Chapter 19 Analisis Skill tipe Cahaya

***********

Hari ini, tanggal 7 Juli. Memasuki musim panas, aku lumayan senang karena di musim ini akan ada Hari libur panjang nantinya. Namun, sialnya juga di Musim ini ada ujian yang akan datang. Aku berangkat sekolah seperti biasa. Pergi dengan berjalan kaki dengan nyaman, dan tak ada masalah yang datang ketika berjalan.

Sampai di sekolah, aktivitas biasa kulakukan seperti mencatat materi yang diberikan guru, menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, pergi istirahat di Kantin, dan bermain dengan temanku.

4 hari yang lalu, permainan Hit & Run menyatukan kami semua. Hubungan yang renggang kini perlahan mulai menguat. Ibaratkan sebuah burung kecil yang hidup sendiri saat baru menetas dan saat mereka jadi dewasa, mereka akan melakukan sebuah kolonisasi dengan spesiesnya.

Kami semua mulai menunjukkan sikap kami masing-masing kepada orang yang dipercayai. Kini, aku bisa melihat kepribadian yang mereka sembunyikan saat dulu.

"Raph, bengong Mulu. Main sini."

Dari bangku depan, Gary mengajakku untuk bermain bersama. Aku sebenernya ingin bermain, hanya saja saat ini aku ingin melihat suasana-suasana luar sekolah dari Jendela. Aku duduk di belakang tepat di samping jendela yang mengarah ke luar.

"Gak dulu Gary. Kalian main saja, nanti aku menyusul."

"Yaudah."

Cahaya matahari menyinari terang kelasku. Terkadang, aku merasa silau dengan sinar yang menusuk langsung ke mataku. Tapi itu semua hal yang baik, dengan mendapatkan sebuah Vitamin D dari sinar matahari, Tulang-tulang tubuhku bisa sehat.

Melihat berbagai bangunan yang menjulang tinggi nan jauh disana. Jendela disampingku ini mengarah ke Lapangan sekolah yang berada di bawah. Anak kelas lain sedang berolahraga disana dengan bermain bola Voli.

Guru pun masuk ke Kelas ku. Kali ini, pelajaran tentang GFW ( Grundlegende Fertigkeiten Wissenschaft ). Pelajaran yang lebih ke Teori tentang Skill - Skill yang ada di Bumi ini. Pelajaran ini membahas tentang apa saja sebab-akibat Kemampuan yang ada di dalam diri kita.

Yang mengajar saat ini adalah Bu Emilia. Dia merupakan salah satu Ranker Top 50 saat ini. Dia mengajar disini berkat Kemampuannya dalam menganalisis macam-macam skill yang dia temui. Hipotesisnya tentang Skill pun sudah diakui oleh Asosiasi Ranker.

Sehingga, dia direkrut oleh Sekolah ku untuk menjadi pengajar disini. Banyak anak-anak yang takut dengannya. Karena disaat dia mengajar, Sorot mata tajamnya itu seakan mengintimidasi para murid. Sehingga, membuat para murid yang berada di dalam pengawasannya merasa ketakutan.

Apalagi sifatnya yang tegas itu. Kalau saja kalian kelihatan tidak mengamati pelajarannya dengan benar, dia akan menyuruh kalian keluar dari kelasnya. Dia tak segan-segan untuk memarahi mereka yang tidak bisa menjawab pertanyaan darinya.

Terlepas dari sifatnya itu, pelajaran yang dia berikan sebenarnya sangat membantu para Murid yang ingin menjadi Ranker. Karena kalian dapat mengetahui Karakteristik skill kalian seperti apa dan bagaimana. Membuat sebuah tingkatan skillnya perlahan menaik.

"Kali ini kita akan membahas tentang Bagaimana proses tentang skill ber tipe cahaya terjadi."

Dia menulis Itu di Papan Tulis yang ada di depan. Membuat sebuah Anatomi Tubuh yang sangat bagus. Dia menamai setiap bagian tubuh yang dia buat tadi.

"Proses Skill bertipe cahaya terjadi karena adanya Radiasi Elektromagnetik yang ada dalam tubuh kita ini. Ada yang tau apa itu Radiasi Elektromagnetik?"

Seisi kelas hanya terdiam. Tampak ekspresi Bu Emilia seperti jutek sekali. Karena tidak ada satupun yang menjawab, dia menjelaskan hal itu.

"Radiasi Elektromagnetik itu Kombinasi antara Energi magnet dan Listrik yang saling berosilasi dan merambat melalui ruang dan membawa energi dari satu tempat ke tempat Lain."

Jadi seperti itu toh Radiasi Elektromagnetik. Aku menulis apa yang Bu Emilia katakan ke Buku Tulisku. Dia menunjukkan proses bagaimana terjadinya Skill Bertipe cahaya.

"Apa yang ada Memiliki Skill bertipe cahaya disini?"

Bu Emilia menanyakan apakah ada seseorang disini yang memiliki Skill bertipe cahaya. Yang kutahu sejauh ini, yang mempunyai skill Bertipe cahaya adalah Tom dan Michael. Tom dengan Kekuatan sinar lasernya memanfaatkan Gaya dorong dari energi yang berada di Jantungnya menuju ke Tangannya.

Tom dan Michael pun Mengangkat tangannya karena mereka yang dimaksud oleh Bu Emilia.

"Oke, kalian berdua maju kesini."

Tom dan Michael pun maju ke depan.

"Coba kalian berdua praktek kan bagaimana ancang-ancang kalian saat ingin menggunakan skill."

Tom dan Michael pun langsung melakukan apa ya Bu Emilia perintahkan. Tom melakukan ancang-ancang dengan mengangkat tangannya ke depan. Sedangkan Michael melakukan ancang-ancang seperti ingin berlari.

"Nah jadi begini ya anak-anak. Ketika si.. siapa nama kamu?"

"Tom Bu."

"Nah iya, si Tom ini ingin melakukan Skillnya dengan mengedepankan tangannya ya. Sebuah energi akan terkumpul tepat di telapak tangannya. Ketika semua energi terkumpul, akan ada sebuah pusaran cahaya yang keluar dari tangannya. Semakin dia mengumpulkan energi yang dia punya, semakin besar juga cahaya yang keluar. Apa benar perkataan ibu Tom?"

"Benar Bu. Seperti itu proses ketika menggunakan Skill saya."

Wow… Bu Emilia bisa langsung tau mekanismenya hanya dengan melihat ancang-ancang saja. Memang Skill Analyst yang berada di Jajaran Top Ranker sudah jauh dengan manusia biasa. Memahami mekanisme yang ada hanya dengan melihat sedikit gerakan adalah sebuah Pemikiran yang benar-benar diatas segalanya.

"Nah untuk yang satu lagi ini?"

"Michael Bu."

"Nak Michael ini melakukan sebuah ancang-ancang seperti ingin berlari bukan? Mekanismenya cukup mudah. Semua energi yang berada dalam tubuh akan perlahan keluar. Energi-energi yang keluar akan terkonversi sebagai uap yang keluar dari tubuh. Ketika Energi yang ada sudah keluar, maka tubuh akan terasa ringan untuk bergerak. Disaat itu, dia bisa melakukan sebuah gerakan yang melesat cepat bagaikan kecepatan Cahaya. Namun, berbeda dengan Berlari, gerakan seperti ini biasanya dilakukan oleh seseorang yang mempunyai Skill Teleportasi. Dia menembus ruang yang ada di udara. Kira-kira seperti itulah mekanismenya."

Penjelasannya tentang mekanisme skill Bertipe cahaya sangat mudah dipahami. Dia memakai kata-kata yang mudah dicerna ke dalam otak. Dengan pemikirannya ini, wajar saja bila dia merupakan bagian dari TOP 50 Ranker.

Aku tak tahu skill apa yang dimilikinya. Kalau dilihat dari betapa pintarnya dia dalam melakukan pemikiran secara cepat dan tepat, kekuatannya itu sudah berada di tingkatan teratas. Dengan bantuan pemikirannya yang jenius, Asosiasi Ranker sekarang bisa membuat sebuah Alat penampil statistik terbaik.

Tak heran ada Julukan yang menempel padanya. 'The Ultimate Analyst' itulah Julukan yang selalu menempel padanya. Dengan penjelasannya ini, aku mulai sedikit paham dengan mekanisme skill tipe cahaya.

"Kalau kalian berhadapan dengan seseorang yang memiliki skill bertipe cahaya, kelemahan mereka hanya 1. Mereka tidak bisa berhadapan jangka panjang. Karena biasanya skill ber tipe cahaya akan menggunakan Energi yang banyak. Namun, keuntungan mereka adalah kekuatan yang berasal dari Skillnya itu sangat cepat dan terkadang tidak terlihat. Jalan satu-satunya adalah Mencoba kabur atau mengendap-endap untuk menyerangnya."

Ketika Bu Emilia sedang menjelaskan Skill tipe Cahaya, Adam mengangkat Tangannya.

"Bu, bagaimana jika mereka mempunyai energi yang banyak?"

Adam melancarkan sebuah pertanyaan kepada Bu Emilia.

"Pertanyaan yang bagus. Kebetulan ibu juga mau membahas hal ini setelahnya."

Bu Emilia menggambar sesuatu di Papan tulis itu. Dia menggambar seperti sebuah Ruangan gelap serta seseorang yang ada di dalamnya.

"Ketika kalian bertemu dengan seseorang yang seperti di tanyakan oleh murid satu ini, cukup hindari Ruang Terbuka."

Ruang terbuka? Maksudnya Ruangan yang banyak cahayanya ya? Entahlah aku tak tahu apa yang dimaksud.

"Ruang terbuka yang dimaksud adalah Ruang yang memiliki sirkulasi cahaya yang lancar. Karena orang yang memiliki Skill bertipe cahaya akan cenderung menghindari area yang gelap. Karena apa? Karena cahaya membuat energi yang dikonversikan menjadi Uap menjadi lebih banyak. Karena tubuh mereka akan merasakan panas yang membuat uap di tubuh mereka muncul terus-menerus. Karena salah satu faktor terpenting dari skill tipe cahaya ini adalah Sinar Cahaya itu sendiri."

Oh.. jadi begitu. Pantas saja ketika di Dimensi Ruang yang dibuat oleh Pak Gritz, Skill milik Tom terlihat berbeda. Seperti kecepatan dari sinar itu berkurang. Karena minim sekali cahaya yang dihasilkan dari Dimensi itu. Jadi waktu itu langkah dia untuk kabur dariku adalah yang terbaik untuknya.

Sekali lagi, Penjelasan dari Bu Emilia adalah yang terbaik di dalam sekolah ini. Walaupun dia memiliki sifat yang kurang disukai oleh murid-murid lainnya, namun kalau dipertimbangkan dari sisi bagaimana cara dia mengajar. Keputusan yang tepat dengan mendatangkan Bu Emilia ini.

"Yaudah, kalian berdua boleh kembali ke tempat duduk kalian masing-masing."

"Baik Bu."

Tom dan Michael pun kembali ke tempat duduk mereka masing-masing.

"Jadi begitulah sekiranya mekanisme dari Skill tipe Cahaya. Semua skill apapun pasti ada kelemahannya. Tinggal kalian sendiri yang bisa memaksimalkan pemikiran kalian. Bisa atau tidaknya lebih baik untuk mencoba terlebih dahulu. Karena ada sebuah pepatah dari orang dahulu Mencoba satu kali tapi gagal lebih baik daripada tidak mencoba sama sekali."

Sepertinya Bu Emilia ingin mengakhiri kelas lebih cepat dari jadwal yang sudah ditentukan. Kini kutahu Bu Emilia sebenarnya hanya ingin kita mencermati apa yang dia berikan. Sifat tegasnya itu adalah cerminan dari seorang pengajar yang ingin membagikan ilmunya dengan sungguh-sungguh.

Karena ilmu adalah yang teratas. Tanpa ilmu, kita tak akan ada pemahaman tentang apa yang ada di Dunia ini. Kami semua mendengarkan apa yang Bu Emilia berikan kepada kami dengan seksama dan sungguh-sungguh. Kuharap materi yang diberikan oleh Bu Emilia bisa diolah oleh para murid-murid kelas ini.

"Oke karena Ibu ada jadwal yang bertabrakan saat ini, maka ibu akan menyelesaikan pelajarannya lebih cepat. Kalian jangan keluar kelas sembarangan ya. Terima kasih."

Bu Emilia membereskan berbagai buku yang ada di meja guru. Dia pergi menuju arah luas kelas. Karena Pelajaran tadi adalah Pelajaran terakhir untuk hari ini, kami hanya tinggal menunggu bell pulang sekolah berbunyi.

*********

"TINGGGG." Bell Pulang Sekolah berbunyi.

Aku bergegas pergi untuk pulang dengan cepat. Seseorang menepuk pundakku disaat sedang berjalan di koridor. Vincent berada di sampingku saat ini.

"Mau pulang bareng Raph? Aku bawa mobil lagi nih."

Dia mengajakku untuk pulang bersama lagi saat ini. Terakhir kali aku pulang bersama dengannya adalah hari senin. Hari dimana dia tertidur pulas karena mabuk. Sehingga dengan terpaksa aku harus menggantikannya untuk mengendarai mobilnya.

Aku menerima tawarannya itu.

"Yaudah. Kamu yang pegang kendali kemudi ya."

"Aman Raph. Yok."

Aku menunggu di Pertigaan dekat sekolah sembari menunggu Vincent yang mengambil mobilnya di parkiran. Kulihat, Novaria bersama Alice sedang berjalan bersama disana. Mereka sepertinya sedang mengobrol dengan asyik sembari berjalan di trotoar. Langit sepertinya tampak gelap karena awan mendung itu.

Tampak Rintikan hujan perlahan jatuh satu persatu. Semakin lama, Rintikan hujan pun bertambah deras. Membuatku harus meneduh di bangunan yang berada di belakangku. Aku melihat Novaria dan Alice berlari ke arah bangunan Toko. Mereka meneduh disana bersama orang-orang yang lain.

Sebuah mobil berhenti tepat di depan. Kaca mobil itu terbuka secara perlahan. Kulihat Vincent yang berada di dalam dengan memegang setir mobil itu. Hah.. kali ini dia membawa Mobil BMW M4. Sepertinya dia tertarik sekali dengan berbagai macam mobil hingga mengoleksi mobil-mobil yang dia sukai.

"Ayok Raph. Cepetan."

Aku pun berlari ke arah Mobil dengan menggunakan tasku sebagai penadah agar tak terkena Rintikan hujan. Vincent membuka pintu mobilnya dari dalam. Aku langsung masuk secepatnya menghindari agar seragamku tidak kebasahan.

Aku masuk kedalam Mobil dan segera menutup pintu mobilnya. Orang-orang yang ikut meneduh di bangunan itu menatap ke arah mobil ini.

"Sudahkah Raph?"

"Dah. Injak gasnya cepetan."

"Iya."

Vincent pun menancap gasnya. Aku melihat ke arah Novaria dan Alice yang sedang meneduh. Tampak seragam mereka kebasahan setelah tadi terkena hujan yang tiba-tiba deras. Tidak ada yang bisa kulakukan dengan hal itu.

"Dimana tadi aku menaruh Kacamataku ya." Vincent sibuk mencari sesuatu di dalam Laci dashboard.

"Kamu nyari apaan dah Vin?"

"Kacamataku. Ga nyaman masalahnya nyetir ga pake kacamata."

Dia masih sibuk mencari-cari Kacamatanya di Laci mobilnya sembari memegang tangan kanannya memegang kemudi dengan tangan kiri. Ini sedikit membahayakan karena fokusnya dalam mengemudi tidak terlalu bagus.

Aku membantunya mencari kacamata yang dimaksud. Setelah mengobrak Abrik isi Laci, kacamatanya berhasil ditemukan. Dia langsung mengenakannya langsung setelah ditemukan.

"Nah gini kan enak. Jadi gak terlalu terang banget lampu belakang mobil yang depan."

Kondisi hujan seperti ini membuat pandangan menjadi terbatas. Dengan derasnya hujan yang mengalir, membuat kaca mobil terlihat basah. Wiper yang bergerak itu membuat embun dan air yang menghalangi pandangan menjadi bersih.

"Kamu masih saling kontak sama Roselianne kah Raph?"

"Masih. Ini hari Minggu nanti rencananya aku mau mengajaknya latihan di tempat Keluargaku."

"Ikut dong. Aku juga udah lama ga ketemu Ama Roselianne. Semenjak dia berbeda sekolah jarang ada waktu bermain bersama seperti saat kecil."

"Hahaha.. bukannya jarang ada waktu Vin. Kamu kalo pagi di hari libur itu bangunnya pasti siang."

"Sial, apa yang kamu katakan itu benar juga sih. Hahahaha."

Kami bercanda di perjalanan agar tidak terlalu merasa jenuh ketika Vincent menyetir. Menjaga Titik fokus adalah yang terpenting ketika mengendarai sebuah kendaraan. Mencegah sebuah kecelakaan terjadi. Jadi aku membuat Vincent bercanda sembari menyuruhnya untuk tetap fokus melihat ke depan.

Visual Emilia :

Episodes
1 Chapter 01 Raphael Ignite
2 Chapter 02 Dungeon Break
3 Chapter 03 Mansion Ignite's Family
4 Chapter 04 Roselianne Noble
5 Chapter 05 Shopping and Play
6 Chapter 06 Tersesat di Jalan yang Lurus
7 Chapter 07 Penjahat di Kereta
8 Chapter 08 Hit & Run
9 Chapter 09 Ledakan Besar
10 Chapter 10 Suara yang tak dikenali
11 Chapter 11 Ruangan dan Mata merah yang berkilau
12 Chapter 12 Triniade System
13 Chapter 13 Adela Agraze
14 Chapter 14 Pertarungan yang Tersisa
15 Chapter 15 Pertarungan tak terlihat
16 Chapter 16 Akhir dari Pertarungan
17 Chapter 17 Ikatan yang Renggang, mulai kembali Menguat
18 Chapter 18 Pesta yang Mewah
19 Chapter 19 Analisis Skill tipe Cahaya
20 Chapter 20 Kemacetan Panjang
21 Chapter 21 Diskusi Tegang
22 Chapter 22 Sistem Error??
23 Chapter 23 Mawar yang Mekar
24 Chapter 24 Kecanggihan Teknologi ITG
25 Chapter 25 Ruangan Misterius
26 Chapter 26 Jangan bersenang dulu, Masalah kan datang nanti
27 Chapter 27 Dunia tanpa Gangguan
28 Chapter 28 Melodi Merdu Bagai di Dunia Fantasi
29 Chapter 29 Ingatan masa Lama
30 Chapter 30 Akhir dari Pelatihan
31 Chapter 31 Hari yang Sempurna dengan Kondisi yang Buruk
32 Chapter 32 Benih Cinta yang mulai Bersemi
33 Chapter 33 Pemandangan Kota dari Jendela Bus
34 Chapter 34 Ketiga sifat yang Berlawanan
35 Chapter 35 Mengurus Urusan Diplomasi
36 Chapter 36 Sebastian sang Asisten Kepala Keluarga
37 Chapter 37 Telat lagi
38 Chapter 38 Leon, Novaria dan Alice
39 Chapter 39 Diriku setahun yang Lalu
40 Chapter 40 Sebuah Perasaan berkat Sebuah Senyuman
41 Chapter 41 Sang Cahaya yang Meredup
42 Chapter 42 Ulmaz Game Center
43 Chapter 43 Pertarungan Virtual Reality
44 Chapter 44 Evilanse World Paralel
45 Chapter 45 Apakah ini Akhirnya!!
46 Chapter 46 Dimulai dari Amarah dan Kecerobohan
47 Chapter 47 Caroline Wozniacki
48 Chapter 48 Suara yang Berasal dari sebuah Piano
49 Chapter 49 Basketball
50 Chapter 50 Rigorous Mode
51 Chapter 51 Waktunya pembalasan
52 Chapter 52 Sebuah Keajaiban yang Terjadi
53 Chapter 53 Suara dari sebuah Bongkahan Es
54 Chapter 54 Hanya sebuah Boneka Beruang berwarna Pink
55 Chapter 55 Bienen dan Liebe
56 Chapter 56 Ketua Asosiasi Ranker
57 Chapter 57 Kenapa Hari Ini!!
58 Chapter 58 Hasil yang Cukup Memuaskan
59 Chapter 59 Ryne dan Ujian Tulis
60 Chapter 60 Mari kita Mulai!!
61 Chapter 61 Kejutan dari Seorang Schwarz
62 Chapter 62 Sedikit Kecurangan tidaklah buruk
63 Chapter 63 Sebuah Wacana
64 Chapter 64 Bahaya Narkotika dan obat-obatan terlarang
65 Chapter 65 Angka 05 dan Bunga Mawar
66 Chapter 66 Burlinsen
67 Chapter 67 Organisasi Rosenbluten
68 Chapter 68 Tindakan Kekerasan pada Anak Dibawah Umur
69 Chapter 69 Rosenbluten dan Para Pemimpinnya
70 Chapter 70 Cahaya di tengah Gelapnya Malam
71 Chapter 71 Pertarungan Melalui Bir
72 Chapter 72 Rasa yang Telah Hilang
73 Chapter 73 Mind Control
74 Chapter 74 Ibunda yang sangat Baik Hati
75 Chapter 75 Taman
76 Chapter 76 Anting bunga membuatmu lengah
77 Chapter 77 Rio si Jaket Merah
78 Chapter 78 Fokuslah pada suatu hal dan cek kembali apakah itu sesuai
79 Chapter 79 Keadaan Pasca Pertarungan sengit
80 Chapter 80 Kepanikan tiada henti
81 Chapter 81 Kalau ada dia, kurasa kondisiku membaik
82 Chapter 82 Festival Rhine in Flammen (Part 1)
83 Chapter 83 Festival Rhine in Flammen ( Part 2 )
84 Chapter 84 Festival Rhine in Flammen ( Part 3 )
85 Chapter 85 Kaizo Ignite
86 Chapter 86 Kembalinya setelah libur panjang
87 Chapter 87 Situasi rumit dan gawat
88 Chapter 88 Air Mata Kecemburuan
89 Chapter 89 Aegis Arena Showdown ( Part 1 )
90 Chapter 90 Aegis Arena Showdown ( Part 2 )
91 Chapter 91 Pembukaan Kompetisi Aegis Arena Showdown ( Part 3 )
92 Chapter 92 Taruhan berbahaya ( Part 4 )
93 Chapter 93 Roselianne Noble vs Hilario Hernandez ( Part 5 )
94 Chapter 94 Perkembangan yang pesat ( Part 6 )
95 Chapter 95 Perkenalan Antara partisipan ( Part 7 )
96 Chapter 96 Arwah dan Waktu ( Part 8 )
97 Chapter 97 Jangan melampaui batas seenaknya! ( Part 9 )
98 Chapter 98 Penghinaan terhadap Pribumi ( Part 10 )
99 Chapter 99 Latihan keras ( Part 11 )
100 Chapter 100 Latihan Morena Iszlavia ( Part 12 )
101 Chapter 101 Pertarungan gemilang sang adik Pahlawan ( Part 13 )
102 Chapter 102 Populer vs Pemalu ( Part 14 )
103 Chapter 103 Sinergitas dengan angin ( Part 15 )
104 Chapter 104 Para tong kosong yang nyaring bunyinya ( Part 16 )
105 Chapter 105 Seorang Misterius ( Part 17 )
106 Chapter 106 Macheda dan Il-Sung ( Part 18 )
107 Happy New Year 2024
108 Chapter 107 Advanced Skill ( Part 19 )
109 Chapter 108 Popularitas ( Part 20 )
110 Chapter 109 Harga diri ( Part 21 )
111 Chapter 110 Waktu Luang dan Hiburan ( Part 22 )
112 Chapter 111 Schmerz ( Part 23 )
113 Chapter 112 Fio ( Part 24 )
114 Chapter 113 Kilas Balik Morena ( Part 25 )
115 Chapter 114 Sullivan Crestia ( Part 26 )
116 Chapter 115 Terungkapnya segala rahasia ( Part 27 )
117 Chapter 116 Benang Hitam ( Part 28 )
118 Chapter 117 Kebaikan yang sirna ( Part 29 )
119 Chapter 118 Lantunan Irama Mengerikan ( Part 30 )
120 Chapter 119 Romansa ( Part 31 )
121 Chapter 120 Maxwell Violance ( Part 32 )
122 Chapter 121 Kepercayaan diri ( Part 33 )
123 Chapter 122 The Rising Star ( Part 34 )
124 Chapter 123 Destiny of Evolution ( Part 35 )
125 Chapter 124 Peningkatan ( Part 36 )
126 Chapter 125 Ilusi Masa Lalu ( Part 37 )
127 Chapter 126 Kenangan Buruk ( Part 38 )
128 Chapter 127 Kharisma Kriminalitas Kelas Kakap ( Part 39 )
129 Chapter 128 Akhir dari sebuah Trauma ( Part 40 )
130 Chapter 129 Hadiah Rahasia dari orang Istimewa ( Part 41 )
131 Chapter 130 Aktivitas biasa ( Part 42 )
132 Chapter 131 Waktu untuk Bersantai ( Part 43 )
133 Chapter 132 Skilled Basketball ( Part 44 )
134 Chapter 133 Semi-Final Babak 1 ( PART 45 )
135 HAPPY EID MUBARAK!
136 Chapter 134 Hawa Dingin yang Menusuk ( Part 46 )
137 Chapter 135 Ketidakseimbangan Dunia Fana dan Dunia Nyata ( PART 47 )
138 Chapter 136 Peniru Handal ( PART 48 )
139 Chapter 137 Time ( Part 49 )
140 Chapter 138 Semuanya memiliki batas ( PART 50 )
141 Chapter 139 Charles Magnussen ( Part 51 )
142 Chapter 140 Emphasize ( Part 52 )
143 Chapter 141 Kekecewaan ( Part 53 )
144 Chapter 142 Beban seorang Adik ( Part 54 )
145 Chapter 143 The Path's ( Part 55 )
146 Chapter 144 Rasa Bersalah ( Part 56 )
147 Chapter 145 Letiontia ( Part 57 )
148 Chapter 146 Semi-Final Round ( Part 58 )
149 Chapter 147 Unnification vs Manifestation ( Part 59 )
150 Chapter 148 Pemikiran yang mengerikan ( Part 60 )
151 Chapter 149 Bulan pada Siang Hari ( Part 61 )
152 Chapter 150 Hal yang Mencemaskan ( Part 62 )
153 Chapter 151 Mimpi mengerikan ( PART 63 )
154 Chapter 152 Gemuruh Langit antara angin dan petir ( Part 64 )
155 Chapter 153 Pertarungan Udara ( PART 65 )
156 Chapter 154 Konsekuensi ( Part 66 )
157 Chapter 155 Perkelahian ( Part 67 )
158 Chapter 156 Bunga yang mekar setelah layu ( Part 68 )
Episodes

Updated 158 Episodes

1
Chapter 01 Raphael Ignite
2
Chapter 02 Dungeon Break
3
Chapter 03 Mansion Ignite's Family
4
Chapter 04 Roselianne Noble
5
Chapter 05 Shopping and Play
6
Chapter 06 Tersesat di Jalan yang Lurus
7
Chapter 07 Penjahat di Kereta
8
Chapter 08 Hit & Run
9
Chapter 09 Ledakan Besar
10
Chapter 10 Suara yang tak dikenali
11
Chapter 11 Ruangan dan Mata merah yang berkilau
12
Chapter 12 Triniade System
13
Chapter 13 Adela Agraze
14
Chapter 14 Pertarungan yang Tersisa
15
Chapter 15 Pertarungan tak terlihat
16
Chapter 16 Akhir dari Pertarungan
17
Chapter 17 Ikatan yang Renggang, mulai kembali Menguat
18
Chapter 18 Pesta yang Mewah
19
Chapter 19 Analisis Skill tipe Cahaya
20
Chapter 20 Kemacetan Panjang
21
Chapter 21 Diskusi Tegang
22
Chapter 22 Sistem Error??
23
Chapter 23 Mawar yang Mekar
24
Chapter 24 Kecanggihan Teknologi ITG
25
Chapter 25 Ruangan Misterius
26
Chapter 26 Jangan bersenang dulu, Masalah kan datang nanti
27
Chapter 27 Dunia tanpa Gangguan
28
Chapter 28 Melodi Merdu Bagai di Dunia Fantasi
29
Chapter 29 Ingatan masa Lama
30
Chapter 30 Akhir dari Pelatihan
31
Chapter 31 Hari yang Sempurna dengan Kondisi yang Buruk
32
Chapter 32 Benih Cinta yang mulai Bersemi
33
Chapter 33 Pemandangan Kota dari Jendela Bus
34
Chapter 34 Ketiga sifat yang Berlawanan
35
Chapter 35 Mengurus Urusan Diplomasi
36
Chapter 36 Sebastian sang Asisten Kepala Keluarga
37
Chapter 37 Telat lagi
38
Chapter 38 Leon, Novaria dan Alice
39
Chapter 39 Diriku setahun yang Lalu
40
Chapter 40 Sebuah Perasaan berkat Sebuah Senyuman
41
Chapter 41 Sang Cahaya yang Meredup
42
Chapter 42 Ulmaz Game Center
43
Chapter 43 Pertarungan Virtual Reality
44
Chapter 44 Evilanse World Paralel
45
Chapter 45 Apakah ini Akhirnya!!
46
Chapter 46 Dimulai dari Amarah dan Kecerobohan
47
Chapter 47 Caroline Wozniacki
48
Chapter 48 Suara yang Berasal dari sebuah Piano
49
Chapter 49 Basketball
50
Chapter 50 Rigorous Mode
51
Chapter 51 Waktunya pembalasan
52
Chapter 52 Sebuah Keajaiban yang Terjadi
53
Chapter 53 Suara dari sebuah Bongkahan Es
54
Chapter 54 Hanya sebuah Boneka Beruang berwarna Pink
55
Chapter 55 Bienen dan Liebe
56
Chapter 56 Ketua Asosiasi Ranker
57
Chapter 57 Kenapa Hari Ini!!
58
Chapter 58 Hasil yang Cukup Memuaskan
59
Chapter 59 Ryne dan Ujian Tulis
60
Chapter 60 Mari kita Mulai!!
61
Chapter 61 Kejutan dari Seorang Schwarz
62
Chapter 62 Sedikit Kecurangan tidaklah buruk
63
Chapter 63 Sebuah Wacana
64
Chapter 64 Bahaya Narkotika dan obat-obatan terlarang
65
Chapter 65 Angka 05 dan Bunga Mawar
66
Chapter 66 Burlinsen
67
Chapter 67 Organisasi Rosenbluten
68
Chapter 68 Tindakan Kekerasan pada Anak Dibawah Umur
69
Chapter 69 Rosenbluten dan Para Pemimpinnya
70
Chapter 70 Cahaya di tengah Gelapnya Malam
71
Chapter 71 Pertarungan Melalui Bir
72
Chapter 72 Rasa yang Telah Hilang
73
Chapter 73 Mind Control
74
Chapter 74 Ibunda yang sangat Baik Hati
75
Chapter 75 Taman
76
Chapter 76 Anting bunga membuatmu lengah
77
Chapter 77 Rio si Jaket Merah
78
Chapter 78 Fokuslah pada suatu hal dan cek kembali apakah itu sesuai
79
Chapter 79 Keadaan Pasca Pertarungan sengit
80
Chapter 80 Kepanikan tiada henti
81
Chapter 81 Kalau ada dia, kurasa kondisiku membaik
82
Chapter 82 Festival Rhine in Flammen (Part 1)
83
Chapter 83 Festival Rhine in Flammen ( Part 2 )
84
Chapter 84 Festival Rhine in Flammen ( Part 3 )
85
Chapter 85 Kaizo Ignite
86
Chapter 86 Kembalinya setelah libur panjang
87
Chapter 87 Situasi rumit dan gawat
88
Chapter 88 Air Mata Kecemburuan
89
Chapter 89 Aegis Arena Showdown ( Part 1 )
90
Chapter 90 Aegis Arena Showdown ( Part 2 )
91
Chapter 91 Pembukaan Kompetisi Aegis Arena Showdown ( Part 3 )
92
Chapter 92 Taruhan berbahaya ( Part 4 )
93
Chapter 93 Roselianne Noble vs Hilario Hernandez ( Part 5 )
94
Chapter 94 Perkembangan yang pesat ( Part 6 )
95
Chapter 95 Perkenalan Antara partisipan ( Part 7 )
96
Chapter 96 Arwah dan Waktu ( Part 8 )
97
Chapter 97 Jangan melampaui batas seenaknya! ( Part 9 )
98
Chapter 98 Penghinaan terhadap Pribumi ( Part 10 )
99
Chapter 99 Latihan keras ( Part 11 )
100
Chapter 100 Latihan Morena Iszlavia ( Part 12 )
101
Chapter 101 Pertarungan gemilang sang adik Pahlawan ( Part 13 )
102
Chapter 102 Populer vs Pemalu ( Part 14 )
103
Chapter 103 Sinergitas dengan angin ( Part 15 )
104
Chapter 104 Para tong kosong yang nyaring bunyinya ( Part 16 )
105
Chapter 105 Seorang Misterius ( Part 17 )
106
Chapter 106 Macheda dan Il-Sung ( Part 18 )
107
Happy New Year 2024
108
Chapter 107 Advanced Skill ( Part 19 )
109
Chapter 108 Popularitas ( Part 20 )
110
Chapter 109 Harga diri ( Part 21 )
111
Chapter 110 Waktu Luang dan Hiburan ( Part 22 )
112
Chapter 111 Schmerz ( Part 23 )
113
Chapter 112 Fio ( Part 24 )
114
Chapter 113 Kilas Balik Morena ( Part 25 )
115
Chapter 114 Sullivan Crestia ( Part 26 )
116
Chapter 115 Terungkapnya segala rahasia ( Part 27 )
117
Chapter 116 Benang Hitam ( Part 28 )
118
Chapter 117 Kebaikan yang sirna ( Part 29 )
119
Chapter 118 Lantunan Irama Mengerikan ( Part 30 )
120
Chapter 119 Romansa ( Part 31 )
121
Chapter 120 Maxwell Violance ( Part 32 )
122
Chapter 121 Kepercayaan diri ( Part 33 )
123
Chapter 122 The Rising Star ( Part 34 )
124
Chapter 123 Destiny of Evolution ( Part 35 )
125
Chapter 124 Peningkatan ( Part 36 )
126
Chapter 125 Ilusi Masa Lalu ( Part 37 )
127
Chapter 126 Kenangan Buruk ( Part 38 )
128
Chapter 127 Kharisma Kriminalitas Kelas Kakap ( Part 39 )
129
Chapter 128 Akhir dari sebuah Trauma ( Part 40 )
130
Chapter 129 Hadiah Rahasia dari orang Istimewa ( Part 41 )
131
Chapter 130 Aktivitas biasa ( Part 42 )
132
Chapter 131 Waktu untuk Bersantai ( Part 43 )
133
Chapter 132 Skilled Basketball ( Part 44 )
134
Chapter 133 Semi-Final Babak 1 ( PART 45 )
135
HAPPY EID MUBARAK!
136
Chapter 134 Hawa Dingin yang Menusuk ( Part 46 )
137
Chapter 135 Ketidakseimbangan Dunia Fana dan Dunia Nyata ( PART 47 )
138
Chapter 136 Peniru Handal ( PART 48 )
139
Chapter 137 Time ( Part 49 )
140
Chapter 138 Semuanya memiliki batas ( PART 50 )
141
Chapter 139 Charles Magnussen ( Part 51 )
142
Chapter 140 Emphasize ( Part 52 )
143
Chapter 141 Kekecewaan ( Part 53 )
144
Chapter 142 Beban seorang Adik ( Part 54 )
145
Chapter 143 The Path's ( Part 55 )
146
Chapter 144 Rasa Bersalah ( Part 56 )
147
Chapter 145 Letiontia ( Part 57 )
148
Chapter 146 Semi-Final Round ( Part 58 )
149
Chapter 147 Unnification vs Manifestation ( Part 59 )
150
Chapter 148 Pemikiran yang mengerikan ( Part 60 )
151
Chapter 149 Bulan pada Siang Hari ( Part 61 )
152
Chapter 150 Hal yang Mencemaskan ( Part 62 )
153
Chapter 151 Mimpi mengerikan ( PART 63 )
154
Chapter 152 Gemuruh Langit antara angin dan petir ( Part 64 )
155
Chapter 153 Pertarungan Udara ( PART 65 )
156
Chapter 154 Konsekuensi ( Part 66 )
157
Chapter 155 Perkelahian ( Part 67 )
158
Chapter 156 Bunga yang mekar setelah layu ( Part 68 )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!