Chapter 04 Roselianne Noble

Aku dan Roselianne jalan bersamaan menuju ke Kediaman masing-masing. Di perjalanan kami dengan asyik membahas tentang masa kecil kami.

"Hahaha, Jalan bareng gini jadi inget pas kecil kamu sering nyasar Rose. Bukannya ke Kediaman mu malah nyasar ke Kediaman keluarga lain. Kalo diinget-inget masih membekas lucunya hal itu."

"Itukan pas kecil, Lagipula pas itu aku belum tau daerah sini karena jarang Keluar. Kamu juga pas kecil sering nangis di Taman itu karena diledekin Vincent. Sampe-sampe kak Lily selalu Menjeputmu."

"Hahaha, Vincent pas kecil emang orangnya iseng banget. Aku lagi main ayunan malah di dorong ayunannya sampe kenceng Ama Vincent."

"Iya, Vincent pas kecil orangnya Iseng banget. Waktu itu juga aku lagi main Ama jungkat jungkit sendirian dia Malah ikut. Mana Digerakinnya cepet banget."

"Hahaha Sudahlah, Jangan membahas orang yang tidak ada disini. Kesannya kayak menjelaskan Vincent di belakangnya."

"Kamu yang mulai duluan kan Raph."

Roselianne tampak menunjukkan muka kesalnya kepadaku. Aku pun berusaha membuat Ekspresi Roselianne seperti semula.

"Haha, Iya-iya Aku yang mulai duluan jadi jangan kesal lagi Oke. Nanti siang ku traktir ke Cafe di Pusat Kota."

"Janji?"

"Iya, Janji kok. Nanti siang aku ke Rumahmu untuk Jemput."

"Janji Kelingking dulu Kalau begitu."

"Oke."

Kami berdua pun mengucapkan Janji Kelingking bersamaan sambil Menyatukan Jari Kelingking kami berdua.

"Yang tidak menepati janjinya akan di takuti oleh hantu saat tidur."

"Yang enggak menepati janji akan mendapat Mimpi buruk."

Ucapan itu sudah dari kecil. Itu cukup mengingatkan memori masa kecil kami. Rasanya seperti nostalgia.

"Oke, Karena sudah mengucapkan janji itu, kamu tidak boleh Mengkhianati janjimu itu ya Raph."

"Tenang aja Rose, Aku pasti menepati janjiku."

Roselianne tampak senang setelah itu. Ekspresinya bahagia seakan seperti menginginkan hal itu. Ekspresi bahagianya pun tampak cantik di mataku. Rambutnya yang mempunyai warna biru gelap diluar dan didalamnya ada warna biru yang tampak terang serta bersembunyi,serta mata yang biru membuat hatiku sedikit merasakan ketenangan. Anting yang berada di telinga pun tampak mempesona saat dipakainya.

Kami berdua akhirnya berpisah karena sudah sampai di depan gerbang Kediaman Roselianne.

"Yaudah aku masuk dulu ya Raph."

"Iya Rose, dah."

"Dah juga Raph."

Roselianne dan Aku sama-sama Melambaikan Tangan. Setelah melihat Roselianne sudah di dalam Kediamannya. Aku pun langsung berjalan ke Kediamanku. Kediamanku dan Roselianne Cukup dekat. Hanya sekitar 100 meter saja.

Berjalan dan berjalan dengan santai. Akhirnya aku sampai di Kediamanku. Aku segera memerintahkan Penjaga untuk membuka gerbangnya.

"Pak Tolong buka kan Gerbangnya. Aku mau masuk."

Penjaga yang Sebelumnya sedang duduk santai di Pos mereka, Dengan segera membuka Gerbangnya.

Gerbang pun terbuka, aku Lekas bergegas pergi ke Dalam. Seperti biasa, Sebelum masuk aku diwajibkan untuk Scan sidik jari.

-Scan Diterima. Selamat Datang Tuan Muda Raphael.

Pintu pun Terbuka. Tampak di dalam, Ada orang tua ku yang sepertinya sedang bersiap-siap untuk Pergi.

"Mau Kemana Ayahanda dan Ibunda?"

*Ah Raphael, Ibu sama Ayah mau ke Kota Berlintz untuk sebuah urusan disana. Mungkin ibu

Sama Ayah baru bisa pulang esok hari. Kamu dan Lily jaga diri baik-baik ya."

"Baik Ibunda. Hati-hati dijalan ya."

"Dah Raphael." Ibunda melambaikan tangannya kepadaku.

Ibunda dan Ayahanda pergi ke Kota Berlintz untuk urusan negara sepertinya. Aku pun pergi ke Ruang Makan untuk sarapan. Karena dari kemarin aku hanya Makan Chiffon Cake dan Macaron di Perjalanan kemarin. Sekarang aku terasa lapar.

Di Ruang Makan ternyata ada Kak Lily juga yang sedang menikmati sarapannya. Aku segera duduk di Kursi yang sudah tersedia. Pelayan pun menghampiriku untuk menanyakan menu apa yang ingin kusantap pagi ini.

P "Tuan Muda ingin Menu apa pagi ini?*

"Hmm, Sebuah omelet saja. Serta sebuah Roti dengan selai Blueberry."

"Baik Tuan muda."

Setelahnya Pelayan itu pergi ke dapur untuk menyiapkan Menu ku. Aku menunggu dengan tenang sampai Makananku datang. Selang beberapa Menit, Akhirnya makananku pun datang.

"Ini Makanannya Tuan Muda. Silahkan Menikmati hidangan ini."

Pelayan tersebut Menata makanan-makanan dengan rapih diatas meja makan. Aku segera menyantap makanannya dengan lahap. Aku terlebih dahulu Melahap omelet dengan Perlahan. Memotong omelet beberapa bagian dengan menggunakan pisau kecil. Sesudah kupotong, aku menggunakan sebuah Garpu untuk mengambil bagian per bagian yang telah dipotong. Aku mencocolkan omeletnya dengan saus yang berada di pinggir.

Hmmm, Lezatnya omelet ditambah dengan saus yang kucocol tadi. Rasa asin,Manis,Pedas dan Gurihnya menyatu dengan Sempurna. Ditambah dengan tekstur omelet yang di dalamnya masih terasa lembut. Aku menyantap omelet dengan lahapnya. Sampai-sampai kak Lily yang melihatnya sampai menegurku untuk makan dengan lebih pelan agar tidak tersedak saat makan.

"Makan pelan-pelan aja Rapha. Nanti tersedak loh."

"Iyaa Kak Lily." Dengan makanan yang masih ada di mulut.

Saat sedang enaknya menyantap Omelet, Tiba-tiba ada bagian omelet yang menyangkut di tenggorokanku.

"Uhuk..Uhuk..Uhuk."

Bunyi batuk menyertai, Aku segera Minum agar makanan yang menyangkut di tenggorokan bisa tertelan. Aahh, Akhirnya makanannya tertelan setelah aku minum.

"Kan udah dibilang Raphael. Kalau makan tuh pelan-pelan. Kamu ini susah dibilangin."

Aku hanya bisa tertawa sedikit mendengar hal itu.

"Hehehe,Iya kak Lily."

Aku pun melanjutkan menyantap omeletnya dengan perlahan.

Ahh,Akhirnya sudah selesai menyantap Omeletnya. Aku segera minum air putih agar tidak serat tenggorokanku. Aku berdiam diri sebentar setelah makan. Setelah itu, aku langsung memakan Sebuah roti yang sudah dioleskan dengan selai Blueberry di atasnya. Hmm, Roti dengan Selai Blueberry memang perpaduan yang mantap.

Setelah selesai menyantap hidangan yang sudah disajikan, Aku langsung pergi ke Kamarku. Saat ingin keluar dari Ruang Makan, Kak Lily memanggilku.

"Raphael, Nanti sore temenin ke Mall yuk."

"Gabisa kak, Aku ada janji siang ini sama Roselianne. Gatau pulang sore/malam."

"Wah Wah. Adik kecil ini sepertinya sudah mengenal yang namanya perempuan ya. Enggak kusangka."

Kak Lily tampak menggodaku.

"Apaan sih kak, Orang cuman mau jalan bareng aja kok Ama Roselianne. Ga ada maksud apa-apa."

"Apa iya? Berarti kamu ngedate dong Ama Rose."

"Enggak Kak, Dibilangin!" Aku tampak memasang nada Tinggi.

"Hahaha, Yaudah Kakak cuman bercanda aja. Kamu butuh uang untuk jalan? Kalo butuh nih kakak Kasih."

Kak Lily tampak ingin mentransfer ke dalam akun Pembayaranku.

"Boleh sih. Tapi jangan banyak-banyak."

Smartphoneku tampak bergetar. Aku mengecek Smartphoneku. Begitu kagetnya aku ada sebuah notif pembayaran sebesar 2000 Roux.

"Kan udah kubilang jangan banyak banyak kak. Kenapa dikirim 2000 Roux."

"Anggap aja itu uang hadiah karena kamu sembuh kemarin lusa."

"Yaudah. Terimakasih ya kak."

"Iya."

2000 Roux, Bisa dipakai untuk membeli berbagai macam Barang branded. Aku pun langsung pergi menuju Kamarku. Sesampainya di Kamarku, Aku pergi ke Ruang Musik yang sudah disediakan di masing-masing Kamar. Banyak alat-alat musik di Ruangan ini. Mulai dari Gitar,Piano,Biola,Drum dan Berbagai macam lainnya. Bisa dibilang ini adalah fasilitas musik yang lengkap.

Aku pun menyetel musik. Aku menyambungkan Kabel speaker dengan Smartphoneku agar suaranya bisa lebih terdengar. Setelah tersambung, aku langsung memainkan Musik Pop di Smartphoneku.

"~Its my Life. Its now or never, i just wanna Life Forever."

Aku menyanyi lirik dari sebuah lagu yang ku setel. Menyetel musik selama 1 jam lamanya. Setelah mendengar Bermacam-macam lagu, Aku pun ingin memainkan sebuah Piano. Kumpulan dengan mencari kunci lagu yang ingin Kumainkan. Setelah membuka Halaman per Halaman, Akhirnya aku menemukan Kunci lagu yang kumainkan. Aku pun dengan segera memainkan piano mengikuti kunci yang sudah tertera di buku yang ada di depanku.

Lihainya tanganku ketika memainkan nada-nada Piano tersebut. Sehingga menghasilkan suara yang tampak merdu dan selaras. Aku sudah terbiasa bermain piano sejak kecil karena sewaktu kecil dahulu, ada seorang pianis yang didatangi hanya untuk mengajariku

Karena sudah puas bermain Piano, aku pun langsung pergi meninggalkan ruang musik. Mengecek smartphoneku. Sekarang sudah jam 09.25 AM. Karena masih lama untuk pergi bareng bersama Roselianne, aku memutuskan untuk pergi ke Garden di belakang Rumah sembari menikmati udara segar dan harumnya bunga disana. Aku pun pergi ke Garden.

Sesampainya di Garden, aku pun berjalan ke tengah Garden untuk duduk di Tempat yang disediakan disana. Bunga-bunga yang mengelilingi tampak indah dan menawan. Senantiasa dirawat dengan susah payah dan memakan tenaga. Namun, hasilnya pun melebihi ekspektasiku

Bunga Mawar dan Lily yang terpampang jelas mewarnai Garden dengan indah.

"Harumnya Bunga disini membuat pikiranku sedikit tenang." Sambil menyium bau bunga yang ada disekitar.

Aku pun mendekati tempat duduk yang tersedia. Lalu duduk dengan tangan diatas meja sambil melihat-lihat sekeliling. Mungkin, tak lengkap bila hanya sekedar duduk disini. Aku pun langsung menghubungi Sebastian dengan Smartphoneku.

"Tit~..."

Bunyi berdering dari Smartphoneku. Sebastian sepertinya mengangkat telepon dariku.

"Halo, ada apa tuan Muda Raphael? Ada yang bisa dibantu."

"Tolong beritahukan kepada Pelayan untuk mengantar sebuah teh ke Garden untukku. Jangan terlalu manis ya."

"Baik tuan muda. Teh anda akan segera datang tidak lama setelah anda menutup teleponnya."

"Oke. Ditunggu."

Aku pun menutup telepon itu. Karena rasa bosan hanya duduk berdiam diri, aku memainkan game yang ada di Smartphoneku. Sebuah game online yang sekarang ini sedang viral. Namanya Legend Of Fight : Boom Boom. Sebuah game bertemakan Moba 5vs5.

Aku bermain solo atau bisa dibilang sendirian. Aku pun memulai permainannya. Di tengah-tengah permainan, seorang pelayan datang untuk mengantarkan teh yang kupesan. Pelayan tersebut menaruh teh tersebut di meja.

"Ini tehnya Tuan Muda."

"Terimakasih."

Pelayan tersebut langsung pergi setelah mengantarkan teh. Aku tampak fokus saat bermain game itu. Sesekali juga aku menyeruput teh dengan perlahan saat bermain.

Satu setengah jam Kemudian, aku pun menyudahi bermain game tersebut. Teh yang ada di meja pun sudah habis. Akupun mengecek Jam di smartphone. Waktu sudah menunjukkan Pukul 10.50 AM. Akupun bergegas mengabari Roselianne untuk bersiap-siap.

-Siang Rose. Siap-siap ya, sebentar lagi kujemput.

Tak berselang lama, sekitar 5 menit Roselianne pun membalas pesanku.

-Baik Rapha, tunggu sekitar 10 menitan untukku bersiap-siap.

-Oke, kabari saja kalau sudah selesai siap-siap. Aku akan menjemputmu setelah itu.

-Oke, nanti kukabari.

Selagi menunggu Roselianne bersiap-siap, aku mandi sebentar untuk menghilangkan bau badanku. Mandi sekitar 5 menitan kemudian memakai pakaian sederhana. Dengan sebuah kemeja berwarna putih diikuti dengan Blazer berwarna abu-abu di luarnya. Kemudian memakai celana panjang. Aku memakai parfum yang disediakan di lemari.

Aku melihat sebuah kacamata hitam di lemari. Sontak aku langsung mengambilnya dan memakainya. Aku melihat diriku di cermin, tampak sosok tampan ku di cermin. Dengan sebuah kacamata hitam yang kupakai.

Smartphoneku pun bunyi. Ku cek notif di Smartphoneku, Roselianne sudah mengabari kalau dirinya sudah selesai siap-siap. Lebih cepat dari perkiraan sepertinya. Karena Roselianne sudah selesai bersiap-siap, aku langsung turun kebawah. Tepatnya ke garasi mobil. Aku meminta kunci mobilku pada asistenku 'Joanne Barley'.

Aku selalu menitipkan kunci mobilku ke Joanne. Karena jarang dipakai.

Terpopuler

Comments

Maximilian Jenius

Maximilian Jenius

Sumpah, gak bisa berenti membaca dan pengen langsung ke konser thor buat bilang "you're amazing!"🤩

2023-09-23

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 01 Raphael Ignite
2 Chapter 02 Dungeon Break
3 Chapter 03 Mansion Ignite's Family
4 Chapter 04 Roselianne Noble
5 Chapter 05 Shopping and Play
6 Chapter 06 Tersesat di Jalan yang Lurus
7 Chapter 07 Penjahat di Kereta
8 Chapter 08 Hit & Run
9 Chapter 09 Ledakan Besar
10 Chapter 10 Suara yang tak dikenali
11 Chapter 11 Ruangan dan Mata merah yang berkilau
12 Chapter 12 Triniade System
13 Chapter 13 Adela Agraze
14 Chapter 14 Pertarungan yang Tersisa
15 Chapter 15 Pertarungan tak terlihat
16 Chapter 16 Akhir dari Pertarungan
17 Chapter 17 Ikatan yang Renggang, mulai kembali Menguat
18 Chapter 18 Pesta yang Mewah
19 Chapter 19 Analisis Skill tipe Cahaya
20 Chapter 20 Kemacetan Panjang
21 Chapter 21 Diskusi Tegang
22 Chapter 22 Sistem Error??
23 Chapter 23 Mawar yang Mekar
24 Chapter 24 Kecanggihan Teknologi ITG
25 Chapter 25 Ruangan Misterius
26 Chapter 26 Jangan bersenang dulu, Masalah kan datang nanti
27 Chapter 27 Dunia tanpa Gangguan
28 Chapter 28 Melodi Merdu Bagai di Dunia Fantasi
29 Chapter 29 Ingatan masa Lama
30 Chapter 30 Akhir dari Pelatihan
31 Chapter 31 Hari yang Sempurna dengan Kondisi yang Buruk
32 Chapter 32 Benih Cinta yang mulai Bersemi
33 Chapter 33 Pemandangan Kota dari Jendela Bus
34 Chapter 34 Ketiga sifat yang Berlawanan
35 Chapter 35 Mengurus Urusan Diplomasi
36 Chapter 36 Sebastian sang Asisten Kepala Keluarga
37 Chapter 37 Telat lagi
38 Chapter 38 Leon, Novaria dan Alice
39 Chapter 39 Diriku setahun yang Lalu
40 Chapter 40 Sebuah Perasaan berkat Sebuah Senyuman
41 Chapter 41 Sang Cahaya yang Meredup
42 Chapter 42 Ulmaz Game Center
43 Chapter 43 Pertarungan Virtual Reality
44 Chapter 44 Evilanse World Paralel
45 Chapter 45 Apakah ini Akhirnya!!
46 Chapter 46 Dimulai dari Amarah dan Kecerobohan
47 Chapter 47 Caroline Wozniacki
48 Chapter 48 Suara yang Berasal dari sebuah Piano
49 Chapter 49 Basketball
50 Chapter 50 Rigorous Mode
51 Chapter 51 Waktunya pembalasan
52 Chapter 52 Sebuah Keajaiban yang Terjadi
53 Chapter 53 Suara dari sebuah Bongkahan Es
54 Chapter 54 Hanya sebuah Boneka Beruang berwarna Pink
55 Chapter 55 Bienen dan Liebe
56 Chapter 56 Ketua Asosiasi Ranker
57 Chapter 57 Kenapa Hari Ini!!
58 Chapter 58 Hasil yang Cukup Memuaskan
59 Chapter 59 Ryne dan Ujian Tulis
60 Chapter 60 Mari kita Mulai!!
61 Chapter 61 Kejutan dari Seorang Schwarz
62 Chapter 62 Sedikit Kecurangan tidaklah buruk
63 Chapter 63 Sebuah Wacana
64 Chapter 64 Bahaya Narkotika dan obat-obatan terlarang
65 Chapter 65 Angka 05 dan Bunga Mawar
66 Chapter 66 Burlinsen
67 Chapter 67 Organisasi Rosenbluten
68 Chapter 68 Tindakan Kekerasan pada Anak Dibawah Umur
69 Chapter 69 Rosenbluten dan Para Pemimpinnya
70 Chapter 70 Cahaya di tengah Gelapnya Malam
71 Chapter 71 Pertarungan Melalui Bir
72 Chapter 72 Rasa yang Telah Hilang
73 Chapter 73 Mind Control
74 Chapter 74 Ibunda yang sangat Baik Hati
75 Chapter 75 Taman
76 Chapter 76 Anting bunga membuatmu lengah
77 Chapter 77 Rio si Jaket Merah
78 Chapter 78 Fokuslah pada suatu hal dan cek kembali apakah itu sesuai
79 Chapter 79 Keadaan Pasca Pertarungan sengit
80 Chapter 80 Kepanikan tiada henti
81 Chapter 81 Kalau ada dia, kurasa kondisiku membaik
82 Chapter 82 Festival Rhine in Flammen (Part 1)
83 Chapter 83 Festival Rhine in Flammen ( Part 2 )
84 Chapter 84 Festival Rhine in Flammen ( Part 3 )
85 Chapter 85 Kaizo Ignite
86 Chapter 86 Kembalinya setelah libur panjang
87 Chapter 87 Situasi rumit dan gawat
88 Chapter 88 Air Mata Kecemburuan
89 Chapter 89 Aegis Arena Showdown ( Part 1 )
90 Chapter 90 Aegis Arena Showdown ( Part 2 )
91 Chapter 91 Pembukaan Kompetisi Aegis Arena Showdown ( Part 3 )
92 Chapter 92 Taruhan berbahaya ( Part 4 )
93 Chapter 93 Roselianne Noble vs Hilario Hernandez ( Part 5 )
94 Chapter 94 Perkembangan yang pesat ( Part 6 )
95 Chapter 95 Perkenalan Antara partisipan ( Part 7 )
96 Chapter 96 Arwah dan Waktu ( Part 8 )
97 Chapter 97 Jangan melampaui batas seenaknya! ( Part 9 )
98 Chapter 98 Penghinaan terhadap Pribumi ( Part 10 )
99 Chapter 99 Latihan keras ( Part 11 )
100 Chapter 100 Latihan Morena Iszlavia ( Part 12 )
101 Chapter 101 Pertarungan gemilang sang adik Pahlawan ( Part 13 )
102 Chapter 102 Populer vs Pemalu ( Part 14 )
103 Chapter 103 Sinergitas dengan angin ( Part 15 )
104 Chapter 104 Para tong kosong yang nyaring bunyinya ( Part 16 )
105 Chapter 105 Seorang Misterius ( Part 17 )
106 Chapter 106 Macheda dan Il-Sung ( Part 18 )
107 Happy New Year 2024
108 Chapter 107 Advanced Skill ( Part 19 )
109 Chapter 108 Popularitas ( Part 20 )
110 Chapter 109 Harga diri ( Part 21 )
111 Chapter 110 Waktu Luang dan Hiburan ( Part 22 )
112 Chapter 111 Schmerz ( Part 23 )
113 Chapter 112 Fio ( Part 24 )
114 Chapter 113 Kilas Balik Morena ( Part 25 )
115 Chapter 114 Sullivan Crestia ( Part 26 )
116 Chapter 115 Terungkapnya segala rahasia ( Part 27 )
117 Chapter 116 Benang Hitam ( Part 28 )
118 Chapter 117 Kebaikan yang sirna ( Part 29 )
119 Chapter 118 Lantunan Irama Mengerikan ( Part 30 )
120 Chapter 119 Romansa ( Part 31 )
121 Chapter 120 Maxwell Violance ( Part 32 )
122 Chapter 121 Kepercayaan diri ( Part 33 )
123 Chapter 122 The Rising Star ( Part 34 )
124 Chapter 123 Destiny of Evolution ( Part 35 )
125 Chapter 124 Peningkatan ( Part 36 )
126 Chapter 125 Ilusi Masa Lalu ( Part 37 )
127 Chapter 126 Kenangan Buruk ( Part 38 )
128 Chapter 127 Kharisma Kriminalitas Kelas Kakap ( Part 39 )
129 Chapter 128 Akhir dari sebuah Trauma ( Part 40 )
130 Chapter 129 Hadiah Rahasia dari orang Istimewa ( Part 41 )
131 Chapter 130 Aktivitas biasa ( Part 42 )
132 Chapter 131 Waktu untuk Bersantai ( Part 43 )
133 Chapter 132 Skilled Basketball ( Part 44 )
134 Chapter 133 Semi-Final Babak 1 ( PART 45 )
135 HAPPY EID MUBARAK!
136 Chapter 134 Hawa Dingin yang Menusuk ( Part 46 )
137 Chapter 135 Ketidakseimbangan Dunia Fana dan Dunia Nyata ( PART 47 )
138 Chapter 136 Peniru Handal ( PART 48 )
139 Chapter 137 Time ( Part 49 )
140 Chapter 138 Semuanya memiliki batas ( PART 50 )
141 Chapter 139 Charles Magnussen ( Part 51 )
142 Chapter 140 Emphasize ( Part 52 )
143 Chapter 141 Kekecewaan ( Part 53 )
144 Chapter 142 Beban seorang Adik ( Part 54 )
145 Chapter 143 The Path's ( Part 55 )
146 Chapter 144 Rasa Bersalah ( Part 56 )
147 Chapter 145 Letiontia ( Part 57 )
148 Chapter 146 Semi-Final Round ( Part 58 )
149 Chapter 147 Unnification vs Manifestation ( Part 59 )
150 Chapter 148 Pemikiran yang mengerikan ( Part 60 )
151 Chapter 149 Bulan pada Siang Hari ( Part 61 )
152 Chapter 150 Hal yang Mencemaskan ( Part 62 )
153 Chapter 151 Mimpi mengerikan ( PART 63 )
154 Chapter 152 Gemuruh Langit antara angin dan petir ( Part 64 )
155 Chapter 153 Pertarungan Udara ( PART 65 )
156 Chapter 154 Konsekuensi ( Part 66 )
157 Chapter 155 Perkelahian ( Part 67 )
158 Chapter 156 Bunga yang mekar setelah layu ( Part 68 )
Episodes

Updated 158 Episodes

1
Chapter 01 Raphael Ignite
2
Chapter 02 Dungeon Break
3
Chapter 03 Mansion Ignite's Family
4
Chapter 04 Roselianne Noble
5
Chapter 05 Shopping and Play
6
Chapter 06 Tersesat di Jalan yang Lurus
7
Chapter 07 Penjahat di Kereta
8
Chapter 08 Hit & Run
9
Chapter 09 Ledakan Besar
10
Chapter 10 Suara yang tak dikenali
11
Chapter 11 Ruangan dan Mata merah yang berkilau
12
Chapter 12 Triniade System
13
Chapter 13 Adela Agraze
14
Chapter 14 Pertarungan yang Tersisa
15
Chapter 15 Pertarungan tak terlihat
16
Chapter 16 Akhir dari Pertarungan
17
Chapter 17 Ikatan yang Renggang, mulai kembali Menguat
18
Chapter 18 Pesta yang Mewah
19
Chapter 19 Analisis Skill tipe Cahaya
20
Chapter 20 Kemacetan Panjang
21
Chapter 21 Diskusi Tegang
22
Chapter 22 Sistem Error??
23
Chapter 23 Mawar yang Mekar
24
Chapter 24 Kecanggihan Teknologi ITG
25
Chapter 25 Ruangan Misterius
26
Chapter 26 Jangan bersenang dulu, Masalah kan datang nanti
27
Chapter 27 Dunia tanpa Gangguan
28
Chapter 28 Melodi Merdu Bagai di Dunia Fantasi
29
Chapter 29 Ingatan masa Lama
30
Chapter 30 Akhir dari Pelatihan
31
Chapter 31 Hari yang Sempurna dengan Kondisi yang Buruk
32
Chapter 32 Benih Cinta yang mulai Bersemi
33
Chapter 33 Pemandangan Kota dari Jendela Bus
34
Chapter 34 Ketiga sifat yang Berlawanan
35
Chapter 35 Mengurus Urusan Diplomasi
36
Chapter 36 Sebastian sang Asisten Kepala Keluarga
37
Chapter 37 Telat lagi
38
Chapter 38 Leon, Novaria dan Alice
39
Chapter 39 Diriku setahun yang Lalu
40
Chapter 40 Sebuah Perasaan berkat Sebuah Senyuman
41
Chapter 41 Sang Cahaya yang Meredup
42
Chapter 42 Ulmaz Game Center
43
Chapter 43 Pertarungan Virtual Reality
44
Chapter 44 Evilanse World Paralel
45
Chapter 45 Apakah ini Akhirnya!!
46
Chapter 46 Dimulai dari Amarah dan Kecerobohan
47
Chapter 47 Caroline Wozniacki
48
Chapter 48 Suara yang Berasal dari sebuah Piano
49
Chapter 49 Basketball
50
Chapter 50 Rigorous Mode
51
Chapter 51 Waktunya pembalasan
52
Chapter 52 Sebuah Keajaiban yang Terjadi
53
Chapter 53 Suara dari sebuah Bongkahan Es
54
Chapter 54 Hanya sebuah Boneka Beruang berwarna Pink
55
Chapter 55 Bienen dan Liebe
56
Chapter 56 Ketua Asosiasi Ranker
57
Chapter 57 Kenapa Hari Ini!!
58
Chapter 58 Hasil yang Cukup Memuaskan
59
Chapter 59 Ryne dan Ujian Tulis
60
Chapter 60 Mari kita Mulai!!
61
Chapter 61 Kejutan dari Seorang Schwarz
62
Chapter 62 Sedikit Kecurangan tidaklah buruk
63
Chapter 63 Sebuah Wacana
64
Chapter 64 Bahaya Narkotika dan obat-obatan terlarang
65
Chapter 65 Angka 05 dan Bunga Mawar
66
Chapter 66 Burlinsen
67
Chapter 67 Organisasi Rosenbluten
68
Chapter 68 Tindakan Kekerasan pada Anak Dibawah Umur
69
Chapter 69 Rosenbluten dan Para Pemimpinnya
70
Chapter 70 Cahaya di tengah Gelapnya Malam
71
Chapter 71 Pertarungan Melalui Bir
72
Chapter 72 Rasa yang Telah Hilang
73
Chapter 73 Mind Control
74
Chapter 74 Ibunda yang sangat Baik Hati
75
Chapter 75 Taman
76
Chapter 76 Anting bunga membuatmu lengah
77
Chapter 77 Rio si Jaket Merah
78
Chapter 78 Fokuslah pada suatu hal dan cek kembali apakah itu sesuai
79
Chapter 79 Keadaan Pasca Pertarungan sengit
80
Chapter 80 Kepanikan tiada henti
81
Chapter 81 Kalau ada dia, kurasa kondisiku membaik
82
Chapter 82 Festival Rhine in Flammen (Part 1)
83
Chapter 83 Festival Rhine in Flammen ( Part 2 )
84
Chapter 84 Festival Rhine in Flammen ( Part 3 )
85
Chapter 85 Kaizo Ignite
86
Chapter 86 Kembalinya setelah libur panjang
87
Chapter 87 Situasi rumit dan gawat
88
Chapter 88 Air Mata Kecemburuan
89
Chapter 89 Aegis Arena Showdown ( Part 1 )
90
Chapter 90 Aegis Arena Showdown ( Part 2 )
91
Chapter 91 Pembukaan Kompetisi Aegis Arena Showdown ( Part 3 )
92
Chapter 92 Taruhan berbahaya ( Part 4 )
93
Chapter 93 Roselianne Noble vs Hilario Hernandez ( Part 5 )
94
Chapter 94 Perkembangan yang pesat ( Part 6 )
95
Chapter 95 Perkenalan Antara partisipan ( Part 7 )
96
Chapter 96 Arwah dan Waktu ( Part 8 )
97
Chapter 97 Jangan melampaui batas seenaknya! ( Part 9 )
98
Chapter 98 Penghinaan terhadap Pribumi ( Part 10 )
99
Chapter 99 Latihan keras ( Part 11 )
100
Chapter 100 Latihan Morena Iszlavia ( Part 12 )
101
Chapter 101 Pertarungan gemilang sang adik Pahlawan ( Part 13 )
102
Chapter 102 Populer vs Pemalu ( Part 14 )
103
Chapter 103 Sinergitas dengan angin ( Part 15 )
104
Chapter 104 Para tong kosong yang nyaring bunyinya ( Part 16 )
105
Chapter 105 Seorang Misterius ( Part 17 )
106
Chapter 106 Macheda dan Il-Sung ( Part 18 )
107
Happy New Year 2024
108
Chapter 107 Advanced Skill ( Part 19 )
109
Chapter 108 Popularitas ( Part 20 )
110
Chapter 109 Harga diri ( Part 21 )
111
Chapter 110 Waktu Luang dan Hiburan ( Part 22 )
112
Chapter 111 Schmerz ( Part 23 )
113
Chapter 112 Fio ( Part 24 )
114
Chapter 113 Kilas Balik Morena ( Part 25 )
115
Chapter 114 Sullivan Crestia ( Part 26 )
116
Chapter 115 Terungkapnya segala rahasia ( Part 27 )
117
Chapter 116 Benang Hitam ( Part 28 )
118
Chapter 117 Kebaikan yang sirna ( Part 29 )
119
Chapter 118 Lantunan Irama Mengerikan ( Part 30 )
120
Chapter 119 Romansa ( Part 31 )
121
Chapter 120 Maxwell Violance ( Part 32 )
122
Chapter 121 Kepercayaan diri ( Part 33 )
123
Chapter 122 The Rising Star ( Part 34 )
124
Chapter 123 Destiny of Evolution ( Part 35 )
125
Chapter 124 Peningkatan ( Part 36 )
126
Chapter 125 Ilusi Masa Lalu ( Part 37 )
127
Chapter 126 Kenangan Buruk ( Part 38 )
128
Chapter 127 Kharisma Kriminalitas Kelas Kakap ( Part 39 )
129
Chapter 128 Akhir dari sebuah Trauma ( Part 40 )
130
Chapter 129 Hadiah Rahasia dari orang Istimewa ( Part 41 )
131
Chapter 130 Aktivitas biasa ( Part 42 )
132
Chapter 131 Waktu untuk Bersantai ( Part 43 )
133
Chapter 132 Skilled Basketball ( Part 44 )
134
Chapter 133 Semi-Final Babak 1 ( PART 45 )
135
HAPPY EID MUBARAK!
136
Chapter 134 Hawa Dingin yang Menusuk ( Part 46 )
137
Chapter 135 Ketidakseimbangan Dunia Fana dan Dunia Nyata ( PART 47 )
138
Chapter 136 Peniru Handal ( PART 48 )
139
Chapter 137 Time ( Part 49 )
140
Chapter 138 Semuanya memiliki batas ( PART 50 )
141
Chapter 139 Charles Magnussen ( Part 51 )
142
Chapter 140 Emphasize ( Part 52 )
143
Chapter 141 Kekecewaan ( Part 53 )
144
Chapter 142 Beban seorang Adik ( Part 54 )
145
Chapter 143 The Path's ( Part 55 )
146
Chapter 144 Rasa Bersalah ( Part 56 )
147
Chapter 145 Letiontia ( Part 57 )
148
Chapter 146 Semi-Final Round ( Part 58 )
149
Chapter 147 Unnification vs Manifestation ( Part 59 )
150
Chapter 148 Pemikiran yang mengerikan ( Part 60 )
151
Chapter 149 Bulan pada Siang Hari ( Part 61 )
152
Chapter 150 Hal yang Mencemaskan ( Part 62 )
153
Chapter 151 Mimpi mengerikan ( PART 63 )
154
Chapter 152 Gemuruh Langit antara angin dan petir ( Part 64 )
155
Chapter 153 Pertarungan Udara ( PART 65 )
156
Chapter 154 Konsekuensi ( Part 66 )
157
Chapter 155 Perkelahian ( Part 67 )
158
Chapter 156 Bunga yang mekar setelah layu ( Part 68 )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!