu para Besty sini peluk lagi biar lepas rindu nya." Bella merentang kan tangan agar para besty bisa memeluk semua.

Di saat bersamaan datang Yohan masuk kekelas diikuti para cs dkk. Bella dan para besty berpelukan kayak teletabis.

Yohan membinar melihat gadis yang beberapa hari ini membuat diri sangat kesepian. "Kau udah bersekolah lagi bel, aku cukup senang bisa melihat mu," batin Yohan mata nya tak lepas dari menatap Bella.

Bug

Yohan tak sengaja menabrak meja di samping saking fokusnya melihat Bella.

"Aduuuuuh sakit sekali," ringis Yohan memegang kaki nya.

Semua orang di kelas pada menatap Yohan yang kesakitan karena menabrak meja. "Bro Lo gak papa kan?" tanya Elang.

Para dkk Yohan pada menghampiri Yohan" Gue gak papa kok hanya sedikit sakit di bagian lutut aja," jawab Yohan duduk di bangku miliknya.

Bella kembali menolehkan badan kedepan setelah melihat Yohan tadi begitu juga dengan para Besty kecuali Nadisa yang tampak cemas.

"Yohan kenapa tadi sampai menabrak meja?" tanya Faros penasaran.

Muka Yohan memanas dia jadi kegagapan menjawab pertanyaan dari Faros.

✨ BERSAMBUNG 🙏

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!