Aku dan Roselianne jalan bersamaan menuju ke Kediaman masing-masing. Di perjalanan kami dengan asyik membahas tentang masa kecil kami.
"Hahaha, Jalan bareng gini jadi inget pas kecil kamu sering nyasar Rose. Bukannya ke Kediaman mu malah nyasar ke Kediaman keluarga lain. Kalo diinget-inget masih membekas lucunya hal itu."
"Itukan pas kecil, Lagipula pas itu aku belum tau daerah sini karena jarang Keluar. Kamu juga pas kecil sering nangis di Taman itu karena diledekin Vincent. Sampe-sampe kak Lily selalu Menjeputmu."
"Hahaha, Vincent pas kecil emang orangnya iseng banget. Aku lagi main ayunan malah di dorong ayunannya sampe kenceng Ama Vincent."
"Iya, Vincent pas kecil orangnya Iseng banget. Waktu itu juga aku lagi main Ama jungkat jungkit sendirian dia Malah ikut. Mana Digerakinnya cepet banget."
"Hahaha Sudahlah, Jangan membahas orang yang tidak ada disini. Kesannya kayak menjelaskan Vincent di belakangnya."
"Kamu yang mulai duluan kan Raph."
Roselianne tampak menunjukkan muka kesalnya kepadaku. Aku pun berusaha membuat Ekspresi Roselianne seperti semula.
"Haha, Iya-iya Aku yang mulai duluan jadi jangan kesal lagi Oke. Nanti siang ku traktir ke Cafe di Pusat Kota."
"Janji?"
"Iya, Janji kok. Nanti siang aku ke Rumahmu untuk Jemput."
"Janji Kelingking dulu Kalau begitu."
"Oke."
Kami berdua pun mengucapkan Janji Kelingking bersamaan sambil Menyatukan Jari Kelingking kami berdua.
"Yang tidak menepati janjinya akan di takuti oleh hantu saat tidur."
"Yang enggak menepati janji akan mendapat Mimpi buruk."
Ucapan itu sudah dari kecil. Itu cukup mengingatkan memori masa kecil kami. Rasanya seperti nostalgia.
"Oke, Karena sudah mengucapkan janji itu, kamu tidak boleh Mengkhianati janjimu itu ya Raph."
"Tenang aja Rose, Aku pasti menepati janjiku."
Roselianne tampak senang setelah itu. Ekspresinya bahagia seakan seperti menginginkan hal itu. Ekspresi bahagianya pun tampak cantik di mataku. Rambutnya yang mempunyai warna biru gelap diluar dan didalamnya ada warna biru yang tampak terang serta bersembunyi,serta mata yang biru membuat hatiku sedikit merasakan ketenangan. Anting yang berada di telinga pun tampak mempesona saat dipakainya.
Kami berdua akhirnya berpisah karena sudah sampai di depan gerbang Kediaman Roselianne.
"Yaudah aku masuk dulu ya Raph."
"Iya Rose, dah."
"Dah juga Raph."
Roselianne dan Aku sama-sama Melambaikan Tangan. Setelah melihat Roselianne sudah di dalam Kediamannya. Aku pun langsung berjalan ke Kediamanku. Kediamanku dan Roselianne Cukup dekat. Hanya sekitar 100 meter saja.
Berjalan dan berjalan dengan santai. Akhirnya aku sampai di Kediamanku. Aku segera memerintahkan Penjaga untuk membuka gerbangnya.
"Pak Tolong buka kan Gerbangnya. Aku mau masuk."
Penjaga yang Sebelumnya sedang duduk santai di Pos mereka, Dengan segera membuka Gerbangnya.
Gerbang pun terbuka, aku Lekas bergegas pergi ke Dalam. Seperti biasa, Sebelum masuk aku diwajibkan untuk Scan sidik jari.
-Scan Diterima. Selamat Datang Tuan Muda Raphael.
Pintu pun Terbuka. Tampak di dalam, Ada orang tua ku yang sepertinya sedang bersiap-siap untuk Pergi.
"Mau Kemana Ayahanda dan Ibunda?"
*Ah Raphael, Ibu sama Ayah mau ke Kota Berlintz untuk sebuah urusan disana. Mungkin ibu
Sama Ayah baru bisa pulang esok hari. Kamu dan Lily jaga diri baik-baik ya."
"Baik Ibunda. Hati-hati dijalan ya."
"Dah Raphael." Ibunda melambaikan tangannya kepadaku.
Ibunda dan Ayahanda pergi ke Kota Berlintz untuk urusan negara sepertinya. Aku pun pergi ke Ruang Makan untuk sarapan. Karena dari kemarin aku hanya Makan Chiffon Cake dan Macaron di Perjalanan kemarin. Sekarang aku terasa lapar.
Di Ruang Makan ternyata ada Kak Lily juga yang sedang menikmati sarapannya. Aku segera duduk di Kursi yang sudah tersedia. Pelayan pun menghampiriku untuk menanyakan menu apa yang ingin kusantap pagi ini.
P "Tuan Muda ingin Menu apa pagi ini?*
"Hmm, Sebuah omelet saja. Serta sebuah Roti dengan selai Blueberry."
"Baik Tuan muda."
Setelahnya Pelayan itu pergi ke dapur untuk menyiapkan Menu ku. Aku menunggu dengan tenang sampai Makananku datang. Selang beberapa Menit, Akhirnya makananku pun datang.
"Ini Makanannya Tuan Muda. Silahkan Menikmati hidangan ini."
Pelayan tersebut Menata makanan-makanan dengan rapih diatas meja makan. Aku segera menyantap makanannya dengan lahap. Aku terlebih dahulu Melahap omelet dengan Perlahan. Memotong omelet beberapa bagian dengan menggunakan pisau kecil. Sesudah kupotong, aku menggunakan sebuah Garpu untuk mengambil bagian per bagian yang telah dipotong. Aku mencocolkan omeletnya dengan saus yang berada di pinggir.
Hmmm, Lezatnya omelet ditambah dengan saus yang kucocol tadi. Rasa asin,Manis,Pedas dan Gurihnya menyatu dengan Sempurna. Ditambah dengan tekstur omelet yang di dalamnya masih terasa lembut. Aku menyantap omelet dengan lahapnya. Sampai-sampai kak Lily yang melihatnya sampai menegurku untuk makan dengan lebih pelan agar tidak tersedak saat makan.
"Makan pelan-pelan aja Rapha. Nanti tersedak loh."
"Iyaa Kak Lily." Dengan makanan yang masih ada di mulut.
Saat sedang enaknya menyantap Omelet, Tiba-tiba ada bagian omelet yang menyangkut di tenggorokanku.
"Uhuk..Uhuk..Uhuk."
Bunyi batuk menyertai, Aku segera Minum agar makanan yang menyangkut di tenggorokan bisa tertelan. Aahh, Akhirnya makanannya tertelan setelah aku minum.
"Kan udah dibilang Raphael. Kalau makan tuh pelan-pelan. Kamu ini susah dibilangin."
Aku hanya bisa tertawa sedikit mendengar hal itu.
"Hehehe,Iya kak Lily."
Aku pun melanjutkan menyantap omeletnya dengan perlahan.
Ahh,Akhirnya sudah selesai menyantap Omeletnya. Aku segera minum air putih agar tidak serat tenggorokanku. Aku berdiam diri sebentar setelah makan. Setelah itu, aku langsung memakan Sebuah roti yang sudah dioleskan dengan selai Blueberry di atasnya. Hmm, Roti dengan Selai Blueberry memang perpaduan yang mantap.
Setelah selesai menyantap hidangan yang sudah disajikan, Aku langsung pergi ke Kamarku. Saat ingin keluar dari Ruang Makan, Kak Lily memanggilku.
"Raphael, Nanti sore temenin ke Mall yuk."
"Gabisa kak, Aku ada janji siang ini sama Roselianne. Gatau pulang sore/malam."
"Wah Wah. Adik kecil ini sepertinya sudah mengenal yang namanya perempuan ya. Enggak kusangka."
Kak Lily tampak menggodaku.
"Apaan sih kak, Orang cuman mau jalan bareng aja kok Ama Roselianne. Ga ada maksud apa-apa."
"Apa iya? Berarti kamu ngedate dong Ama Rose."
"Enggak Kak, Dibilangin!" Aku tampak memasang nada Tinggi.
"Hahaha, Yaudah Kakak cuman bercanda aja. Kamu butuh uang untuk jalan? Kalo butuh nih kakak Kasih."
Kak Lily tampak ingin mentransfer ke dalam akun Pembayaranku.
"Boleh sih. Tapi jangan banyak-banyak."
Smartphoneku tampak bergetar. Aku mengecek Smartphoneku. Begitu kagetnya aku ada sebuah notif pembayaran sebesar 2000 Roux.
"Kan udah kubilang jangan banyak banyak kak. Kenapa dikirim 2000 Roux."
"Anggap aja itu uang hadiah karena kamu sembuh kemarin lusa."
"Yaudah. Terimakasih ya kak."
"Iya."
2000 Roux, Bisa dipakai untuk membeli berbagai macam Barang branded. Aku pun langsung pergi menuju Kamarku. Sesampainya di Kamarku, Aku pergi ke Ruang Musik yang sudah disediakan di masing-masing Kamar. Banyak alat-alat musik di Ruangan ini. Mulai dari Gitar,Piano,Biola,Drum dan Berbagai macam lainnya. Bisa dibilang ini adalah fasilitas musik yang lengkap.
Aku pun menyetel musik. Aku menyambungkan Kabel speaker dengan Smartphoneku agar suaranya bisa lebih terdengar. Setelah tersambung, aku langsung memainkan Musik Pop di Smartphoneku.
"~Its my Life. Its now or never, i just wanna Life Forever."
Aku menyanyi lirik dari sebuah lagu yang ku setel. Menyetel musik selama 1 jam lamanya. Setelah mendengar Bermacam-macam lagu, Aku pun ingin memainkan sebuah Piano. Kumpulan dengan mencari kunci lagu yang ingin Kumainkan. Setelah membuka Halaman per Halaman, Akhirnya aku menemukan Kunci lagu yang kumainkan. Aku pun dengan segera memainkan piano mengikuti kunci yang sudah tertera di buku yang ada di depanku.
Lihainya tanganku ketika memainkan nada-nada Piano tersebut. Sehingga menghasilkan suara yang tampak merdu dan selaras. Aku sudah terbiasa bermain piano sejak kecil karena sewaktu kecil dahulu, ada seorang pianis yang didatangi hanya untuk mengajariku
Karena sudah puas bermain Piano, aku pun langsung pergi meninggalkan ruang musik. Mengecek smartphoneku. Sekarang sudah jam 09.25 AM. Karena masih lama untuk pergi bareng bersama Roselianne, aku memutuskan untuk pergi ke Garden di belakang Rumah sembari menikmati udara segar dan harumnya bunga disana. Aku pun pergi ke Garden.
Sesampainya di Garden, aku pun berjalan ke tengah Garden untuk duduk di Tempat yang disediakan disana. Bunga-bunga yang mengelilingi tampak indah dan menawan. Senantiasa dirawat dengan susah payah dan memakan tenaga. Namun, hasilnya pun melebihi ekspektasiku
Bunga Mawar dan Lily yang terpampang jelas mewarnai Garden dengan indah.
"Harumnya Bunga disini membuat pikiranku sedikit tenang." Sambil menyium bau bunga yang ada disekitar.
Aku pun mendekati tempat duduk yang tersedia. Lalu duduk dengan tangan diatas meja sambil melihat-lihat sekeliling. Mungkin, tak lengkap bila hanya sekedar duduk disini. Aku pun langsung menghubungi Sebastian dengan Smartphoneku.
"Tit~..."
Bunyi berdering dari Smartphoneku. Sebastian sepertinya mengangkat telepon dariku.
"Halo, ada apa tuan Muda Raphael? Ada yang bisa dibantu."
"Tolong beritahukan kepada Pelayan untuk mengantar sebuah teh ke Garden untukku. Jangan terlalu manis ya."
"Baik tuan muda. Teh anda akan segera datang tidak lama setelah anda menutup teleponnya."
"Oke. Ditunggu."
Aku pun menutup telepon itu. Karena rasa bosan hanya duduk berdiam diri, aku memainkan game yang ada di Smartphoneku. Sebuah game online yang sekarang ini sedang viral. Namanya Legend Of Fight : Boom Boom. Sebuah game bertemakan Moba 5vs5.
Aku bermain solo atau bisa dibilang sendirian. Aku pun memulai permainannya. Di tengah-tengah permainan, seorang pelayan datang untuk mengantarkan teh yang kupesan. Pelayan tersebut menaruh teh tersebut di meja.
"Ini tehnya Tuan Muda."
"Terimakasih."
Pelayan tersebut langsung pergi setelah mengantarkan teh. Aku tampak fokus saat bermain game itu. Sesekali juga aku menyeruput teh dengan perlahan saat bermain.
Satu setengah jam Kemudian, aku pun menyudahi bermain game tersebut. Teh yang ada di meja pun sudah habis. Akupun mengecek Jam di smartphone. Waktu sudah menunjukkan Pukul 10.50 AM. Akupun bergegas mengabari Roselianne untuk bersiap-siap.
-Siang Rose. Siap-siap ya, sebentar lagi kujemput.
Tak berselang lama, sekitar 5 menit Roselianne pun membalas pesanku.
-Baik Rapha, tunggu sekitar 10 menitan untukku bersiap-siap.
-Oke, kabari saja kalau sudah selesai siap-siap. Aku akan menjemputmu setelah itu.
-Oke, nanti kukabari.
Selagi menunggu Roselianne bersiap-siap, aku mandi sebentar untuk menghilangkan bau badanku. Mandi sekitar 5 menitan kemudian memakai pakaian sederhana. Dengan sebuah kemeja berwarna putih diikuti dengan Blazer berwarna abu-abu di luarnya. Kemudian memakai celana panjang. Aku memakai parfum yang disediakan di lemari.
Aku melihat sebuah kacamata hitam di lemari. Sontak aku langsung mengambilnya dan memakainya. Aku melihat diriku di cermin, tampak sosok tampan ku di cermin. Dengan sebuah kacamata hitam yang kupakai.
Smartphoneku pun bunyi. Ku cek notif di Smartphoneku, Roselianne sudah mengabari kalau dirinya sudah selesai siap-siap. Lebih cepat dari perkiraan sepertinya. Karena Roselianne sudah selesai bersiap-siap, aku langsung turun kebawah. Tepatnya ke garasi mobil. Aku meminta kunci mobilku pada asistenku 'Joanne Barley'.
Aku selalu menitipkan kunci mobilku ke Joanne. Karena jarang dipakai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
Maximilian Jenius
Sumpah, gak bisa berenti membaca dan pengen langsung ke konser thor buat bilang "you're amazing!"🤩
2023-09-23
1