Chapter 12 Triniade System

Awal-awal, kami menyiapkan sebuah kuas untuk membuat sebuah lingkaran sihir.

"Dimana Kuasnya hey Vampire bodoh."

"Bisa gak sih kalo manggil sopan dikit. Aku lebih tua darimu bocah."

"Yaudah, dimana Kuasnya Pak Tua?"

Vampire itu tampak memasang gesture ingin menonjok ku.

"Panggil saja Triniade. Dan juga, kuasnya berada di Ruangan koleksi potongan tubuh ku."

{HAH!! Tempat yang tadi. Aku tidak mau kesitu lagi.}

"Waduh, kamu aja yang ngambil kalau disitu. Aku trauma."

"Yaudah tunggu sebentar, jangan kemana-mana."

"Tenang saja."

Si Vampire itu pun pergi meninggalkan Ruangan. Aku mencoba melihat sekeliling ruangan ini. Mencoba memegang singgasananya.

{Wah, Singgasana ini terbuat dari lapisan emas asli, pasti mahal nih kalau dijual.} Ucap hatiku tentang Singgasana itu.

Aku duduk di singgasana itu untuk mencoba sensasi seperti Sang Raja.

"Empuk juga duduk disini."

Aku memasang Pose seperti Seorang Raja yang memerintahkan para Bawahannya. Puas sudah duduk di Singgasana ini. Aku mencoba melihat ke luar dari jendela besar yang tersedia.

Suasana di luar tampak gelap dan tidak ada cahaya sedikitpun yang menyinarinya. Hanya ada suara sebuah Petir yang tampak terdengar.

****

5 menit berjalan, Sang Vampire bodoh itu tak kunjung kembali kemari. Aku sangat bosan menunggu lama di sekitar sini. Karena intimidasi yang tadi dia berikan sudah kunjung hilang, alat penerangan yang rusak tadi kuhilangkan.

******

10 menit berlalu, akhirnya Vampire bodoh itu datang dengan membawa banyak barang di tangannya.

"Kau bawa apa saja itu?"

"Hmm. Bentar kuletakkan dulu ini."

Dia meletakkan barang-barang yang tadi di genggamnya ke lantai. Sebuah kuas dan sebuah kalung berlian?.

"Kalung berlian buat apa? Pak Tua."

"Masih aja manggil Pak Tua!! Dibilang panggil Triniade aja. Kalung ini sebagai perantara antara kau dengan sistem yang kupunya. Tubuhmu masih belum bisa menerima sistem yang kupunya tanpa perantara, kalau dipaksakan tubuhmu yang ada hancur tak bersisa."

Dia tampak kesal dipanggil pak Tua.

"Oh begitu Triniade. Yaudah, lalu apa yang akan kau lakukan setelah mendapatkan barang yang dibutuhkan?" Aku bertanya pada Triniade.

"Aku akan membuat terlebih dahulu sebuah lingkaran sihir. Tunggu sebentar."

"Baiklah."

Triniade membuat sebuah lingkaran di dalam ruangan ini. Dia memakai kuas yang dia ambil tadi dan menggunakan setetes darahnya yang bisa dimanifestasikan menjadi lebih banyak. Dia membuat lingkaran dengan dikelilingi sebuah huruf-huruf kuno yang tak kukenali.

Tampak fokus mengiringinya dalam pembuatan sebuah Lingkaran Sihir itu. Triniade sangat berhati-hati dalam membuatnya agar tidak terjadi kesalahan yang sedikit pun terbuat olehnya. Setelah sebuah huruf-huruf kuno terbuat, dia melanjutkan dengan menggambar sebuah seperti gambar Bintang di tengahnya.

Kemudian, dia membuat sebuah garis-garis dari huruf-huruf kuno yang mengelilingi lingkaran itu ke arah Bintang yang berada di tengah. Disaat Triniade sudah menggambar semua garis-garisnya menyatu dengan bintang ditengahnya, perlahan huruf-huruf kuno yang mengelilinginya bersinar terang.

"Akhirnya selesai juga."

Triniade sudah selesai membuat lingkaran sihirnya.

"Cahaya apa itu?" Bertanya kepada Triniade.

"Tenang saja, ini hanya sebuah sinar menandakan bahwa lingkarannya berhasil bekerja dengan baik."

"Apa kau yakin?"

"100% yakin, aku percaya dengan intuisiku. Kau coba berdiri di tengah lingkaran itu menggunakan kalung berlian yang tadi ku ambil."

"Baiklah, kalau kau bilang seperti itu. Aku akan percaya padamu."

Aku berdiri di tengah lingkaran sihir itu sembari mengenakan sebuah kalung berlian. Cahaya-cahaya yang berasal dari huruf kuno itu perlahan mendekati sebuah bintang yang ku injak melalui garis-garis yang menyatu dengan bintangnya.

Aku merasakan sebuah kekuatan mengalir dalam diriku, namun disaat kekuatan mengalir dalam diriku, aku merasakan sakit yang luar biasa di tubuhku.

"Oe Triniade… apa kau yakin proses ini benar? Aku merasakan sakit di seluruh tubuhku saat ini. AAAKKK."

"Tenanglah Raphael, itu hanya sakit agar kau terbiasa dengan kekuatannya. Sebenarnya tubuhmu sangat rapuh, sehingga kau harus terbiasa dengan rasa sakit itu agar bisa mengendalikan kekuatan yang masuk ke dalam tubuhmu."

Aku merasakan sakit yang luar biasa selama bermenit-menit. Walaupun kekuatan mengalir ke dalam tubuhku, rasa sakit ini tak terbendung. Sejujurnya aku merasa bahwa tubuhku mau hancur lebur dengan kekuatan yang masuk ini.

Saat aku sedang kesakitan, kulihat Triniade seperti sedang merapalkan sebuah mantra ke arah lingkaran sihirnya.

"Ω σεβαστοί μου πρόγονοι, χρειάζομαι λίγη από τη δύναμή σας για αυτό το παιδί. Παρακαλώ δώστε τη δύναμή σας σε αυτό το παιδί, ώστε να μπορέσω να εκδικηθώ το έθνος μας στον καταστροφέα. Ω πρόγονοι."

Dia berbicara dengan bahasa yang aku sama sekali tidak mengerti ucapannya. Bermenit-menit lamanya aku menahan rasa sakit di tubuhku ini, akhirnya secara perlahan cahaya dari huruf-huruf kuno itu mulai memudar.

Kekuatan yang mengalir ke dalam diriku sudah terhenti setelah cahaya itu lenyap. Tubuhku langsung terasa lemas dan tak sanggung untuk berdiri. Kesadaranku yang tadi kupertahankan mulai memudar. Yang kulihat hanyalah sebuah kegelapan di mataku ini.

******

Aku membuka mataku, di hadapanku, Frans mencoba menyerang ku dengan sebuah tongkat di tangannya. Refleks aku menghindar dari serangannya.

{Apa-apaan ini, aku kembali lagi kesini. Seingatku aku tadi bersama Triniade di sebuah Ruangan.}

Aku masih mencerna apa yang terjadi tadi.

"Ini sudah berapa menit Frans?"

Aku bertanya kepada Frans untuk memastikan.

"Hah? Apakah kepalamu terbentur sesuatu? Sehingga membuat mu lupa ingatan."

"Aku serius."

"Ini hanya 1 menit dari tadi kau ingin mencoba kabur dariku dan aku tau gerakan mu selanjutnya."

{Hah? 1 Menit? Perasaan tadi aku berada di Ruangannya sekitar 2 jam lamanya. Apakah itu hanya mimpi?}

Aku terheran-heran dengan peristiwa ini.

"Sudahlah terima ini Raphael.HIYA!"

Frans melayangkan sebuah serangan padaku. Tiba-tiba tubuhku dengan sendirinya bergerak menghindari serangannya.

{Hah? Kenapa tubuhku terasa seperti bergerak sendiri?}

"I-ini tidak ada dalam Masa depan yang kulihat."

Apakah ini benar-benar masuk akal? Aku melihat sebuah jendela hologram tepat di depanku.

-Selamat datang di Triniade System. Saya, Vania. Akan membuat anda menjadi lebih kuat seperti yang Tuan Triniade perintahkan pada saya.

Aku mulai memikirkan apa yang tadi hanya mimpi semata atau memang kesadaranku dipindahkan oleh Triniade ke sana.

"Hey Frans. Apa kamu melihat hal ini?" Sambil menunjuk jendela Hologramnya.

"Apa yang kau maksud? Apa kau sudah tidak waras karena tidak menang dariku?"

Sepertinya dia tidak bisa melihat hologramnya, yang artinya hanya aku yang bisa melihat jendela hologram ini. Aku ingin memastikan sistem yang Triniade berikan kepadaku harusnya. Tetapi aku perlu mengalahkan Frans terlebih dahulu.

Aku menyerangnya menggunakan sebuah beladiri yang kupelajari dari kecil. Sebelum sebuah tendangan ku layangkan kepada Frans, aku melihat sekilas bahwa Frans akan menghindar ke arah Kanan.

Dan benar, Frans menghindari tendanganku ke arah kanan. Aku langsung mengubah arah tendanganku ke kanan mengikuti pergerakannya. Tepat terkena di mukanya. Frans terpental setelah terkena tendanganku.

Dia memegangi wajahnya dan merasa kesakitan.

"SIALAN!! Bagaimana kau tahu persis arah aku menghindar."

Aku juga tidak tahu apa yang terjadi denganku. Kilasan itu tiba-tiba terlihat olehku. Aku menyerangnya kembali, hanya saja kali ini aku menggunakan sebuah pukulan tepat ke arah Wajahnya lagi.

Kilasannya muncul kembali, Frans bergerak menghindari pukulan itu dengan menunduk. Aku langsung mengantisipasi hal itu dengan menggerakkan siku ku juga. Pukulanku berhasil di hindarinya, namun dia tidak bisa menghindar siku ku yang ku arahkan ke bawah.

"BUUK."

Tepat kena di lehernya. Frans langsung jatuh terbaring setelah terkena sikutan ku.

"Ka-kau apakah Kau memiliki kekuatan yang kau sembunyikan. Apa Kau mempunyai kekuatan melihat masa depan sepertiku RAPHAEL!!." Dia berteriak sembari tersungkur ke tanah.

Aku melihat ke arah tubuhku, hal aneh ini, apakah ini kekuatan yang tadi mengalir kepadaku.

Disaat aku sedang melihat ke tubuhku, sebuah hologram muncul kembali kali ini.

-Nama : Raphael Ignite. Level. : 1

Umur : 17 Tahun. Kemampuan : Manifestation Equipment.

Rank : F

Durability : E. Endurance : E

Strength : E. Vision. : D

Agility. : E. Speed. : E

Unique Skill :

1.Future Sight (B-Class) : dapat membuatmu melihat gerakan lawan kedepannya selama 3 detik.

……. (A-Class). : Terbuka setelah tubuhmu dapat kuat menahannya.

……. (A-Class). : Terbuka setelah tubuhmu dapat kuat menahannya.

Sebuah statistik dariku diperlihatkan dalam Hologram itu tanpa sebuah alat. Biasanya, untuk melihat statistik kamu perlu alat khusus yang digunakan oleh asosiasi Hunter. Namun aku lebih terkejut dengan Unique Skillnya.

{Sejak kapan aku mempunyai Unique Skill Future Sight. Aku hanya memiliki kemampuan Manifestation Equipment saja. Apakah ini berkat kekuatan yang tadi mengalir di dalam tubuhku.}

Di satu sisi aku senang karena mendapatkan sebuah Unique Skill yang lumayan bagus dipakai untuk melawan Frans. Namun di sisi lain, aku heran dengan skill A-Class yang belum terbuka. Aku penasaran skill apa itu.

Frans yang tersungkur itu langsung bangun dari jatuhnya. Dia tampak marah Sejadi-jadinya.

"Kau nih emang nyari masalah denganku Raphael."

Aku tidak merespon perkataan itu agar dia tambah kesal.

"Oe, kau tidak merespon Perkataan ku? Sialan juga."

Kuanggap omongan yang keluar dari mulut Frans hanya Suara nyamuk yang sedang terbang saja.

Frans merasa kesal karena omongannya tidak direspon dengan baik olehku. Dia langsung menyerang ku dengan tangannya. Aku dengan gampangnya menepis hal itu. Aku langsung memberikan serangan balasan kepadanya

Aku memukul Frans tepat di mukanya sekali lagi.

"KUAKK." Suara pukulan yang tepat kena di Wajah Frans.

"SIALAN!! BERANINYA KAU MEMUKULKU LAGI. KU AKAN PASTIKAN KAU MENDERITA RAPHAEL."

Frans melakukan sebuah gerakan yang abstrak. Dia berlari zig-zag ke arahku. Di penglihatan ku, gerakan dia selanjutnya masih terlihat dengan detail, mau apa dia memaksakan hal itu kalau dia saja sudah tau aku memiliki kemampuan yang sama sepertinya.

Persis dengan penglihatan ku, sesaat dia sudah lumayan mendekat, dia akan melakukan sebuah gerakan memutar dengan kakinya. Dia menendang memutar ke arahku. Hal itu sudah terlihat di kilasannya.

Aku dengan segera menangkap kakinya dengan tangan. Kaki kanannya kutangkap. Kutarik kakinya ke belakang sehingga tubuhnya mendekat ke arahku. Aku langsung memukul perutnya ke atas dengan tangan kanan ku.

"KUAKK."

Sejumlah cairan keluar dari mulut Frans yang habis terkena pukulan ku. Dia merintih kesakitan dan tampak tubuhnya sudah tidak kuat lagi untuk melanjutkan pertarungannya.

Dia memegangi perutnya dengan ekspresi yang sangat merasakan sakit yang pedih.

"Sial, bagaimana bisa kau bertambah kuat Se singkat ini."

Dia meludah ke bawah. Yang keluar bercak darah bukan air liur.

"Gimana, mau lanjut?"

"Aku menyerah. Ku Akui kekalahanku hari ini."

"Baguslah."

Dia memilih menyerah. Itu adalah pilihan yang bagus ketika tubuhmu sudah tidak kuat lagi untuk menerima serangan lainnya.

"Frans Muller kalah. Dia akan keluar dari dimensi dalam 10 detik."

Suara pengumuman dari Pak Gritz.

"Raphael, aku akan menantangmu kembali lain kali. Jangan sampai kalah ya."

"Tenang saja Frans. Aku percaya diri dengan kemampuan ku saat ini."

"Hahaha, ya sudahlah. Aku akan melihatmu dari Luar sana."

"Aku akan memberikanmu sebuah tontonan yang menarik tuk dilihat."

"Baiklah, aku pegang janjimu."

Setelah itu Tubuh Frans menghilang dari dimensi ini. Aku merasa bahwa ini adalah sebuah Anugerah yang kuterima dengan singkat.

-Raphael Ignite berhasil menang dalam Pertarungan pertamanya. Level anda akan Naik!.

Sebuah hologram kembali muncul di hadapanku.

Aku mencoba melihat data statistik ku kembali. Level ku yang tadi hanya Level 1 sekarang naik menjadi Level 2. Stats ku pun sedikit naik yang tadinya Kebanyakan E, sekarang sudah berubah menjadi E+. Sebuah kenaikan yang tidak banyak, namun membuat diriku mengalami perubahan yang lumayan signifikan.

Suara terdengar kembali kepadaku.

×Bagus Raphael. Aku menantikan aksi selanjutnya darimu.

Sepertinya suara ini adalah Suara Triniade. Aku merespon ucapannya dengan sedikit kasar.

×Tenang saja pak Tua. Aku akan membuatmu merasa bahagia karena bekerja sama denganku.

×Bocah Sialan! Sudah kubilang jangan panggil aku Pak Tua.

×Hahaha, tapi aku berterimakasih padamu Pak Tua. Aku sangat bersyukur dengan kekuatan yang kau berikan padaku.

×Baguslah, kau harus memberikan sebuah pencapaian yang akan membuatku puas denganmu.

×Nantikan saja hal itu Pak Tua.

Sehabis itu, Suara Triniade tidak terdengar kembali. Aku langsung menyusul yang lain di Markas Lawan. Aku sedikit terhambat karena pertarungan ku dengan Frans. Kali ini, aku tidak akan terlambat lagi.

Visual Karakter Frans Muller :

Terpopuler

Comments

hansen patar

hansen patar

panjang amat baru dapat Sistem nya Thor..
alur nya di sengaja Lambat begini ya??

2023-10-05

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 01 Raphael Ignite
2 Chapter 02 Dungeon Break
3 Chapter 03 Mansion Ignite's Family
4 Chapter 04 Roselianne Noble
5 Chapter 05 Shopping and Play
6 Chapter 06 Tersesat di Jalan yang Lurus
7 Chapter 07 Penjahat di Kereta
8 Chapter 08 Hit & Run
9 Chapter 09 Ledakan Besar
10 Chapter 10 Suara yang tak dikenali
11 Chapter 11 Ruangan dan Mata merah yang berkilau
12 Chapter 12 Triniade System
13 Chapter 13 Adela Agraze
14 Chapter 14 Pertarungan yang Tersisa
15 Chapter 15 Pertarungan tak terlihat
16 Chapter 16 Akhir dari Pertarungan
17 Chapter 17 Ikatan yang Renggang, mulai kembali Menguat
18 Chapter 18 Pesta yang Mewah
19 Chapter 19 Analisis Skill tipe Cahaya
20 Chapter 20 Kemacetan Panjang
21 Chapter 21 Diskusi Tegang
22 Chapter 22 Sistem Error??
23 Chapter 23 Mawar yang Mekar
24 Chapter 24 Kecanggihan Teknologi ITG
25 Chapter 25 Ruangan Misterius
26 Chapter 26 Jangan bersenang dulu, Masalah kan datang nanti
27 Chapter 27 Dunia tanpa Gangguan
28 Chapter 28 Melodi Merdu Bagai di Dunia Fantasi
29 Chapter 29 Ingatan masa Lama
30 Chapter 30 Akhir dari Pelatihan
31 Chapter 31 Hari yang Sempurna dengan Kondisi yang Buruk
32 Chapter 32 Benih Cinta yang mulai Bersemi
33 Chapter 33 Pemandangan Kota dari Jendela Bus
34 Chapter 34 Ketiga sifat yang Berlawanan
35 Chapter 35 Mengurus Urusan Diplomasi
36 Chapter 36 Sebastian sang Asisten Kepala Keluarga
37 Chapter 37 Telat lagi
38 Chapter 38 Leon, Novaria dan Alice
39 Chapter 39 Diriku setahun yang Lalu
40 Chapter 40 Sebuah Perasaan berkat Sebuah Senyuman
41 Chapter 41 Sang Cahaya yang Meredup
42 Chapter 42 Ulmaz Game Center
43 Chapter 43 Pertarungan Virtual Reality
44 Chapter 44 Evilanse World Paralel
45 Chapter 45 Apakah ini Akhirnya!!
46 Chapter 46 Dimulai dari Amarah dan Kecerobohan
47 Chapter 47 Caroline Wozniacki
48 Chapter 48 Suara yang Berasal dari sebuah Piano
49 Chapter 49 Basketball
50 Chapter 50 Rigorous Mode
51 Chapter 51 Waktunya pembalasan
52 Chapter 52 Sebuah Keajaiban yang Terjadi
53 Chapter 53 Suara dari sebuah Bongkahan Es
54 Chapter 54 Hanya sebuah Boneka Beruang berwarna Pink
55 Chapter 55 Bienen dan Liebe
56 Chapter 56 Ketua Asosiasi Ranker
57 Chapter 57 Kenapa Hari Ini!!
58 Chapter 58 Hasil yang Cukup Memuaskan
59 Chapter 59 Ryne dan Ujian Tulis
60 Chapter 60 Mari kita Mulai!!
61 Chapter 61 Kejutan dari Seorang Schwarz
62 Chapter 62 Sedikit Kecurangan tidaklah buruk
63 Chapter 63 Sebuah Wacana
64 Chapter 64 Bahaya Narkotika dan obat-obatan terlarang
65 Chapter 65 Angka 05 dan Bunga Mawar
66 Chapter 66 Burlinsen
67 Chapter 67 Organisasi Rosenbluten
68 Chapter 68 Tindakan Kekerasan pada Anak Dibawah Umur
69 Chapter 69 Rosenbluten dan Para Pemimpinnya
70 Chapter 70 Cahaya di tengah Gelapnya Malam
71 Chapter 71 Pertarungan Melalui Bir
72 Chapter 72 Rasa yang Telah Hilang
73 Chapter 73 Mind Control
74 Chapter 74 Ibunda yang sangat Baik Hati
75 Chapter 75 Taman
76 Chapter 76 Anting bunga membuatmu lengah
77 Chapter 77 Rio si Jaket Merah
78 Chapter 78 Fokuslah pada suatu hal dan cek kembali apakah itu sesuai
79 Chapter 79 Keadaan Pasca Pertarungan sengit
80 Chapter 80 Kepanikan tiada henti
81 Chapter 81 Kalau ada dia, kurasa kondisiku membaik
82 Chapter 82 Festival Rhine in Flammen (Part 1)
83 Chapter 83 Festival Rhine in Flammen ( Part 2 )
84 Chapter 84 Festival Rhine in Flammen ( Part 3 )
85 Chapter 85 Kaizo Ignite
86 Chapter 86 Kembalinya setelah libur panjang
87 Chapter 87 Situasi rumit dan gawat
88 Chapter 88 Air Mata Kecemburuan
89 Chapter 89 Aegis Arena Showdown ( Part 1 )
90 Chapter 90 Aegis Arena Showdown ( Part 2 )
91 Chapter 91 Pembukaan Kompetisi Aegis Arena Showdown ( Part 3 )
92 Chapter 92 Taruhan berbahaya ( Part 4 )
93 Chapter 93 Roselianne Noble vs Hilario Hernandez ( Part 5 )
94 Chapter 94 Perkembangan yang pesat ( Part 6 )
95 Chapter 95 Perkenalan Antara partisipan ( Part 7 )
96 Chapter 96 Arwah dan Waktu ( Part 8 )
97 Chapter 97 Jangan melampaui batas seenaknya! ( Part 9 )
98 Chapter 98 Penghinaan terhadap Pribumi ( Part 10 )
99 Chapter 99 Latihan keras ( Part 11 )
100 Chapter 100 Latihan Morena Iszlavia ( Part 12 )
101 Chapter 101 Pertarungan gemilang sang adik Pahlawan ( Part 13 )
102 Chapter 102 Populer vs Pemalu ( Part 14 )
103 Chapter 103 Sinergitas dengan angin ( Part 15 )
104 Chapter 104 Para tong kosong yang nyaring bunyinya ( Part 16 )
105 Chapter 105 Seorang Misterius ( Part 17 )
106 Chapter 106 Macheda dan Il-Sung ( Part 18 )
107 Happy New Year 2024
108 Chapter 107 Advanced Skill ( Part 19 )
109 Chapter 108 Popularitas ( Part 20 )
110 Chapter 109 Harga diri ( Part 21 )
111 Chapter 110 Waktu Luang dan Hiburan ( Part 22 )
112 Chapter 111 Schmerz ( Part 23 )
113 Chapter 112 Fio ( Part 24 )
114 Chapter 113 Kilas Balik Morena ( Part 25 )
115 Chapter 114 Sullivan Crestia ( Part 26 )
116 Chapter 115 Terungkapnya segala rahasia ( Part 27 )
117 Chapter 116 Benang Hitam ( Part 28 )
118 Chapter 117 Kebaikan yang sirna ( Part 29 )
119 Chapter 118 Lantunan Irama Mengerikan ( Part 30 )
120 Chapter 119 Romansa ( Part 31 )
121 Chapter 120 Maxwell Violance ( Part 32 )
122 Chapter 121 Kepercayaan diri ( Part 33 )
123 Chapter 122 The Rising Star ( Part 34 )
124 Chapter 123 Destiny of Evolution ( Part 35 )
125 Chapter 124 Peningkatan ( Part 36 )
126 Chapter 125 Ilusi Masa Lalu ( Part 37 )
127 Chapter 126 Kenangan Buruk ( Part 38 )
128 Chapter 127 Kharisma Kriminalitas Kelas Kakap ( Part 39 )
129 Chapter 128 Akhir dari sebuah Trauma ( Part 40 )
130 Chapter 129 Hadiah Rahasia dari orang Istimewa ( Part 41 )
131 Chapter 130 Aktivitas biasa ( Part 42 )
132 Chapter 131 Waktu untuk Bersantai ( Part 43 )
133 Chapter 132 Skilled Basketball ( Part 44 )
134 Chapter 133 Semi-Final Babak 1 ( PART 45 )
135 HAPPY EID MUBARAK!
136 Chapter 134 Hawa Dingin yang Menusuk ( Part 46 )
137 Chapter 135 Ketidakseimbangan Dunia Fana dan Dunia Nyata ( PART 47 )
138 Chapter 136 Peniru Handal ( PART 48 )
139 Chapter 137 Time ( Part 49 )
140 Chapter 138 Semuanya memiliki batas ( PART 50 )
141 Chapter 139 Charles Magnussen ( Part 51 )
142 Chapter 140 Emphasize ( Part 52 )
143 Chapter 141 Kekecewaan ( Part 53 )
144 Chapter 142 Beban seorang Adik ( Part 54 )
145 Chapter 143 The Path's ( Part 55 )
146 Chapter 144 Rasa Bersalah ( Part 56 )
147 Chapter 145 Letiontia ( Part 57 )
148 Chapter 146 Semi-Final Round ( Part 58 )
149 Chapter 147 Unnification vs Manifestation ( Part 59 )
150 Chapter 148 Pemikiran yang mengerikan ( Part 60 )
151 Chapter 149 Bulan pada Siang Hari ( Part 61 )
152 Chapter 150 Hal yang Mencemaskan ( Part 62 )
153 Chapter 151 Mimpi mengerikan ( PART 63 )
154 Chapter 152 Gemuruh Langit antara angin dan petir ( Part 64 )
155 Chapter 153 Pertarungan Udara ( PART 65 )
156 Chapter 154 Konsekuensi ( Part 66 )
157 Chapter 155 Perkelahian ( Part 67 )
158 Chapter 156 Bunga yang mekar setelah layu ( Part 68 )
Episodes

Updated 158 Episodes

1
Chapter 01 Raphael Ignite
2
Chapter 02 Dungeon Break
3
Chapter 03 Mansion Ignite's Family
4
Chapter 04 Roselianne Noble
5
Chapter 05 Shopping and Play
6
Chapter 06 Tersesat di Jalan yang Lurus
7
Chapter 07 Penjahat di Kereta
8
Chapter 08 Hit & Run
9
Chapter 09 Ledakan Besar
10
Chapter 10 Suara yang tak dikenali
11
Chapter 11 Ruangan dan Mata merah yang berkilau
12
Chapter 12 Triniade System
13
Chapter 13 Adela Agraze
14
Chapter 14 Pertarungan yang Tersisa
15
Chapter 15 Pertarungan tak terlihat
16
Chapter 16 Akhir dari Pertarungan
17
Chapter 17 Ikatan yang Renggang, mulai kembali Menguat
18
Chapter 18 Pesta yang Mewah
19
Chapter 19 Analisis Skill tipe Cahaya
20
Chapter 20 Kemacetan Panjang
21
Chapter 21 Diskusi Tegang
22
Chapter 22 Sistem Error??
23
Chapter 23 Mawar yang Mekar
24
Chapter 24 Kecanggihan Teknologi ITG
25
Chapter 25 Ruangan Misterius
26
Chapter 26 Jangan bersenang dulu, Masalah kan datang nanti
27
Chapter 27 Dunia tanpa Gangguan
28
Chapter 28 Melodi Merdu Bagai di Dunia Fantasi
29
Chapter 29 Ingatan masa Lama
30
Chapter 30 Akhir dari Pelatihan
31
Chapter 31 Hari yang Sempurna dengan Kondisi yang Buruk
32
Chapter 32 Benih Cinta yang mulai Bersemi
33
Chapter 33 Pemandangan Kota dari Jendela Bus
34
Chapter 34 Ketiga sifat yang Berlawanan
35
Chapter 35 Mengurus Urusan Diplomasi
36
Chapter 36 Sebastian sang Asisten Kepala Keluarga
37
Chapter 37 Telat lagi
38
Chapter 38 Leon, Novaria dan Alice
39
Chapter 39 Diriku setahun yang Lalu
40
Chapter 40 Sebuah Perasaan berkat Sebuah Senyuman
41
Chapter 41 Sang Cahaya yang Meredup
42
Chapter 42 Ulmaz Game Center
43
Chapter 43 Pertarungan Virtual Reality
44
Chapter 44 Evilanse World Paralel
45
Chapter 45 Apakah ini Akhirnya!!
46
Chapter 46 Dimulai dari Amarah dan Kecerobohan
47
Chapter 47 Caroline Wozniacki
48
Chapter 48 Suara yang Berasal dari sebuah Piano
49
Chapter 49 Basketball
50
Chapter 50 Rigorous Mode
51
Chapter 51 Waktunya pembalasan
52
Chapter 52 Sebuah Keajaiban yang Terjadi
53
Chapter 53 Suara dari sebuah Bongkahan Es
54
Chapter 54 Hanya sebuah Boneka Beruang berwarna Pink
55
Chapter 55 Bienen dan Liebe
56
Chapter 56 Ketua Asosiasi Ranker
57
Chapter 57 Kenapa Hari Ini!!
58
Chapter 58 Hasil yang Cukup Memuaskan
59
Chapter 59 Ryne dan Ujian Tulis
60
Chapter 60 Mari kita Mulai!!
61
Chapter 61 Kejutan dari Seorang Schwarz
62
Chapter 62 Sedikit Kecurangan tidaklah buruk
63
Chapter 63 Sebuah Wacana
64
Chapter 64 Bahaya Narkotika dan obat-obatan terlarang
65
Chapter 65 Angka 05 dan Bunga Mawar
66
Chapter 66 Burlinsen
67
Chapter 67 Organisasi Rosenbluten
68
Chapter 68 Tindakan Kekerasan pada Anak Dibawah Umur
69
Chapter 69 Rosenbluten dan Para Pemimpinnya
70
Chapter 70 Cahaya di tengah Gelapnya Malam
71
Chapter 71 Pertarungan Melalui Bir
72
Chapter 72 Rasa yang Telah Hilang
73
Chapter 73 Mind Control
74
Chapter 74 Ibunda yang sangat Baik Hati
75
Chapter 75 Taman
76
Chapter 76 Anting bunga membuatmu lengah
77
Chapter 77 Rio si Jaket Merah
78
Chapter 78 Fokuslah pada suatu hal dan cek kembali apakah itu sesuai
79
Chapter 79 Keadaan Pasca Pertarungan sengit
80
Chapter 80 Kepanikan tiada henti
81
Chapter 81 Kalau ada dia, kurasa kondisiku membaik
82
Chapter 82 Festival Rhine in Flammen (Part 1)
83
Chapter 83 Festival Rhine in Flammen ( Part 2 )
84
Chapter 84 Festival Rhine in Flammen ( Part 3 )
85
Chapter 85 Kaizo Ignite
86
Chapter 86 Kembalinya setelah libur panjang
87
Chapter 87 Situasi rumit dan gawat
88
Chapter 88 Air Mata Kecemburuan
89
Chapter 89 Aegis Arena Showdown ( Part 1 )
90
Chapter 90 Aegis Arena Showdown ( Part 2 )
91
Chapter 91 Pembukaan Kompetisi Aegis Arena Showdown ( Part 3 )
92
Chapter 92 Taruhan berbahaya ( Part 4 )
93
Chapter 93 Roselianne Noble vs Hilario Hernandez ( Part 5 )
94
Chapter 94 Perkembangan yang pesat ( Part 6 )
95
Chapter 95 Perkenalan Antara partisipan ( Part 7 )
96
Chapter 96 Arwah dan Waktu ( Part 8 )
97
Chapter 97 Jangan melampaui batas seenaknya! ( Part 9 )
98
Chapter 98 Penghinaan terhadap Pribumi ( Part 10 )
99
Chapter 99 Latihan keras ( Part 11 )
100
Chapter 100 Latihan Morena Iszlavia ( Part 12 )
101
Chapter 101 Pertarungan gemilang sang adik Pahlawan ( Part 13 )
102
Chapter 102 Populer vs Pemalu ( Part 14 )
103
Chapter 103 Sinergitas dengan angin ( Part 15 )
104
Chapter 104 Para tong kosong yang nyaring bunyinya ( Part 16 )
105
Chapter 105 Seorang Misterius ( Part 17 )
106
Chapter 106 Macheda dan Il-Sung ( Part 18 )
107
Happy New Year 2024
108
Chapter 107 Advanced Skill ( Part 19 )
109
Chapter 108 Popularitas ( Part 20 )
110
Chapter 109 Harga diri ( Part 21 )
111
Chapter 110 Waktu Luang dan Hiburan ( Part 22 )
112
Chapter 111 Schmerz ( Part 23 )
113
Chapter 112 Fio ( Part 24 )
114
Chapter 113 Kilas Balik Morena ( Part 25 )
115
Chapter 114 Sullivan Crestia ( Part 26 )
116
Chapter 115 Terungkapnya segala rahasia ( Part 27 )
117
Chapter 116 Benang Hitam ( Part 28 )
118
Chapter 117 Kebaikan yang sirna ( Part 29 )
119
Chapter 118 Lantunan Irama Mengerikan ( Part 30 )
120
Chapter 119 Romansa ( Part 31 )
121
Chapter 120 Maxwell Violance ( Part 32 )
122
Chapter 121 Kepercayaan diri ( Part 33 )
123
Chapter 122 The Rising Star ( Part 34 )
124
Chapter 123 Destiny of Evolution ( Part 35 )
125
Chapter 124 Peningkatan ( Part 36 )
126
Chapter 125 Ilusi Masa Lalu ( Part 37 )
127
Chapter 126 Kenangan Buruk ( Part 38 )
128
Chapter 127 Kharisma Kriminalitas Kelas Kakap ( Part 39 )
129
Chapter 128 Akhir dari sebuah Trauma ( Part 40 )
130
Chapter 129 Hadiah Rahasia dari orang Istimewa ( Part 41 )
131
Chapter 130 Aktivitas biasa ( Part 42 )
132
Chapter 131 Waktu untuk Bersantai ( Part 43 )
133
Chapter 132 Skilled Basketball ( Part 44 )
134
Chapter 133 Semi-Final Babak 1 ( PART 45 )
135
HAPPY EID MUBARAK!
136
Chapter 134 Hawa Dingin yang Menusuk ( Part 46 )
137
Chapter 135 Ketidakseimbangan Dunia Fana dan Dunia Nyata ( PART 47 )
138
Chapter 136 Peniru Handal ( PART 48 )
139
Chapter 137 Time ( Part 49 )
140
Chapter 138 Semuanya memiliki batas ( PART 50 )
141
Chapter 139 Charles Magnussen ( Part 51 )
142
Chapter 140 Emphasize ( Part 52 )
143
Chapter 141 Kekecewaan ( Part 53 )
144
Chapter 142 Beban seorang Adik ( Part 54 )
145
Chapter 143 The Path's ( Part 55 )
146
Chapter 144 Rasa Bersalah ( Part 56 )
147
Chapter 145 Letiontia ( Part 57 )
148
Chapter 146 Semi-Final Round ( Part 58 )
149
Chapter 147 Unnification vs Manifestation ( Part 59 )
150
Chapter 148 Pemikiran yang mengerikan ( Part 60 )
151
Chapter 149 Bulan pada Siang Hari ( Part 61 )
152
Chapter 150 Hal yang Mencemaskan ( Part 62 )
153
Chapter 151 Mimpi mengerikan ( PART 63 )
154
Chapter 152 Gemuruh Langit antara angin dan petir ( Part 64 )
155
Chapter 153 Pertarungan Udara ( PART 65 )
156
Chapter 154 Konsekuensi ( Part 66 )
157
Chapter 155 Perkelahian ( Part 67 )
158
Chapter 156 Bunga yang mekar setelah layu ( Part 68 )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!