Chapter 11 Ruangan dan Mata merah yang berkilau

Aku berada di sebuah ruangan yang sangat gelap dan hampa. Tidak ada cahaya ataupun suara yang muncul di sini.

{Dimana ini?}

Aku terheran-heran. Aku mencoba berjalan ke Depan bahkan suara hentakan kaki pun tidak terdengar sama sekali di telingaku. Aku melihat sekeliling Ruangan ini. Aku mencoba berpikir positif akan kejadian ini.

{Mungkin aku sudah keluar dari Ruangan yang dibuat oleh Pak Gritz. Jadinya aku berada disini sebagai pembatas Dimensinya dengan Dunia Nyata.}

Berpikir positif agar tidak terlalu panik dengan apa yang kulihat disini.

Semakin aku berjalan jauh ke depan, aku merasa bahwa sia-sia jika hanya berjalan tanpa arah. Aku mencoba membuat sesuatu untuk memastikan apakah ini sebuah Ruangan asli atau hanya khalayak semata.

Aku membuat sebuah Penerangan, ternyata berhasil. Aku bisa memastikan bahwa ini adalah Rrealitas. Ketika aku menggunakan Alat Penerangan di tanganku, akhirnya ada cahaya yang dapat membuatku melihat sekeliling.

Sebuah Ruangan besar terlihat di sisiku. Banyak sekali lukisan-lukisan aneh yang terpajang. Lukisan-lukisan yang tak kuketahui siapa yang ada di dalam lukisan tersebut. Tampak seperti seorang Manusia, hanya saja kulitnya terlalu pucat dibandingkan dengan Manusia Biasa.

{Lukisan-lukisan ini seperti aku pernah lihat di dalam Buku yang kubaca di perpustakaan keluargaku.}

Aku mencoba berpikir siapa yang ada di Lukisan ini dan buku apa yang menceritakan tentang itu.

{Ah.. percuma saja, aku tidak ingat apapun.}

Aku melihat ada sebuah tangga menuju ke atas, dengan sedikit nyali yang kupunya, aku mencoba untuk menaiki tangga itu. Berjalan dengan pelan. Suara pun tidak bergema disini.

Diatas, tidak terdapat apapun. Bagaikan sebuah lorong kosong dan sangat gelap di depan. Aku tidak bisa melihat apapun disana. Hanya saja, sebuah karpet merah terpasang di Lantai. Dengan nekatnya, aku memaksakan untuk melanjutkan mengikuti arah Karpet Merah itu.

Perlahan-lahan aku bisa melihat lorong yang tadinya gelap berkat alat penerangan yang kubuat. Lukisan-lukisan lainnya terpampang di sudut-sudut tembok. Bedanya, lukisan yang diatas ini merupakan lukisan-lukisan tentang pemandangan sebuah daerah yang tak ku ketahui. Aku melihat-lihat segala lukisan agar bisa mendapatkan petunjuk tempat apa ini.

Melihat sebuah lukisan sebuah tempat yang tampak asri dengan sebuah danau yang biru, serta diselilingi bukit-bukit di sekitarnya tampak indah.

{Lukisan tempat apa ini, terlalu bagus untuk lukisan yang terpajang disini.}

Kulihat lukisan lainnya, sebuah lukisan dengan seperti tadi, hanya saja danaunya berubah menjadi merah seperti lautan darah. Bukit-bukit hijau yang mengelilinginya pun berubah menjadi gersang dan tandus. Seperti bekas pertempuran terjadi di tempat itu.

{Apa yang terjadi disana, sehingga lukisan ini yang tadinya indah, berubah jadi kelam.}

Kesan gelap terlihat di lukisan yang selanjutnya.

{Lah, lukisan yang ini malah terlihat seperti pertempuran antar bangsa.}

Lukisan selanjutnya memperlihatkan sebuah kumpulan bangsa seperti Monster serta bangsa yang aku tak tahu. Bangsa ini terlihat seperti lukisan yang tadi kulihat di bawah. Sekilas, lukisan-lukisan ini seperti memberitahu sebuah kejadian yang terjadi di tempat itu.

Di lukisan yang kulihat sekarang, kedua bangsa ini terlihat cekcok sehingga menimbulkan banyak korban jiwa dan darah yang ada dimana-mana. Persis seperti lukisan yang ke 2. Dimana darah mengalir ke Danaunya, sehingga membuat Danau yang tadinya memiliki air berwarna biru berubah menjadi berwarna merah Darah.

Aku melihat lukisan selanjutnya, di lukisan ini masih terlihat pertempuran bangsa-bangsa itu menjadi semakin chaos. Kebakaran dimana-mana, tubuh-tubuh bergeletak tanpa utuh terlihat di sekitarnya. Tersisa beberapa saja dari bangsa-bangsa itu yang melanjutkan pertarungan itu.

Tampak seperti kapten-kapten antar pasukan yang tersisa. Mereka bertarung dengan membawa sebuah bendera negara tak kukenal. Sebuah armor terpasang di pasukan-pasukan tersisa. Berdiri tegak seolah menjaga kehormatan dan harga diri masing-masing. Walau terluka pun, mereka tampak gigih saat dilihat dari lukisan ini.

Aku berjalan lanjut melihat lukisan yang terakhir. Di lukisan yang terakhir, hanya tersisa 1 orang dari masing-masing bangsa. Mereka memperebutkan sebuah kehormatannya dan kekuasaannya. Mereka terlihat seperti sedang menyerang satu sama lain. Dari bangsa monster, dia terlihat seperti tertusuk pedang yang di pegang oleh bangsa berkulit pucat ini.

Tampak kesakitan, walau begitu dia tampak gigih dengan pedang menusuk ke arah tubuhnya, dia tetap melawan dengan memegang leher si bangsa kulit pucat itu. Si bangsa kulit pucat itu juga merasakan kesakitan juga bila dilihat dari wajahnya. Mereka berdua sama-sama berjuang dengan gigihnya untuk menang pada pertarungan itu. Fokus terhadap diri mereka masing-masing tanpa menghiraukan mayat-mayat yang tergeletak di sekitarnya.

{Apa maksud dari lukisan-lukisan ini?}

Aku mencoba bertanya kepada diriku sendiri. Lukisan-lukisan itu seperti mempunyai sebuah maksud tersendiri untuk mengetahui tempat apa ini.

Aku melanjutkan berjalan mengikuti karpet merah yang kuinjak. Tampak sebuah ruangan di depan dengan pintu yang terbuat dari sebuah kayu. Aku membuka pintu tersebut tanpa ragu-ragu.

Sungguh terkejutnya ketika aku melihat isi ruangan ini.

{Ruangan Apa INI!}

Potongan tubuh-tubub terpajang di setiap lemarinya. Aku memutuskan untuk keluar dari ruangan itu secepatnya.

Perutku terasa mual ketika melihat potongan tubuh tadi. Menimbulkan sebuah traumatik di kepalaku setelahnya.

{Sialan, aku merasa tidak enak badan melihat tadi. Sebuah potongan-potongan tubuh terpajang rapi di sekitar.}

Aku langsung berlari ke arah kanan setelah keluar dari ruangan tadi.

{Potongan-potongan tubuh tadi terlihat seperti di Lukisan yang terpajang di lorong. Apakah ada maksud tertentu dengan hal itu?}

Aku memikirkan maksud dari hal itu sembari berlari menjauhi Ruangan tadi. Setelah aku berlari menjauhi hal itu, aku melihat kembali sebuah Pintu di depan.

Hanya saja, Pintu yang di depanku ini terlihat sangat besar dan terbuat dari sebuah besi sepertinya. Patung-patung seperti penjaga berada di sampingnya. Patung-patung penjaga besar itu tampak memegang sebuah Kapak di tangannya.

Aku mencoba mendekati pintu besar itu. Disaat aku sudah dekat dengan pintu besar itu, tiba-tiba patung penjaga yang berada di sebelahnya bergerak. Patung itu melayangkan sebuah kapak yang dipegangnya tepat di depan pintu itu. Seperti mempunyai maksud bahwa aku tidak bisa mendekati pintu besar itu.

Aku mencoba menjauhi pintu itu. Aku merasa bahwa sudah di jarak yang aman dengan menjauhi pintu itu, Kapak yang tadinya menghalangi pintunya, kembali ke tempat semula.

{Benar saja, aku tidak bisa mendekati pintu itu kalau masih ada penjaga dengan kapaknya.}

Aku berpikir cara untuk mendekati pintu itu. Ketika aku sedang memikirkan cara untuk mendekatinya, ada sebuah cahaya berwarna kuning datang dari celah diatas pintu itu. Cahaya itu mendekati diriku ini.

Aku mencoba mengadahkan tanganku. Cahaya mendekat kearah tangan yang ku

tadahkan. Sesampainya cahaya itu di tanganku, sinarnya menghilang. Sebuah kunci berada di tanganku seketika.

{Kunci apa ini?}

Sebuah kunci berbentuk seperti sebuah bilah pedang kecil. Kenapa aku tahu bahwa ini adalah Kunci? Karena di ujung bilahnya itu ada semacam motif seperti sebuah Kunci yang biasa kalian lihat di gagang pintu. Aku bisa mengira bahwa ini adalah kunci untuk membuka pintu yang besar disana.

Aku mencoba mendekatinya lagi, namun sama saja hasilnya. Penjaga itu melayangkan kapaknya sekali lagi menutupi pintu. Aku mencoba mencari cara bagaimana membuka pintu tersebut

Aku memeriksa kunci yang tadi, kali aja ada cara untuk membukanya di kunci ini. Benar saja, ada sebuah motif tersembunyi seperti kata-kata dari bahasa yang tak ku mengerti. Aku butuh sebuah alat penerjemah agar dapat menerjemahkan kata-kata yang ada di kunci berbentuk bilah pedang ini.

Aku mencoba membuat alat penerjemah antar bahasa dengan skillku. TA-RA.. Alatnya pun sudah terbuat. Sebuah alat yang mirip dengan Kaca Pembesar ini bisa menerjemahkan segala bahasa yang ada. Namun, ada satu hal yang membuatku keheranan saat ini.

{Kenapa Alat Penerangan yang tadi kubuat tidak menghilang?}

Aku tahu secara pasti kelemahan skillku. Tapi untuk kejadian kali ini aku tidak bisa menalarnya dengan logika yang ada. Aku tidak memaksakan tubuhku untuk membuat 2 sekaligus. Dan juga ini adalah buatanku, bukan salinan.

Aku sudah pusing duluan sebelum menerjemahkan kata yang ada di bilah pedang karena hal ini.

{Sudahlah, lanjut aja. Tidak ada gunanya juga memikirkan hal ini secara berlebihan. Barangkali memang ini sebuah kesalahan dari sistem.}

Aku langsung memakai alat penerjemah yang kubuat tadi. Aku melihat menggunakan alat itu ke arah kata-kata yang ada di kunci bilah pedang. Aku melihat huruf per huruf.

{L..U..B…A…N…G. K…A…P…A…K.}

Sebuah kata yang ada di bilah pedang itu bermakna 'Lubang Kapak'. Aku mulai memikirkan maksud dari Lubang Kapak.

{Apa ini ada hubungannya dengan Kapak besar itu ya…}

Sepertinya kunci ini ada hubungannya dengan sebuah kapak itu. Aku mencoba mendekati pintu itu sekali lagi. Kapak melayang di depanku, aku mencoba melihat secara detail kapak itu.

{Hah, ada lubang di Kapak itu. Apakah itu cocok dengan Kunci ini? Kucoba saja dulu.}

Sebuah Lubang kecil ada di Kapak itu. Bila kalian melihat secara detail maka kalian akan menemukannya. Aku mencoba memasukkan kunci yang kupegang ke Lubang Kapak itu.

{Ternyata cocok dengan kuncinya.}

Kapak yang tadinya menghalangi pintunya kembali dengan semula tanpa aku harus menjauh. Aku merasakan guncangan setelahnya.

Tangan si Patung penjaga itu bergerak, bergerak seperti membuka pintunya dengan perlahan. Pintu besar itu terbuka dengan perlahan akibat di dorong oleh patung penjaga itu.

Pintu besar sudah terbuka sepenuhnya. Aku segera masuk menuju ke dalam Ruangan. Setelah aku masuk, aku melihat patung penjaga itu berpose hormat kepadaku. Aku merasa ada yang tidak beres disini.

Di dalam Ruangan ini tampak luas. Pilar-pilar perak membentang, karpet merah dengan sebuah emas di sampingnya terpasang luas di lantai. Aku melihat sebuah singgasana megah di atas.

Ada seseorang yang duduk di singgasana itu Bak seperti Raja. Di Ruangan ini, akhirnya aku bisa mendengar hentakkan kakiku yang tadi tidak terdengar sama sekali. Kulihat di Singgasana itu, ada seseorang Bak seperti Raja yang sedang duduk dengan menyilangkan kakinya. Dia juga berpose dengan menadahkan pipinya dengan kepalan tangan miliknya.

Aku mencoba berbicara dengannya.

"Siapa kamu yang di singgasana itu?" Aku bertanya padanya.

Perkataanku tidak direspon olehnya. Aku pun mendekat lagi ke arahnya dan mencoba bertanya lagi kepadanya.

"Siapa kamu?"

Dia tidak merespon lagi. Ketika aku mencoba mendekat lagi ke arahnya, tiba-tiba alat penerangan ku mati secara tiba-tiba. Membuat suasana di sekitarnya menjadi gelap kembali.

Disaat suasana sedang gelap tanpa ada cahaya yang masuk, aku mendengar suara hentakkan kaki.

"DUK..DUK..DUK."

Aku langsung memasang posisi bertarung untuk jaga-jaga. Suara langkah kaki terdengar semakin mendekat ke arahku. Ketika aku sedang panik karena suara itu, ada sebuah tangan memegang kedua Pundakku. Di depanku saat ini, aku sedang melihat seseorang dengan Mata Merah berkilau Persis seperti mimpiku waktu itu.

"Kau.. Raphael Ignite ya.. sudah lama tidak bertemu denganmu."

Dia berbicara. Aku mencoba untuk membalas omongannya.

"Si-siapa kau? Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?" Dengan nada ketakutan dan seluruh tubuhku bergetar.

Aku merasakan sebuah terror darinya. Mata merah itu, seakan mengintimidasi diriku ini.

"Sayang sekali jika kau lupa. Padahal aku menganggapmu seperti temanku."

Karena suasana Gelap ini, aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas. Aku hanya bisa melihat mata merah miliknya yang bersinar terang.

"Aku tidak bisa melihat wajahmu dengan jelas karena kegelapan ini."

"Baiklah, akan ku nyalakan pencahayaan Ruangannya terlebih dahulu."

"TEK." Suara jentikkan jari.

Lampu ruangannya pun menyala. Betapa terkejutnya aku ketika melihatnya.

"Kau.. kau yang di lukisan itu kan? Yang menusukkan pedang ke tubuh Monster."

"Ya.. itulah aku. Tapi bukan itu yang kumaksud Sialan!" Dia merasa kesal.

"Lalu apa?" Aku keheranan dengannya.

Aku tidak pernah bertemu dengannya kalau kuingat-ingat.

"Hah.. ini aku, yang kau kalahkan waktu kejadian Dungeon Break."

{HAHHHH!!!!}

"Kau Pasti bohong kan? Aku melawan sebuah monster saat kejadian Dungeon Break. Bukan seorang Manusia."

"Hah… aku ini Vampire, bukan manusia." Dia tampak memegang wajahnya.

"Lah.. mana coba kulihat gigimu."

Dia menunjukkan giginya kepadaku. Aku melihat sebuah Taring di giginya. Dia benar, dia adalah seorang Vampire.

"Benar Vampire lagi.. lagipula beda juga, yang aku lawan saat Dungeon Break adalah Minotaur, bukan Vampire."

Aku menyanggah kata-katanya.

"Itu aku sedang memindahkan kesadaranku ke sana."

"Ohh.. begitu jadinya."

"Hanya OH responmu terhadapku?"

"Terus harus respon apa? Respon terkejut gitu? Maaf-maaf aja, mukamu bukannya seram malah lucu di hadapanku."

"Ya minimal ketakutan lah.. kan waktu itu sudah kubilang bahwa aku akan menunggumu di Neraka."

"Terus? Apa ini Neraka?" Aku bertanya padanya.

"Ya… bukan sih. Tapi tetep aja kamu udah bertemu denganku. Kamu tidak takut aku balas dendam?"

"Ngapain takut. Kan kamu udah kalah dariku."

"HAH!!! Kalah? Eh, aku hanya mengalah saja waktu itu. Itu juga bukan tubuh utamaku melainkan hanya kesadaranku yang ditanam di sana."

"Yaudah, mau bertarung sekali lagi?"

Aku memasang ancang-ancang dengan mengepalkan tanganku. Aku cukup percaya diri jika melawannya.

"Wet-Wet. Tenang dulu, aku membawamu kemari bukan untuk berkelahi. Sebaliknya malah, aku mau menawarkan kerjasama denganmu."

"Kerjasama untuk apa?"

Dia menawarkan sebuah negosiasi kepadaku untuk apa? Bukankah seharusnya dia berpikir aku adalah musuhnya?.

"Aku tertarik denganmu, aku ingin meminjamkan sedikit kekuatanku kepadamu. Dengan catatan, kau harus memakai sebuah sistem yang kumiliki. Sistem ini berbeda dengan apa yang ada di Bumi."

"Kekuatanmu? Memangnya kekuatanmu itu sekuat apa?"

Aku bertanya kepadanya untuk memastikan kekuatan yang dia miliki sebenarnya.

"Hah.. kau ini." Dia menghela nafas panjang.

Dia mengeluarkan kekuatannya di hadapanku. Sungguh aku merasa merinding ketika melihat kekuatannya. Dia bisa memanifestasikan apa aja dengan darahnya. Mirip seperti punyaku, hanya saja kekuatannya tidak ada batasannya. Dia bisa mengendalikan apapun hanya dengan darah setetes.

Di hadapanku, dia mengumpulkan darah-darah yang tidak tau asalnya darimana menjadi sebuah kumpulan besar yang melayang. Dia melemparkan itu tepat ke arah patung penjaga yang sedang berhormat di depan pintu itu.

"BOOM!!"

Patung penjaga yang besar itu Hancur tak bersisa setelah terkena serangannya.

{Gila!!! Kekuatan yang sangat kuat.}

"Bagaimana? Tertarik? Apa mau kau melihat lagi kekuatan yang lain?"

{Hah? Dia memiliki kemampuan lain? Berapa banyak kemampuan yang dia punya?}

"Aku ingin melihat kemampuan yang lainnya."

"Sesuai perintahmu. Aku akan menunjukkan semua skill yang kupunya."

Patung penjaga yang tadinya hancur tak bersisa itu tiba-tiba terbangkitkan kembali. Patung penjaga yang sudah terbangkitkan Kembali itu pun berjalan menuju ke arah kami berdua Guncangan terjadi setiap kali dia menghentakkan kakinya.

Dia melakukan penghormatan seperti hormat kepada sang raja kepada kami berdua. Vampire itu.. memiliki kekuatan yang bisa menghancurkan sebuah negara.

Dia masih menunjukkan skill yang lainnya lagi. Dia mampu melihat masa depan juga. Dia menunjukkan bahwa 10 menit lagi akan ada suara petir yang terdengar.

****

10 menit Berlalu. Benar saja, suara petir terdengar sampai ke Ruangan ini.

"DERRR."

Dia bisa melihat masa depan dengan waktu yang lumayan lama.

"Bagaimana? Mau kerjasama denganku?"

"Aku akan memikirkannya sebentar, tapi sebelum itu, apa yang kamu minta dariku?"

"Simpel aja, aku hanya ingin kau membantuku untuk mengalahkan seseorang yang dari lama ingin kukalahkan. Aku sudah melihat masa depanmu dari kejadian Dungeon Break itu. Dan kau adalah orang yang cocok sebagai partnerku."

"Masa depanku? Memangnya bagaimana masa depanku?"

Aku lumayan penasaran dengan masa depanku.

"Itu adalah Rahasia. Karena tak semua informasi dapat diketahui olehmu. Ada sebuah sistem di Universe ini yang membatasi segala informasi yang dianggap tabu. Bahkan untukku saja tidak bisa mengalahkan sistem itu."

"Hm… baiklah aku akan bekerja sama denganmu."

"Kalau begitu mari kita lakukan ritualnya."

Kami berdua pun menyiapkan segala yang dibutuhkan untuk melakukan ritual Kerjasama.

Visual Triniade de Luciel :

Episodes
1 Chapter 01 Raphael Ignite
2 Chapter 02 Dungeon Break
3 Chapter 03 Mansion Ignite's Family
4 Chapter 04 Roselianne Noble
5 Chapter 05 Shopping and Play
6 Chapter 06 Tersesat di Jalan yang Lurus
7 Chapter 07 Penjahat di Kereta
8 Chapter 08 Hit & Run
9 Chapter 09 Ledakan Besar
10 Chapter 10 Suara yang tak dikenali
11 Chapter 11 Ruangan dan Mata merah yang berkilau
12 Chapter 12 Triniade System
13 Chapter 13 Adela Agraze
14 Chapter 14 Pertarungan yang Tersisa
15 Chapter 15 Pertarungan tak terlihat
16 Chapter 16 Akhir dari Pertarungan
17 Chapter 17 Ikatan yang Renggang, mulai kembali Menguat
18 Chapter 18 Pesta yang Mewah
19 Chapter 19 Analisis Skill tipe Cahaya
20 Chapter 20 Kemacetan Panjang
21 Chapter 21 Diskusi Tegang
22 Chapter 22 Sistem Error??
23 Chapter 23 Mawar yang Mekar
24 Chapter 24 Kecanggihan Teknologi ITG
25 Chapter 25 Ruangan Misterius
26 Chapter 26 Jangan bersenang dulu, Masalah kan datang nanti
27 Chapter 27 Dunia tanpa Gangguan
28 Chapter 28 Melodi Merdu Bagai di Dunia Fantasi
29 Chapter 29 Ingatan masa Lama
30 Chapter 30 Akhir dari Pelatihan
31 Chapter 31 Hari yang Sempurna dengan Kondisi yang Buruk
32 Chapter 32 Benih Cinta yang mulai Bersemi
33 Chapter 33 Pemandangan Kota dari Jendela Bus
34 Chapter 34 Ketiga sifat yang Berlawanan
35 Chapter 35 Mengurus Urusan Diplomasi
36 Chapter 36 Sebastian sang Asisten Kepala Keluarga
37 Chapter 37 Telat lagi
38 Chapter 38 Leon, Novaria dan Alice
39 Chapter 39 Diriku setahun yang Lalu
40 Chapter 40 Sebuah Perasaan berkat Sebuah Senyuman
41 Chapter 41 Sang Cahaya yang Meredup
42 Chapter 42 Ulmaz Game Center
43 Chapter 43 Pertarungan Virtual Reality
44 Chapter 44 Evilanse World Paralel
45 Chapter 45 Apakah ini Akhirnya!!
46 Chapter 46 Dimulai dari Amarah dan Kecerobohan
47 Chapter 47 Caroline Wozniacki
48 Chapter 48 Suara yang Berasal dari sebuah Piano
49 Chapter 49 Basketball
50 Chapter 50 Rigorous Mode
51 Chapter 51 Waktunya pembalasan
52 Chapter 52 Sebuah Keajaiban yang Terjadi
53 Chapter 53 Suara dari sebuah Bongkahan Es
54 Chapter 54 Hanya sebuah Boneka Beruang berwarna Pink
55 Chapter 55 Bienen dan Liebe
56 Chapter 56 Ketua Asosiasi Ranker
57 Chapter 57 Kenapa Hari Ini!!
58 Chapter 58 Hasil yang Cukup Memuaskan
59 Chapter 59 Ryne dan Ujian Tulis
60 Chapter 60 Mari kita Mulai!!
61 Chapter 61 Kejutan dari Seorang Schwarz
62 Chapter 62 Sedikit Kecurangan tidaklah buruk
63 Chapter 63 Sebuah Wacana
64 Chapter 64 Bahaya Narkotika dan obat-obatan terlarang
65 Chapter 65 Angka 05 dan Bunga Mawar
66 Chapter 66 Burlinsen
67 Chapter 67 Organisasi Rosenbluten
68 Chapter 68 Tindakan Kekerasan pada Anak Dibawah Umur
69 Chapter 69 Rosenbluten dan Para Pemimpinnya
70 Chapter 70 Cahaya di tengah Gelapnya Malam
71 Chapter 71 Pertarungan Melalui Bir
72 Chapter 72 Rasa yang Telah Hilang
73 Chapter 73 Mind Control
74 Chapter 74 Ibunda yang sangat Baik Hati
75 Chapter 75 Taman
76 Chapter 76 Anting bunga membuatmu lengah
77 Chapter 77 Rio si Jaket Merah
78 Chapter 78 Fokuslah pada suatu hal dan cek kembali apakah itu sesuai
79 Chapter 79 Keadaan Pasca Pertarungan sengit
80 Chapter 80 Kepanikan tiada henti
81 Chapter 81 Kalau ada dia, kurasa kondisiku membaik
82 Chapter 82 Festival Rhine in Flammen (Part 1)
83 Chapter 83 Festival Rhine in Flammen ( Part 2 )
84 Chapter 84 Festival Rhine in Flammen ( Part 3 )
85 Chapter 85 Kaizo Ignite
86 Chapter 86 Kembalinya setelah libur panjang
87 Chapter 87 Situasi rumit dan gawat
88 Chapter 88 Air Mata Kecemburuan
89 Chapter 89 Aegis Arena Showdown ( Part 1 )
90 Chapter 90 Aegis Arena Showdown ( Part 2 )
91 Chapter 91 Pembukaan Kompetisi Aegis Arena Showdown ( Part 3 )
92 Chapter 92 Taruhan berbahaya ( Part 4 )
93 Chapter 93 Roselianne Noble vs Hilario Hernandez ( Part 5 )
94 Chapter 94 Perkembangan yang pesat ( Part 6 )
95 Chapter 95 Perkenalan Antara partisipan ( Part 7 )
96 Chapter 96 Arwah dan Waktu ( Part 8 )
97 Chapter 97 Jangan melampaui batas seenaknya! ( Part 9 )
98 Chapter 98 Penghinaan terhadap Pribumi ( Part 10 )
99 Chapter 99 Latihan keras ( Part 11 )
100 Chapter 100 Latihan Morena Iszlavia ( Part 12 )
101 Chapter 101 Pertarungan gemilang sang adik Pahlawan ( Part 13 )
102 Chapter 102 Populer vs Pemalu ( Part 14 )
103 Chapter 103 Sinergitas dengan angin ( Part 15 )
104 Chapter 104 Para tong kosong yang nyaring bunyinya ( Part 16 )
105 Chapter 105 Seorang Misterius ( Part 17 )
106 Chapter 106 Macheda dan Il-Sung ( Part 18 )
107 Happy New Year 2024
108 Chapter 107 Advanced Skill ( Part 19 )
109 Chapter 108 Popularitas ( Part 20 )
110 Chapter 109 Harga diri ( Part 21 )
111 Chapter 110 Waktu Luang dan Hiburan ( Part 22 )
112 Chapter 111 Schmerz ( Part 23 )
113 Chapter 112 Fio ( Part 24 )
114 Chapter 113 Kilas Balik Morena ( Part 25 )
115 Chapter 114 Sullivan Crestia ( Part 26 )
116 Chapter 115 Terungkapnya segala rahasia ( Part 27 )
117 Chapter 116 Benang Hitam ( Part 28 )
118 Chapter 117 Kebaikan yang sirna ( Part 29 )
119 Chapter 118 Lantunan Irama Mengerikan ( Part 30 )
120 Chapter 119 Romansa ( Part 31 )
121 Chapter 120 Maxwell Violance ( Part 32 )
122 Chapter 121 Kepercayaan diri ( Part 33 )
123 Chapter 122 The Rising Star ( Part 34 )
124 Chapter 123 Destiny of Evolution ( Part 35 )
125 Chapter 124 Peningkatan ( Part 36 )
126 Chapter 125 Ilusi Masa Lalu ( Part 37 )
127 Chapter 126 Kenangan Buruk ( Part 38 )
128 Chapter 127 Kharisma Kriminalitas Kelas Kakap ( Part 39 )
129 Chapter 128 Akhir dari sebuah Trauma ( Part 40 )
130 Chapter 129 Hadiah Rahasia dari orang Istimewa ( Part 41 )
131 Chapter 130 Aktivitas biasa ( Part 42 )
132 Chapter 131 Waktu untuk Bersantai ( Part 43 )
133 Chapter 132 Skilled Basketball ( Part 44 )
134 Chapter 133 Semi-Final Babak 1 ( PART 45 )
135 HAPPY EID MUBARAK!
136 Chapter 134 Hawa Dingin yang Menusuk ( Part 46 )
137 Chapter 135 Ketidakseimbangan Dunia Fana dan Dunia Nyata ( PART 47 )
138 Chapter 136 Peniru Handal ( PART 48 )
139 Chapter 137 Time ( Part 49 )
140 Chapter 138 Semuanya memiliki batas ( PART 50 )
141 Chapter 139 Charles Magnussen ( Part 51 )
142 Chapter 140 Emphasize ( Part 52 )
143 Chapter 141 Kekecewaan ( Part 53 )
144 Chapter 142 Beban seorang Adik ( Part 54 )
145 Chapter 143 The Path's ( Part 55 )
146 Chapter 144 Rasa Bersalah ( Part 56 )
147 Chapter 145 Letiontia ( Part 57 )
148 Chapter 146 Semi-Final Round ( Part 58 )
149 Chapter 147 Unnification vs Manifestation ( Part 59 )
150 Chapter 148 Pemikiran yang mengerikan ( Part 60 )
151 Chapter 149 Bulan pada Siang Hari ( Part 61 )
152 Chapter 150 Hal yang Mencemaskan ( Part 62 )
153 Chapter 151 Mimpi mengerikan ( PART 63 )
154 Chapter 152 Gemuruh Langit antara angin dan petir ( Part 64 )
155 Chapter 153 Pertarungan Udara ( PART 65 )
156 Chapter 154 Konsekuensi ( Part 66 )
157 Chapter 155 Perkelahian ( Part 67 )
158 Chapter 156 Bunga yang mekar setelah layu ( Part 68 )
Episodes

Updated 158 Episodes

1
Chapter 01 Raphael Ignite
2
Chapter 02 Dungeon Break
3
Chapter 03 Mansion Ignite's Family
4
Chapter 04 Roselianne Noble
5
Chapter 05 Shopping and Play
6
Chapter 06 Tersesat di Jalan yang Lurus
7
Chapter 07 Penjahat di Kereta
8
Chapter 08 Hit & Run
9
Chapter 09 Ledakan Besar
10
Chapter 10 Suara yang tak dikenali
11
Chapter 11 Ruangan dan Mata merah yang berkilau
12
Chapter 12 Triniade System
13
Chapter 13 Adela Agraze
14
Chapter 14 Pertarungan yang Tersisa
15
Chapter 15 Pertarungan tak terlihat
16
Chapter 16 Akhir dari Pertarungan
17
Chapter 17 Ikatan yang Renggang, mulai kembali Menguat
18
Chapter 18 Pesta yang Mewah
19
Chapter 19 Analisis Skill tipe Cahaya
20
Chapter 20 Kemacetan Panjang
21
Chapter 21 Diskusi Tegang
22
Chapter 22 Sistem Error??
23
Chapter 23 Mawar yang Mekar
24
Chapter 24 Kecanggihan Teknologi ITG
25
Chapter 25 Ruangan Misterius
26
Chapter 26 Jangan bersenang dulu, Masalah kan datang nanti
27
Chapter 27 Dunia tanpa Gangguan
28
Chapter 28 Melodi Merdu Bagai di Dunia Fantasi
29
Chapter 29 Ingatan masa Lama
30
Chapter 30 Akhir dari Pelatihan
31
Chapter 31 Hari yang Sempurna dengan Kondisi yang Buruk
32
Chapter 32 Benih Cinta yang mulai Bersemi
33
Chapter 33 Pemandangan Kota dari Jendela Bus
34
Chapter 34 Ketiga sifat yang Berlawanan
35
Chapter 35 Mengurus Urusan Diplomasi
36
Chapter 36 Sebastian sang Asisten Kepala Keluarga
37
Chapter 37 Telat lagi
38
Chapter 38 Leon, Novaria dan Alice
39
Chapter 39 Diriku setahun yang Lalu
40
Chapter 40 Sebuah Perasaan berkat Sebuah Senyuman
41
Chapter 41 Sang Cahaya yang Meredup
42
Chapter 42 Ulmaz Game Center
43
Chapter 43 Pertarungan Virtual Reality
44
Chapter 44 Evilanse World Paralel
45
Chapter 45 Apakah ini Akhirnya!!
46
Chapter 46 Dimulai dari Amarah dan Kecerobohan
47
Chapter 47 Caroline Wozniacki
48
Chapter 48 Suara yang Berasal dari sebuah Piano
49
Chapter 49 Basketball
50
Chapter 50 Rigorous Mode
51
Chapter 51 Waktunya pembalasan
52
Chapter 52 Sebuah Keajaiban yang Terjadi
53
Chapter 53 Suara dari sebuah Bongkahan Es
54
Chapter 54 Hanya sebuah Boneka Beruang berwarna Pink
55
Chapter 55 Bienen dan Liebe
56
Chapter 56 Ketua Asosiasi Ranker
57
Chapter 57 Kenapa Hari Ini!!
58
Chapter 58 Hasil yang Cukup Memuaskan
59
Chapter 59 Ryne dan Ujian Tulis
60
Chapter 60 Mari kita Mulai!!
61
Chapter 61 Kejutan dari Seorang Schwarz
62
Chapter 62 Sedikit Kecurangan tidaklah buruk
63
Chapter 63 Sebuah Wacana
64
Chapter 64 Bahaya Narkotika dan obat-obatan terlarang
65
Chapter 65 Angka 05 dan Bunga Mawar
66
Chapter 66 Burlinsen
67
Chapter 67 Organisasi Rosenbluten
68
Chapter 68 Tindakan Kekerasan pada Anak Dibawah Umur
69
Chapter 69 Rosenbluten dan Para Pemimpinnya
70
Chapter 70 Cahaya di tengah Gelapnya Malam
71
Chapter 71 Pertarungan Melalui Bir
72
Chapter 72 Rasa yang Telah Hilang
73
Chapter 73 Mind Control
74
Chapter 74 Ibunda yang sangat Baik Hati
75
Chapter 75 Taman
76
Chapter 76 Anting bunga membuatmu lengah
77
Chapter 77 Rio si Jaket Merah
78
Chapter 78 Fokuslah pada suatu hal dan cek kembali apakah itu sesuai
79
Chapter 79 Keadaan Pasca Pertarungan sengit
80
Chapter 80 Kepanikan tiada henti
81
Chapter 81 Kalau ada dia, kurasa kondisiku membaik
82
Chapter 82 Festival Rhine in Flammen (Part 1)
83
Chapter 83 Festival Rhine in Flammen ( Part 2 )
84
Chapter 84 Festival Rhine in Flammen ( Part 3 )
85
Chapter 85 Kaizo Ignite
86
Chapter 86 Kembalinya setelah libur panjang
87
Chapter 87 Situasi rumit dan gawat
88
Chapter 88 Air Mata Kecemburuan
89
Chapter 89 Aegis Arena Showdown ( Part 1 )
90
Chapter 90 Aegis Arena Showdown ( Part 2 )
91
Chapter 91 Pembukaan Kompetisi Aegis Arena Showdown ( Part 3 )
92
Chapter 92 Taruhan berbahaya ( Part 4 )
93
Chapter 93 Roselianne Noble vs Hilario Hernandez ( Part 5 )
94
Chapter 94 Perkembangan yang pesat ( Part 6 )
95
Chapter 95 Perkenalan Antara partisipan ( Part 7 )
96
Chapter 96 Arwah dan Waktu ( Part 8 )
97
Chapter 97 Jangan melampaui batas seenaknya! ( Part 9 )
98
Chapter 98 Penghinaan terhadap Pribumi ( Part 10 )
99
Chapter 99 Latihan keras ( Part 11 )
100
Chapter 100 Latihan Morena Iszlavia ( Part 12 )
101
Chapter 101 Pertarungan gemilang sang adik Pahlawan ( Part 13 )
102
Chapter 102 Populer vs Pemalu ( Part 14 )
103
Chapter 103 Sinergitas dengan angin ( Part 15 )
104
Chapter 104 Para tong kosong yang nyaring bunyinya ( Part 16 )
105
Chapter 105 Seorang Misterius ( Part 17 )
106
Chapter 106 Macheda dan Il-Sung ( Part 18 )
107
Happy New Year 2024
108
Chapter 107 Advanced Skill ( Part 19 )
109
Chapter 108 Popularitas ( Part 20 )
110
Chapter 109 Harga diri ( Part 21 )
111
Chapter 110 Waktu Luang dan Hiburan ( Part 22 )
112
Chapter 111 Schmerz ( Part 23 )
113
Chapter 112 Fio ( Part 24 )
114
Chapter 113 Kilas Balik Morena ( Part 25 )
115
Chapter 114 Sullivan Crestia ( Part 26 )
116
Chapter 115 Terungkapnya segala rahasia ( Part 27 )
117
Chapter 116 Benang Hitam ( Part 28 )
118
Chapter 117 Kebaikan yang sirna ( Part 29 )
119
Chapter 118 Lantunan Irama Mengerikan ( Part 30 )
120
Chapter 119 Romansa ( Part 31 )
121
Chapter 120 Maxwell Violance ( Part 32 )
122
Chapter 121 Kepercayaan diri ( Part 33 )
123
Chapter 122 The Rising Star ( Part 34 )
124
Chapter 123 Destiny of Evolution ( Part 35 )
125
Chapter 124 Peningkatan ( Part 36 )
126
Chapter 125 Ilusi Masa Lalu ( Part 37 )
127
Chapter 126 Kenangan Buruk ( Part 38 )
128
Chapter 127 Kharisma Kriminalitas Kelas Kakap ( Part 39 )
129
Chapter 128 Akhir dari sebuah Trauma ( Part 40 )
130
Chapter 129 Hadiah Rahasia dari orang Istimewa ( Part 41 )
131
Chapter 130 Aktivitas biasa ( Part 42 )
132
Chapter 131 Waktu untuk Bersantai ( Part 43 )
133
Chapter 132 Skilled Basketball ( Part 44 )
134
Chapter 133 Semi-Final Babak 1 ( PART 45 )
135
HAPPY EID MUBARAK!
136
Chapter 134 Hawa Dingin yang Menusuk ( Part 46 )
137
Chapter 135 Ketidakseimbangan Dunia Fana dan Dunia Nyata ( PART 47 )
138
Chapter 136 Peniru Handal ( PART 48 )
139
Chapter 137 Time ( Part 49 )
140
Chapter 138 Semuanya memiliki batas ( PART 50 )
141
Chapter 139 Charles Magnussen ( Part 51 )
142
Chapter 140 Emphasize ( Part 52 )
143
Chapter 141 Kekecewaan ( Part 53 )
144
Chapter 142 Beban seorang Adik ( Part 54 )
145
Chapter 143 The Path's ( Part 55 )
146
Chapter 144 Rasa Bersalah ( Part 56 )
147
Chapter 145 Letiontia ( Part 57 )
148
Chapter 146 Semi-Final Round ( Part 58 )
149
Chapter 147 Unnification vs Manifestation ( Part 59 )
150
Chapter 148 Pemikiran yang mengerikan ( Part 60 )
151
Chapter 149 Bulan pada Siang Hari ( Part 61 )
152
Chapter 150 Hal yang Mencemaskan ( Part 62 )
153
Chapter 151 Mimpi mengerikan ( PART 63 )
154
Chapter 152 Gemuruh Langit antara angin dan petir ( Part 64 )
155
Chapter 153 Pertarungan Udara ( PART 65 )
156
Chapter 154 Konsekuensi ( Part 66 )
157
Chapter 155 Perkelahian ( Part 67 )
158
Chapter 156 Bunga yang mekar setelah layu ( Part 68 )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!