Kami berdua berjalan mengarah ke parkiran. Mengambil mobilku yang terparkir disana untuk pergi ke Cafe-Cafe tepi jalan.
Tanpa banyak bicara, kami berdua hanya sekedar berjalan saja dengan perlahan. Sampai pada parkiran mall, aku pun langsung membuka kunci mobil. Kunci sudah terbuka, pintu mobil langsung kubuka. Kuberikan tumpangan pertama untuk Roselianne. Setelah itu aku mengikuti setelah dia.
Aku menyalakan mesin. Akupun langsung menancap gas ke luar parkiran. Disaat ingin keluar, semua kendaraan yang terparkir wajib membayar ongkos parkir. Aku dengan segera men scan sebuah QR Code yang berada di sampingku.
Pembayaran berhasil. Barrier gate pun terbuka. Aku langsung menyetir ke arah jalan raya. Melihat sekeliling sambil mencari-cari sebuah Cafe yang memiliki tema unik. Dengan diselingi sebuah pembicaraan yang ringan.
"Mau Cafe yang mana Rose?"
"Aku ada satu rekomendasi Cafe sih. Tapi bukan di kota Stuttgarter. Di kota sebelah."
"Boleh tuh. Ayok pergi kesana aja. Lagipula masih belum terlalu sore untuk pergi ke Luar Kota."
"Yaudah, nanti aku arahin aja kita bakal mengarah lewat mana aja."
"Kalau untuk itu tidak. Kau cari saja Rutenya menggunakan smartphoneku." Memberikan Smartphoneku pada Roselianne
"Ihh, ga percayaan banget sama intiuisiku."
"Kamu aja pas kecil sering nyasar. Makanya aku gabisa percaya padamu kalau masalah mengarahkan rute."
"Yaudah deh."
Roselianne terpaksa mengalah untuk pengarahan. Mengikuti solusi Rute dari sebuah Aplikasi dengan fitur rute yang lengkap dan terpercaya lebih bisa diikuti ketimbang hanya omongan Roselianne. Bila tersesat, maka akan lebih banyak waktu yang terpakai.
Mataku melirik ke arah Roselianne yang sedang memperhatikan Rute Maps di Smartphoneku. Tampak elok wajahnya saat dilihat dari samping. Ekspresi yang sedikit kesal saat memperhatikan Rute menjadi daya tarik tambahan baginya.
Berada di sebuah persimpangan aku langsung bertanya kepada Roselianne yang memegang Kendali Maps.
"Ini kita belok apa lurus kemana Rose?"
"Umm.. kalau diliat dari peta sih masih lurus."
"Yaudah lurus nih yah."
Sembari menunggu Lampu lalu lintas berganti warna menjadi hijau. Lalu lintas lumayan ramai di sekitar sini.
Setelah lampu berganti warna, aku langsung pergi lurus seperti yang Roselianne katakan. Mungkin sekitar 5-6 menit setelah berjalan lurus, firasatku sudah mulai tidak enak. Aku pun langsung memberhentikan mobilku di pinggir jalan sebentar. Selepas itu, aku meminta Roselianne untuk memberikan Smartphoneku lagi.
"Coba sini Rose aku liat sebentar." Sambil meminta Smartphoneku,
"Nih "
Nampaknya firasatku benar. Harusnya di persimpangan tadi belok kanan.
"Haduh Rose-Rose. Tadi harusnya kita belok ke kanan tapi kamu malah bilang lurus."
"Ya… kukira tadi lurus. Soalnya banyak banget belokan di Mapsnya."
"Ya kan ada tandanya apa kalo mau belok. Kayak toko atau apapun itu yang bisa jadi tanda bahwa kita harus belok. Masa gitu aja kamu ga ngerti." sambil sedikit membentak Roselianne.
"Jangan salahin aku dong. Aku kan gatau kayak begituan."
Tampak ekspresi Roselianne seperti ingin menangis setelah ku membentaknya sedikit. Aku juga salah sih karena memberikan orang yang buta arah kendali Maps. Akupun langsung menenangkan pikiranku agar tidak kesal.
"Yaudah Rose. Maaf kalau udah ngebentak kamu. Aku juga salah."
"HIKS! Iya Rapha. Aku juga minta maaf." Sambil mengusap air matanya.
"Nih Tissue buat lap air matamu. Udah jangan nangis lagi, mukamu jadi jelek kalau kamu menangis." Memberikan sebuah tissue kepada Roselianne.
Roselianne pun mengambil tissue yang kuberikan dan mengelap air matanya menggunakan tissue. Sambil menunggu Roselianne mengelap air matanya, aku memandangi Maps di Smartphoneku sembari menghafalkan patokan agar tidak salah jalan lagi. Setelah dirasa sudah menghafal seluruh jalurnya, aku melanjutkan perjalanannya dan mencari putar balikan di depan.
Aku pun melihat kaca spion saat ingin kembali ke jalur agar tidak menyusahkan pengendara yang lain. Menunggu beberapa mobil lewat kemudian aku langsung menyetir ke arah jalur utama. Kebetulan di depan sana ada putar balikkan. Aku pun langsung putar balik ke Persimpangan tadi.
Diriku pun langsung belok ke kiri sesudah sampai di Persimpangan. Setelah itu seingatku jalan lurus sekitar 1 kilometer. Sampai ada Patokan sebuah taman untuk belok ke kiri.
Setelah menyetir selama kurang lebih 40 menitan, akhirnya kami berdua sampai ke tempat yang ingin kami tuju. Aku pun langsung memakirkan mobilku di depan Cafenya. Sesudah memarkirkan mobil, kami berdua pun keluar dan masuk ke Cafe yang direkomendasikan Roselianne.
Di dalam cafe terasa hangat dan nyaman. Tema-tema zaman pertengahan menghiasi Cafe ini. Kami berdua pun mencari tempat duduk yang kosong. Ada kursi yang kosong dengan model berhadapan di samping jendela. Aku pun langsung memanggil Roselianne untuk duduk disana.
"Rose, tuh kursi kosong samping jendela. Duduk disitu aja."
"Oke."
Kami berdua pun duduk. Tak lama kemudian, pelayan yang menggunakan pakaian ala-ala zaman pertengahan mendatangi kami.
"Selamat datang di Cafe kami, ada yang ingin dipesan?"
*Boleh lihat menunya terlebih dahulu?" Aku menanyakan buku menu kepadanya.
"Ini Tuan menu-menunya." Sambil memberikan buku menu.
Aku pun melihat-lihat menu yang ada di Cafe ini. Menu-menunya banyak juga ternyata. Mulai dari minuman banyak sekali pilihan dari Americano, Ekspresso, Machiato, maupun Mocha. Bahkan ada juga Teh Matcha. Jika ingin memesan makanan, di cafe ini terdapat menu Croffle, Croissant, Cinnamon Roll untuk desert. Sedangkan untuk makanan beratnya terdapat Rice Bowl, Grilled fish with mushroom Sauce dan masih banyak lagi.
Aku persilahkan Roselianne untuk memilih menunya terlebih dahulu.
"Kamu mau pesan apa Rose? Duluan aja."
"Coba sini liat menunya."
Aku pun memberikan buku menunya kepada Roselianne. Pelayan tersebut menunggu kami memesan. Roselianne membuka halaman per halaman buku menu sembari mencari apa yang dia inginkan.
"Aku ingin pesan sebuah Croffle dengan selesai Blueberry diatasnya. Untuk minuman aku pesan Milk tea."
"Baik, kalau tuan yang satu ini pesan apa?"
"Bentar mba. Aku belum lihat menunya sepenuhnya. Siniin buku menunya Rose."
"Nih."
Aku melihat-lihat semua menu yang tersedia. Akhirnya kuputuskan untuk memesan Cinnamon Roll dan Secangkir Mochacino.
"Aku Cinnamon Roll aja. Minumannya Moccacino ya."
"Baik, silahkan ditunggu pesanannya ya."
"Terimakasih." Ucap kami berdua.
Setelah itu pelayan tersebut pun pergi ke bagian dapur. Aku melihat-lihat interior cafenya sembari menunggu pesanan. Sedangkan Roselianne Sibuk dengan smartphonenya.
Selang beberapa menit, pesanan kami berdua pun datang.
"Ini pesanannya tuan. Silahkan dinikmati." Pelayan menaruh pesanan kami diatas meja dengan rapi.
"Terimakasih."
Pesanannya terlihat sangat enak bila dilihat dari luarnya. Aku mengambil sebuah pisau kecil dan sebuah garpu untuk memakan Cinnamon Roll ku.
Teksturnya sangat lembut dan manisnya pas di mulutku. Tidak salah memang rekomendasi dari Roselianne.
"Enak juga ya disini. Rasanya pas."
"Siapa dulu yang ngasih rekomendasi. Roselianne Noble gitu loh."
"Hahaha. Bisa aja."
Kami berdua menyantap makanan yang kami pesan dengan lahap. Selesainya kami menyantap makanannya, tak lupa juga merasakan minuman yang telah kami pesan juga.
Mocha yang ku pesan juga lumayan enak. Rasa coklatnya lumayan berasa di lidahku.
Setelah kami selesai menyantap semua yang kami pesan, aku pun meminta pelayan untuk memberikan billnya kepadaku. Aku memanggil pelayan dengan isyarat sebuah tepukan pelan kepadanya. Sontak pelayan langsung merespon tepukanku.
"Iya ada yang bisa kami bantu lagi tuan?"
"Boleh minta Billnya mba?"
"Baik tuan. Mohon tunggu sebentar ya."
"Oke."
Pelayan tersebut segera menulis Billnya dan memberikannya kepadaku.
"Ini Tuan Billnya."
Aku melihat sejenak Billnya. Total harganya adalah 470 Roux. Akupun langsung membayarnya menggunakan uang Cash. Aku memberikan uang cashnya kepada Pelayannya.
"Ini uangnya ya. Kembaliannya ambil saja, anggap saja uang tip." Memberikan 500 Roux.
"Terimakasih tuan, silahkan datang kembali."
Aku dan Roselianne pun pergi dari Cafe tersebut. Kami berdua segera pulang karena hari sudah menjelang sore.
"Yaudah ayok pulang Rose. Nanti kamu dicariin ama Orang Tuamu."
"Ayok Raph. Aku juga udah lumayan capek hari ini."
Aku pun langsung mengendarai mobil menuju jalan pulang.
Sesampainya di Kawasan Solitude, aku mengantar Roselianne ke Kediamannya terlebih dahulu.
Sampai di Depan Kediaman Noble, aku pun berhenti. Roselianne pun keluar dari mobil.
"Makasih ya Rapha udah ngajak jalan-jalan. Lain kali kita jalan-jalan bareng lagi ya."
"Sama-sama Rose. Kapan-kapan aku bakal ngajak Vincent juga. Biar seru, tapi jangan lupa ya Ama yang tadi. Kamu temenin aku Latihan di tempat latihan keluargaku saat hari libur. Nanti bakal aku chat kamu." Aku berbicara di dalam mobil.
"Tenang aja Raph, aku inget kok. Yaudah ya aku masuk dulu. Bye."
"Bye Rose."
Roselianne menutup kembali pintu mobilnya. Aku berdiam sejenak sembari melihat Roselianne berjalan menuju ke dalam. Sesudah Roselianne masuk ke Kediamannya, aku pun lanjut mengendarai ke Kediamanku.
Sesampainya di depan Kediamanku, aku pun menyuruh Penjaga untuk membuka Gerbangnya kembali.
"Pak, tolong buka gerbangnya."
"Baik Tuan Muda."
Gerbang pun terbuka, aku langsung menuju ke Garasi untuk memarkirkan mobilku kembali.
Sesudah memarkirkan mobil, aku masuk ke dalam. Seperti biasa, aku melakukan scanning untuk membuka pintunya.
-Scan Diterima. Selamat Datang Tuan Raphael.
Aku segera menuju ke Ruangan Joanne untuk memberikan kunci kepadanya. Tidak ada siapa-siapa disini kecuali para pelayan dan petugas yang bekerja.
Di depan Ruangan Joanne, tampak dari kejauhan Joanne sedang berada di depan Ruangannya. Aku pun langsung memanggil Joanne.
"Joanne."
Joanne pun langsung menoleh ke arahku.
"Sudah selesai memakai mobilnya Tuan Muda?"
"Sudah. Ini makanya aku pergi ke Ruanganmu untuk memberikan kuncinya. Nih Kuncinya." Sambil memberikan Kuncinya kepada Joanne.
"Yaudah aku pergi dulu ya Joanne."
*Baik tuan muda."
Aku pun pergi meninggalkan Joanne dan kembali ke Ruanganku. Sesampainya di Ruanganku, aku mengganti pakaianku ke Pakaian Casual. Terlalu repot bila memakai sebuah kemeja dengan blazer di dalam Ruanganku.
Aku pun membuka jendela Ruanganku sembari berduduk di tepi jendela. Menikmati udara sore hari dan matahari yang ingin terbenam. Awan-awan menghiasi langit yang berwarna Oren kemerahan. Pemandangan kota terlihat dari Ruanganku. Gedung-gedung tinggi tampak menghalau matahari yang ingin terbenam.
Dengan memegang sebuah smartphone, aku pun berfoto selfie Dangan pemandangan kota. Hasilnya terlihat bagus karena diselingi kawanan burung yang kebetulan terbang melintasi kawasanku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments